Kumpulan Film JAV Dan Cerita Dewasa Terbaru, Terlengkap, Spektakuler Yang Pernah Ada !!

Main Sekarang Juga, Hanya di LIGAUTAMA.asia

Salah Satu Agen Terbaik di Indonesia, Dengan Transaksi Aman Dan Cepat.

Main Sekarang Juga, Hanya di LIGAUTAMA.asia

Salah Satu Agen Terbaik di Indonesia, Dengan Transaksi Aman Dan Cepat.

Main Sekarang Juga, Hanya di LIGAUTAMA.asia

Salah Satu Agen Terbaik di Indonesia, Dengan Transaksi Aman Dan Cepat.

Main Sekarang Juga, Hanya di LIGAUTAMA.asia

Salah Satu Agen Terbaik di Indonesia, Dengan Transaksi Aman Dan Cepat.

Main Sekarang Juga, Hanya di LIGAUTAMA.asia

Salah Satu Agen Terbaik di Indonesia, Dengan Transaksi Aman Dan Cepat.

Cerita Dewasa Hobi Membantu Berujung Nasfu

Cerita Dewasa Hobi Membantu Berujung Nafsu
Cerita Dewasa Hobi Membantu Berujung Nafsu
CERITA DEWASA - Aku adalah seorang pegawai di sebuah bank swasta nasional dengan posisi yang lumayan tinggi untuk pria seumuranku.

Umurku sendiri baru 30 th, tapi aku sudah menduduki posisi sebagai manager marketing, namaku Arbi.

Dengan posisi itu aku mendapat tekanan dalam pekerjaan membuatku terkadang stres.. namun untuk melampiaskan itu semua aku selalu pergi keluar kota menenangkan pikiran bersama dengan istriku.

Namun entah mengapa.. beberapa minggu ini istriku kelihatan mudah sekali marah.. sehingga ketika aku menginginkan pelepasan beban melalui seks seringkali malah gagal.

Hal ini membuat konsentrasiku dalam pekerjaan sedikit terganggu. BANDAR BOLA

Memang.. bagi kita para lelaki.. pelepasan seks selalu jalan pertama yang kita tempuh dalam mengurangi beban pikiran.. bila tak tersalurkan maka akan mengganggu semangat dan pikiran kita.

Dan hal itulah yang aku alami beberapa minggu belakangan.

Apalagi bulan-bulan ini adalah bulan menjelang hari raya lebaran yang mana di mana semua bisnis.. baik itu besar maupun kecil meraup keuntungan sebesar-besarnya.

Sedangkan di tempatku berada keadaannya terbalik.. sehingga tekanan yang aku terima semakin berat dan membuatku terkadang harus melepaskan semua beban itu dengan melakukan onani di kamar mandi.. karena istriku sendiri kelihatannya sedang bermasalah di tempat kerjanya.

Namun semua itu berakhir ketika hari itu.. hari Kamis.
Di mana aku pulang ke rumah seperti biasa menjelang pukul 7 malam.

Aku sampai di rumah.. setelah memarkirkan mobilku.. aku berjalan masuk dan bertemu dengan istriku yang juga baru pulang dari kerja.
Kami berciuman di pipi sebentar lalu aku masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian.
Lalu akupun mandi untuk menyegarkan diri dari segala kepenatan yang melingkupiku.

Selesai aku mandi.. di luar terdengar suara orang tertawa.. dan setelah aku keluar kulihat teman wanita adik istriku datang berkunjung.
Gadis itu bernama Fenny.. tinggal hanya beberapa rumah dari rumahku.

“Malam mas..?” sapa Fenny padaku.
“Malam Fenny, pa kabar..?” aku balik bertanya.

“Baiiiik banget mas. Emang gimana mas keadaan kantor..? Kok kayaknya tegang banget gitu ya..?”
Tanya Fenny padaku.. karena melihatku kusut.. meskipun telah selesai membersihkan diri.

“Gitu dech, namanya kantor pasti teganglah..” Jawabku singkat.
Tak sengaja, aku mengamati Fenny yang masih menggunakan pakaian kerjanya.
Ia tampak begitu cantik.. apalagi Fenny merupakan sekretaris direksi di salahsatu perusahan IT terkenal di Ibu kota.

Namun semua itu aku kesampingkan. Aku mendekati istriku yang kala itu sedang ganti pakaian setelah selesai mandi.
Kupeluk dia dari belakang.. dan mulai menciumi lehernya yang merupakan salahsatu titik lemahnya.. namun bukan gairah yang kudapatkan.. malah dampratan yang membuatku marah.

Ia mendorongku dan mengatakan bahwa ia sedang tidak mood untuk melayaniku..
Gondok juga aku. Maka akupun pergi dan duduk di halaman rumah sambil merokok untuk menghilangkan emosi yang membara di dalam hati.

Aku duduk menyendiri sambil menikmati bir yang aku bawa dari dalam sambil merokok.
Menatap ke langit yang gelap.. mencoba membayangkan bagaimanakah kehidupanku di masa yang akan datang.

Aku yang pada dasarnya adalah lelaki yang setia.. tak sanggup berpikir bila harus berpisah dengan istriku dan hidup menyendiri. Sungguh sebuah bayangan yang selalu kutepis.

Namun bayangan akan hal itu semakin mendekati kenyataan.. semua itu didukung dengan kondisi istriku yang sedang naik daun dan pendapatan yang lebih besar daripadaku.. atau mungkin ia telah mendapatkan teman pria yang lain.
Pikiran-pikiran itulah yang selalu menghantuiku selama ini.

Karena terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri.. hingga tak menyadari kehadiran Fenny yang duduk di depanku.
Aku terkejut ketika Fenny memanggilku dengan cukup keras.
“Mas..!”
“Eh, ya.. sori ga denger..!?” kataku terkejut.

“Ih.. Mas Arbi, melamun terus tuh..?” kata Fenny lagi.
“Iya, sory ya. Emang ada apa Fen..?” tanyaku lagi padanya.

“Ga papa mas.. keliatannya Mas Arbi pusing banget.. kusut gitu..?”
“Biasalah banyak masalah..!?” jawabku lempeng.

“Emang Fenny bisa bantu apaan..?” kata Fenny antusias.
Aku sempat terkejut mendengar pernyataan Fenny.. namun aku segera menjawabnya..
“Ga usah, kok ga langsung pulang kenapa Fen..?” tanyaku balik.

“Hehehehe.. di rumah ga ada orang.. Fenny takut sendirian.. pulangnya entar nunggu mama..” kata Fenny malu-malu.

Lucu juga mendengar alasan Fenny. Setelah itu aku mengambil minumanku dan meminumnya.. tapi ketika aku menoleh.. ternampaklah rok span Fenny tersingkap.. memperlihatkan kehalusan batang pahanya yang putih.. membuatku langsung terangsang.

Aku lantas kembali bersandar.. menyalakan kembali rokokku.. pura-puranya mencoba menghilangkan semua gairah yang muncul tiba-tiba.

Dua-tiga isapan rokok kunikmati.. terdengar istriku dan adiknya keluar dari dalam rumah berpamitan padaku untuk keluar sebentar ke mall.. belanja kebutuhan bulanan.
Aku mengangguk.. sementara adik iparku berbicara pada Fenny.. memintanya menunggu kalo mau.. kalo tidak, ikut aja.
Sepertinya Fenny lebih memilih untuk tidak ikut. Ia menjawab nunggu aja.
Selesai itu istriku dan adiknya pergi meninggalkan rumah.

Aku berkata pada Fenny.. kalo membutuhkanku aku berada di dalam.
Lalu aku pergi meninggalkan Fenny yang masih duduk di luar sambil bermain dengan HPnya.

Aku masuk ke dalam, memang.. tapi aku bersembunyi di ruang tamu dekat gorden.. untuk mengintip lebih dekat Fenny yang memang membelakangi gorden.. sehingga akan tampak lebih jelas.

Apalagi ketika Fenny melepas blasernya.. blouse kerjanya yang memiliki renda pada daerah kancing dengan warna yang tidak terlalu terang.. tapi justru jadinya memperlihatkan keindahan tubuh mungil Fenny.

Aku tak tahan lagi.. maka akupun segera pergi meninggalkan ruang tamu dan menuju kamarku.
Penisku sudah begitu tegangnya dan butuh pelepasan..
Namun, tak lama kemudian terdengar suara panggian Fenny padaku..

“Mas.. Mas Arbi.. mas..?”
“Apa Fenny..?” tanyaku sambil membuka pintu kamarku.

“Mas, Fenny numpang minum ya..?”
“Ya..?” jawabku singkat.
Menatap nanar tubuh Fenny yang indah, apalagi saat itu ia tak memakai lagi blasernya, dengan blouse yang tipis.. sehingga menampakkan tubuh indah.

Bra warna biru yang tercetak jelas membuatku semakin tak dapat menahan gairahku sendiri.. Ya.. mungkin tadi tak begitu terlihat karena tertutup blasernya.. namun sekarang semua itu begitu indah dan terlalu menggoda. BANDAR BOLA

Selesai minum Fenny kembali menuju ke ruang makan.. di mana aku sudah menantinya.
Kami bertemu.. Fenny tersenyum manis padaku.

Aku berdiri di hadapannya.. Fenny lantas berjalan kembali di sampingku.
Deg.. deg.. Ada kebimbangan di dalam hatiku mengenai semua ini.. antara gairah dan akal sehat.

Namun ternyata gairahkulah pemenangnya..
Maka dengan cepat tangan Fenny kucekal.. dan responnya terlihat terkejut.
Aku berbalik dan segera menarik Fenny ke dalam dekapanku.
Fenny tak melawan.. hanya menatap penuh rasa keterkejutan.

Aku peluk Fenny dan mencium bibirnya lembut namun penuh gairah.
Fenny tak melawan.. hanya pasrah.. hingga pada akhirnya ia ikut terbawa oleh gairahnya sendiri dan membalas lumatanku.

Tanganku tak berhenti begitu saja.. kuraba punggungnya.. turun ke bawah lalu meremas kuat bongkahan pantat yang bulat dan penuh milik Fenny.. semakin membuatku kian terangsang.

Tak ayal.. penisku yang telah sangat tegang menempel keras pada perut Fenny.. denyutan kencang penisku terasa begitu kuat di perut Fenny.. mungkin itu pula yang membuat Fenny jadi ikutan bergairah.

Tanganku bergerak semakin liar… menuju ke bagian depan tubuh Fenny.
Membuka kancing blousenya satu per satu hingga terbuka semua.. srett.. menyusup masuk ke dalamnya.. meremas lembut payudara Fenny yang berukuran kira-kira 34 cup B itu.

Setiap remasan yang aku lakukan Fenny mengerang di sela ciumanku.. dan itu membuatku semakin bergairah.
Tanpa kusadari tangan Fenny ternyata bergerak menuju selangkanganku.. membuka celanaku.. untuk selanjutnya meremas lembut penisku yang sudah sangat tegang.

Beberapa saat kemudian, aku teringat.. bahwa yang kulakukan sekarang ini menyalahi aturan..
Degh.. Seketika itu juga aku melepaskan ciumanku.. juga remasanku pada bungkah payudara sekal Fenny.

Aku melangkah mundur sambil menatap penuh rasa bersalah pada Fenny yang kini telah ikut terangsang oleh karenaku.
Kulihatwajahnya memerah.. diiringi nafasnya yang memburu menandakan gairah yang memuncak.

“Maaf.. maafin.. aku Fen.. maaf..” kataku gugup.
“Maafin Mas Arbi, Fen.. maaf..” kataku semakin kacau.

Namun tiba-tiba Fenny melangkah mendekatiku.. lantas menyentuh bibirku dengan jarinya dan berkata dengan lembut..
“Ga papa kok mas. Fenny tau kok..” kata Fenny mencoba menenangkanku.
“Emang Mas Arbi lagi pengen banget ya..?” tanya Fenny kembali.

“*****papa. Maafin mas ya Fen..!?” kataku lagi.

“Mau ga Fenny bantuin..?” kata Fenny pelan sambil menatapku tajam.

Aku terkejut sekali dengan jawabannya yang seperti itu..
Kutatap matanya.. mencari penegasan pada binarnya.. tak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan.. apa yang baru saja kudengar..

Fenny mendekatiku, lalu ia menarikku mendekat dan sambil berbisik di telingaku.. ia menciumku kemudian.
Dengan lembut dan penuh perasaan.. hingga akhirnya akupun membalas ciumannya.

“Di sofa aja yuk Mas..” Ajak Fenny seraya bergerak dan menarikku.

Fenny langsung duduk di sofa dan membuka kakinya.. aku tak mau langsung melakukannya.. kucium bibirnya.. lalu turun ke leher dan berhenti di kedua bukitnya..

Dengan gemas kuciumi bukit di dadanya.. kombinasi jilatan dan kuluman membuat dia mendesah.
Tangan Fenny membimbing tanganku ke arah dadanya.. dan lantas menempatkannya pada bungkahan payudaranya.. seiring itu ia juga membantu tanganku supaya meremas payudaranya sendiri.

Aku lakukan pertama dengan lembut.. lalu semakin kuat dan penuh nafsu. Kemudian.. aku memeluk tubuh Fenny dengan erat.
Ciumankupun turun pada leher jenjang Fenny. Desahan lembut keluar dari bibirnya, sementara tanganku membuka kait penahan bra Fenny.. lalu menyingkapkannya.. hingga tanganku dapat bersentuhan langsung dengan lembutnya payudara Fenny.

Desahan Fenny berubah menjadi erangan penuh gairah.
“Aaahh.. aahh.. mas.. oohh..” erang Fenny.
Tanpa melepas blouse kerjanya, aku menikmati kelembutan dan keindahan tubuh Fenny.

Waktu berlalu.. dan ciumankupun telah berubah pada payudaranya.. erangan dan gelinjang tubuh Fenny semakin keras dan kuat.
Ciuman dan jilatanku pada payudara Fenny membuatku mengerang semakin keras..

Apalagi ketika jariku menggosok vagina Fenny yang telah basah dan hanya ditutupi oleh celana dalam model thong miliknya yang telah basah kuyup oleh cairan pelumas kenikmatannya.

“Aaah.. aahh.. mass.. aahh.. aahh..” erang Fenny. BANDAR BOLA
Sengaja kutinggalkan beberapa bekas kemerahan di buah dadanya..
Supaya dia berhenti melakukan dengan pacarnya untuk beberapa hari. Pikirku nakal. Hehe..

Dia cemberut ketika tahu ada bekas kemerahan di dadanya.. tetapi justru kecemberutannya makin menambah kecantikan wajahnya.
Tapi itu ga lama.. setelah beberapa saat Fenny kembali mengerang panjang.. langsung kulumat bibirnya.. mencoba mengurangi keluarnya suara erangan kuat Fenny.

Tubuh Fenny menggelinjang hebat sambil memelukku erat-erat. Tubuh kami berhimpitan ketat.

Bibirku menyusuri perutnya lalu berhenti di selangkangannya.. terasa asin ketika lidahku menyentuh vaginanya.. cairan cintanya.
Tangannya meremas rambutku ketika lidahku menari-nari di bibir vaginanya.. kakinya menjepit kepalaku.. aku makin bergairah mempermainkan vaginanya dengan bibirku.

Selang beberapa saat.. Fenny yang telah ‘panas’ menarikku untuk berganti posisi.. ia merebahkanku di sofa.. lantas bergerak pelan mengangkang di atas tubuhku.
Berbalik.. kini ia yang duduk di atas pangkuanku dengan kaki terbuka lebar dan rok span yang tersingkap sampai pinggulnya.

Setelah beberapa saat kemudian.. Fenny telah tenang.
Ia lepaskan pelukannya padaku.. ia tersenyum manis dan berkata di sela deru nafasnya..

“Hah.. enak.. banget.. mas.. hah.. hah.. enakk.. banget.. kini giliran hah.. hah.. Fenny..”

Ia berdiri dan kemudian menarik turun celana dalamku.. dan.. Tuink..!
Betapa terkejutnya dia ketika melihat penisku yang sudah sangat tegang berdiri dengan kokohnya, penisku yang berukuran sekitar 15 cm tak begitu panjang.. namun diameternya yang gemuk membuatnya terlihat besar.

Fenny memegangnya penuh rasa hati-hati dan nafsu.. setelah terpegang, Fenny mengocoknya perlahan.. membuatku yang sudah sangat terangsang menjadi lebih mudah mencapai puncak gairahku.

Aku lantas mengangkat pantatku.. menyodorkan penisku ke mulutnya.. dia menggenggam dan mengocoknya.. memandang ke arahku sejenak sebelum menjilati dan memasukkan penisku ke mulutnya.

Tanpa kesulitan.. segera penisku meluncur keluar-masuk mulut mungil teman wanita adik istriku yang cantik, kembali kurasakan begitu pintar dia memainkan lidahnya.

Antara jilatan.. kuluman dan kocokan membuatku mulai melayang tinggi.
Eranganku mengeras seiring dengan kocokan Fenny pada penisku.

Beberapa saat berselang Fenny mengangkat tubuhnya.. lantas sambil menyingkapkan celana dalam model thong miliknya.. kubantu geraknya dengan menuntunkan penisku tepat berdiri tegak di bawah bibir vaginanya.

Dengan bertumpu sebelah tangah di pundakku Fenny menurunkan tubuhnya perlahan..
Slebbhh.. “Nghhh..hhh..” Erangnya nikmat.. ketika kepala.. lalu batang penisku membelah lepitan vagina sempit nan membasahnya.

“Erghhh..hhh..” Geramku tak kalah penuh nikmat.. saat merasakan sekujur kulit batang penisku dibekap kehangatan.. kerapatan belahan nikmat otot dinding-dinding liang vaginanya.

Peniskupun membelah bibir vagina Fenny.. terbenam padat di selorong liang hangat membasah nan menjepit penuh nikmat.
Rasa hangat dan basah serta denyutan kuat menyapa penisku..
Oughh.. Sungguh kenikmatan yang sudah lama aku cari dan damba.

Dengan satu gerakan penisku melesak terbenam dalam liang vagina Fenny.. Pijatan dan denyutan dinding vagina Fenny kurasa sangat nikmat..

“Aaahh.. mas.. aahh.. enakk.. bangett.. aahhh..” Rintihnya nikmat mengiringi gerusan batang penisku di liang vaginanya..

“Erghh.. Mas juga Fennhh..” Eranganku tak kalah nikmatnya.. menerima segala rasa nikmat yang membekap di sekujur kulit batang penisku di lepitan hangat membasah vaginanya itu.

Setelah beberapa saat berdiam diri beradaptasi.. Fenny lalu bergoyang dengan lembut maju-mundur.. memutar dan naik-turun..

Sementara itu penisku bagaikan dipelintir.. dipijat.. diremas-remas lembut oleh dinding vagina Fenny.. membuat hanya tak sampai 2 menit aku harus mengerang panjang.
“Aaahh.. aahh.. Fenny.. Fenny.. aahh.. aku.. mauu.. k-keluarr.. aahh.. aahh..” erangku.
“Aaahh.. aahh.. keluarrinn.. keluariinn.. mas.. aahh.. aahh.. enakkk.. bangett..”

Fennypun semakin memainkan tekniknya hingga memaksaku mengerang panjang.. sambil memeluk tubuh Fenny penisku berkedut kuat.. memuntah sperma berkali-kali dalam liang vagina Fenny.

Di atas selangkanganku Fenny semakin liar mengggoyang.. mengaduk-aduk batang penisku di liang nikmat vaginanya.
Sementara pijatan dan remasan dinding vagina Fenny semakin liar pula memberikan rasa nikmat yang tiada tara.

Rasa nikmat yang tiada tara itu kembali menguasaiku saat.. setelah selesai mencapai puncaknya Fenny tak berhenti.. malah semakin liar bergoyang menggerus batang penisku yang terbenam di liang vaginanya.

Tiba-tiba Fenny memelukku erat disertai dengan gelinjang dan kejangan liar tubuhnya.. bibirnya dengan nafas terengah mencari-cari bibirku.. kusergap.. hingga kamipun berciuman panas.

Sementara di bawah.. Fenny semakin kuat menekankan pinggulnya mendesak-desakkan vaginanya pada batang penisku yang dibekap megap-megap digerus keliatan liang vagina.. hingga penisku terbenam seluruhnya.. setandasnya..
Arrgghh.. Betapa rasa nikmat itu memang amat sangat memabukkan..

Kami berpelukan beberapa saat sampai semua itu mereda.. dan Fenny yang pertama melepaskan pelukannya dan sambil memegang wajahku, ia berkata.. “Mas.. hah.. hah.. enak banget. Makasih mas, enak banget rasanya.. hah.. hah..”

“Iya, aku juga enak. Makasih Fenny, enak banget. Mas puas banget..”

“Hihihihi.. Mas Arbi nakal juga ya..”
Kata Fenny yang berdiri, lalu membetulkan kembali celana dalamnya.. dan kemudian ia bersimpuh di hadapanku.

Ia pegang penisku yang masih tegang itu dan mengelusnya.. lalu menjilatinya dari buah pelirku sampai dengan kepala penisku.

“Ahh.. enak Fenny, enak.. ahh.. Maaf ya tadi aku keluar duluan..?” erangku kembali diserang nikmat.

“*****papa mas, kalo mas keluar lagi juga ga papa kok.. ”Kata Fenny yang kemudian mengulum penisku.

Ia menjepitnya dengan bibir tipisnya dan menaik-turunkan kepalanya.. sementara itu lidahnya menjilati kepala penisku.. Fenny juga melakukan isapan lembut pada penisku.
Perpaduan dari semua itu sangat memberikan kenikmatan padaku.

Fenny melepaskan kulumannya.. lantas kembali mengocok penisku dengan lembut.. mengulumnya kembali.. membuatku mengerang-erang keenakan.

Fenny melakukan itu berulangkali.. sampai penisku kembali menegang dan mengeras..

Puas dengan permainan oralnya kutuntun untuk kemudian merebahkannya ke sofa..
Aku lalu setengah berjongkok di depannya.. tangannya meraih batang penisku yang telah mengacung lagi.. lalu menyapukan ujung penisku ke belahan vaginanya..

Dia menatapku dengan pandangan penuh gairah.. aku jadi agak malu memandangnya.. namun nafsu ternyata masih lebih berkuasa..

Fenny sedikit beringsut mengangkat pinggulnya.. lantas sambil menyingkapkan celana dalam model thong miliknya ia tuntun penisku yang telah kembali menegang itu tepat di bawah lepitan bibir vaginanya.. lagi..!

Slebbhh.. Dengan sekali dorong melesaklah lagi penisku kembali ke vaginanya..
Dan ahh.. ia masih tetap menatapku ketika aku mulai mengocoknya.
Clebb.. clebb.. crebb.. clebb.. crekk..crekk.. clebb.. BANDAR BOLA

Kakinya lantas bergerak menjepit pinggangku.. kutarik dia dalam pelukanku.. kudekap erat hingga kami menyatu dalam suatu ikatan kenikmatan birahi.. saling cium.. saling lumat.

Fenny mendesah liar seperti sebelumnya.. kurebahkan tubuhnya lebih dalam ke sofa.. lalu kutindih.. satu kaki menggantung dan kaki satunya di pundakku.

Aku tak pernah bosan menikmati ekspresi wajah innocent teman adik iparku yang memerah penuh birahi.. makin menggemaskan.
Buah dadanya bergoyang keras ketika aku mengocoknya vaginanya.. dia memegangi dan meremasinya sendiri.

Beberapa saat kemudian kuputar tubuhnya untuk posisi doggie.. dia tersenyum..
Tanpa membuang waktu.. kulesakkan lagi penisku.. kali ini dari belakang..

Slebbh.. Jleghh.. “Oughh.. Mass..!”
Dia menjerit dan mendorong tubuhku menjauh.. kuhentikan gerakanku sejenak lalu mengocoknya perlahan.. tak ada penolakan.

Kupegang pantatnya yang padat berisi… Fenny melawan gerakan kocokanku..
Kami saling mengocok.. dia begitu mahir mempermainkan lawan bercintanya.

Aku bisa melihat penisku keluar-masuk vagina teman wanita adik istriku ini..
Kupermainkan jari tanganku di lubang anusnya.. dia menggeliat kegelian sambil menoleh ke arahku.
Kuraih buah dadanya yang menggantung bergoyang indah dari sela blousenya yang terburai.. kuremas dengan gemas dan kupermainkan putingnya.

Aku benar-benar menikmati tubuh indah teman wanita adik iparku ini dengan berbagai caraku sendiri..
Ada rasa nikmat tersendiri di hatiku.. yang sangat berbeda sekali.

Kuraih tangannya dan kutarik ke belakang dengan tangannya tertahan tanganku.. tubuh Fenny menggantung.. aku jadi lebih bebas melesakkan penisku sedalam mungkin di liang nikmat vaginanya.

Desah kenikmatan Fenny makin keras memenuhi ruang.
Kudekap tubuhnya dari belakang.. kuremas kembali buah dadanya..

Batang penisku masih menancap di vaginanya.. kuciumi telinga dan tengkuknya.. Geliat nikmat Fenny makin liar.
“Aduh Masshh.. enak banget masshh.. Fenny sukaa, trus Mashh..”

Kulepaskan tubuh Fenny.. kembali kami bercinta dengan doggie style..
Entah.. mungkin lebih setengah jam kami bercinta.. belum ada tanda-tanda orgasme di antara kami.

Kami berganti posisi.. Fenny kembali sudah di pangkuanku.. tubuhnya turun-naik mengocokku.. buah dadanya berayun-ayun di mukaku.. segera kukulum dan kusedot dengan penuh gairah hingga kepalaku terbenam di antara kedua bukitnya.

Gerakan Fenny berubah menjadi goyangan pinggul.. berputar menari hula hop di pangkuanku..
Berulangkali dia menciumiku dengan gemas..
Oughh.. sungguh tak pernah terbayangkan kalau akhirnya aku bisa saling mengulum dengannya.

Tak lama kemudian.. tiba-tiba Fenny menghentikan gerakannya.. dia juga memintaku untuk diam.
“Sebentar Mas, Fenny ngga mau keluar sekarang.. masih banyak yang Fenny harap dari mas Arbi..” katanya sambil lebih membenamkan kepalaku di antara kedua bukitnya.. aku hampir tak bisa napas.

“Kamu turun dulu deh, Fen..” pintaku.
“Tapi Mas.. Fenny kan belum ..” protesnya.
“Nghh.. Udahlah.. percaya Mas Arbi deh..” potongku.

Perlahan kutuntun dan kuputar tubuhnya menghadap dinding.. kubungkukkan sedikit.. lalu kusapukan penisku ke belahan vaginanya dari belakang..

Fenny mengerti maksudku.. kakinya dibuka lebih lebar.. mempermudah aku melesakkan penisku.
Tubuhnya makin condong ke depan.. Slebbh.. jlebhh..
“Oughh.. Masshh..” desah kenikmatan kembali mengiringi masuknya penisku mengisi vaginanya.

“Sss.. aduuh Mass, enak bangethh Masshh.. belum pernah aku.. aauuh..”
Desahnya lagi.. sambil membalas gerakanku dengan goyangan pinggulnya yang montok.

Kami saling bergoyang pinggul.. saling memberi kenikmatan sementara tanganku menggerayangi dan meremas buah dadanya.
Nikmat sekali goyangan Fenny.. lebih nikmat dari sebelumnya..

Berulangkali dia menoleh memandangku dengan sorot mata penuh kepuasan.. mungkin dia belum pernah melakukan dengan posisi seperti ini.
Tubuhnya makin lama makin membungkuk hingga tangannya sudah tertumpu meja sebelah dinding.

Kudorong sekalian hingga dia telungkup di atasnya.. aku tetap masih mengocoknya dari belakang..
Dia lantas menaikkan satu kakinya di pinggiran meja.. penisku melesak makin dalam.. kocokanku makin keras.. sekeras desah kenikmatannya.

Kubalikkan tubuhnya.. dia jadi menelentang di atas meja.. kunaikkan satu kakinya di pundakku..
Lantas kukocok dengan cepat dan sedalam mungkin.

“Sss.. eegghh.. udaahh Mashh.. Fenny nggaak kuaat, mau keluar niih..” desahnya
“Sama.. Mas juga..hhhh..”

“Kita sama-sama, keluarin di dalam saja, aman kok, Fenny pake pil, jangan ku..aa.. sshhiit ..”

Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya ternyata sudah orgasme duluan..

Sontak aku makin cepat mengocoknya..
Tak kuhiraukan teriakan orgasme Fenny.. makin keras teriakannya makin membuatku bernafsu.

Semenit kemudian aku menyusulnya ke puncak kenikmatan..
“Erghhh.. orghh..” Crett.. crett.. crett..
“Auughh.. masshh..!”
Kembali dia teriak keras ketika penisku berdenyut menyemprotkan sperma di vaginanya.
Untuk keduakalinya aku membasahi vagina dan rahim teman wanita adik istriku dengan spermaku..

Dia menahanku ketika kucoba menarik keluar. “Tunggu, biarkan keluar sendiri..” cegahnya..
Maka kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya.. kucium kening dan pipinya sebelum akhirnya kucium bibirnya. BANDAR BOLA

“Makasih Mas.. permainan yang indah.. the best deh pokoknya..” bisiknya menatapku tajam.
Kuhindari tatapannya.. tak sanggup aku melawan tatapan tajam teman wanita adik iparku itu.

“Sekarang gantian Mas.. aku pengin membantu Mas Arbi sekali lagi..”
Fenny berkata sambil mendorong tubuhku.. lalu turun mengambil posisi agak berjongkok di pinggir meja.

Aku sangat mengerti apa yang akan dilakukan oleh Fenny. Akupun segera berdiri di hadapannya.
Kedua tangan mungil Fenny merengkuh pantatku dan menariknya mendekat ke wajahnya yang jelita itu.

Tanpa basa-basi dia segera menciumi batang kejantananku dengan bibirnya yang tipis itu.
Perlahan.. lidahnya yang lembut mulai menjilati seluruh permukaan kemaluanku.
Kadang diselingi pula dengan kecupan dan hisapan lembut di kantong bijiku.
Aku mulai terbuai oleh permainannya.

Fenny sudah mulai mengulum kepala penisku dengan sangat lembut.
Kemudian dengan sangat mesra dia mulai memasukkan seluruh tongkat pusakaku ke dalam mulutnya yang mungil.

Sementara di dalam kuluman hangat mulutnya.. lidahnya menggelitik leher penisku.
Bagian yang paling sensitif dari tubuhku. Aku mulai menggelinjang penuh kenikmatan.

Aku belai lembut kepala Fenny.. dia bereaksi dengan menyedot ringan kepala penisku.
Lidah dan bibir Fenny masih terus menggerayangi kemaluanku.

Nafasku semakin memburu sambil mataku lekat memandang adegan panas gadis yang tengah berjongkok dengan pakaian semrawut di depanku.
Sepertinya Fenny juga menikmati apa yang dia lakukan.. lirikannya juga tak lepas dari mataku.

“Ahhh.. ahhhh.. Fenn.. nikmat.. ah.. Fenn.. kamu pinter Fenhh.. ahhh terus.. iya.. iya..”
Tanpa bisa aku kontrol mulutku mulai menyuarakan apa yang aku rasakan.
Fenny membalas desahanku dengan gelitikan lidahnya di batang penisku.Ini membuat aku semakin terbang ke awang-awang.

“Ahhhhh.. ahhh.. enak Fenny.. mulutmu enak sekali.. terus.. ahhhhh.. aku nggak tahan.. ahhh..”

Fenny bisa membaca gelagat bahwa puncak gunung kenikmatan sudah di depan mataku.
Dia lantas agak mengubah gayanya.. bibirnya mengecup kepala penisku.

Tangan kanannya yang sedari tadi mengelus pantatku mulai mengocok batang penisku.
Mula-mula lambat.. semakin lama kocokannya semakin cepat.

Tubuhku tak bisa kutahan untuk tidak gemetar penuh kenikmatan.
Dalam kondisi seperti ini biasanya aku memejamkan mata untuk lebih menikmati perasaan ini.

Mau ga mau aku mengerang keras.. hingga peniskupun kembali mengembang semakin besar.. dan tiba-tiba penisku menyemprotkan sperma di dalam mulut Fenny.

Fenny yang mengetahui gejala aku mendapatkan puncak kenikmatanku tak melepaskan kulumannya.. malah semakin kuat menghisapnya.
“Aaah.. aahh.. Fenn.. ohh.. Fennyy.. aahhh..!”

Croot.. croott..
“Aaahhh..”
Beberapakali semprotan di dalam rongga mulut Fenny.. tidak sebanyak yang tadi-tadi.. memang.. namun ada beberapa tetes spermaku yang keluar di sela bibir tipisnya yang sedang mengulum penisku.

Fenny melepaskan kulumannya.. sambil masih bersimpuh ia menelan spermaku yang memenuhi mulutnya.
Setelah itu Fenny aku bantu berdiri.. dan ia membenahi dirinya yang acak-acakan.. mulai dari blouse kerjanya sampai dengan roknya.

Beberapa saat setelah itu Fenny telah selesai berbenah dan kembali duduk di halaman depan.. bersama denganku. BANDAR BOLA

“*****ke kamar mandi..?” tanyaku padanya.
“Ga papa mas.. Fenny baik-baik aja kok. Makasih ya mas..” Ucap Fenny padaku.
“Iya sama-sama..” jawabku sambil menundukkan kepala.

Tepat beberapa saat setelah itu.. istriku dan adiknya pulang dari mall dekat rumah.
Suasana rumah jadi kembali ramai seperti biasa.
Tapi.. yang berbeda adalah suasana hatiku yang telah mendapatkan kepuasan dan ‘bantuan dari Fenny..’ teman adik iparku sendiri.

Fenny terlihat agak kusut dengan keringat yang mulai bermunculan di sekujur tubuhnya.. sementara bekas spermaku yang sempat mengenai payudaranya pun tak dibersihkan.

Tak ada yang berubah.. hanya berkurangnya beban hati saja.


Share:

Cerita Dewasa Pak Guru Menikmati Tubuhku Setiap Hari

Cerita Dewasa Pak Guru Menikmati Tubuhku Setiap Hari
Cerita Dewasa Pak Guru Menikmati Tubuhku Setiap Hari
CERITA DEWASA - Sebut saja namaku Etty (bukan yang sebenarnya), waktu itu aku masih sekolah di sebuah SMA swasta. Penampilanku bisa dibilang lumayan, kulit yang putih kekuningan, bentuk tubuh yang langsing tetapi padat berisi, kaki yang langsing dari paha sampai tungkai, bibir yang cukup sensual, rambut hitam lebat terurai dan wajah yang oval. Payudara dan pantatkupun mempunyai bentuk yang bisa dibilang lumayan.

Dalam bergaul aku cukup ramah sehingga tidak mengherankan bila di sekolah aku mempunyai banyak teman baik anakanak kelas II sendiri atau kelas I, aku sendiri waktu itu masih kelas II. Lakilaki dan perempuan semua senang bergaul denganku. Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.

Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih bujangan dan yang aku dengardengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat tingting untuk ukuran zaman sekarang. BANDAR BOLA

Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku dudukduduk istirahat di kantin bersama temantemanku yang lain, termasuk cowokcowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil. Kita yang cewekcewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewekceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.

Tibatiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Freddy (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang, Selamat pagi Paa..aak, dan dia membalas sembari tersenyum.
Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley.

Aku menjawab, Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak. Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu. BANDAR BOLA

Aku dan temanteman mengajak, Di sini aja Pak, kita ngobrolngobrol, dia setuju.
OK, bolehboleh aja kalau kalian tidak keberatan!

Aku dan temanteman bilang, Tidak, Pak., lalu aku menimpali lagi, Sekalisekali, donk, Pak kita dijajanin, lalu temanteman yang lain, Naa..aa, betuu..uul. Setujuu…

Ketika Pak Freddy mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan temanteman ngatain aku.
Alaa.., Etty, langsung deh, deketdeket, jangan mau Pak.
Pak Freddy menjawab, Ah! Ya, ndak apaapa.

Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Freddy tersenyum dan aku berpurapura minta maaf.
Sorry, ya Pak.

Dia menjawab, Thats OK. Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Freddy.
Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Freddy dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersamasama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Freddy, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.

Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?.
Aku menjawab, Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak.

Lalu dia mengajak masuk ke dalam, Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya pakai baju dulu. Memang tampak Pak Freddy hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan, Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya.
Dia tersenyum, Saya kost di sini. Sendirian.

Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Freddy tanya, Udah laper, Et?.
Aku jawab, Lumayan, Pak.

Lalu dia berdiri dari duduknya, Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?. BANDAR BOLA

Langsung kujawab, Okok aja, Pak..

Sewaktu Pak Freddy pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalanjalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Freddy pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam. Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubukabuka.

Aduh! Gambargambarnya bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan kekar.

Tidak disangkasangka suara Pak Freddy tibatiba terdengar di belakangku, Lho!! Ngapain di situ, Et. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya.

Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasabiasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagapgagap, Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapangapain, kok, Pak.

Maa..aa..aaf, ya, Pak.Pak Freddy hanya tersenyum saja, Ya. Udah tidak apaapa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihatlihat. Kita makan aja, yuk.

Syukurlah Pak Freddy tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.
Pada saat makan aku bertanya, Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?.
Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat isengiseng.
Lalu aku memancing, Kok, tadi ada yang begituan.

Dia bertanya lagi, Yang begituan yang mana.
Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok. BANDAR BOLA

Kemudian dia tertawa, Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleholeh dari teman saya waktu dia ke Eropa.

Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Freddy menawarkan aku untuk melihatlihat koleksi bacaannya.
Lalu dia menawarkan diri, Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk.

Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.
Begitu tiba di dalam kamar, Pak Freddy bertanya lagi, Betul kamu tidak malu?, aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Freddy dengan santai membuka celana jeansnya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.

Pak Freddy bertanya lagi, Sakit, Et.

Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Freddy semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betulbetul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai

Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah, aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh.

Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Freddy pun naik dan bertanya.
Enak, Et?
Lumayan, Pak.


Tanpa bertanya lagi langsung Pak Freddy mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengeluselus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna. Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Freddy berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.

Boleh saya seperti ini, Et?.

Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Freddy menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebarlebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku. BANDAR BOLA

Kelihatan Pak Freddy agak susah untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otototot sekitar vaginaku masih kaku. Pak Freddy memperingatkan, Tahan sakitnya, ya, Et. Aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit dan, Akhh.., bukan main perihnya ketika batang penis Pak Freddy sudah mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Freddy tampaknya sudah tak peduli lagi, ditekannya terus penisnya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di vaginaku.

Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan penis Pak Freddy mengocok vaginaku. Aku terengahengah, Hah, hah, hah,… Pelukan kedua tangan Pak Freddy semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengeluselus punggungnya. Semakin lama gerakan penis Pak Freddy semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam vaginaku menggeliatgeliat dan berputarputar.

Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Freddy kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwww.., Pak Freddy semakin memperkuat dan mempercepat kocokan penisnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas. Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Freddy agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam vaginaku.

Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan penisnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengahengah.

Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku, Gimana, Et? Kamu tidak apaapa? Maaf, ya.
Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih, tidak apaapa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini.
Dia berkata lagi, Sama, saya juga.

Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Freddy juga tertidur.
Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan oleh Pak Freddy dan rupanya sewaktu aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Tampak olehku Pak Freddy hanya menggunakan handuk dan berkata, Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang kan?.BANDAR BOLA

Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dengan tetap dalam keadaan telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Freddy masuk membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling bergantian membersihkan tubuh dan akupun tak canggung lagi ketika Pak Freddy menyabuni vaginaku yang memang di sekitarnya ada sedikit bercakbercak darah yang mungkin luka dari selaput daraku yang robek. Begitu juga aku, tidak merasa jijik lagi memegangmegang dan membersihkan penisnya yang perkasa itu.

Setelah semua selesai, Pak Freddy membuatkan aku teh manis panas secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Freddy memberi ciuman yang cukup mesra di bibirku. Ketika aku mengemudikan mobilku, terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai pengalaman saja.

Semenjak itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Freddy untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tetap menikmati genjotan Pak Freddy walaupun aku sudah menjadi mahasiswa, dan seolaholah kami berdua sudah pacaran. Pernah Pak Freddy menawarkan padaku untuk mengawiniku bila aku sudah selesai kuliah nanti, tetapi aku belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan penis guru bahasa Inggrisku itu.
Share:

Cerita Dewasa Menikmati Setiap Jam Aku Diperkosa

cerita sex
Cerita Dewasa Menikmati Setiap Jam Diperkosa
CERITA DEWASA | Lebih dari 3 tahun aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga, majikanku ini terkenal kaya dan baik apalagi dia adalah kepala desa dan disegani oleh masyarakatnya, majikanku ini bernama Bapak Dimas, selama bekerja disini aku merasakan enak tidak enaknya menjadi pembantu, dan kejadian selama tinggal disini aku pernah diperkosa.

Malam itu sangat panas sekali aku mau tidur aja susah kemudian aku bukalah jendela kamarku supaya anginnya masuk ke kamarku dan aku berganti pakaian dengan daster tipis aku mennyalakan kipas anginnya baru aku bisa tertidur pulas. Yang membuat aku bingung pada waktu itu aku malah bermimpi dengan sopir pribadinya Bapak Dimas.

Namanya Pak Aris dalam mimpiku dia mendatangiku dan memelukku tanpa pakain dan telanjang total, walaupun usianya yang sudah tua tapi badannya itu yang kekar seperti orang kebanyakan fitnes, beliau mempunyai tubuh yang kekar dan berotot.

Dan yang membuatku geli adalah buah terong yang menggantung indah di pangkal pahanya. Ih, begitu menggemaskan.Perlahan-lahan beliau mendekatiku dan langsung meremas remas buah dadaku yang telah terbuka bebas. BANDAR BOLA

Entah kenapa belaian Pak Aris terasa begitu nyata, seperti bukan dalam mimpi. Bahkan ketika bibir tebalnya mulai melumat kupingku aku sempat tersentak dan perlahan-lahan terjaga dari tidurku. Namun betapa terkejutnya aku saat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

Ternyata apa yang aku rasakan tadi bukan sekedar mimpi. Dihadapanku ternyata benar-benar ada sosok Pak Aris yang memeluk tubuhku.Pak Aris! Apa yang Bapak lakukan? Aku mendorong tubuh Pak Aris kuat-kuat sehingga dia terjengkang ke belakang.

Segera aku menutupi tubuhku yang ternyata juga nyaris telanjang dengan selimut.Tenang, Lis! Sudah lama aku memendam nafsuku terhadapmu! Kembali Pak Aris mencoba merengkuh tubuhku. Namun kembali aku mendorong tubuhnya kuat-kuat ke belakang.

Pergi! Bentakku.Atau saya akan teriak!Silahkan teriak! Percuma saja kamu teriak. Karena tidak akan ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga tadi sore sudah berangkat ke Bandung untuk liburan! Jadi lebih baik kamu turuti saja keinginanku!Pak Aris tersenyum sinis.

Aku semakin ketakutan ketika Pak Aris kembali mendekatiku. Segera saja aku melompat dari ranjang dan mencoba berlari ke arah pintu dengan kondisi telanjang. Namun sial! Aku kalah cepat dengan Pak Aris.

Dengan cepat, ia menyergapku dari belakang dan menghimpitkan tubuhku ke arah dinding. Kedua tangannya mencengkeram kuat lenganku ke atas tembok, sedangkan kedua kakinya mengunci kakiku sehingga aku sulit untuk bergerak.

Aku mencoba untuk meronta sekuat tenaga. Namun percuma, tenaga Pak Aris memang jauh lebih kuat dibandingkan tenagaku yang hanya seorang wanita. Semakin kuat aku meronta, semakin kuat cengkeraman Pak Aris di Tubuhku.

Tolong, Pak! Lepaskan saya! aku menangis dan mengemis kepada Pak Aris. Namun percuma saja. Beliau tidak mendengarkan BANDAR BOLA perkataanku. Bahkan dengan liar Pak Aris menghunjamiku dengan ciuaman mautnya.

Lama kelamaan tanagaku terkuras habis. Tubuhku menjadi lemas. Aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Yang bisa aku lakukan hanyalah pasrah dan menuruti aturan mainnya Pak Aris.Perlahan-lahan cengkeraman Pak Aris mulai mengendor.

Perlakuannya yang semula kasar mulai melunak dan berubah menjadi lembut. Bahkan aku mulai masuk dalam permainannya ketika dengan lembut Pak Aris mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku.

Seketika itu kakiku terasa lemas dan lunglai. Aku tak kuat lagi menopang berat badanku sendiri, sehingga aku mulai terkulai. Namun dengan sigap, Pak Aris segera menangkap tubuhku, mengangkatnya lalu membopongku ke atas ranjang.

Sesaat terlintas di wajah Pak Aris sebuah senyum kemenangan. Kemudian dengan lembut ia mulai melumat bibirku. Entah kenapa aku tidak kuasa untuk menolaknya. Bahkan ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalas lumatannya itu.

Nah, begitu dong Lis! Kalau begini kan lebih enak! kata Pak Aris senang.Aku tersenyum tersipu-sipu.Bapak benar, BANDAR BOLA mungkin lebih baik saya menuruti bapak dari pertama tadi. Lagipula, sudah lama juga saya tidak mendapatkan sentuhan laki-laki.

Kembali Pak Aris tersenyum senang.Trus, ngapain kamu tadi pake coba berontak, Lis?”Tadi saya cuma kaget saja. Di balik penampilan bapak yang bersahaja, kok tega-teganya bapak mencoba memperkosa saya.

Tapi, ah sudahlah! Yang pentingkan sekarang saya sudah menjadi milik Bapak!Kembali Pak Aris mulai mencumbuku. Ciumannya mulai merambat melalui leherku kemudian turun ke buah dadaku. Kumis tebalnya yang kasar menyapu kulit dadaku sehingga menimbulkan sensasi tersendiri yang semakin membuatku serasa terbang ke angkasa.

Ciuman dan jilatan Pak Aris terus bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah sibuk di pangkal pahaku membuat pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.Oh, Pak Aris! Jangan siksa aku seperti ini! rengekku.Pak Aris tidak memperdulikan ucapanku.

Justru ia malah menyibakkan rumput-rumput liar yang menghalangi pintu goa darbaku.Wah, Lis! Indah sekali memiaw kamu. Warnanya merah muda dengan baunya yang semerbak. Oh, sungguh mempesona.

Bagaikan sekuntum mawar merah yang tengah merekah di pagi hari. Pasti kamu merawatnya dengan baik. Oh, Lis! Aku suka sekali dengan memiaw yang seperti ini!Perlahan-lahan Pak Aris menjulurkan lidahnya dan menyapu permukaan klitorisku.

Terasa kasar, memang. Tapi nikmat!Ayolah, Pak! Ouhh, aku sudah tidak tahan lagi. Aku terus mengemis kepada Pak Aris. Namun dia terus mempermainkan emosiku. Akhirnya aku mencari inisiatif lain.

Aku mencoba menggerayangi tubuh kekar Pak Aris sambil mencari-cari buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Dan tidak susah bagiku untuk menemukan buah terong sebesar itu. Dengan lembut dan manja, BANDAR BOLA aku mulai mengocok batang kont*l Pak Aris di sertai dengan pijatan-pijatan yang membuat beliau merem melek.

Perlahan aku membimbing kont*lnya menuju ke memiawku yang sudah basah. Namun dengan nakal, Pak Aris hanya menempelkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku.

Terasa geli, memeng. Tapi sensasi yang aku rasakan terasa begitu nikmat. Belum pernah aku merasakan yang seperti ini.Oh, Pak Aris! Ayolah.aku udah nggak tahan lagi, cepet masukin dong!Aku sudah tak bisa tahan diperlakukan seperti itu.

Perlahan aku menaikkan pantatku ke atas untuk menyambut kejantanan Pak Aris yang sudah ngaceng. Kemudian aku menekan pantat Pak Aris ke bawah supaya kont*l itu bisa masuk dengan sempurna.


Aaarrrghhh! aku menjerit kecil ketika batang kont*l Pak Aris yang besar itu menembus liang vaginaku. Awalnya terasa seret dan perih, karena ukuran k*ntol Pak Aris memang besar dan panjang bila dibandingkan dengan milik suamiku.

Namun setelah buah terong itu tertanam beberapa saat di dalam liang vaginaku, rasa perih itu perlahan berubah menjadi rasa nikmat.Perlahan-lahan Pak Aris mulai mengayunkan pantatnya naik dan turun.

Hooohh.., Pak! Ssstt, enak Pak! aku jadi ngomong tak karuan.Ayo, Lis!Goyangkan juga pan..tatmu! Ooohhh!Aku menuruti kata Pak Aris. Kucoba untuk mengikuti irama dan gerakan-gerakan nikmat yang dilakukan Pak Aris.

Gesekan-gesekan halus antara batang kont*l Pak Aris dengan dinding vaginaku terasa begitu nikmat.Ohhh, Lis! Yabegitu! Terusgoyangkan pantatmu! Uuuhh, oohh, yes!Pak Aris tampak begitu menikmati permainan kami.

Kulihat wajahnya menengadah dengan mata terpejam, seolah meresapi sedotan dari vaginaku. Sesekali dari bibirnya terdengar BANDAR BOLA lenguhan dan desisan kenikmatan.Akupun juga menikmati sodokan-sodokan mantap batang k*ntol Pak Aris.

Bahkan aku memeluk tubuh kekar Pak Aris dengan erat. Seolah tak ingin berhenti dari permainan itu. Keringat mengalir deras melalui pori-pori tubuh kami, sehingga dada bidang Pak Aris yang berbulu lembut tampak mengkilat karena basah oleh keringat.

Aku tidak menyangka, ternyata di usianya yang mencapai setengah abad itu, Pak Aris masih memiliki stamina yang prima. Sampai-sampai aku kewalahan menghadapi goyangan dan sodokan mautnya.

Hingga akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang berdenyut dari dalam rahimku.Ooohh, Pak! Saya, mau ke..luar!Ssshhhtt, Arrhhhggg! Aku tidak kuat lagi menahan sesuatu yang mendesak keluar dari dalam rahimku.

Namun Pak Aris masih terus mengayunkan kont*lnya keluar masuk dan menusuk-nusuk goa darbaku. Dan beberapa saat kemudian, aku juga merasakan batang k*ntol Pak Aris mulai berdenyut-denyut didalam vaginaku.

Sampai akhirnya.Aaaoouuhhh, Lis! Nikmat bangeet!Cairan putih kental menyembur deras dari ujung tongkol Pak Aris. Pak Arispun BANDAR BOLA kemudian menjatuhkan diri ke sisi tubuhku. Nafasnya tampak terengah-engah dan terlihat kecapean.

Oh, Pak Aris! Bapak memang benar-benar hebat. Sudah lama saya tidak merasakan nikmat seperti ini. Terima kasih ya Pak! Aku memeluk tubuh Kekar Pak Aris.Kusandarkan kepalaku di dada bidang Pak Aris sambil mengelus-elus bulu-bulu lembut yang berbaris rapi sampai ke pangkal pahanya. Dengan lembut pula Pak Aris membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah, ternyata diperkosa itu tidak selamanya tidak enak. Kali ini justru aku mengharapkannya lagi.
Share:

Cerita Dewasa Menikmati Keindahan Tubuh Tante Lia

Cerita Dewasa Menikmati Keindahan Tubuh Tante Lia
Cerita Dewasa Menikmati Keindahan Tubuh Tante Lia
CERITA DEWASA - Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan itu hanyalah kebetulan. Kejadian ini terjadi sekitar 6 tahun yang lalu, waktu itu aku masih berusia 16 tahun.

Aku mempunyai seorang tante bernama Lia yang umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Lia adalah adik dari Mamaku. Tante Lia sudah menjanda selama lima tahun. Dari perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante Lia sendiri melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum suaminya. Dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi. Tante Lia ini orangnya menurutku seksi sekali.

Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C, sedangkan tingginya sekitar 165 cm dengan kaki langsing seperti peragawati dan perutnya rata soalnya dia belum punya anak. Hal ini membuatku sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau sedang ada waktu. Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan tante Lia yang seksi ini dan dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita dengan BANDAR BOLA

Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap kali aku melihat tubuhnya yang seksi, aku selalu terangsang dan aku lampiaskan dengan onani sambil membayangkan tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia, aku takut nanti dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku. Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan tante Lia semakin kuat saja.

Kadang-kadang kupergoki tante Lia saat nabis mAlan, dia hanya memakai lilitan handuk saja. Melihatnya jantungku deg-degan rasanya, ingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang-kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Benar-benar memancing gairahku. Sampai pada hari itu tepatnya malam minggu, aku sedang malas keluar bersama teman-teman dan aku pun pergi ke rumah Tante Lia. Sesampai di rumahnya, tante Lia baru akan bersiap makan dan sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah. BANDAR BOLA

Kami pun saling bercerita, tiba-tiba hujan turun deras sekali dan Tante Lia memintaku menginap saja di rumahnya malam ini dan memintaku memberitahu orang tuaku bahwa aku akan menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali. “Lan, tante mau tidur dulu ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk belum?”, katanya sambil menguap. “Belum tante”, jawabku.

“Oh ya tante, Rio boleh pakai komputernya nggak, mau cek email bentar”, tanyaku. “Boleh, pakai aja” jawabnya lalu dia menuju ke kamarnya. Lalu aku memakai komputer di ruang kerjanya dan mengakses situs porno. Dan terus terang tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena aku sudah terangsang sekali.

Tanpa kusadari, tahu-tahu tante Lia masuk menyelonong begitu saja tanpa mengetuk pintu. Saking kagetnya aku tidak sempat lagi menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Lia sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang hingga langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis. “Hayyoo lagi ngapain kamu, Lan?” tanyanya. “Aah, nggak apa-apa tante lagi cek email” jawabku sekenanya. Tapi tante Lia sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku. BANDAR BOLA

“Ada apa sih tante?” tanyaku. “Aah nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin tante nonton di kamar” jawabnya. “Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku. “Tapi jangan lama-lama yah” kata Tante Lia lagi. Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke kamar tante kesepian dan menemani tante Lia nonton film horor yang kebetulan juga banyak mengumbar adegan-adegan syur. Melihat film itu langsung saja aku menjadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi.

Malah Tante Lia sudah memakai baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra karena aku bisa melihat puting susunya yang agak mancung ke depan. Gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi apa boleh buat aku tidak berani berbuat macam-macam. Batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku terpaksa bergerak-gerak sedikit guna membetulkan posisinya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu tante Lia rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku. “Lagi ngapain sih kamu, Lan?” tanyanya sambil tersenyum. “Ah nggak apa-apa kok, tante” jawabku malu. Sementara itu tante Lia mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat di atas ranjang. “Kamu terangsang yah, Lan, lihat film ini?” “Ah nggak tante, biasa aja” jawabku mencoba mengendalikan diri.

Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante kesepian Lia pun rupanya sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu. “Menurut kamu tante seksi nggak, Lan?” tanyanya. “Wah seksi sekali tante” kataku. “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan payudaranya sehingga terlihat semakin membesar. “Wah seksi tante dong, abis bodynya tante bagus sih” kataku. BANDAR BOLA

“Ah masa sih?” tanyanya. “Iya benar tante, swear..” kataku. Jarak kami semakin merapat karena tante Lia terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya lagi padaku.. “Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante”. “Mmaauu tante..” Ah, seperti ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada tante Lia. “Wahh barang kamu lumayan juga, Lan” katanya. “Ah tante kesepian bisa aja..

Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. Sampe saya gemes deh ngeliatnya..” kataku. “Ah nakal kamu yah, Lan” jawabnya sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku. “Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh” kataku. “Ah yang benar nih?” tanyanya. “Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang itu nggak tante?” kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar itu.

“Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya. Wah kesempatan besar, tapi aku agak sedikit takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus payudaranya. “Ahh.. Arghh enak Lan.. Kamu nakal ya” kata tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku. “Loh kok dilepas sih Lan?” tanyanya. “Ah takut tante marah” kataku. “Oohh nggak lah, Lan.. Kemari deh”.

Tanganku digenggam tante kesepian Lia, kemudian diletakkan kembali di payudaranya sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya. “Aarrhh.. Sshh” rintihnya hingga semakin membuatku penasaran. Lalu aku pun mencoba mencium tante Lia, sungguh di luar dugaanku, Tante Lia menyambut ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali sambil tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu. “Ahh kamu memang hebat Lan.. Terusin Lan.. Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh”. BANDAR BOLA

“Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku. “Oohh silakan Lan”, sambutnya. Dengan cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu. “Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan. “Teruuss.. Teerruuss Lan.. Ahh enak sekali..” Lama aku menjilati putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.

Lalu sekilas kulihat tangan Tante kesepian Lia sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kulepaskan. “Aahh buka saja Lan.. Ahh” Nafas Tante Lia terengah-engah menahan nafsu. Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi. Sekarang Tante kesepian Lia sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu.

Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang kemaluannya yang sudah basah itu. “Arrhh.. Sshh.. Enak Lan.. Enak sekali” jeritnya. Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin dan mengkilap itu. Lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti mengecat saja. BANDAR BOLA

Tante Lia semakin kelabakan hingga dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil meremas payudaranya. “Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii.. Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin basah. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan orgasme. Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa keenakkan sekali lalu dia menjerit.. “Oohh.. Aarrhh..

Tante udah keeluuaarr Lan.. Ahh” sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan dan lidahku masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali. “Wah ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh..” ujarnya sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut belepotan ke bibir Tante Lia. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di elus-elus oleh tante Lia dan aku pun masih memilin-milin puting tante yang sudah semakin keras itu. “Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante”.

Tangan tante Lia segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja karena terasa enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lia. Lalu aku juga tidak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Rupanya tante Lia mulai terangsang kembali ketika tanganku meremas-remas payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum terus puting susunya sehingga tante Lia menjadi semakin blingsatan.

“Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Lan?” “Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang..” “Aahh kamu memang pandai muji orang, Lan..” Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu tante kesepian Lia mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai akhirnya Tante Lia berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati batang kemaluanku. BANDAR BOLA

Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang telah mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Aku benar-benar merasakan nikmatnya service yang diberikan oleh Tante kesepian Lia. Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya.

Selang beberapa menit setelah tante kesepian melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Lia kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas ranjang. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku. “Aahh Lan, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah..

Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan kamu itu”. “Iiyaa tante” kataku. Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya sehingga tante kesepian Lia lagi-lagi menjerit keenakan.. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Lan, jangan tanggung-tanggung masukiinn..” Lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku.

Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya sehingga agak sulit memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegang sekali itu. “Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Lan.. Teruss-teruuss.. Aahh” Aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante kesepian Lia sehingga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya.

Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Lia juga ikut-ikutan bergoyang. Rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat tante Lia menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. Sementara itu aku terus menjilati puting dan menjilati leher yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Lia mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi. BANDAR BOLA

“Oohh.. Sshh.. Lan.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh..” mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini. “Aahh.. Cepat Lan, tante mau keluuaarr.. Aahh” Tubuh tante kesepian Lia kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik. Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya. “Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya. “Wahh kamu memang hebaat Lan..

Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar” “Iiyaa tante.. Bentar lagi juga Alan keluar nih..” ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang berdenyut-denyut itu. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..” “Terusin Lan.. Terus.. Aahh.. Sshh” erangan tante Lia membuatku semakin kuat merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya. “Aauuhh pelan-pelan Lan, aahh.. Sshh”


“Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih..” kataku. “Aahh.. Lan.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain siraman hangat peju kamu..” “Iiyyaa.. Tante..” Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku. “Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Rio mau keluar nih.. Ahh” lalu aku memeluk tante Lia sambil meremas-remas payudaranya. Sementara itu, tante Lia memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.

“Aahh tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh..” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott.. “Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante kesepian Lia untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante kesepian Lia menbelai-belai rambutku. “Ah kamu ternyata seorang jagoan, Lan..” Setelah itu dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. BANDAR BOLA

Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap olehnya. Dan kemudian kami berdua pun tidur saling berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai tiga kali. Setelah kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno. Hubungan kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya diketahui oleh orang tuaku. Karena merasa malu, Tante kesepian Lia pun pindah ke Jakarta dan menjalankan usahanya di sana.

Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Lia dan semenjak kepindahannya, tante Lia tidak pernah menghubungiku lagi.a
Share:
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic
Image and video hosting by TinyPic

Recent Posts

Total Pageviews

Labels

 
×
Judul