tag:blogger.com,1999:blog-20899846045743548342024-03-27T10:38:20.395-07:00Bispak GratisKumpulan Film JAV Dan Cerita Dewasa Terbaru, Terlengkap, Spektakuler Yang Pernah Ada !!LIGA UTAMAhttp://www.blogger.com/profile/07419199000149027937noreply@blogger.comBlogger52125tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-40129355843050663532018-12-01T21:18:00.002-08:002018-12-01T21:18:20.410-08:00Cerita Dewasa Bersetubuh Dengan Tante Pemilik Warung Langganan<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-4LPmT6Nh6tA/XANq9octwBI/AAAAAAAAPjI/k9sLov3bRGQdAOJ7RMQwIMteEBYuYiYYACLcBGAs/s1600/ai2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Bersetubuh Dengan Tante Pemilik Warung Langganan" border="0" data-original-height="445" data-original-width="346" height="640" src="https://4.bp.blogspot.com/-4LPmT6Nh6tA/XANq9octwBI/AAAAAAAAPjI/k9sLov3bRGQdAOJ7RMQwIMteEBYuYiYYACLcBGAs/s640/ai2.JPG" title="cerita hot" width="489" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12.8px;"><b>Cerita Dewasa Bersetubuh Dengan Tante Pemilik Warung Langganan</b></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="https://nodaiakudong.blogspot.com/">CERITA DEWASA -</a></span></b> Namaku Otong (bukan nama sebenarnya), aku bekerja di sebuah perusahaan cukup terkenal di Jawa Barat, di sebuah kota yang sejuk, dan saya tinggal (kost) di daerah perkampungan yang dekat dengan kantor. Di daerah tersebut terkenal dengan gadis-gadisnya yang cantik & manis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku dan teman-teman kost setiap pulang kantor selalu menyempatkan diri untuk menggoda cewek-cewek yang sering lewat di depan kost. Di sebelah kostku ada sebuah warung kecil tapi lengkap, lengkap dalam artian untuk kebutuhan sehari-hari, dari mulai sabun, sandal, gula, lombok, roti, permen, dsb itu ada semua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sudah langganan dengan warung sebelah. Kadang kalau sedang tidak membawa uang atau saat belanja uangnya kurang aku sudah tidak sungkan-sungkan untuk hutang. Warung</div>
<div style="text-align: justify;">
itu milik Ibu Ita (tapi aku memanggilnya Tante Ita), seorang janda cerai beranak satu yang tahun ini baru masuk TK nol kecil. Warung Tante Ita buka pagi-pagi sekitar jam lima, terus tutupnya juga sekitar jam sembilan malam. Warung itu ditungguin oleh Tante Ita sendiri dan keponakannya yang SMA, Krisna namanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti biasanya, sepulang kantor aku mandi, pakai sarung terus sudah stand by di depan TV, sambil ngobrol bersama teman-teman kost. Aku bawa segelas kopi hangat, plus singkong goreng, tapi rasanya ada yang kurang.., apa ya..?, Oh ya rokok, tapi setelah aku lihat jam dinding sudah menunjukkan jam 9 kurang 10 menit (malam), aku jadi ragu, apa warung Tante Ita masih buka ya..?, Ah.., aku coba saja kali-kali saja masih buka. Oh, ternyata warung Tante Ita belum tutup, tapi kok sepi.., “Mana yang jualan”, batinku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tante.., Tante.., Dik Krisna.., Dik Krisna”, lho kok kosong, warung ditinggal sepi seperti ini, kali saja lupa nutup warung.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ah kucoba panggil sekali lagi, “Permisi.., Tante Ita?”.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh ya.., tungguu”, Ada suara dari dalam. Wah jadi deh beli rokok akhirnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Yang keluar ternyata Tante Ita, hanya menggunakan handuk yang dililitkan di dada, jalan tergesa-gesa ke warung sambil mengucek-ngucek rambutnya yang kelihatannya baru selesai mandi juga habis keramas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh.., maaf Tante, Saya mau mengganggu nich.., Saya mo beli rokok gudang garam inter, lho Dik Krisna mana?</div>
<div style="text-align: justify;">
“O.., Krisna sedang dibawa ama kakeknya.., katanya kangen ama cucu.., maaf ya Mas Otong Tante pake’ pakaian kayak gini.. baru habis mandi sich”.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak apa-apa kok Tante, sekilas mataku melihat badan yang lain yang tidak terbungkus handuk.., putih mulus, seperti masih gadis-gadis, baru kali ini aku lihat sebagian besar tubuh Tante Ita, soalnya biasanya Tante Ita selalu pakai baju kebaya. Dan lagi aku baru sadar dengan hanya handuk yang dililitkan di atas dadanya berarti Tante Ita tidak memakai BH. Pikiran kotorku mulai kumat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malam gini kok belum tutup Tante..?</div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya Mas Otong, ini juga Tante mau tutup, tapi mo pake’ pakaian dulu?</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh biar Saya bantu ya Tante, sementara Tante berpakaian”, kataku. Masuklah aku ke dalam warung, lalu menutup warung dengan rangkaian papan-papan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Wah ngerepoti Mas Otong kata Tante Ita.., sini biar Tante ikut bantu juga”. Warung sudah tertutup, kini aku pulang lewat belakang saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Trimakasih lho Mas Otong..?”.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sama-sama..”kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tante saya lewat belakang saja”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat aku dan Tante Ita berpapasan di jalan antara rak-rak dagangan, badanku menubruk tante, tanpa diduga handuk penutup yang ujung handuk dilepit di dadanya terlepas, dan Tante Ita terlihat hanya mengenakan celana dalam merah muda saja. Tante Ita menjerit sambil secara reflek memelukku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas Otong.., tolong ambil handuk yang jatuh terus lilitkan di badan Tante”, kata tante dengan muka merah padam. Aku jongkok mengambil handuk tante yang jatuh, saat tanganku mengambil handuk, kini di depanku persis ada pemandangan yang sangat indah, celana dalam merah muda, dengan background hitam rambut-rambut halus di sekitar vaginanya yang tercium harum. Kemudian aku cepat-cepat berdiri sambil membalut tubuh tante dengan handuk yang jatuh tadi. Tapi ketika aku mau melilitkan handuk tanpa kusadari burungku yang sudah bangun sejak tadi menyentuh tante.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas Otong.., burungnya bangun ya..?”.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya Tante.., ah jadi malu Saya.., habis Saya lihat Tante seperti ini mana harum lagi, jadi nafsu Saya Tante..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah tidak apa-apa kok Mas Otong itu wajar..”.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Eh ngomong-ngomong Mas Otong kapan mo nikah..?”.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah belum terpikir Tante..”.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Yah.., kalau mo’ nikah harus siap lahir batin lho.., jangan kaya’ mantan suami Tante.., tidak bertanggung jawab kepada keluarga.., nah akibatnya sekarang Tante harus bersetatus janda. Gini tidak enaknya jadi janda, malu.., tapi ada yang lebih menyiksa Mas Otong.. kebutuhan batin..”.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh ya Tante.., terus gimana caranya Tante memenuhi kebutuhan itu..”, tanyaku usil.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Yah.., Tante tahan-tahan saja..”.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kasihan.., batinku.., andaikan.., andaikan.., aku diijinkan biar memenuhi kebutuhan batin Tante Ita.., ough.., pikiranku tambah usil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu itu bentuk sarungku sudah berubah, agak kembung, rupanya tante juga memperhatikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas Otong burungnya masih bangun ya..?”.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku cuma megangguk saja, terus sangat di luar dugaanku, tiba-tiba Tante Ita meraba burungku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Wow besar juga burungmu, Mas Otong.., burungnya sudah pernah ketemu sarangnya belom..?”.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Belum..!!”, jawabku bohong sambil terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak pernah kurasakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas.., boleh dong Tante ngeliatin burungmu bentarr saja..?”, belum sempat aku menjawab, Tante Ita sudah menarik sarungku, praktis tinggal celana dalamku yang tertinggal plus kaos oblong.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh.., sampe’ keluar gini Mas..?”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya emang kalau burungku lagi bangun panjangnya suka melewati celana dalam, Aku sendiri tidak tahu persis berapa panjang burungku..?”, kataku sambil terus menikmati kocokan tangan Tante Ita.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Wah.., Tante yakin, yang nanti jadi istri Mas Otong pasti bakal seneng dapet suami kaya Mas Otong..”, kata tante sambil terus mengocok burungku. Oughh.., nikmat sekali dikocok tante dengan tangannya yang halus kecil putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, Tante Ita sudah melepaskan lagi handuk yang kulilitkan tadi, itu aku tahu karena burungku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang tidak terlalu besar itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ough.., Tante.., nikmat Tante.., ough..”, desahku sambil bersandar memegangi dinding rak dagangan, kali ini tante memasukkan burungku ke bibirnya yang kecil, dengan buasnya dia keluar-masukkan burungku di mulutnya sambil sekali-kali menyedot.., ough.., seperti terbang rasanya. Kadang-kadang juga dia sedot habis buah salak yang dua itu.., ough.., sesshh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku kaget, tiba-tiba tante menghentikan kegiatannya, dia pegangi burungku sambil berjalan ke meja dagangan yang agak ke sudut, Tante Ita naik sambil nungging di atas meja membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku kini.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas Otong.., berbuatlah sesukamu.., cepet Mas.., cepet..!”.<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.co/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.co/">BOLA JALAN</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.co/">PASARAN BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.co/">HANDICAP</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.co/">OVER / UNDER</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.co/">PREDIKSI BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.co/">BOCORAN ANGKA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.co/">BOCORAN TOGEL</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.co/">BOCORAN PARLAY</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.co/">BOCORAN SKOR</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.co/">BBM : DE2448E4</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.co/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.co/">LINE : LIGAUTAMA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.co/">WA : +855 15969201</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa basa-basi lagi aku tarik celana dalamnya selutut.., woow.., pemandangan begini indah, vagina dengan bulu halus yang tidak terlalu banyak. Aku jadi tidak percaya kalau Tante Ita sudah punya anak, aku langsung saja mejilat vaginanya, harum, dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari vaginanya. Aku lahap rakus vagina tante, aku mainkan lidahku di clitorisnya, sesekali aku masukkan lidahku ke lubang vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ough Mas.., ough..”, desah tante sambil memegangi susunya sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Terus Mas.., Maas..”, aku semakin keranjingan, terlebih lagi waktu aku masukkan lidahku ke dalam vaginanya, ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian Tante Ita membalikkan badannya telentang di atas meja dengan kedua paha ditekuk ke atas.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo Mas Otong.., Tante sudah tidak tahan.., mana burungmu Mas.. burungmu sudah pengin ke sarangnya.., wowww.., Mas Otong.., burung Mas Otong kalau bangun dongak ke atas ya..?”. Aku hampir tidak dengar komentar Tante Ita soal burungku, aku melihat pemandangan demikian menantang, vagina dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, aku langsung tancapkan burungku dibibir vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aughh..”, teriak tante.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kenapa Tante..?”, tanyaku kaget.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Udahlah Mas.., teruskan.., teruskan..”, aku masukkan kepala burungku di vaginanya, sempit sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tante.., sempit sekali Tante.?”.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak apa-apa Mas.., terus saja.., soalnya sudah lama sich Tante tidak ginian.., ntar juga nikmat..”.</div>
<div style="text-align: justify;">
Yah.., aku paksakan sedikit demi sedikit.., baru setengah dari burungku amblas.., Tante Ita sudah seperti cacing kepanasan gelepar ke sana ke mari.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Augh.., Mas.., ouh.., Mas.., nikmat Mas.., terus Mas.., oughh..”.</div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu juga aku.., walaupun burungku masuk ke vaginanya cuma setengah, tapi sedotannya oughh luar biasa.., nikmat sekali. Semakin lama gerakanku semakin cepat. Kali ini burungku sudah amblas dimakan vagina Tante Ita. Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Ita. Tiba-tiba tante terduduk sambil memelukku, mencakarku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oughh Mas.., ough.., luar biasa.., oughh.., Mas Otong..”, katanya sambil merem-melek.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kayaknya ini yang namanya orgasme.., ough..”, burungku tetap di vagina Tante Ita.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas Otong sudah mau keluar ya..?”. Aku menggeleng. Kemudian Tante Ita telentang kembali, aku seperti kesetanan menggerakkan badaku maju mundur, aku melirik susunya yang bergelantungan karena gerakanku, aku menunduk dan kucium putingnya yang coklat kemerahan. Tante Ita semakin mendesah, “Ough.., Mas..”, tiba-tiba Tante Ita memelukku sedikit agak mencakar punggungku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oughh Mas.., aku keluar lagi..”, kemudian dari kewanitaannya aku rasakan semakin licin dan semakin besar, tapi denyutannya semakin terasa, aku dibuat terbang rasanya. Ach rasanya aku sudah mau keluar, sambil terus goyang kutanya Tante Ita.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tante.., Aku keluarin dimana Tante..?, di dalam boleh nggak..?”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Terrsseerraah..”, desah Tante Ita. Ough.., aku percepat gerakanku, burungku berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh burungku. Akhirnya semua terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa. Akhirnya spermaku aku muntahkan dalam vagina Tante Ita, masih aku gerakkan badanku rupanya kali ini Tante Ita orgasme kembali, dia gigit dadaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas Otong.., Mas Otong.., hebat Kamu Mas”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku kembali kenakan celana dalam serta sarungku. Tante Ita masih tetap telanjang telentang di atas meja.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas Otong.., kalau mau beli rokok lagi yah.., jam-jam begini saja ya.., nah kalau sudah tutup digedor saja.., tidak apa-apa.., malah kalau tidak digedor Tante jadi marah..”, kata tante menggodaku sambil memainkan puting dan clitorisnya yang masih nampak bengkak.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tante ingin Mas Otong sering bantuin Tante tutup warung”, kata tante sambil tersenyum genit. Lalu aku pulang.., baru terasa lemas sakali badanku, tapi itu tidak berarti sama sekali dibandingkan kenikmatan yang baru kudapat. Keesokan harinya ketika aku hendak berangkat ke kantor, saat di depan warung Tante Ita, aku di panggil tante.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Rokoknya sudah habis ya.., ntar malem beli lagi ya..?”, katanya penuh pengharapan, padahal pembeli sedang banyak-banyaknya, tapi mereka tidak tahu apa maksud perkataan Tante Ita tadi, akupun pergi ke kantor dengan sejuta ingatan kejadian kemarin malam.</div>
LIGA UTAMAhttp://www.blogger.com/profile/07419199000149027937noreply@blogger.com19tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-38456955717836533512018-11-16T02:39:00.000-08:002018-11-16T02:39:11.691-08:00Cerita Dewasa Nikmat Diperkosa Tante Sebelah Setiap Hari<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-6Qjfygk9vJ8/W-6cuHQHzhI/AAAAAAAAPcU/Z1w1RH9DFJYa37wsBkfMRHzNmyOsH-M4gCLcBGAs/s1600/c1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Kenikmatan Seks Antar Tetangga Sungguh Nikmat" border="0" data-original-height="448" data-original-width="416" height="640" src="https://2.bp.blogspot.com/-6Qjfygk9vJ8/W-6cuHQHzhI/AAAAAAAAPcU/Z1w1RH9DFJYa37wsBkfMRHzNmyOsH-M4gCLcBGAs/s640/c1.JPG" title="cerita hot" width="590" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12.8px;"><b>Cerita Dewasa Kenikmatan Seks Antar Tetangga Sungguh Nikmat</b></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://nodaiakudong.blogspot.com/">CERITA DEWASA - </a></span></b>Aku dan suami sudah pindah kerumah kami sendiri. Kami baru pindah ke sebuah kompleks perumahan yang masih sangat baru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belum banyak penghuni yang menempatinya, malahan di gang rumahku (yang terdiri dari 12 rumah) baru 2 rumah yang ditempati, yaitu rumahku dan rumah Pras. Rumah Pras hanya berjarak 2 rumah dari rumahku. Karena tidak ada tetangga yang lain, Pras jadi cepat sekali akrab dengan suamiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku dan Winda, istri Pras jadi seperti sahabat lama, kebetulan kami seumuran. Hampir tiap hari kami saling curhat tentang apa saja, termasuk soal seks. Biasa kami berbincang di teras depan rumah Winda kalau sore sambil Winda menyuapi Aria, anak mereka. Aku kurang “happy” soal urusan ranjang ini dengan suamiku. Bukannya suamiku ada kelainan, tapi dia senangnya tembak langsung tanpa pemanasan dahulu, sangat konservatif tanpa variasi dan sangat egois. Begitu sudah ngecret ya sudah, dia tidak peduli dengan aku lagi. Sehingga aku sangat jarang mencapai kepuasan dengan suamiku. Sebaliknya Winda bercerita kalau dia sangat “happy” dengan kehidupan seksnya. Pras hampir selalu bisa memberikan kepuasan kepada istrinya. Kami saling berbagi cerita dan kadang sangat mendetail malah. Sering aku secara terbuka menyatakan iri pada Winda dan hanya ditanggapi dengan tawa terkekeh2 oleh Winda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jum’at petang itu kebetulan aku sendirian di rumah. Terdengar ketukan di pintu sambil memanggil2 nama suamiku.Aku membukakan pintu. “Eh .. Mas. Masuk Mas,” sapaku ramah. Aku baru selesai mandi sehingga tanpa make up dengan rambut yang masih basah tergerai sebahu. Aku mengenakan daster batik mini warna hijau tua dengan belahan dada rendah, tanpa lengan yang memeperlihatkan pundak dan lengan yang putih dan sangat mulus. “Nnng … suamimu mana Sin?” “Wah ke luar kota Mas.” “Tumben Sin dia tugas luar kota. Kapan pulang?” “Iya Mas, kebetulan ada acara promosi, jadi dia harus ikut, sampai Minggu baru pulang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mas Pras ada perlu ama suamiku?” “Enggak kok, cuman pengin ngajak catur aja. Lagi kesepian nih, Winda ama Aria nginep dirumah ibunya.” “Wah kalo cuman main catur ama Sintia aja Mas.” “Emang Sintia bisa catur?” “Eit jangan menghina Mas, biar Sintia cewek belum tentu kalah lho ama Mas.” kata ku sambil tersenyum. “Ya bolehlah, aku pengin menjajal Sintia,” katanya dengan nada agak nakal.Aku hanya tersenyum menjawab godaanku. Aku membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan dia duduk di kursi tamu. “Sebentar ya Mas, Sintia ambil minuman. Mas susun dulu caturnya.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku melenggang ke ruang tengah. Pas aku melangkah sambil membawa baki yang berisi 2 cangkir teh dan sepiring kacang goreng kegemarannya dan suamiku kalau lagi main catur, dia sedang menyusun biji2 catur dipapannya. Aku membungkuk meletakkan baki di meja, mau tak mau belahan dada dasterku terbuka dan menyingkap dua bukit toketku yang putih dan sangat padat. Aku tidak memakai bra. Kemudian aku duduk di kursi sofa di seberang meja. “Siapa jalan duluan Mas?” “Sintia kan putih, ya jalan duluan dong,” jawabnya. Beberapa saat kami mulai asik menggerakkan buah catur. Aku membuktikan bahwa aku cukup menguasai permaian ini. Beberapa kali langkah ku membuat dia harus berpikir keras. Tapi aku pun kerepotan dengan langkahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa kali aku harus memutar otak. Kadang2 aku membungkuk di atas meja yang rendah itu dengan kedua tanganku bertumpu di pinggir meja. Posisi ini tentu saja membuat belahan dasterku terbuka lebar dan kedua toketku yang aduhai itu menjadi santapan empuk kedua matanya. Satu dua kali dalam posisi seperti itu aku mengerling kepadanya dan memergoki dia sedang menikmati toketku. Aku membiarkan matanya menjelajahi toketku sehingga aku sama sekali tidak mencoba menutup daster dengan tanganku. “Cckk cckk cckk Sintia memang hebat, aku ngaku kalah deh.” “Ah dasar Mas aja yang ngalah dan nggak serius mainnya. Konsentrasi dong Mas,” jawab ku sambil tersenyum menggoda. “Ayo main lagi, Sintia belum puas nih.” kataku rada genit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami main lagi, permainan berjalan lebih seru, sehingga suatu saat ketika sedang berpikir, tanpa sengaja tanganku menjatuhkan biji catur yang sudah “mati” ke lantai. Dengan mata masih menatap papan catur aku mencoba mengambil biji catur tsb dari lantai dengan tangan kananku. Rupanya dia juga melakukan hal yang sama, sehingga tanpa sengaja tangan kami saling bersenggolan di lantai. Entah siapa yang memulainya, tapi kami saling meremas lembut jari tangan di sisi meja sambil masih duduk di kursi masing2. Aku melihat ke arah nya. dia masih dalam posisi duduk membungkuk . Jari tangan kirinya masih terus meremas jari tangan kananku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia menjulurkan kepalaku dan mencium dahi ku dengan sangat mesra. Aku sedikit terperanjat dengan langkahnya, tapi hanya sepersekian detik saja. Aku melenguh pelan, “oooohhh …”Dia tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia mengkulum lembut bibir ku sambil tangan kanannya melingkar di belakang leherku. Aku menyambutnya dengan mengulum balik bibirnya. Kami saling berciuman dengan posisi duduk berseberangan dibatasi oleh meja. Kuluman bibirnya ke bibirku berubah menjadi lumatan. Bibirku disedot pelan, dan lidahnya mulai menyeberang ke mulutku. Aku pun menyambutnya dengan permainan lidahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Merasa tidak nyaman dalam posisi ini, dia lepaskan ciumannya. Dia bangkit berdiri, berjalan mengitari meja dan duduk di sisi kiri ku. Belum sedetik dia duduk aku sudah memeluknya dan bibirnya kembali melumat kedua bibirku. Lidahnya terus menjelajah seluruh isi mulutku sepanjang yang bisa dia lakukan. Aku pun tak mau kalah bereaksi. Harus aku akui bahwa aku belum pernah berciuman begini hot, bahkan dengan suamiku sekalipun. Dia menciumi sisi kiri leher ku yang putih jenjang. Rintih kegelian yang keluar dari mulut ku dan bau sabun yang harum semakin memompa semangatnya. Ciumannyabergeser ke belakang telinga ku, sambil sesekali menggigit lembut cupingnya. Aku semakin menggelinjang penuh kegelian bercampur kenikmatan. “Aaahhhh … aaaahhhhh,” aku merintih pelan. Dia merangkul leherku dengan lengan kanannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tangan kanannya mulai menelusup di balik dasterku dan merayap pelan menuju puncak toket ku yang sebelah kanan. Toketku memang sangat padat. Bentuknya sempurna, ukurannya cukup besar karena tangannya tak mampu mengangkup seluruhnya. Jari2nya mulai menari di sekitar pentil ku yang sudah tegak menantang. Dengan ibu jari dan telunjuknya dia memelintir lembut pentilku yang mungil itu. Aku kembali menggelinjang kegelian. Aku menolehkan wajah ke kiri dengan mata yang masih terpejam. Dia melumat bibirku. Kami kembali berciuman dengan panasnya sambil tangannya terus bergerilya di toket kananku. Ciumannya semakin ganas dan sesekali menggigit lembut bibirku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tangan kirinya digerakkan ke paha kiri ku yang mulus. Lambat namun pasti, usapan tangan diarahkannya semakin keatas mendekati pangkal pahaku. Ketika jarinya mulai menyentuh cd ku di sekitar no nokku, dia menghentikan gerakanku. Tangan kirinya kembali diturunkan, dia mengusap lembut pahaku mulai dari atas lutut. Gerakan ini diulang beberapa kali sambil tangan kanannya masih memelintir pentil kanan ku dan mulut kami masih saling berpagutan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ciumannya semakin mengganas. Dia pun mulai meraba no nokku yang masih terbalut cd itu. no nokku berdenyut lembut . Dengan jari tengah tangan kirinya, dia menekan pelan tepat di tengah no nokku. Denyutan itu semakin terasa. “Aaahh … Mas… aahhh .. iya .. iya,” aku melenguh sambil sedikit meronta dan kedua tanganku menyingkap daster miniku serta menurunkan cdku sampai ke lutut. Serta merta matanya bisa menatap leluasa no nokku. Bukitnya menyembul indah, jembutku cukup lebat. Di antara kedua gundukan no nokku itu terlihat celah sempit yang kentara sekali berwarna merah kecoklatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian jari2 tangan kirinya mulai membelai semak2 yang terasa sangat lembut itu. Aku bereaksi terhadap belaiannya dengan menciumi leher dan telinga kanannya. Aku semakin erat memeluknya. Tangan kanannya dari tadi tak berhenti meremas2 toket ku yang sangat berisi itu. Jari2nya mulai mengusap lembut no nokku yang sangat halus itu. Perlahan dia menyisipkan jari tengah kirinya di celah no nokku. Aku rasakan sedikit lembab dan agak berlendir. Dia menyusup lebih dalam lagi sampai dia menemukan it ilku yang sangat mungil . Dengan gerakan memutar lembut dia mengusap it ilku. “Ahhhh … iya … Mas .. ahhhh .. ahhhh.” Jari tengahnya ditekan sedikit lebih kuat ke it ilku, sambil digosokkan naik turun. Aku meresponsnya dengan membuka lebar kedua pahaku, namun gerakanku terhalang cd yang masih bertengger di kedua lututku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejenak ia menghentikan gosokan jarinya, dia menggunakan tangan kirinya untuk menurunkan cdku. Aku membantu dengan mengangkat kaki kiriku hingga cdku terlepas dan hanya menggantung di lutut kanan ku. Gerakan ku sudah tak terhalang lagi. Dengan leluasa aku membuka lebar kedua pahaku. Jarinya sekarang leluasa menjelajah seluruh no nokku yang sudah sangat licin berlendir itu. Dia menggosok2 it il ku dengan lebih kuat sambil sesekali mengusap ujung no nokku dan digesek keatas kearah it ilku. Aku menggelinjang semakin hebat. “Aaaaaahhhhh …. Mas .. Mas ….. ahhhhh .. terus … ahhhhh,” pintaku sambil merintih. Intensitas gosokannya semakin dia tingkatkan. Dia mulai mengorek bagian luar lubang no nokku. “Iya … ahhh … iya .. Mas …”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku hanya tergolek bersandar di sofa yang empuk itu. Kepalaku terdongak kebelakang, mataku tertutup rapat. Mulutku terbuka lebar sambil tak henti mengeluarkan erangan penuh kenikmatan. Tanganku terkulai lemas tak lagi memeluknya. Tangan kanannya pun sudah berhenti bekerja karena merangkul aku dengan erat agar aku tidak melorot ke bawah. Daster ku sudah terbuka sampai keperut, menyingkap kulit yang sangat putih mulus tak bercacat. Cdku masih menggantung di lutut kananku. Pahaku mengangkang maksimal. Jarinya masih menari-nari di seluruh bagian luar no nokku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia sengaja belum menyentuh bagian dalam no nokku. Aku sekarang menggeleng2 kepala ke kiri kanan dengan liar. Rambut basahku yang sudah mulai kering tergerai acak2an. “Mas … Mas …. ahhhhh …. enak …. ahhhh nggak tahaaann .. ahhhh.” Aku sudah hampir mencapai puncak kenikmatan birahiku. Dengan lembut dia mulai menusukkan jari tengahnya ke dalam no nokku yang sudah sangat basah itu. Dia menyorongkan sampai seluruh jarinya tertelan no nokku yang cukup sempit itu. Dia tarik perlahan sambil sedikit dibengkokkan keatas sehingga ujung jarinya menggesek lembut dinding atas no nokku. Gerakan ini dilakukannya berulang kali, masuk lurus keluar bengkok, masuk lurus keluar bengkok, begitu seterusnya. Tak sampai 10 kali gerakan ini, tubuhku menjadi kaku, kedua tanganku mencengkeram erat pinggiran sofa. Kepalaku semakin mendongak kebelakang. Mulutku terbuka lebar. Gerakannya dipercepat dan ditekan lebih dalam lagi. “Aaaaaahhhhhhhhhh.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku melenguh dalam satu tarikan nafas yang panjang. Tubuhku sedikit menggigil. Aku bisa merasakan jari tangannya makin terjepit kontraksi otot no nokku, dan bersamaan dengan itu cairan no noktku menyiram jarinya. Aku telah nyampe. Dia tidak menghentikan gerakan jarinya, hanya sedikit mengurangi kecepatannya. Tubuh ku masih menggigil dan menegang. Mulutku terbuka tapi tak ada suara yang keluar sepatahpun, hanya hembusan nafas kuat dan pendek2 yang keluar lewat mulutku. Kondisi demikian berlangsung selama beberapa saat. Kemudian tubuh ku berangsur melemas, dia pun memperlambat gerakan jarinya sampai akhirnya dengan sangat perlahan dia cabut dari no nokku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mata ku masih terpejam rapat, bibirku masih sedikit ternganga. dengan lembut dan pelan dia mendekatkan bibirnya ke mulut ku. Dia mencium mesra bibirku yang sensual itu. Akupun menyambut dengan tak kalah mesranya. Kami berciuman bak sepasang kekasih yang saling jatuh cinta. Agak berbeda dengan ciuman yang menggelora seperti sebelumnya. “Nikmat Sin?” dengan lembut dia berbisik di telinga ku. “Mas … ah … Sintia belum pernah merasakan kenikmatan seperti tadi ..sungguh Mas. Mas sangat pinter … Makasih Mas … Winda sungguh beruntung punya suami Mas.” “Aku yang beruntung Sin, bisa memberi kepuasan kepada wanita secantik dan semulus kamu.” “Ah Mas bisa aja … Sintia jadi malu.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya aku sadar akan kondisiku saat itu. Dasterku awut2an, pahaku masih terbuka lebar, dan cdku tersangkut di lututku. Aku segera duduk tegak, menurunkan dasterku sehingga menutup pangkal pahaku. Akhirnya aku bangkit berdiri. “Sintia mau cuci dulu Mas.” “Aku ikut dong Sin, ntar aku cuciin,” dia menggodaku. “Ihhh Mas genit.” Sambil berkata demikian aku menggamit tangannya dan menariknya ke kamarku. Sampai di kamarku dia berkata: “Aku copot pakaianku dulu ya Sin, biar nggak basah.” Aku tidak berkata apa2 tetapi mendekatinya dan membantu melepas kancing celananya semantara dia melepaskan kaosnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia kemudian melepaskan juga celananya dan hanya memakai cd saja. Aku melirik ke arah cdnya. Tampaknya kon tolnya yang besar dan panjang (dibandingkan dengan kon tol suamiku yang kecil) sudah menegang. Dia maju selangkah dan mengangkat ujung bawah dasterku sampai keatas dan aku mengangkat kedua tangannya sehingga dasternya mudah terlepas. Dia tampak mengagumi tubuhku. Toket yang dari tadi hanya diraba sekarang terpampang dengan jelas di hadapannya. Bentuknya bundar kencang, cukup besar, tapi masih proporsional dengan ukuran tubuh ku yang sexy itu. Pentilku sangat kecil bila dibanding ukuran bukit toketku. Warna pentilku coklat agak tua, sungguh kontras dengan warna kulit ku yang begitu putih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perut ku sungguh kecil dan rata, tak tampak sedikitpun timbunan lemak disana. Pinggulku sungguh indah dan pantatku sangat sexy, padat dan sangat mulus. Pahaku sangat mulus dan padat, betisku tidak terlampau besar dan pergelangan kakiku sangat kecil. “Mas curang … Sintia udah telanjang tapi Mas belum buka cdnya.” Tanpa menunggu reaksinya, aku maju selangkah, agak membungkuk dan memelorotkan cdnya. Dia membantu dengan melangkah keluar dari cdnya. kon tolnya yang sedari tadi sudah berdiri tegak langsung menyentak. Besar dan panjang, mengangguk2 saking kerasnya. Kami berdua berdiri berhadapan sambil bertelanjang bulat saling memandangi. Tak tahan melihat tubuh molek ku, dia maju langung memeluk tubuhku erat. Kulit tubuhku langsung bersentuhan dengan kulit tubuh nya tanpa sehelai benangpun yang menghalangi. “Kamu cantik dan seksi sekali Sin.” “Ah Mas ngeledek aja.” “Bener kok Sin.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sambil berkata demikian dia merangkul aku lalu masuk ke kamar mandi. Dia menyemprotkan sedikit air dengan shower ke no nokku yang masih berlendir itu. Kemudian dia memeluk ku dari belakang dan menyabuni seluruh permukaan no nokku dengan lembut. Aku suka dengan apa yang dia lakukan, aku merapatkan punggungku ke tubuhnya sehingga kon tolnya menempel rapat ke pantatku. Dengan gerakan lambat dan teratur dia menggosok selangkangan ku dengan sabun. Aku mengimbanginya dengan mengggerakkan pinggulku seirama dengan gerakannya. Akhirnya selesai juga dia membantu ku mencuci selangkanganku dan mengeringkan diri dengan handuk. Sambil saling rangkul kami kembali ke kamar dan berbaring bersisian di tempat tidur. Kami saling berpelukan dan berciuman penuh kemesraan. Dia meraba seluruh permukaan tubuh mulus ku, aku pun beraksi mengelus kon tolnya yang semakin menegang itu. Aku</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ditelentangkan, kemudian dia melorot mendekati kakiku. Dia mulai menciumi betisku, perlahan keatas ke pahalu yang mulus. Akhirnya mulutnya mulai mendekati pangkal pahaku. “Ahhhhh Mas …. ah .. jangan .. nanti Sintia nggak tahan lagi .. ah.” Sekalipun aku berkata “jangan” namun justru aku membuka kedua pahaku semakin lebar seakan menyambut baik serangan mulutnya itu. “Nikmati saja Sin …. aku akan memberikan apa yang tidak pernah diberikan suamimu padamu.” Dia meneruskan jilatan dan ciumannya ke daerah selangkangan ku yang sudah menganga lebar. Bibir no nokku yang begitu tebal dan sensual. Perlahan dia mengkatupkan kedua bibirnya ke bibir no nokku. Sambil “berciuman” dia menjulurkan lidahnya mengorek ujung no nokku. “Ahhhh …. Mas … aaaaahhh .. please .. please.” Begitu mudahnya kata2ku berubah dari “jangan” menjadi “please”. Bibirnya digeser sedikit keatas sehingga menyentuh it ilku yang berwarna pink. Perlahan dia menjulurkan lidahnya dan menjilatinya berkali2.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku membuka selangkanganku semakin lebar dan menekuk lututku serta mengangkat pantatku. Dia segera memegang pantatku sambil meremasnya. Lidahnya semakin leluasa menari di it il ku. “Aaaaaahhhhhh …. enak Mas …. enak …. ahhhh .. iya …. ahhhh.” Hanya itu yang keluar dari mulut ku menggambarkan apa yang sedang kurasakan saat ini. Dia semakin meningkatkan kegiatan mulutnya, dia mengkatupkan kedua bibirnya ke it il ku yang begitu mungil, dia menyedot lambat2 benda sebesar kacang hijau itu. “Maaaaasss …. nggak tahaaaan … ahhhhh .. Maassss.” Dia melepaskan tangan kanannya dari pantat ku, kemudian jari tengahnya kembali beraksi menggosok it ilku. Lidahnya dijulurkan mengorek seluruh lubang no nokku sejauh yang dia bisa. Tubuhku menegang sehingga pantat dan selangkanganku semakin terangkat, kedua tanganku mencengkeram kain sprei. “AAAaaaaahhhhh … maaaaassssssss.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bersamaan dengan erangan ku dia merasakan ada cairan hangat dan agak asin yang keluar dari no nokku dan langsung membasahi lidahnya. Dia menjulurkan lidahnya semakin dalam dan semakin banyak cairan yang bisa dia rasakan. Aku memberontak, segera menarik dia mendekatiku. Tangan kanannya kupegang dan sentuhkan ke no nokku. Sambil terpejam, aku memeluknya dan langsung mencium bibirnya yang masih belepotan dengan lendir kenikmatanku. Dia biarkan bibir dan lidahku menari di mulutnya menyapu semua sisa lendir yang ada disana. Jari tangannya terbenam kedalam no nokku dan digerakkan masuk keluar dengan cepat. Tubuh ku kembali menggigil dan no nokku mengeluarkan cairan lagi. Rupanya itu adalah sisa orgasmeku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami masih berciuman sampai tubuh ku mulai melemas. perlahan dia mengangkat tangan kanannya dari selangkanganku, memeluk ku dengan lembut. Bibirnya perlahan dilepaskan dari cengkeraman mulut ku. Tubuh ku tergolek lemah seakan tanpa tulang. Mataku sedikit terbuka menatapnya mesra. Di bibirku sedikit menyungging senyum penuh kepuasan. “Mas …. itu tadi luar biasa Mas … Sintia belum pernah digituin … Mas hebat .. makasih Mas … Sintia hutang banyak ama Mas.” “Sin aku juga sangat senang kok bisa membuat Sintia puas seperti itu” sambil dia mengkecup lembut keningku. Mata ku berbinar penuh rasa terima kasih. Kami berbaring telentang bersebelahan untuk beberapa saat. kon tolnya masih tegang berdiri. Aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan ke kamar mandi. Kali ini aku membersihkan diriku sendiri. Dia tetap berbaring sambil mengenangkan keindahan yang baru aku alami. Tak berapa lama kemudian aku kembali dan langsung berbaring di sampingnya. Mataku menatap lekat ke kon tolnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas pengin diapain?” tanyaku manja. “Terserah kamu Sin, biasanya ama suamimu gimana dong?” dia coba memancingku. “Biasa ya langsung dimasukin aja Mas. Sintia jarang puas ama dia.” “Oh … terus Sintia penginnya gimana?” “Ya kayak ama Mas tadi, Sintia puas banget. … Sintia pengin cium punya Mas boleh nggak?” “Emang Sintia belum pernah?” “Belum Mas,” agak jengah aku menjawab, “Suamiku nggak pernah mau.” “Ya silahkan kalau Sintia mau.” Tanpa menunggu komando aku segera merangkak mengarahkan kepalaku mendekati selangkangannya. Aku pegang kon tolnya, kuamati dari dekat sambil sedikit melakukan gerakan mengocok.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sangat kaku dan canggung, maklum baru pertama melakukannya. “Ayo Sin ,, aku ngak apa2 kok. Kalau Sintia suka, lakuin apa yang Sintia mau.” Dengan penuh keraguan aku mendekatkan mulutnya ke kepala kon tolnya. Pelan2 kubuka bibirku dan memasukkan kepalanya kedalam mulutku. Hanya sampai sebatas leher kemudian kusedot perlahan. Aku tetap melakukan itu untuk beberapa saat tanpa perubahan. Dengan lembut dia memegang tangan kiriku. Dia menggenggam jemariku yang lentik dan ditariknya mendekat ke mulutnya. Dia memegang telunjukku kemudian dimasukkan ke dalam mulutnya. Dia menggerakkan masuk keluar dengan lambat sambil sesekali dijilat dengan lidahnya saat jari lentikku masih dalam mulutnya. Aku segera paham bahwa dia sedang memberi “bimbingan” bagaimana seharusnya yang kulakukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-C_GGy0p33pM/W-6cyGLKbzI/AAAAAAAAPcY/B8YcMyuz9pEWl8ZCSmj4vyPkenz3v5SMACLcBGAs/s1600/c2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Kenikmatan Seks Antar Tetangga Sungguh Nikmat" border="0" data-original-height="447" data-original-width="358" height="640" src="https://1.bp.blogspot.com/-C_GGy0p33pM/W-6cyGLKbzI/AAAAAAAAPcY/B8YcMyuz9pEWl8ZCSmj4vyPkenz3v5SMACLcBGAs/s640/c2.JPG" title="cerita dewasa" width="510" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12.8px;"><b>Cerita Dewasa Kenikmatan Seks Antar Tetangga Sungguh Nikmat</b></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa ragu aku mempraktekkan apa yang dia lakukan dengan jariku. kon tolnya kumasukkan kedalam mulutku, kemudian kepala kuangguk2kan sehingga kon tolnya tergesek keluar masuk mulutku yang sensual itu. Sekalipun masih agak canggung tapi dia mulai bisa merasakan “pelayanan” yang kuberikan. Semakin lama aku semakin tenang dan tidak kaku lagi. Kadang kumainkan lidahku di sekeliling kepala kon tolnya dalam mulutku. Sepertinya aku sendiri mulai bisa merasakan sensasi dari apa yang kulakukan dengan mulut dan lidahku. Aku mulai berani bereksperiman. Kadang kukeluarkan kon tolnya dari mulutku, menciumi batangnya kemudian memasukkannya kembali. Sesekali aku hanya menghisap kepalanya sambil mengocok batangnya. “Gimana Sin rasanya?” “Mas… Sintia merasakan rangsangan yang luar biasa, kon tolnya Mas enak .. Sintia suka, besar – panjang lagi.” Dia bangkit berdiri di atas kasur sambil bersandar di dinding kepala ranjang. Aku langsung tahu harus bagaimana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BOLA JALAN</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">PASARAN BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">HANDICAP</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">OVER / UNDER</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">PREDIKSI BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN ANGKA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN TOGEL</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN PARLAY</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN SKOR</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BBM : DE2448E4</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">WA : +855 964639161</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku duduk bersimpuh dihadapannya dan kembali menghisap kon tolnya. Kepala tetap kugerakkan maju mundur. Dan sekarang aku menemukan cara baru. Aku menjepit batang kon tolnya diantara kedua bibirku yang terkatup. Kemudian aku mengangguk2kan kepalaku. Batang dan kepala kon tolnya aku gesek dengan bibir tebalku yang terkatup. Dia membantu dengan menggerakkan pantatnya maju mundur. “Ohhh Sin …. mulutmu enak sekali … terus Sin.” “Mas suka? Winda sering ya giniin Mas ?” “Iya Sin …tapi aku lebih suka kamu … bibirmu seksi sekali .. ooohhh Sin .. Winda juga suka .. isep bijiku dan jilati semuanya Sin .. ohhh.” Aku nggak mau kalah, segera kulepaskan kon tolnya dari mulutku dan mulai menjilati dan menghisap bijinya sambil mengocok kon tolnya. Dia membelai rambut ku dan mengusap kepalaku. Aku suka sekali dan masih terus menggerayangi seluruh selangkangannya dengan lidahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian kami berganti posisi. Dia kembali tidur telentang dan aku dimintanya merangkak diatasnya dengan posisi kepala terbalik. Kami di posisi 69. Aku segera mengulum kon tolnya, dia pun mulai menjilati no nokku. Dengan posisi ini no nokkusangat terbuka dihadapannya dan dia lebih leluasa menikmati dengan bibir dan lidahnya. Dia menjilat dan hisap it il ku yang sudah menantang dan jarinya mengorek no nokku. Sesekali dia menciumi bibir no nokku yang begitu merangsang. Akupun tak mau kalah, aku melakukan segala cara yang aku tahu terhadap kon tolnya. Aku mainkan pakai lidah, kukocok sambil kuhisap, kumainkan kepala kon tolnya- mengitari dengan kedua bibirku. Sungguh nikmat sekali. Tak terlalu lama aku mulai merasakan bahwa aku sudah tidak bisa menahan lagi. Pantatku mulai bergoyang limbung kegelian, namun dia menjilati terus it ilku sambil jarinya menusuk2 no nokku. Akhirnya aku sampai juga di puncak nikmatku. Tubuhku menegang, gerakan anggukan kepalaku sambil menghisap kon tolnya semakin menggila. Tubuhku gemetaran tapi aku tetap tak rela melepas kon tolnya dari mulutku. Dia semakin giat mencium it ilku dan mengorek no nokku dengan jarinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tubuhku tiba2 mematung dan dia merasakan cairan hangat meleleh keluar dari no nokku. Dia langsung menutup no nokku dengan mulutnya dan membiarkan cairan kenikmatanku membasahi lidahnya. Rasanya asin tapi sama sekali tidak amis sehingga dia tak ragu menelan cairan itu sampai tandas. Kemudian perlahan dia mulai lagi menciumi dan menjilati seluruh permukaan no nokku. Otot ku sudah agak mengendur juga. Aku mulai lagi melakukan segala eksperimen dengan mulut dan lidahku ke kon tolnya. Kami mulai lagi dari awal. Perlahan namun pasti, aku mulai mendaki lagi puncak kenikmatan birahiku. Dia menangkupkan kedua tangannya ke bukit pantat ku dan mulai membelai dan meremas lembut. Aku menanggapinya dengan sedotan panjang di kon tolnya. Lidahnya kembali menelusuri segala penjuru selangkangan ku. Beberapa saat kemudian tubuh ku kembali gemetaran. Dia mencium bibir no nokku dan menyorongkan lidahnya sedalam mungkin ke dalam no nokku yang merangsang. Dia juga mulai merasa kalau pertahanannya mulai goyah dan bendungannya akan segera ambrol.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mempercepat gerakan kepalaku dan diapun menghisap makin kuat no nokku. Dia akhirnya sudah tak kuat menahan amarah pejunya dan …”Croooottsss crooots croots.” Peju hangatnya menyembur didalam mulut ku. Untuk sedetik aku agak kaget tapi aku cepat tanggap. Aku segera mempercepat gerakan kepalaku sambil menelan seluruh pejunya. “Croots .. croots.” Sisa pejunya kembali menyembur, dan kali ini aku menyambutnya dengan hisapan kuat di kon tolnya, seakan ingin menyedot apa yang masih tersisa didalam sana. Dia merasakan nikmat yang luar biasa. Ekspresi kenikmatan ini dia lampiaskan dengan semakin gila menjilati dan menyedot no nokku sehingga aku juga sudah hampir mencapai klimaks. Belaian lidahnya di no nokku membuat puncak itu semakin cepat tercapai. Akhirnya sekali lagi tubuh ku menegang dan cairan hangat kembali meleleh dari no nokku. Lidahnya kembali menerima siraman lendir kenikmatan itu yang segera ditelannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa saat kemudian, dengan enggan aku bangkit dan berbaring telentang disampingnya. kon tolnya, walaupun masih berdiri, tapi sudah tidak setegak tadi. Aku memeluknya dengan manja dan kami berciuman dengan mesra. “Sin … gimana? .. puas? … sorry tadi aku nggak tahan keluar di mulut kamu.” “Sintia puas sekali Mas .. sampai dua kali gitu lho …. Sintia suka peju Mas … asin2 gimana gitu. Kapan2 boleh minta lagi dong Mas.” Aku mulai berani mengungkapkan apa yang kurasakan. “Boleh aja Sin ,,, asal disisain buat Winda .. hehehe,” Aku mencubit genit lengannya. “Ihhh … Mas … paling bisa deh … emang Mas sering gaya gituan dengan Winda?” “Enggak lah … ini baru pertama dengan kamu Sin.” “Ah Mas bohong ..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Winda kan sering cerita ke Sintia, katanya Mas pinter ngeseks. Makanya diam2 Sintia pengin main ama Mas.” “Udah kesampian kan keinginanmu Sin.” “Iya sih … tapi Mas jangan marah ya … Sintia sering bayangin kita main bertiga dengan Winda .. Mas mau nggak?” Dia kaget mendengar keinginan ku ini. Jujur saja aku sering berfantasi membayangkan alangkah nikmatnya bercinta dengan dia dan Winda sekaligus. “Mau sih Sin .. tapi kan nggak mungkin … Winda pasti marah besar.” “Iya ya … Winda kan orangnya agak alim.” Kami terus berbincang hal2 demikian sampai kira2 10 menit. Kemudian dengan malas kami ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Di kamar mandi kami saling menyabuni dan saling membersihkan tubuh kami. Dia jadi semakin mengagumi tubuh ku. Tak ada segumpal lemakpun di tubuhku dan semuanya padat berisi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah mengeringkan diri kami kembali ke atas ranjang dan berpelukan mesra. Sambil saling berciuman dia mulai menggerayangi tubuh molek ku, tak bosan2nya dia meremas dan mengusap toketku yang sangat segar itu. Perlahan dia mulai menghujani leher dan pundak ku dengan ciuman. Tak sampai disitu saja, mulutnya mulai mengarah ke dadaku. Toketku yang tegak mulai diciumi dan digigit2 lembut. Aku sangat menyukai apa yang dia lakukan. “Ahhhh … iya Mas …. disitu Mas … ahhhhh Sintia terangsang Mas.” Lidahnya menjilati pentilku yang mungil dan keras itu. Aku semakin menggelinjang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanganku menyusup ke bawah ke selangkangannya. Kupegang kon tolnya yang masih agak lemas. Kumainkan kon tolnya dengan jari2ku yang lentik. Mau tak mau kon tolnya mulai hidup kembali. Aku dengan lembut mengocok kon tolnya. Sambil masih mengulum pentilku, tangan kanannya kembali bergerilya di daerah no nokku. Jarinya dirapatkan dan ditekan ke bukit no nokku sembari digerakkan memutar. Aku juga menimpali dengan menggoyangkan pantatku dengan gerakan memutar yang seirama. “Mas …. aaahhhh Mas …. enak Mas … ahhh terus … iya.” Sambil mendesah aku menarik pantatnya mendekat ke kepalaku. Akhirnya dia terpaksa melepaskan hisapannya di pentilku dan duduk berlutut di sisiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku terus menekan pantatnya sampai akhirnya mulutku mencapai kon tolnya yang sudah tegak menantang. Tangan kirinya ditempatkan dibelakang kepalaku untuk menyangga kepalaku yang agak terangkat. kon tolnya kembali kukulum dan kujilati. “Oooh Sin … enak Sin … aku suka Sin …” Diapun menggerakkan pantatnya maju mundur. Aku membuka lebar mulutku dan menjulurkan lidahku sehingga kon tolnya meluncur masuk keluar mulutku tergesek lidahku. Sementara itu tangan kanannya terus menekan dan memutari no nokku. Kadang jarinya diselipkan ke celah no nokku dan mengusap it il ku. “Ahhh Mas … Sintia nggak tahan Mas … ahhhhh .. iya …aaahhhh.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia segera merubah posisi. Kedua tangan ku diletakkan di belakang lututku dan membuka kedua lututku.Dia mengangkat pahaku sehingga no nokku menganga menghadap ke atas. Aku menahan dengan kedua tangan di belakang lututku. Dia duduk bersimpuh di hadapan no nokku. kon tolnya diarahkannya ke no nokku yang sudah menganga itu. Dia menusukan kepala kon tolnya ke no nokku dan dia tahan disana. Kemudian dengan tangan kanannya digerakkannya kon tolnya memutari mulut no nokku. “Maassss .. ahhhhh … nggak tahan … ayo … ahhhhhh.” Dia sengaja tidak mau terlalu cepat menusukkan kon tolnya ke no nokku. Dia menggesek2an kepala kon tolnya ke it il ku. Aku semakin menggelinjang menahan nikmat. Akhirnya tanggul ku bobol juga. Tak heran, dengan gosokan jari saja aku tadi bisa mencapai orgasme apalagi ini dengan kepala kon tolnya, tentu rangsangannya lebih dahsyat. “Aaaahhhhhhhhhhhhhh..ahhhhhhhhhhhhh Massssssss.” Rintihan itu sekaligus menandai melelehnya cairan bening dari no nokku. Aku kembali mengalami puncak orgasme hanya dengan gosokan di it ilku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kali ini dia memasukkan batang kon tolnya seluruhnya kedalam no nokku. Dia berbaring telungkup diatas tubuh molek ku sambil menumpukan berat badannya di kedua sikunya. Dia mencium lembut mulutku yang masih terbuka sedikit. Aku membalas ciumannya dan mengulum bibirnya. Dia membiarkan kon tolnya terbenam dalam no nokku. Dia berbisik : “Sin … nikmat ya …” “Oh Mas … Sintia sampai nggak tahan … nikmat Mas ..” Perlahan dengan gerakan yang sangat lembut dia mulai memompa batang kon tolnya ke dalam no nokku yang sudah basah kuyup. Dia tahu aku pasti bisa orgasme lagi dan kali ini dia ingin merasakan semburan lumpur panas di batang kon tolnya. “Ayo Sin ….nikmati lagi … jangan ditahan .. aku akan pelan2.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ahhhh .. iya Mas …. Sintia pengin lagi ..ahhhhh.” Masih dengan sangat pelan dia memompa terus kon tolnya ke no nokku yang ternyata masih sempit untuk ukuran wanita yang sudah menikah 2 tahun. Toketku yang menyembul tegak menggesek2 dadanya ketika dia turun naik. Sungguh sensasi yang luar biasa. Sengaja dia menggesekkan dadanya ke toketku. “Aaaahhhhh … ahhhhhhh … iya … ahhhhh .. Sintia terangsang lagi Mas …iya …. .” Kali ini dia memompa sedikit lebih kuat dan cepat. Aku menanggapinya dengan memutar pantatku sehingga kon tolnya rasanya seperti di peras2 dalam no nokku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gerakkan ku semakin liar, tanganku sudah tidak lagi menahan lututku tapi memegang pantatnya dan menekannya dengan keras ke tubuhku. “Aaaaahhhhhh …. Mas ….. aaaahhhhhhh” Dia semakin kencang dan dalam memompa pantatnya. Mata ku sudah terpejam rapat, kepalaku menggeleng2 liar ke kiri ke kanan seperti yang kulakukan di sofa tadi. Gerakanku semakin ganas dan “Aaaaaaaaa.hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ………” Aku melenguh panjang sambil menegangkan seluruh otot di tubuhku. Dia menekan dalam2 kon tolnya ke no nokku. Jelas dia merasakan aliran hangat di sekujur batang kon tolnya. Tubuh ku masih terbujur kaku. Dia pun menghentikan seluruh gerakannya sambil terus menekan no nokku dengan kon tolnya. Beberapa saat sepertinya waktu terhenti. Tidak ada suara, tidak ada gerakan dari kami berdua. Dia memberi kesempatan kepada ku untuk menikmati klimaks yang barusan aku dapat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya badan ku mulai mengendur. Tanganku membelai lembut kapalanya. Bibirku mencari bibirnya untuk dihadiahi ciuman yang sangat lembut dan panjang. “Mas …. Sintia sungguh nikmat …. Mas jago deh … Mas belum keluar ya?” “Jangan pikirkan aku Sin …. yang penting Sintia bisa menikmati kepuasan.” Kemudian dengan lambat dia mulai memompa lagi. no nokku menjadi sangat licin. Selama beberapa saat dia terus memompa lambat2. “Aaaahhhhhh … iya .. iya …. Mas …. Sintia mau lagi .. iya … ahhhh”. Aku kembali memutar pantatku mengiringi irama pompaannya. Aku mulai mendesah2 penuh kenikmatan. Dia mencabut kon tolnya dari no nokku. Dia lalu berbaring telentang di sebelahku. “Kamu diatas Sin.” Aku segera berjongkok diatas selangkangannya. Dia mengarahkan kepala kon tolnya ke no nokku. Aku kemudian duduk diatas tubuhnya dan bertumpu pada kedua lututku. Pantatku mulai bergerak maju mundur. “Ayo Sin … kamu sekarang yang atur .. ohhh iya nikmat Sin.” Aku semakin bersemangat memajumundurkan pantatku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua toketku berguncang indah dihadapannya. Secara reflek kedua tangannya meremas toketku. Tangan kuletakkan dibelakang pantatku sehingga tubuhku agak meliuk kebelakang membuat dadaku semakin membusung. “Ohhh Sin … toketmu sexy sekali … terus Sin … ohhhh … lebih keras Sin.” “Aaaaahhhh Mas … Sintia sudah mau sampai lagi … ahhhhh ahhhhhh Mas” “Ayo Sin …. terus Sin … cepat …. ohhhhh iya .. iya Sin … no nokmu enak sekali.” “Mas .. ahhhh … Sintia nggak tahan … puasi Sintia lagi mas .. ahhhh.” Gerakan pantat ku semakin cepat dan semakin cepat. Dia merasa kon tolnya tergesek2 dinding no nokku yang sempit dan licin itu. Dengan sekuat tenaga dia mencoba menahan agar dia tidak ngecret tapi pertahanannya semakin rapuh. “Sin … oooohhhh Sin …. aku nggak tahan … ohhh Sin …. enak ..enak.” “Ahhhh … ayo .. Mas …..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sintia juga udah nggak tahan … sekarang mas ..ahhh sekarang.” Tepat pada detik itu bendungannya ambrol tak mampu menahan terjangan pejunya yang menyemprot kuat. “Oooooooohhhhhhh Sin ….. crooots crooots croots” “Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh Mas …. ahhhhhhhhhhh ..” Kami mencapai puncak kenikmatan bersama. kon tolnya terasa hangat dino nokku. Aku masih duduk diatasnya tapi sudah kaku tak bergerak. no nok kuhunjamkan dalam melahap seluruh batang kon tolnya. “Oooohhh Sin …. nikmat sekali .. makasih Sin .. kamu pinter membuat aku puas.” Dia menggapai tubuh ku dan ditarik menelungkup diatas tubuhnya. Toketku yang masih keras menghimpit dadanya. Dia menciumi seluruh wajahku yang ditetesi keringat. “Mas … ahhhhh … Sintia sungguh puas Mas … ” Kemudian kami berbaring sambil berpelukan. Badan kami mulai terasa penat tapi bathin kami sangat puas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hari sudah beranjak malam. “Mas Sintia laper”. “Ya udah, kita mandi dulu, terus baru cari makan malem”. Dikamar mandi, kita saling menyabuni. kon tolnya ngaceng lagi, kukocok2 kon tolnya pelan2. “Mas kon tolnya besar banget sih”. Aku mulai berani bicara vulgar kepadanya, sudah tidak sungkan lagi. Selesai mandi, aku memakai kaos oblong merah dengan celana gombrang khaki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian aku pergi dengannya ke warung didepan komplex untuk cari makan malam. Selesai makan malam, kita kembali kerumah lagi. Aku memutar film biru yang baru dipinjam suamiku. Suamiku memang hobi nonton film begituan. Dengan 2 bantal besar diatas karpet tebal kami berdua duduk berdampingan sambil nonton film. Permainan panas di film itu membuat aku mulai bergerak menempel kebadannya dan kemudian rebah diatas pahanya. Dia mengulum bibirku dengan lembut sambil tangannya mulai bergerak dengan sentuhan halus ke toketku yang tanpa bra itu. Aku menggelinjang saat dia mulai agresif memainkan pentilku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-N7lknx6S0u0/W-6c2H3wN6I/AAAAAAAAPcc/-ehjVlF00KAv13HyjYn3zhvO96lSzeuVgCLcBGAs/s1600/c3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="tante bugil" border="0" data-original-height="447" data-original-width="413" height="640" src="https://3.bp.blogspot.com/-N7lknx6S0u0/W-6c2H3wN6I/AAAAAAAAPcc/-ehjVlF00KAv13HyjYn3zhvO96lSzeuVgCLcBGAs/s640/c3.JPG" title="Cerita Dewasa Kenikmatan Seks Antar Tetangga Sungguh Nikmat" width="590" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12.8px;"><b>Cerita Dewasa Kenikmatan Seks Antar Tetangga Sungguh Nikmat</b></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo mas..gesek lagi ya..!” pintaku bernafsu. Aku mencium dan menjilati jari-jarinya. Kemudian dia melepaskan tangannya dari ciumanku dan kembali meremas toketku dari balik kaosku. Dipilinnya pentilku secara bergantian. Aku makin menggeliat karena napsuku sudah memuncak. Tangannya kutarik menjauh dari toketku. Kubawa ke arah perutku. Segera dia mengilik2 puserku sampai aku menggeliat kegelian, “Mas geli”. Tangannya segera menyusup ke bawah dan menemukan karet celana gombrongku. Tangannya berusaha merayap terus ke bawah menyelip kedalam cdku sampai menyentuh jembutku. Jangkauannya kini maksimal, padahal target belum tercapai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menaikkan badanku sedikit dan kini jari-jarinya bisa mencapai belahan no nokku. no nokku sudah basah, sehingga jari tengahnya dengan mudah menyusup ke dalam dan menemukan it ilku yang sudah mengeras. Dia lalu memainkan jari tengahnya. Pinggulku mengikuti irama sentuhan jari tengahnya. Aku menggelinjang. “Mas, lepasin pakean Sintia, mas, semuanya”, pintaku. Segera dia mengangkat kaosku keatas, aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah dia membuka kaosku. Kemudian dia menarik celana gombrangku bersama cdku, aku mengangkat pantatku untuk mempermudah dia melepasnya. Setelah aku berbugil ria, segera diapun melepas semua yang menempel dibadannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kon tol besarnya sudah tegak dengan kerasnya. Dia berbaring dengan 2 bantal susun dipunggungnya. Aku menunduk mengulum kepala kon tolnya. Hanya sebentar karena dia menyuruhku menduduki kon tolnya dengan posisi membelakangi dia. Aku mulai bergerak pelan memaju-mundur pantatku untuk menggesekkan no nokku ke kon tolnya. Tangannya dari belakang mulai beraksi memijit-mijit toketku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menjadi sangat liar, menggeliat sambil tak henti-hentinya mendesah kenikmatan. Gerakan dan sentakanku makin cepat dan keras sampai suatu saat kuundurkan pantatku agak kebelakang dan kon tolnya lepas dari jepitan bibir no nokku. kon tolnya yang agak terangkat sudah berhadapan dengan bibir no nokku yang basah itu dan….bleeessss..kepala dan separuh kon tolnya yang tegang keras itu amblas kedalam no nokku. “Maas”, seruku. “Kenapa Sin, sakit”, tanyanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku hanya menggelengkan kepala, bukannya sakit tapi nikmat banget. Sesek rasanya no nokku kemasukan kon tolnya yang besar banget itu. no nokku berdenyut mencengkeram kon tolnya, giliran dia yang mendesis, “Sin, nikmat banget no nokmu, bisa ngemut kon tolku”. Dia membalikkan badanku dan sehingga aku terlentang diatas karpet. Dia menundukkan mukanya dan mengulum bibirku sambil menggeser badannya keatas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan pelan ditusukkannya kon tolnya keno nokku. Diteruskannya dorongannya dan kepala kon tolnya mulai memaksa menerobos masuk keliang no nokku. “Ouuhh..” kembali aku melenguh. Dikocoknya kon tolnya pelan sehingga kian dalam memasuki no nokku. Pelan tapi pasti dan akhirnya kurasakan seluruh no nokku penuh terisi kon tolnya. no nokku yang sudah basah itu masih terasa sempit buatnya, “Sin, sudah basah gini masih sempit aja no nokmu, nikmat banget deh, mana terasa banget empotannya. Terus diempot ya Sin”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dihunjamkannya lagi kon tolnya, walau terasa sangat sesak tapi nikmat, “Ooohhh…” aku mulai menggeliat, kaki kuangkat, melingkar kepahanya sementara kepalaku terangkat, mendongak kebelakang dengan mataku membelalak. Tangannya bereaksi cepat, toketku diremas pelan sembari pentilnya dipijit, membuat aku makin menggila, berdesah panjang kenikmatan, “uhhh, peluk Sintia mas”. Dirapatkannya badannya kebadanku dan aku merangkul ketat punggungnya. Goyangan pantatnya turun naik makin cepat sehingga bersuara “plook..ploook” karena begitu banyak cairan yang mengalir dari no nokku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia kemudian mengganti posisi. Aku disuruh nungging pada sandaran sofa dengan posisi pantat sedikit terangkat, kaki mengangkang. Digesekkannya kepala kon tolnya ke bibir no noknya beberapa saat, baru dihunjamkannya pelan. Doggy Style ! “Maas”, erangku ketika kepala kon tolnya mulai menekan dan menerobos masuk ke liang no nokku. Baru setengah kon tolnya masuk, “Aaauuhhh….” mataku terbelalak saking nikmatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian dia mulai mengocok kon tolnya keluar masuk no nokku. Aku kembali mengelinjang, menahan enjotan pantatnya. Terasa kon tolnya makin keras dan kepalanya makin membesar karena gesekan di dinding no nokku. “Ooohhh..oooohhhh” gumamku, karena dia mempercepat enjotannya. Tiba-tiba dia menahan gerakan pantatnya, ditariknya keluar sehingga hanya sebagian kon tolnya yang masih terbenam lalu disentakkannya cepat dengan gerakan pendek, kemudian ditekannya rapat kepantatku hingga semua kon tolnya tertanam dalam no nokku, lalu dibuatnya gerakan memutar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Otomatis kepala kon tolnya berputar bak bor mengesek ketat dinding no nokku. “Uuaahhh….terus mas…enaaakkk!” desahku. Tidak puas hanya menikmati putaran “bor” nya, aku ikut mengenjot keras pantatku ke belakang dan… “uuhhh..uuuhhh” kami berdua sama-sama mengerang nikmat. Selang lebih dari 20 menit kami berpacu dengan posisi demikian, aku makin keblingsatan dengan erangan-erangan tak keruan. Dia tahu kalau aku sudah akan nyampe.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku ditelantangkan diatas sofa dengan kaki kiri menjuntai lantai dan kaki kanan bergantung pada sandaran sofa. Paha ku terbuka lebar dan bibir no nok ku sedikit membuka setelah disodok kon tolnya sejak tadi. Kini dia mulai membungkuk diatas badanku dan dengan tangan kiri menopang badannya, tangan kanannya menuntun kon tolnya kearah bibir no nokku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo..masukin mas..!” pintaku. Kepala kon tolnya mulai menghunjam. “Aaahhhh..!” erangku saat seluruh kon tolnya disodok masuk dan mulai dikocok turun naik langsung dengan frekuensi tinggi dan cepat. “Ah..ah..ah..ah.” aku tiada hentinya melenguh, badanku menggeliat dengan kepala sebentar naik sebentar turun menahan geli dan nikmat yang amat sangat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia terus mengocok dengan kecepatan tinggi dan menggila. Kenikmatanku sudah memuncak. “Auuuh..m..m..” tanganku melingkar ketat dipunggungnya dengan paha dan kakiku ikut membelitnya. “Tahan dikit Sin..!” bisiknya dikupingku sambil mempercepat sodokannya. “Aaaahhhhhhh..!” aku menjerit panjang, kukuku serasa menembus kulit punggungnya, mengiringi puncak kenikmatanku. Berbarengan dengan lenguhan panjang, dia menyodok keras kon tolnya ke no nokku diimbangi dengan goyangan kencang pantatku yang berusaha mengapung keatas, .</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Otot-otot bibir no nokku serasa berdenyut-denyut seperti meremas-remas kon tolnya. Crreeeettt…pejunya ngecret didalem no nokku, hangat, membuat aku merem melek sejenak. Kami berdua sama-sama nyampe. “Oh Sin, puas sekali ngen tot denganmu..!” desahnya. Kami masih berpelukan sebentar dengan kon tolnya masih terbenam di no nokku, berciuman</div>
LIGA UTAMAhttp://www.blogger.com/profile/07419199000149027937noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-66789232071691390462018-10-08T04:11:00.000-07:002018-10-08T04:11:08.419-07:00Cerita Dewasa Hobi Membantu Berujung Nasfu<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td><a href="https://1.bp.blogspot.com/-bSFffXAKwW8/W7s60l5h4kI/AAAAAAAAKl0/HME3Re6roCQTZiaOJdzRFta8KmDMsRdyQCLcBGAs/s1600/x7878x.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Hobi Membantu Berujung Nafsu" border="0" data-original-height="444" data-original-width="447" height="632" src="https://1.bp.blogspot.com/-bSFffXAKwW8/W7s60l5h4kI/AAAAAAAAKl0/HME3Re6roCQTZiaOJdzRFta8KmDMsRdyQCLcBGAs/s640/x7878x.JPG" title="bandar bola" width="640" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="font-size: 12.8px;"><b>Cerita Dewasa Hobi Membantu Berujung Nafsu</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://nodaiakudong.blogspot.com/">CERITA DEWASA -</a></span></b> Aku adalah seorang pegawai di sebuah bank swasta nasional dengan posisi yang lumayan tinggi untuk pria seumuranku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Umurku sendiri baru 30 th, tapi aku sudah menduduki posisi sebagai manager marketing, namaku Arbi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan posisi itu aku mendapat tekanan dalam pekerjaan membuatku terkadang stres.. namun untuk melampiaskan itu semua aku selalu pergi keluar kota menenangkan pikiran bersama dengan istriku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun entah mengapa.. beberapa minggu ini istriku kelihatan mudah sekali marah.. sehingga ketika aku menginginkan pelepasan beban melalui seks seringkali malah gagal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini membuat konsentrasiku dalam pekerjaan sedikit terganggu. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang.. bagi kita para lelaki.. pelepasan seks selalu jalan pertama yang kita tempuh dalam mengurangi beban pikiran.. bila tak tersalurkan maka akan mengganggu semangat dan pikiran kita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan hal itulah yang aku alami beberapa minggu belakangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apalagi bulan-bulan ini adalah bulan menjelang hari raya lebaran yang mana di mana semua bisnis.. baik itu besar maupun kecil meraup keuntungan sebesar-besarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan di tempatku berada keadaannya terbalik.. sehingga tekanan yang aku terima semakin berat dan membuatku terkadang harus melepaskan semua beban itu dengan melakukan onani di kamar mandi.. karena istriku sendiri kelihatannya sedang bermasalah di tempat kerjanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun semua itu berakhir ketika hari itu.. hari Kamis.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di mana aku pulang ke rumah seperti biasa menjelang pukul 7 malam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sampai di rumah.. setelah memarkirkan mobilku.. aku berjalan masuk dan bertemu dengan istriku yang juga baru pulang dari kerja.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kami berciuman di pipi sebentar lalu aku masuk ke dalam kamar untuk berganti pakaian.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu akupun mandi untuk menyegarkan diri dari segala kepenatan yang melingkupiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai aku mandi.. di luar terdengar suara orang tertawa.. dan setelah aku keluar kulihat teman wanita adik istriku datang berkunjung.</div>
<div style="text-align: justify;">
Gadis itu bernama Fenny.. tinggal hanya beberapa rumah dari rumahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Malam mas..?” sapa Fenny padaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Malam Fenny, pa kabar..?” aku balik bertanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Baiiiik banget mas. Emang gimana mas keadaan kantor..? Kok kayaknya tegang banget gitu ya..?”</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanya Fenny padaku.. karena melihatku kusut.. meskipun telah selesai membersihkan diri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Gitu dech, namanya kantor pasti teganglah..” Jawabku singkat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak sengaja, aku mengamati Fenny yang masih menggunakan pakaian kerjanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ia tampak begitu cantik.. apalagi Fenny merupakan sekretaris direksi di salahsatu perusahan IT terkenal di Ibu kota.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun semua itu aku kesampingkan. Aku mendekati istriku yang kala itu sedang ganti pakaian setelah selesai mandi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kupeluk dia dari belakang.. dan mulai menciumi lehernya yang merupakan salahsatu titik lemahnya.. namun bukan gairah yang kudapatkan.. malah dampratan yang membuatku marah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia mendorongku dan mengatakan bahwa ia sedang tidak mood untuk melayaniku..</div>
<div style="text-align: justify;">
Gondok juga aku. Maka akupun pergi dan duduk di halaman rumah sambil merokok untuk menghilangkan emosi yang membara di dalam hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku duduk menyendiri sambil menikmati bir yang aku bawa dari dalam sambil merokok.</div>
<div style="text-align: justify;">
Menatap ke langit yang gelap.. mencoba membayangkan bagaimanakah kehidupanku di masa yang akan datang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku yang pada dasarnya adalah lelaki yang setia.. tak sanggup berpikir bila harus berpisah dengan istriku dan hidup menyendiri. Sungguh sebuah bayangan yang selalu kutepis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun bayangan akan hal itu semakin mendekati kenyataan.. semua itu didukung dengan kondisi istriku yang sedang naik daun dan pendapatan yang lebih besar daripadaku.. atau mungkin ia telah mendapatkan teman pria yang lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pikiran-pikiran itulah yang selalu menghantuiku selama ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena terlalu sibuk dengan pikiranku sendiri.. hingga tak menyadari kehadiran Fenny yang duduk di depanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku terkejut ketika Fenny memanggilku dengan cukup keras.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas..!”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Eh, ya.. sori ga denger..!?” kataku terkejut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ih.. Mas Arbi, melamun terus tuh..?” kata Fenny lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya, sory ya. Emang ada apa Fen..?” tanyaku lagi padanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ga papa mas.. keliatannya Mas Arbi pusing banget.. kusut gitu..?”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Biasalah banyak masalah..!?” jawabku lempeng.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Emang Fenny bisa bantu apaan..?” kata Fenny antusias.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sempat terkejut mendengar pernyataan Fenny.. namun aku segera menjawabnya..</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ga usah, kok ga langsung pulang kenapa Fen..?” tanyaku balik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hehehehe.. di rumah ga ada orang.. Fenny takut sendirian.. pulangnya entar nunggu mama..” kata Fenny malu-malu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lucu juga mendengar alasan Fenny. Setelah itu aku mengambil minumanku dan meminumnya.. tapi ketika aku menoleh.. ternampaklah rok span Fenny tersingkap.. memperlihatkan kehalusan batang pahanya yang putih.. membuatku langsung terangsang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku lantas kembali bersandar.. menyalakan kembali rokokku.. pura-puranya mencoba menghilangkan semua gairah yang muncul tiba-tiba.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dua-tiga isapan rokok kunikmati.. terdengar istriku dan adiknya keluar dari dalam rumah berpamitan padaku untuk keluar sebentar ke mall.. belanja kebutuhan bulanan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mengangguk.. sementara adik iparku berbicara pada Fenny.. memintanya menunggu kalo mau.. kalo tidak, ikut aja.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sepertinya Fenny lebih memilih untuk tidak ikut. Ia menjawab nunggu aja.</div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai itu istriku dan adiknya pergi meninggalkan rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku berkata pada Fenny.. kalo membutuhkanku aku berada di dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu aku pergi meninggalkan Fenny yang masih duduk di luar sambil bermain dengan HPnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku masuk ke dalam, memang.. tapi aku bersembunyi di ruang tamu dekat gorden.. untuk mengintip lebih dekat Fenny yang memang membelakangi gorden.. sehingga akan tampak lebih jelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apalagi ketika Fenny melepas blasernya.. blouse kerjanya yang memiliki renda pada daerah kancing dengan warna yang tidak terlalu terang.. tapi justru jadinya memperlihatkan keindahan tubuh mungil Fenny.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak tahan lagi.. maka akupun segera pergi meninggalkan ruang tamu dan menuju kamarku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Penisku sudah begitu tegangnya dan butuh pelepasan..</div>
<div style="text-align: justify;">
Namun, tak lama kemudian terdengar suara panggian Fenny padaku..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas.. Mas Arbi.. mas..?”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Apa Fenny..?” tanyaku sambil membuka pintu kamarku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas, Fenny numpang minum ya..?”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya..?” jawabku singkat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Menatap nanar tubuh Fenny yang indah, apalagi saat itu ia tak memakai lagi blasernya, dengan blouse yang tipis.. sehingga menampakkan tubuh indah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bra warna biru yang tercetak jelas membuatku semakin tak dapat menahan gairahku sendiri.. Ya.. mungkin tadi tak begitu terlihat karena tertutup blasernya.. namun sekarang semua itu begitu indah dan terlalu menggoda. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai minum Fenny kembali menuju ke ruang makan.. di mana aku sudah menantinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kami bertemu.. Fenny tersenyum manis padaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku berdiri di hadapannya.. Fenny lantas berjalan kembali di sampingku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Deg.. deg.. Ada kebimbangan di dalam hatiku mengenai semua ini.. antara gairah dan akal sehat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun ternyata gairahkulah pemenangnya..</div>
<div style="text-align: justify;">
Maka dengan cepat tangan Fenny kucekal.. dan responnya terlihat terkejut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku berbalik dan segera menarik Fenny ke dalam dekapanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny tak melawan.. hanya menatap penuh rasa keterkejutan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku peluk Fenny dan mencium bibirnya lembut namun penuh gairah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny tak melawan.. hanya pasrah.. hingga pada akhirnya ia ikut terbawa oleh gairahnya sendiri dan membalas lumatanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanganku tak berhenti begitu saja.. kuraba punggungnya.. turun ke bawah lalu meremas kuat bongkahan pantat yang bulat dan penuh milik Fenny.. semakin membuatku kian terangsang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak ayal.. penisku yang telah sangat tegang menempel keras pada perut Fenny.. denyutan kencang penisku terasa begitu kuat di perut Fenny.. mungkin itu pula yang membuat Fenny jadi ikutan bergairah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanganku bergerak semakin liar… menuju ke bagian depan tubuh Fenny.</div>
<div style="text-align: justify;">
Membuka kancing blousenya satu per satu hingga terbuka semua.. srett.. menyusup masuk ke dalamnya.. meremas lembut payudara Fenny yang berukuran kira-kira 34 cup B itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap remasan yang aku lakukan Fenny mengerang di sela ciumanku.. dan itu membuatku semakin bergairah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa kusadari tangan Fenny ternyata bergerak menuju selangkanganku.. membuka celanaku.. untuk selanjutnya meremas lembut penisku yang sudah sangat tegang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa saat kemudian, aku teringat.. bahwa yang kulakukan sekarang ini menyalahi aturan..</div>
<div style="text-align: justify;">
Degh.. Seketika itu juga aku melepaskan ciumanku.. juga remasanku pada bungkah payudara sekal Fenny.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku melangkah mundur sambil menatap penuh rasa bersalah pada Fenny yang kini telah ikut terangsang oleh karenaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kulihatwajahnya memerah.. diiringi nafasnya yang memburu menandakan gairah yang memuncak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Maaf.. maafin.. aku Fen.. maaf..” kataku gugup.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Maafin Mas Arbi, Fen.. maaf..” kataku semakin kacau.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun tiba-tiba Fenny melangkah mendekatiku.. lantas menyentuh bibirku dengan jarinya dan berkata dengan lembut..</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ga papa kok mas. Fenny tau kok..” kata Fenny mencoba menenangkanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Emang Mas Arbi lagi pengen banget ya..?” tanya Fenny kembali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“*****papa. Maafin mas ya Fen..!?” kataku lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mau ga Fenny bantuin..?” kata Fenny pelan sambil menatapku tajam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku terkejut sekali dengan jawabannya yang seperti itu..</div>
<div style="text-align: justify;">
Kutatap matanya.. mencari penegasan pada binarnya.. tak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan.. apa yang baru saja kudengar..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny mendekatiku, lalu ia menarikku mendekat dan sambil berbisik di telingaku.. ia menciumku kemudian.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan lembut dan penuh perasaan.. hingga akhirnya akupun membalas ciumannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Di sofa aja yuk Mas..” Ajak Fenny seraya bergerak dan menarikku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny langsung duduk di sofa dan membuka kakinya.. aku tak mau langsung melakukannya.. kucium bibirnya.. lalu turun ke leher dan berhenti di kedua bukitnya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan gemas kuciumi bukit di dadanya.. kombinasi jilatan dan kuluman membuat dia mendesah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tangan Fenny membimbing tanganku ke arah dadanya.. dan lantas menempatkannya pada bungkahan payudaranya.. seiring itu ia juga membantu tanganku supaya meremas payudaranya sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku lakukan pertama dengan lembut.. lalu semakin kuat dan penuh nafsu. Kemudian.. aku memeluk tubuh Fenny dengan erat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ciumankupun turun pada leher jenjang Fenny. Desahan lembut keluar dari bibirnya, sementara tanganku membuka kait penahan bra Fenny.. lalu menyingkapkannya.. hingga tanganku dapat bersentuhan langsung dengan lembutnya payudara Fenny.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Desahan Fenny berubah menjadi erangan penuh gairah.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaahh.. aahh.. mas.. oohh..” erang Fenny.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa melepas blouse kerjanya, aku menikmati kelembutan dan keindahan tubuh Fenny.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu berlalu.. dan ciumankupun telah berubah pada payudaranya.. erangan dan gelinjang tubuh Fenny semakin keras dan kuat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ciuman dan jilatanku pada payudara Fenny membuatku mengerang semakin keras..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apalagi ketika jariku menggosok vagina Fenny yang telah basah dan hanya ditutupi oleh celana dalam model thong miliknya yang telah basah kuyup oleh cairan pelumas kenikmatannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaah.. aahh.. mass.. aahh.. aahh..” erang Fenny. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Sengaja kutinggalkan beberapa bekas kemerahan di buah dadanya..</div>
<div style="text-align: justify;">
Supaya dia berhenti melakukan dengan pacarnya untuk beberapa hari. Pikirku nakal. Hehe..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia cemberut ketika tahu ada bekas kemerahan di dadanya.. tetapi justru kecemberutannya makin menambah kecantikan wajahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi itu ga lama.. setelah beberapa saat Fenny kembali mengerang panjang.. langsung kulumat bibirnya.. mencoba mengurangi keluarnya suara erangan kuat Fenny.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tubuh Fenny menggelinjang hebat sambil memelukku erat-erat. Tubuh kami berhimpitan ketat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bibirku menyusuri perutnya lalu berhenti di selangkangannya.. terasa asin ketika lidahku menyentuh vaginanya.. cairan cintanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tangannya meremas rambutku ketika lidahku menari-nari di bibir vaginanya.. kakinya menjepit kepalaku.. aku makin bergairah mempermainkan vaginanya dengan bibirku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selang beberapa saat.. Fenny yang telah ‘panas’ menarikku untuk berganti posisi.. ia merebahkanku di sofa.. lantas bergerak pelan mengangkang di atas tubuhku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Berbalik.. kini ia yang duduk di atas pangkuanku dengan kaki terbuka lebar dan rok span yang tersingkap sampai pinggulnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah beberapa saat kemudian.. Fenny telah tenang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ia lepaskan pelukannya padaku.. ia tersenyum manis dan berkata di sela deru nafasnya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hah.. enak.. banget.. mas.. hah.. hah.. enakk.. banget.. kini giliran hah.. hah.. Fenny..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia berdiri dan kemudian menarik turun celana dalamku.. dan.. Tuink..!</div>
<div style="text-align: justify;">
Betapa terkejutnya dia ketika melihat penisku yang sudah sangat tegang berdiri dengan kokohnya, penisku yang berukuran sekitar 15 cm tak begitu panjang.. namun diameternya yang gemuk membuatnya terlihat besar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny memegangnya penuh rasa hati-hati dan nafsu.. setelah terpegang, Fenny mengocoknya perlahan.. membuatku yang sudah sangat terangsang menjadi lebih mudah mencapai puncak gairahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku lantas mengangkat pantatku.. menyodorkan penisku ke mulutnya.. dia menggenggam dan mengocoknya.. memandang ke arahku sejenak sebelum menjilati dan memasukkan penisku ke mulutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa kesulitan.. segera penisku meluncur keluar-masuk mulut mungil teman wanita adik istriku yang cantik, kembali kurasakan begitu pintar dia memainkan lidahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Antara jilatan.. kuluman dan kocokan membuatku mulai melayang tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Eranganku mengeras seiring dengan kocokan Fenny pada penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa saat berselang Fenny mengangkat tubuhnya.. lantas sambil menyingkapkan celana dalam model thong miliknya.. kubantu geraknya dengan menuntunkan penisku tepat berdiri tegak di bawah bibir vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan bertumpu sebelah tangah di pundakku Fenny menurunkan tubuhnya perlahan..</div>
<div style="text-align: justify;">
Slebbhh.. “Nghhh..hhh..” Erangnya nikmat.. ketika kepala.. lalu batang penisku membelah lepitan vagina sempit nan membasahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Erghhh..hhh..” Geramku tak kalah penuh nikmat.. saat merasakan sekujur kulit batang penisku dibekap kehangatan.. kerapatan belahan nikmat otot dinding-dinding liang vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Peniskupun membelah bibir vagina Fenny.. terbenam padat di selorong liang hangat membasah nan menjepit penuh nikmat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Rasa hangat dan basah serta denyutan kuat menyapa penisku..</div>
<div style="text-align: justify;">
Oughh.. Sungguh kenikmatan yang sudah lama aku cari dan damba.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan satu gerakan penisku melesak terbenam dalam liang vagina Fenny.. Pijatan dan denyutan dinding vagina Fenny kurasa sangat nikmat..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaahh.. mas.. aahh.. enakk.. bangett.. aahhh..” Rintihnya nikmat mengiringi gerusan batang penisku di liang vaginanya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Erghh.. Mas juga Fennhh..” Eranganku tak kalah nikmatnya.. menerima segala rasa nikmat yang membekap di sekujur kulit batang penisku di lepitan hangat membasah vaginanya itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah beberapa saat berdiam diri beradaptasi.. Fenny lalu bergoyang dengan lembut maju-mundur.. memutar dan naik-turun..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu penisku bagaikan dipelintir.. dipijat.. diremas-remas lembut oleh dinding vagina Fenny.. membuat hanya tak sampai 2 menit aku harus mengerang panjang.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaahh.. aahh.. Fenny.. Fenny.. aahh.. aku.. mauu.. k-keluarr.. aahh.. aahh..” erangku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaahh.. aahh.. keluarrinn.. keluariinn.. mas.. aahh.. aahh.. enakkk.. bangett..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fennypun semakin memainkan tekniknya hingga memaksaku mengerang panjang.. sambil memeluk tubuh Fenny penisku berkedut kuat.. memuntah sperma berkali-kali dalam liang vagina Fenny.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di atas selangkanganku Fenny semakin liar mengggoyang.. mengaduk-aduk batang penisku di liang nikmat vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara pijatan dan remasan dinding vagina Fenny semakin liar pula memberikan rasa nikmat yang tiada tara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rasa nikmat yang tiada tara itu kembali menguasaiku saat.. setelah selesai mencapai puncaknya Fenny tak berhenti.. malah semakin liar bergoyang menggerus batang penisku yang terbenam di liang vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba-tiba Fenny memelukku erat disertai dengan gelinjang dan kejangan liar tubuhnya.. bibirnya dengan nafas terengah mencari-cari bibirku.. kusergap.. hingga kamipun berciuman panas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara di bawah.. Fenny semakin kuat menekankan pinggulnya mendesak-desakkan vaginanya pada batang penisku yang dibekap megap-megap digerus keliatan liang vagina.. hingga penisku terbenam seluruhnya.. setandasnya..</div>
<div style="text-align: justify;">
Arrgghh.. Betapa rasa nikmat itu memang amat sangat memabukkan..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami berpelukan beberapa saat sampai semua itu mereda.. dan Fenny yang pertama melepaskan pelukannya dan sambil memegang wajahku, ia berkata.. “Mas.. hah.. hah.. enak banget. Makasih mas, enak banget rasanya.. hah.. hah..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya, aku juga enak. Makasih Fenny, enak banget. Mas puas banget..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hihihihi.. Mas Arbi nakal juga ya..”</div>
<div style="text-align: justify;">
Kata Fenny yang berdiri, lalu membetulkan kembali celana dalamnya.. dan kemudian ia bersimpuh di hadapanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia pegang penisku yang masih tegang itu dan mengelusnya.. lalu menjilatinya dari buah pelirku sampai dengan kepala penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ahh.. enak Fenny, enak.. ahh.. Maaf ya tadi aku keluar duluan..?” erangku kembali diserang nikmat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“*****papa mas, kalo mas keluar lagi juga ga papa kok.. ”Kata Fenny yang kemudian mengulum penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia menjepitnya dengan bibir tipisnya dan menaik-turunkan kepalanya.. sementara itu lidahnya menjilati kepala penisku.. Fenny juga melakukan isapan lembut pada penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Perpaduan dari semua itu sangat memberikan kenikmatan padaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny melepaskan kulumannya.. lantas kembali mengocok penisku dengan lembut.. mengulumnya kembali.. membuatku mengerang-erang keenakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny melakukan itu berulangkali.. sampai penisku kembali menegang dan mengeras..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Puas dengan permainan oralnya kutuntun untuk kemudian merebahkannya ke sofa..</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku lalu setengah berjongkok di depannya.. tangannya meraih batang penisku yang telah mengacung lagi.. lalu menyapukan ujung penisku ke belahan vaginanya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia menatapku dengan pandangan penuh gairah.. aku jadi agak malu memandangnya.. namun nafsu ternyata masih lebih berkuasa..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny sedikit beringsut mengangkat pinggulnya.. lantas sambil menyingkapkan celana dalam model thong miliknya ia tuntun penisku yang telah kembali menegang itu tepat di bawah lepitan bibir vaginanya.. lagi..!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Slebbhh.. Dengan sekali dorong melesaklah lagi penisku kembali ke vaginanya..</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan ahh.. ia masih tetap menatapku ketika aku mulai mengocoknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Clebb.. clebb.. crebb.. clebb.. crekk..crekk.. clebb.. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kakinya lantas bergerak menjepit pinggangku.. kutarik dia dalam pelukanku.. kudekap erat hingga kami menyatu dalam suatu ikatan kenikmatan birahi.. saling cium.. saling lumat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny mendesah liar seperti sebelumnya.. kurebahkan tubuhnya lebih dalam ke sofa.. lalu kutindih.. satu kaki menggantung dan kaki satunya di pundakku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak pernah bosan menikmati ekspresi wajah innocent teman adik iparku yang memerah penuh birahi.. makin menggemaskan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Buah dadanya bergoyang keras ketika aku mengocoknya vaginanya.. dia memegangi dan meremasinya sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa saat kemudian kuputar tubuhnya untuk posisi doggie.. dia tersenyum..</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa membuang waktu.. kulesakkan lagi penisku.. kali ini dari belakang..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Slebbh.. Jleghh.. “Oughh.. Mass..!”</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia menjerit dan mendorong tubuhku menjauh.. kuhentikan gerakanku sejenak lalu mengocoknya perlahan.. tak ada penolakan.<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BOLA JALAN</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">PASARAN BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">HANDICAP</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">OVER / UNDER</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">PREDIKSI BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN ANGKA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN TOGEL</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN PARLAY</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN SKOR</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BBM : DE2448E4</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">WA : +855 964639161</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kupegang pantatnya yang padat berisi… Fenny melawan gerakan kocokanku..</div>
<div style="text-align: justify;">
Kami saling mengocok.. dia begitu mahir mempermainkan lawan bercintanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku bisa melihat penisku keluar-masuk vagina teman wanita adik istriku ini..</div>
<div style="text-align: justify;">
Kupermainkan jari tanganku di lubang anusnya.. dia menggeliat kegelian sambil menoleh ke arahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kuraih buah dadanya yang menggantung bergoyang indah dari sela blousenya yang terburai.. kuremas dengan gemas dan kupermainkan putingnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku benar-benar menikmati tubuh indah teman wanita adik iparku ini dengan berbagai caraku sendiri..</div>
<div style="text-align: justify;">
Ada rasa nikmat tersendiri di hatiku.. yang sangat berbeda sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kuraih tangannya dan kutarik ke belakang dengan tangannya tertahan tanganku.. tubuh Fenny menggantung.. aku jadi lebih bebas melesakkan penisku sedalam mungkin di liang nikmat vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Desah kenikmatan Fenny makin keras memenuhi ruang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kudekap tubuhnya dari belakang.. kuremas kembali buah dadanya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Batang penisku masih menancap di vaginanya.. kuciumi telinga dan tengkuknya.. Geliat nikmat Fenny makin liar.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aduh Masshh.. enak banget masshh.. Fenny sukaa, trus Mashh..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kulepaskan tubuh Fenny.. kembali kami bercinta dengan doggie style..</div>
<div style="text-align: justify;">
Entah.. mungkin lebih setengah jam kami bercinta.. belum ada tanda-tanda orgasme di antara kami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami berganti posisi.. Fenny kembali sudah di pangkuanku.. tubuhnya turun-naik mengocokku.. buah dadanya berayun-ayun di mukaku.. segera kukulum dan kusedot dengan penuh gairah hingga kepalaku terbenam di antara kedua bukitnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gerakan Fenny berubah menjadi goyangan pinggul.. berputar menari hula hop di pangkuanku..</div>
<div style="text-align: justify;">
Berulangkali dia menciumiku dengan gemas..</div>
<div style="text-align: justify;">
Oughh.. sungguh tak pernah terbayangkan kalau akhirnya aku bisa saling mengulum dengannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak lama kemudian.. tiba-tiba Fenny menghentikan gerakannya.. dia juga memintaku untuk diam.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sebentar Mas, Fenny ngga mau keluar sekarang.. masih banyak yang Fenny harap dari mas Arbi..” katanya sambil lebih membenamkan kepalaku di antara kedua bukitnya.. aku hampir tak bisa napas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kamu turun dulu deh, Fen..” pintaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tapi Mas.. Fenny kan belum ..” protesnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Nghh.. Udahlah.. percaya Mas Arbi deh..” potongku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perlahan kutuntun dan kuputar tubuhnya menghadap dinding.. kubungkukkan sedikit.. lalu kusapukan penisku ke belahan vaginanya dari belakang..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny mengerti maksudku.. kakinya dibuka lebih lebar.. mempermudah aku melesakkan penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tubuhnya makin condong ke depan.. Slebbh.. jlebhh..</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oughh.. Masshh..” desah kenikmatan kembali mengiringi masuknya penisku mengisi vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sss.. aduuh Mass, enak bangethh Masshh.. belum pernah aku.. aauuh..”</div>
<div style="text-align: justify;">
Desahnya lagi.. sambil membalas gerakanku dengan goyangan pinggulnya yang montok.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami saling bergoyang pinggul.. saling memberi kenikmatan sementara tanganku menggerayangi dan meremas buah dadanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Nikmat sekali goyangan Fenny.. lebih nikmat dari sebelumnya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berulangkali dia menoleh memandangku dengan sorot mata penuh kepuasan.. mungkin dia belum pernah melakukan dengan posisi seperti ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tubuhnya makin lama makin membungkuk hingga tangannya sudah tertumpu meja sebelah dinding.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kudorong sekalian hingga dia telungkup di atasnya.. aku tetap masih mengocoknya dari belakang..</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia lantas menaikkan satu kakinya di pinggiran meja.. penisku melesak makin dalam.. kocokanku makin keras.. sekeras desah kenikmatannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kubalikkan tubuhnya.. dia jadi menelentang di atas meja.. kunaikkan satu kakinya di pundakku..</div>
<div style="text-align: justify;">
Lantas kukocok dengan cepat dan sedalam mungkin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sss.. eegghh.. udaahh Mashh.. Fenny nggaak kuaat, mau keluar niih..” desahnya</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sama.. Mas juga..hhhh..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kita sama-sama, keluarin di dalam saja, aman kok, Fenny pake pil, jangan ku..aa.. sshhiit ..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya ternyata sudah orgasme duluan..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sontak aku makin cepat mengocoknya..</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak kuhiraukan teriakan orgasme Fenny.. makin keras teriakannya makin membuatku bernafsu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semenit kemudian aku menyusulnya ke puncak kenikmatan..</div>
<div style="text-align: justify;">
“Erghhh.. orghh..” Crett.. crett.. crett..</div>
<div style="text-align: justify;">
“Auughh.. masshh..!”</div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali dia teriak keras ketika penisku berdenyut menyemprotkan sperma di vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk keduakalinya aku membasahi vagina dan rahim teman wanita adik istriku dengan spermaku..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia menahanku ketika kucoba menarik keluar. “Tunggu, biarkan keluar sendiri..” cegahnya..</div>
<div style="text-align: justify;">
Maka kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya.. kucium kening dan pipinya sebelum akhirnya kucium bibirnya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Makasih Mas.. permainan yang indah.. the best deh pokoknya..” bisiknya menatapku tajam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kuhindari tatapannya.. tak sanggup aku melawan tatapan tajam teman wanita adik iparku itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sekarang gantian Mas.. aku pengin membantu Mas Arbi sekali lagi..”</div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny berkata sambil mendorong tubuhku.. lalu turun mengambil posisi agak berjongkok di pinggir meja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sangat mengerti apa yang akan dilakukan oleh Fenny. Akupun segera berdiri di hadapannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua tangan mungil Fenny merengkuh pantatku dan menariknya mendekat ke wajahnya yang jelita itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa basa-basi dia segera menciumi batang kejantananku dengan bibirnya yang tipis itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Perlahan.. lidahnya yang lembut mulai menjilati seluruh permukaan kemaluanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kadang diselingi pula dengan kecupan dan hisapan lembut di kantong bijiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mulai terbuai oleh permainannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny sudah mulai mengulum kepala penisku dengan sangat lembut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian dengan sangat mesra dia mulai memasukkan seluruh tongkat pusakaku ke dalam mulutnya yang mungil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara di dalam kuluman hangat mulutnya.. lidahnya menggelitik leher penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bagian yang paling sensitif dari tubuhku. Aku mulai menggelinjang penuh kenikmatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku belai lembut kepala Fenny.. dia bereaksi dengan menyedot ringan kepala penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lidah dan bibir Fenny masih terus menggerayangi kemaluanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nafasku semakin memburu sambil mataku lekat memandang adegan panas gadis yang tengah berjongkok dengan pakaian semrawut di depanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sepertinya Fenny juga menikmati apa yang dia lakukan.. lirikannya juga tak lepas dari mataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ahhh.. ahhhh.. Fenn.. nikmat.. ah.. Fenn.. kamu pinter Fenhh.. ahhh terus.. iya.. iya..”</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa bisa aku kontrol mulutku mulai menyuarakan apa yang aku rasakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny membalas desahanku dengan gelitikan lidahnya di batang penisku.Ini membuat aku semakin terbang ke awang-awang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ahhhhh.. ahhh.. enak Fenny.. mulutmu enak sekali.. terus.. ahhhhh.. aku nggak tahan.. ahhh..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny bisa membaca gelagat bahwa puncak gunung kenikmatan sudah di depan mataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia lantas agak mengubah gayanya.. bibirnya mengecup kepala penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tangan kanannya yang sedari tadi mengelus pantatku mulai mengocok batang penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mula-mula lambat.. semakin lama kocokannya semakin cepat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tubuhku tak bisa kutahan untuk tidak gemetar penuh kenikmatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kondisi seperti ini biasanya aku memejamkan mata untuk lebih menikmati perasaan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mau ga mau aku mengerang keras.. hingga peniskupun kembali mengembang semakin besar.. dan tiba-tiba penisku menyemprotkan sperma di dalam mulut Fenny.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny yang mengetahui gejala aku mendapatkan puncak kenikmatanku tak melepaskan kulumannya.. malah semakin kuat menghisapnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaah.. aahh.. Fenn.. ohh.. Fennyy.. aahhh..!”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Croot.. croott..</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaahhh..”</div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapakali semprotan di dalam rongga mulut Fenny.. tidak sebanyak yang tadi-tadi.. memang.. namun ada beberapa tetes spermaku yang keluar di sela bibir tipisnya yang sedang mengulum penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny melepaskan kulumannya.. sambil masih bersimpuh ia menelan spermaku yang memenuhi mulutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah itu Fenny aku bantu berdiri.. dan ia membenahi dirinya yang acak-acakan.. mulai dari blouse kerjanya sampai dengan roknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa saat setelah itu Fenny telah selesai berbenah dan kembali duduk di halaman depan.. bersama denganku. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“*****ke kamar mandi..?” tanyaku padanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ga papa mas.. Fenny baik-baik aja kok. Makasih ya mas..” Ucap Fenny padaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya sama-sama..” jawabku sambil menundukkan kepala.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tepat beberapa saat setelah itu.. istriku dan adiknya pulang dari mall dekat rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Suasana rumah jadi kembali ramai seperti biasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi.. yang berbeda adalah suasana hatiku yang telah mendapatkan kepuasan dan ‘bantuan dari Fenny..’ teman adik iparku sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fenny terlihat agak kusut dengan keringat yang mulai bermunculan di sekujur tubuhnya.. sementara bekas spermaku yang sempat mengenai payudaranya pun tak dibersihkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak ada yang berubah.. hanya berkurangnya beban hati saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-56556539183887151172018-09-03T22:45:00.002-07:002018-09-03T22:45:59.796-07:00Cerita Dewasa Pak Guru Menikmati Tubuhku Setiap Hari<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-H3dASCb69o8/W44ahqruUaI/AAAAAAAAKTc/XPyqDxRkFuEF9AYvYgDA3rZL2jkxdAucQCLcBGAs/s1600/war6.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Pak Guru Menikmati Tubuhku Setiap Hari" border="0" data-original-height="592" data-original-width="572" height="640" src="https://4.bp.blogspot.com/-H3dASCb69o8/W44ahqruUaI/AAAAAAAAKTc/XPyqDxRkFuEF9AYvYgDA3rZL2jkxdAucQCLcBGAs/s640/war6.PNG" title="bandar bola" width="614" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12.8px;"><b>Cerita Dewasa Pak Guru Menikmati Tubuhku Setiap Hari</b></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://nodaiakudong.blogspot.com/">CERITA DEWASA</a></span></b> - Sebut saja namaku Etty (bukan yang sebenarnya), waktu itu aku masih sekolah di sebuah SMA swasta. Penampilanku bisa dibilang lumayan, kulit yang putih kekuningan, bentuk tubuh yang langsing tetapi padat berisi, kaki yang langsing dari paha sampai tungkai, bibir yang cukup sensual, rambut hitam lebat terurai dan wajah yang oval. Payudara dan pantatkupun mempunyai bentuk yang bisa dibilang lumayan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam bergaul aku cukup ramah sehingga tidak mengherankan bila di sekolah aku mempunyai banyak teman baik anakanak kelas II sendiri atau kelas I, aku sendiri waktu itu masih kelas II. Lakilaki dan perempuan semua senang bergaul denganku. Di kelaspun aku termasuk salah satu murid yang mempunyai kepandaian cukup baik, ranking 6 dari 10 murid terbaik saat kenaikan dari kelas I ke kelas II.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena kepandaianku bergaul dan pandai berteman tidak jarang pula para guru senang padaku dalam arti kata bisa diajak berdiskusi soal pelajaran dan pengetahuan umum yang lain. Salah satu guru yang aku sukai adalah bapak guru bahasa Inggris, orangnya ganteng dengan bekas cukuran brewok yang aduhai di sekeliling wajahnya, cukup tinggi (agak lebih tinggi sedikit dari pada aku) dan ramping tetapi cukup kekar. Dia memang masih bujangan dan yang aku dengardengar usianya baru 27 tahun, termasuk masih bujangan yang sangat tingting untuk ukuran zaman sekarang. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari setelah selesai pelajaran olah raga (volley ball merupakan favoritku) aku dudukduduk istirahat di kantin bersama temantemanku yang lain, termasuk cowokcowoknya, sembari minum es sirup dan makan makanan kecil. Kita yang cewekcewek masih menggunakan pakaian olah raga yaitu baju kaos dan celana pendek. Memang di situ cewekceweknya terlihat seksi karena kelihatan pahanya termasuk pahaku yang cukup indah dan putih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tibatiba muncul bapak guru bahasa Inggris tersebut, sebut saja namanya Freddy (bukan sebenarnya) dan kita semua bilang, Selamat pagi Paa..aak, dan dia membalas sembari tersenyum.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ya, pagi semua. Wah, kalian capek ya, habis main volley.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menjawab, Iya nih Pak, lagi kepanasan. Selesai ngajar, ya Pak. Iya, nanti jam setengah dua belas saya ngajar lagi, sekarang mau ngaso dulu. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku dan temanteman mengajak, Di sini aja Pak, kita ngobrolngobrol, dia setuju.</div>
<div style="text-align: justify;">
OK, bolehboleh aja kalau kalian tidak keberatan!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku dan temanteman bilang, Tidak, Pak., lalu aku menimpali lagi, Sekalisekali, donk, Pak kita dijajanin, lalu temanteman yang lain, Naa..aa, betuu..uul. Setujuu…</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika Pak Freddy mengambil posisi untuk duduk langsung aku mendekat karena memang aku senang akan kegantengannya dan kontan temanteman ngatain aku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Alaa.., Etty, langsung deh, deketdeket, jangan mau Pak.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pak Freddy menjawab, Ah! Ya, ndak apaapa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian sengaja aku menggoda sedikit pandangannya dengan menaikkan salah satu kakiku seolah akan membetulkan sepatu olah ragaku dan karena masih menggunakan celana pendek, jelas terlihat keindahan pahaku. Tampak Pak Freddy tersenyum dan aku berpurapura minta maaf.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sorry, ya Pak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia menjawab, Thats OK. Di dalam hati aku tertawa karena sudah bisa mempengaruhi pandangan Pak Freddy.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di suatu hari Minggu aku berniat pergi ke rumah Pak Freddy dan pamit kepada Mama dan Papa untuk main ke rumah teman dan pulang agak sore dengan alasan mau mengerjakan PR bersamasama. Secara kebetulan pula Mama dan papaku mengizinkan begitu saja. Hari ini memang hari yang paling bersejarah dalam hidupku. Ketika tiba di rumah Pak Freddy, dia baru selesai mandi dan kaget melihat kedatanganku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Eeeh, kamu Et. Tumben, ada apa, kok datang sendirian?.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menjawab, Ah, nggak iseng aja. Sekedar mau tahu aja rumah bapak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu dia mengajak masuk ke dalam, Ooo, begitu. Ayolah masuk. Maaf rumah saya kecil begini. Tunggu, ya, saya pakai baju dulu. Memang tampak Pak Freddy hanya mengenakan handuk saja. Tak lama kemudian dia keluar dan bertanya sekali lagi tentang keperluanku. Aku sekedar menjelaskan, Cuma mau tanya pelajaran, Pak. Kok sepi banget Pak, rumahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia tersenyum, Saya kost di sini. Sendirian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selanjutnya kita berdua diskusi soal bahasa Inggris sampai tiba waktu makan siang dan Pak Freddy tanya, Udah laper, Et?.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku jawab, Lumayan, Pak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu dia berdiri dari duduknya, Kamu tunggu sebentar ya, di rumah. Saya mau ke warung di ujung jalan situ. Mau beli nasi goreng. Kamu mau kan?. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Langsung kujawab, Okok aja, Pak..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sewaktu Pak Freddy pergi, aku di rumahnya sendirian dan aku jalanjalan sampai ke ruang makan dan dapurnya. Karena bujangan, dapurnya hanya terisi seadanya saja. Tetapi tanpa disengaja aku melihat kamar Pak Freddy pintunya terbuka dan aku masuk saja ke dalam. Kulihat koleksi bacaan berbahasa Inggris di rak dan meja tulisnya, dari mulai majalah sampai buku, hampir semuanya dari luar negeri dan ternyata ada majalah porno dari luar negeri dan langsung kubukabuka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aduh! Gambargambarnya bukan main. Cowok dan cewek yang sedang bersetubuh dengan berbagai posisi dan entah kenapa yang paling menarik bagiku adalah gambar di mana cowok dengan asyiknya menjilati vagina cewek dan cewek sedang mengisap penis cowok yang besar, panjang dan kekar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak disangkasangka suara Pak Freddy tibatiba terdengar di belakangku, Lho!! Ngapain di situ, Et. Ayo kita makan, nanti keburu dingin nasinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Astaga! Betapa kagetnya aku sembari menoleh ke arahnya tetapi tampak wajahnya biasabiasa saja. Majalah segera kulemparkan ke atas tempat tidurnya dan aku segera keluar dengan berkata tergagapgagap, Ti..ti..tidak, eh, eng..ggak ngapangapain, kok, Pak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maa..aa..aaf, ya, Pak.Pak Freddy hanya tersenyum saja, Ya. Udah tidak apaapa. Kamar saya berantakan. tidak baik untuk dilihatlihat. Kita makan aja, yuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Syukurlah Pak Freddy tidak marah dan membentak, hatiku serasa tenang kembali tetapi rasa malu belum bisa hilang dengan segera.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada saat makan aku bertanya, Koleksi bacaannya banyak banget Pak. Emang sempat dibaca semua, ya Pak?.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia menjawab sambil memasukan sesendok penuh nasi goreng ke mulutnya, Yaa..aah, belum semua. Lumayan buat isengiseng.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu aku memancing, Kok, tadi ada yang begituan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia bertanya lagi, Yang begituan yang mana.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku bertanya dengan agak malu dan tersenyum, Emm.., Ya, yang begituan, tuh. Emm.., Majalah jorok. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian dia tertawa, Oh, yang itu, toh. Itu dulu oleholeh dari teman saya waktu dia ke Eropa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai makan kita ke ruang depan lagi dan kebetulan sekali Pak Freddy menawarkan aku untuk melihatlihat koleksi bacaannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu dia menawarkan diri, Kalau kamu serius, kita ke kamar, yuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akupun langsung beranjak ke sana. Aku segera ke kamarnya dan kuambil lagi majalah porno yang tergeletak di atas tempat tidurnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu tiba di dalam kamar, Pak Freddy bertanya lagi, Betul kamu tidak malu?, aku hanya menggelengkan kepala saja. Mulai saat itu juga Pak Freddy dengan santai membuka celana jeansnya dan terlihat olehku sesuatu yang besar di dalamnya, kemudian dia menindihkan dadanya dan terus semakin kuat sehingga menyentuh vaginaku. Aku ingin merintih tetapi kutahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pak Freddy bertanya lagi, Sakit, Et.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku hanya menggeleng, entah kenapa sejak itu aku mulai pasrah dan mulutkupun terkunci sama sekali. Semakin lama jilatan Pak Freddy semakin berani dan menggila. Rupanya dia sudah betulbetul terbius nafsu dan tidak ingat lagi akan kehormatannya sebagai</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang Guru. Aku hanya bisa mendesah, aa.., aahh, Hemm.., uu.., uuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya aku lemas dan kurebahkan tubuhku di atas tempat tidur. Pak Freddy pun naik dan bertanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Enak, Et?</div>
<div style="text-align: justify;">
Lumayan, Pak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.ligautama.org/">BOLA JALAN</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.ligautama.org/">PASARAN BOLA</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.ligautama.org/">HANDICAP</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.ligautama.org/">OVER / UNDER</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.ligautama.org/">PREDIKSI BOLA</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN ANGKA</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN TOGEL</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN PARLAY</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN SKOR</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.ligautama.org/">BBM : DE2448E4</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.ligautama.org/">BBM : 55657439</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.ligautama.org/">LINE : @ogn5682v</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><a href="http://www.ligautama.org/">WA : +855 964639161</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa bertanya lagi langsung Pak Freddy mencium mulutku dengan ganasnya, begitupun aku melayaninya dengan nafsu sembari salah satu tanganku mengeluselus penis yang perkasa itu. Terasa keras sekali dan rupanya sudah berdiri sempurna. Mulutnya mulai mengulum kedua puting payudaraku. Praktis kami berdua sudah tidak berbicara lagi, semuanya sudah mutlak terbius nafsu birahi yang buta. Pak Freddy berhenti merangsangku dan mengambil majalah porno yang masih tergeletak di atas tempat tidur dan bertanya kepadaku sembari salah satu tangannya menunjuk gambar cowok memasukkan penisnya ke dalam vagina seorang cewek yang tampak pasrah di bawahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Boleh saya seperti ini, Et?.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tidak menjawab dan hanya mengedipkan kedua mataku perlahan. Mungkin Pak Freddy menganggap aku setuju dan langsung dia mengangkangkan kedua kakiku lebarlebar dan duduk di hadapan vaginaku. Tangan kirinya berusaha membuka belahan vaginaku yang rapat, sedangkan tangan kanannya menggenggam penisnya dan mengarahkan ke vaginaku. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kelihatan Pak Freddy agak susah untuk memasukan penisnya ke dalam vaginaku yang masih rapat, dan aku merasa agak kesakitan karena mungkin otototot sekitar vaginaku masih kaku. Pak Freddy memperingatkan, Tahan sakitnya, ya, Et. Aku tidak menjawab karena menahan terus rasa sakit dan, Akhh.., bukan main perihnya ketika batang penis Pak Freddy sudah mulai masuk, aku hanya meringis tetapi Pak Freddy tampaknya sudah tak peduli lagi, ditekannya terus penisnya sampai masuk semua dan langsung dia menidurkan tubuhnya di atas tubuhku. Kedua payudaraku agak tertekan tetapi terasa nikmat dan cukup untuk mengimbangi rasa perih di vaginaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semakin lama rasa perih berubah ke rasa nikmat sejalan dengan gerakan penis Pak Freddy mengocok vaginaku. Aku terengahengah, Hah, hah, hah,… Pelukan kedua tangan Pak Freddy semakin erat ke tubuhku dan spontan pula kedua tanganku memeluk dirinya dan mengeluselus punggungnya. Semakin lama gerakan penis Pak Freddy semakin memberi rasa nikmat dan terasa di dalam vaginaku menggeliatgeliat dan berputarputar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang rintihanku adalah rintihan kenikmatan. Pak Freddy kemudian agak mengangkatkan badannya dan tanganku ditelentangkan oleh kedua tangannya dan telapaknya mendekap kedua telapak tanganku dan menekan dengan keras ke atas kasur dan ouwww.., Pak Freddy semakin memperkuat dan mempercepat kocokan penisnya dan di wajahnya kulihat raut yang gemas. Semakin kuat dan terus semakin kuat sehingga tubuhku bergerinjal dan kepalaku menggeleng ke sana ke mari dan akhirnya Pak Freddy agak merintih bersamaan dengan rasa cairan hangat di dalam vaginaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rupanya air maninya sudah keluar dan segera dia mengeluarkan penisnya dan merebahkan tubuhnya di sebelahku dan tampak dia masih terengahengah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah semuanya tenang dia bertanya padaku, Gimana, Et? Kamu tidak apaapa? Maaf, ya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sembari tersenyum aku menjawab dengan lirih, tidak apaapa. Agak sakit Pak. Saya baru pertama ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia berkata lagi, Sama, saya juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian aku agak tersenyum dan tertidur karena memang aku lelah, tetapi aku tidak tahu apakah Pak Freddy juga tertidur.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sekitar pukul 17:00 aku dibangunkan oleh Pak Freddy dan rupanya sewaktu aku tidur dia menutupi sekujur tubuhku dengan selimut. Tampak olehku Pak Freddy hanya menggunakan handuk dan berkata, Kita mandi, yuk. Kamu harus pulang kan?.<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Badanku masih agak lemas ketika bangun dan dengan tetap dalam keadaan telanjang bulat aku masuk ke kamar mandi. Kemudian Pak Freddy masuk membawakan handuk khusus untukku. Di situlah kami berdua saling bergantian membersihkan tubuh dan akupun tak canggung lagi ketika Pak Freddy menyabuni vaginaku yang memang di sekitarnya ada sedikit bercakbercak darah yang mungkin luka dari selaput daraku yang robek. Begitu juga aku, tidak merasa jijik lagi memegangmegang dan membersihkan penisnya yang perkasa itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah semua selesai, Pak Freddy membuatkan aku teh manis panas secangkir. Terasa nikmat sekali dan terasa tubuhku menjadi segar kembali. Sekitar jam 17:45 aku pamit untuk pulang dan Pak Freddy memberi ciuman yang cukup mesra di bibirku. Ketika aku mengemudikan mobilku, terbayang bagaimana keadaan Papa dan Mama dan nama baik sekolah bila kejadian yang menurutku paling bersejarah tadi ketahuan. Tetapi aku cuek saja, kuanggap ini sebagai pengalaman saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semenjak itulah, bila ada waktu luang aku bertandang ke rumah Pak Freddy untuk menikmati keperkasaannya dan aku bersyukur pula bahwa rahasia tersebut tak pernah sampai bocor. Sampai sekarangpun aku masih tetap menikmati genjotan Pak Freddy walaupun aku sudah menjadi mahasiswa, dan seolaholah kami berdua sudah pacaran. Pernah Pak Freddy menawarkan padaku untuk mengawiniku bila aku sudah selesai kuliah nanti, tetapi aku belum pernah menjawab. Yang penting bagiku sekarang adalah menikmati dulu keganasan dan keperkasaan penis guru bahasa Inggrisku itu.</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-45509312584191375082018-08-14T03:56:00.000-07:002018-08-14T03:56:15.918-07:00Cerita Dewasa Menikmati Setiap Jam Aku Diperkosa<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-4A2Sds4wahc/W3K0shenFyI/AAAAAAAAKHU/VWXTqn1g4zckDCpXT5NRYuWFJqHA3DqpgCLcBGAs/s1600/c48.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="cerita sex" border="0" data-original-height="449" data-original-width="446" height="640" src="https://2.bp.blogspot.com/-4A2Sds4wahc/W3K0shenFyI/AAAAAAAAKHU/VWXTqn1g4zckDCpXT5NRYuWFJqHA3DqpgCLcBGAs/s640/c48.PNG" title="Cerita Dewasa Menikmati Setiap Jam Diperkosa" width="630" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12.8px;"><b>Cerita Dewasa Menikmati Setiap Jam Diperkosa</b></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><a href="https://nodaiakudong.blogspot.com/"><b>CERITA DEWASA |</b> </a></span>Lebih dari 3 tahun aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga, majikanku ini terkenal kaya dan baik apalagi dia adalah kepala desa dan disegani oleh masyarakatnya, majikanku ini bernama Bapak Dimas, selama bekerja disini aku merasakan enak tidak enaknya menjadi pembantu, dan kejadian selama tinggal disini aku pernah diperkosa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malam itu sangat panas sekali aku mau tidur aja susah kemudian aku bukalah jendela kamarku supaya anginnya masuk ke kamarku dan aku berganti pakaian dengan daster tipis aku mennyalakan kipas anginnya baru aku bisa tertidur pulas. Yang membuat aku bingung pada waktu itu aku malah bermimpi dengan sopir pribadinya Bapak Dimas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namanya Pak Aris dalam mimpiku dia mendatangiku dan memelukku tanpa pakain dan telanjang total, walaupun usianya yang sudah tua tapi badannya itu yang kekar seperti orang kebanyakan fitnes, beliau mempunyai tubuh yang kekar dan berotot.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan yang membuatku geli adalah buah terong yang menggantung indah di pangkal pahanya. Ih, begitu menggemaskan.Perlahan-lahan beliau mendekatiku dan langsung meremas remas buah dadaku yang telah terbuka bebas. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Entah kenapa belaian Pak Aris terasa begitu nyata, seperti bukan dalam mimpi. Bahkan ketika bibir tebalnya mulai melumat kupingku aku sempat tersentak dan perlahan-lahan terjaga dari tidurku. Namun betapa terkejutnya aku saat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ternyata apa yang aku rasakan tadi bukan sekedar mimpi. Dihadapanku ternyata benar-benar ada sosok Pak Aris yang memeluk tubuhku.Pak Aris! Apa yang Bapak lakukan? Aku mendorong tubuh Pak Aris kuat-kuat sehingga dia terjengkang ke belakang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Segera aku menutupi tubuhku yang ternyata juga nyaris telanjang dengan selimut.Tenang, Lis! Sudah lama aku memendam nafsuku terhadapmu! Kembali Pak Aris mencoba merengkuh tubuhku. Namun kembali aku mendorong tubuhnya kuat-kuat ke belakang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pergi! Bentakku.Atau saya akan teriak!Silahkan teriak! Percuma saja kamu teriak. Karena tidak akan ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga tadi sore sudah berangkat ke Bandung untuk liburan! Jadi lebih baik kamu turuti saja keinginanku!Pak Aris tersenyum sinis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku semakin ketakutan ketika Pak Aris kembali mendekatiku. Segera saja aku melompat dari ranjang dan mencoba berlari ke arah pintu dengan kondisi telanjang. Namun sial! Aku kalah cepat dengan Pak Aris.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan cepat, ia menyergapku dari belakang dan menghimpitkan tubuhku ke arah dinding. Kedua tangannya mencengkeram kuat lenganku ke atas tembok, sedangkan kedua kakinya mengunci kakiku sehingga aku sulit untuk bergerak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mencoba untuk meronta sekuat tenaga. Namun percuma, tenaga Pak Aris memang jauh lebih kuat dibandingkan tenagaku yang hanya seorang wanita. Semakin kuat aku meronta, semakin kuat cengkeraman Pak Aris di Tubuhku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tolong, Pak! Lepaskan saya! aku menangis dan mengemis kepada Pak Aris. Namun percuma saja. Beliau tidak mendengarkan <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b> perkataanku. Bahkan dengan liar Pak Aris menghunjamiku dengan ciuaman mautnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lama kelamaan tanagaku terkuras habis. Tubuhku menjadi lemas. Aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Yang bisa aku lakukan hanyalah pasrah dan menuruti aturan mainnya Pak Aris.Perlahan-lahan cengkeraman Pak Aris mulai mengendor.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perlakuannya yang semula kasar mulai melunak dan berubah menjadi lembut. Bahkan aku mulai masuk dalam permainannya ketika dengan lembut Pak Aris mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seketika itu kakiku terasa lemas dan lunglai. Aku tak kuat lagi menopang berat badanku sendiri, sehingga aku mulai terkulai. Namun dengan sigap, Pak Aris segera menangkap tubuhku, mengangkatnya lalu membopongku ke atas ranjang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesaat terlintas di wajah Pak Aris sebuah senyum kemenangan. Kemudian dengan lembut ia mulai melumat bibirku. Entah kenapa aku tidak kuasa untuk menolaknya. Bahkan ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalas lumatannya itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, begitu dong Lis! Kalau begini kan lebih enak! kata Pak Aris senang.Aku tersenyum tersipu-sipu.Bapak benar, <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b> mungkin lebih baik saya menuruti bapak dari pertama tadi. Lagipula, sudah lama juga saya tidak mendapatkan sentuhan laki-laki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali Pak Aris tersenyum senang.Trus, ngapain kamu tadi pake coba berontak, Lis?”Tadi saya cuma kaget saja. Di balik penampilan bapak yang bersahaja, kok tega-teganya bapak mencoba memperkosa saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi, ah sudahlah! Yang pentingkan sekarang saya sudah menjadi milik Bapak!Kembali Pak Aris mulai mencumbuku. Ciumannya mulai merambat melalui leherku kemudian turun ke buah dadaku. Kumis tebalnya yang kasar menyapu kulit dadaku sehingga menimbulkan sensasi tersendiri yang semakin membuatku serasa terbang ke angkasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ciuman dan jilatan Pak Aris terus bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah sibuk di pangkal pahaku membuat pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.Oh, Pak Aris! Jangan siksa aku seperti ini! rengekku.Pak Aris tidak memperdulikan ucapanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Justru ia malah menyibakkan rumput-rumput liar yang menghalangi pintu goa darbaku.Wah, Lis! Indah sekali memiaw kamu. Warnanya merah muda dengan baunya yang semerbak. Oh, sungguh mempesona.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bagaikan sekuntum mawar merah yang tengah merekah di pagi hari. Pasti kamu merawatnya dengan baik. Oh, Lis! Aku suka sekali dengan memiaw yang seperti ini!Perlahan-lahan Pak Aris menjulurkan lidahnya dan menyapu permukaan klitorisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terasa kasar, memang. Tapi nikmat!Ayolah, Pak! Ouhh, aku sudah tidak tahan lagi. Aku terus mengemis kepada Pak Aris. Namun dia terus mempermainkan emosiku. Akhirnya aku mencari inisiatif lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mencoba menggerayangi tubuh kekar Pak Aris sambil mencari-cari buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Dan tidak susah bagiku untuk menemukan buah terong sebesar itu. Dengan lembut dan manja, <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b> aku mulai mengocok batang kont*l Pak Aris di sertai dengan pijatan-pijatan yang membuat beliau merem melek.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perlahan aku membimbing kont*lnya menuju ke memiawku yang sudah basah. Namun dengan nakal, Pak Aris hanya menempelkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terasa geli, memeng. Tapi sensasi yang aku rasakan terasa begitu nikmat. Belum pernah aku merasakan yang seperti ini.Oh, Pak Aris! Ayolah.aku udah nggak tahan lagi, cepet masukin dong!Aku sudah tak bisa tahan diperlakukan seperti itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perlahan aku menaikkan pantatku ke atas untuk menyambut kejantanan Pak Aris yang sudah ngaceng. Kemudian aku menekan pantat Pak Aris ke bawah supaya kont*l itu bisa masuk dengan sempurna.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BOLA JALAN</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">PASARAN BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">HANDICAP</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">OVER / UNDER</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">PREDIKSI BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN ANGKA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN TOGEL</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN PARLAY</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BOCORAN SKOR</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BBM : DE2448E4</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">WA : +855 964639161</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aaarrrghhh! aku menjerit kecil ketika batang kont*l Pak Aris yang besar itu menembus liang vaginaku. Awalnya terasa seret dan perih, karena ukuran k*ntol Pak Aris memang besar dan panjang bila dibandingkan dengan milik suamiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun setelah buah terong itu tertanam beberapa saat di dalam liang vaginaku, rasa perih itu perlahan berubah menjadi rasa nikmat.Perlahan-lahan Pak Aris mulai mengayunkan pantatnya naik dan turun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hooohh.., Pak! Ssstt, enak Pak! aku jadi ngomong tak karuan.Ayo, Lis!Goyangkan juga pan..tatmu! Ooohhh!Aku menuruti kata Pak Aris. Kucoba untuk mengikuti irama dan gerakan-gerakan nikmat yang dilakukan Pak Aris.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gesekan-gesekan halus antara batang kont*l Pak Aris dengan dinding vaginaku terasa begitu nikmat.Ohhh, Lis! Yabegitu! Terusgoyangkan pantatmu! Uuuhh, oohh, yes!Pak Aris tampak begitu menikmati permainan kami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kulihat wajahnya menengadah dengan mata terpejam, seolah meresapi sedotan dari vaginaku. Sesekali dari bibirnya terdengar <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b> lenguhan dan desisan kenikmatan.Akupun juga menikmati sodokan-sodokan mantap batang k*ntol Pak Aris.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan aku memeluk tubuh kekar Pak Aris dengan erat. Seolah tak ingin berhenti dari permainan itu. Keringat mengalir deras melalui pori-pori tubuh kami, sehingga dada bidang Pak Aris yang berbulu lembut tampak mengkilat karena basah oleh keringat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tidak menyangka, ternyata di usianya yang mencapai setengah abad itu, Pak Aris masih memiliki stamina yang prima. Sampai-sampai aku kewalahan menghadapi goyangan dan sodokan mautnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang berdenyut dari dalam rahimku.Ooohh, Pak! Saya, mau ke..luar!Ssshhhtt, Arrhhhggg! Aku tidak kuat lagi menahan sesuatu yang mendesak keluar dari dalam rahimku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun Pak Aris masih terus mengayunkan kont*lnya keluar masuk dan menusuk-nusuk goa darbaku. Dan beberapa saat kemudian, aku juga merasakan batang k*ntol Pak Aris mulai berdenyut-denyut didalam vaginaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai akhirnya.Aaaoouuhhh, Lis! Nikmat bangeet!Cairan putih kental menyembur deras dari ujung tongkol Pak Aris. Pak Arispun <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.org/">BANDAR BOLA</a></span></b> kemudian menjatuhkan diri ke sisi tubuhku. Nafasnya tampak terengah-engah dan terlihat kecapean.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oh, Pak Aris! Bapak memang benar-benar hebat. Sudah lama saya tidak merasakan nikmat seperti ini. Terima kasih ya Pak! Aku memeluk tubuh Kekar Pak Aris.Kusandarkan kepalaku di dada bidang Pak Aris sambil mengelus-elus bulu-bulu lembut yang berbaris rapi sampai ke pangkal pahanya. Dengan lembut pula Pak Aris membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah, ternyata diperkosa itu tidak selamanya tidak enak. Kali ini justru aku mengharapkannya lagi.</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com11tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-54793744442993221592018-03-23T04:50:00.004-07:002018-03-23T04:50:42.756-07:00Cerita Dewasa Menikmati Keindahan Tubuh Tante Lia<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-Yd16msvTXhw/WrTp3j6FMZI/AAAAAAAAJSo/c-k39-BgLAkfgJjShqJRtcWxi6aPg_s5QCLcBGAs/s1600/z4.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Menikmati Keindahan Tubuh Tante Lia" border="0" data-original-height="573" data-original-width="595" height="382" src="https://4.bp.blogspot.com/-Yd16msvTXhw/WrTp3j6FMZI/AAAAAAAAJSo/c-k39-BgLAkfgJjShqJRtcWxi6aPg_s5QCLcBGAs/s400/z4.JPG" title="bocoran togel dan bola" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: 12.8px;"><b>Cerita Dewasa Menikmati Keindahan Tubuh Tante Lia</b></span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">CERITA DEWASA -</span></b> Cerita yang dituangkan di sini adalah kisah nyata dan bagi yang kebetulan merasa sama nama atau kisahnya mohon dimaafkan itu hanyalah kebetulan. Kejadian ini terjadi sekitar 6 tahun yang lalu, waktu itu aku masih berusia 16 tahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mempunyai seorang tante bernama Lia yang umurnya waktu itu 36 tahun. Tante Lia adalah adik dari Mamaku. Tante Lia sudah menjanda selama lima tahun. Dari perkawinan dia dengan almarhum suaminya tidak di karunia anak. Tante Lia sendiri melanjutkan usaha peninggalan dari almarhum suaminya. Dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak jauh dari rumahku. Dia tinggal dengan seorang pembantunya, Mbak Sumi. Tante Lia ini orangnya menurutku seksi sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Payudaranya besar bulat dengan ukuran 36C, sedangkan tingginya sekitar 165 cm dengan kaki langsing seperti peragawati dan perutnya rata soalnya dia belum punya anak. Hal ini membuatku sering ke rumahnya dan betah berlama-lama kalau sedang ada waktu. Dan sehari-harinya aku cuma mengobrol dengan tante Lia yang seksi ini dan dia itu orangnya supel benar tidak canggung cerita-cerita dengan <b style="font-size: x-large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka aku berupaya menemaninya dan sekalian ingin melihat tubuhnya yang seksi. Setiap kali aku melihat tubuhnya yang seksi, aku selalu terangsang dan aku lampiaskan dengan onani sambil membayangkan tubuhnya. Kadangkala timbul pikiran kotorku ingin bersetubuh dengannya tapi aku tidak berani berbuat macam-macam terhadap dia, aku takut nanti dia akan marah dan melaporkan ke orang tuaku. Hari demi hari keinginanku untuk bisa mendapatkan tante Lia semakin kuat saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kadang-kadang kupergoki tante Lia saat nabis mAlan, dia hanya memakai lilitan handuk saja. Melihatnya jantungku deg-degan rasanya, ingin segera membuka handuknya dan melahap habis tubuh seksinya itu. Kadang-kadang juga dia sering memanggilku ke kamarnya untuk mengancingkan bajunya dari belakang. Benar-benar memancing gairahku. Sampai pada hari itu tepatnya malam minggu, aku sedang malas keluar bersama teman-teman dan aku pun pergi ke rumah Tante Lia. Sesampai di rumahnya, tante Lia baru akan bersiap makan dan sedang duduk di ruang tamu sambil membaca majalah. <b style="font-size: x-large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami pun saling bercerita, tiba-tiba hujan turun deras sekali dan Tante Lia memintaku menginap saja di rumahnya malam ini dan memintaku memberitahu orang tuaku bahwa aku akan menginap di rumahnya berhubung hujan deras sekali. “Lan, tante mau tidur dulu ya, udah ngantuk, kamu udah ngantuk belum?”, katanya sambil menguap. “Belum tante”, jawabku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh ya tante, Rio boleh pakai komputernya nggak, mau cek email bentar”, tanyaku. “Boleh, pakai aja” jawabnya lalu dia menuju ke kamarnya. Lalu aku memakai komputer di ruang kerjanya dan mengakses situs porno. Dan terus terang tanpa sadar kukeluarkan kemaluanku yang sudah tegang sambil melihat gambar wanita setengah baya bugil. Kemudian kuelus-elus batang kemaluanku sampai tegang sekali berukuran sekitar 15 cm karena aku sudah terangsang sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa kusadari, tahu-tahu tante Lia masuk menyelonong begitu saja tanpa mengetuk pintu. Saking kagetnya aku tidak sempat lagi menutup batang kemaluanku yang sedang tegang itu. Tante Lia sempat terbelalak melihat batang kemaluanku yang sedang tegang hingga langsung saja dia bertanya sambil tersenyum manis. “Hayyoo lagi ngapain kamu, Lan?” tanyanya. “Aah, nggak apa-apa tante lagi cek email” jawabku sekenanya. Tapi tante Lia sepertinya sadar kalau aku saat itu sedang mengelus-elus batang kemaluanku. <b style="font-size: x-large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ada apa sih tante?” tanyaku. “Aah nggak, tante cuma pengen ajak kamu temenin tante nonton di kamar” jawabnya. “Oh ya sudah, nanti saya nyusul ya tante” jawabku. “Tapi jangan lama-lama yah” kata Tante Lia lagi. Setelah itu aku berupaya meredam ketegangan batang kemaluanku, lalu aku beranjak menuju ke kamar tante kesepian dan menemani tante Lia nonton film horor yang kebetulan juga banyak mengumbar adegan-adegan syur. Melihat film itu langsung saja aku menjadi salah tingkah, soalnya batang kemaluanku langsung saja bangkit lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Malah Tante Lia sudah memakai baju tidur yang tipis dan gilanya dia tidak memakai bra karena aku bisa melihat puting susunya yang agak mancung ke depan. Gairahku memuncak melihat pemandangan seperti itu, tapi apa boleh buat aku tidak berani berbuat macam-macam. Batang kemaluanku semakin tegang saja sehingga aku terpaksa bergerak-gerak sedikit guna membetulkan posisinya yang miring. Melihat gerakan-gerakan itu tante Lia rupanya langsung menyadari sambil tersenyum ke arahku. “Lagi ngapain sih kamu, Lan?” tanyanya sambil tersenyum. “Ah nggak apa-apa kok, tante” jawabku malu. Sementara itu tante Lia mendekatiku sehingga jarak kami semakin dekat di atas ranjang. “Kamu terangsang yah, Lan, lihat film ini?” “Ah nggak tante, biasa aja” jawabku mencoba mengendalikan diri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bisa kulihat payudaranya yang besar menantang di sisiku, ingin rasanya kuhisap-hisap sambil kugigit putingnya. Tapi rupanya hal ini tidak dirasakan olehku saja, Tante kesepian Lia pun rupanya sudah agak terangsang sehingga dia mencoba mengambil serangan terlebih dahulu. “Menurut kamu tante seksi nggak, Lan?” tanyanya. “Wah seksi sekali tante” kataku. “Seksi mana sama yang di film itu?” tanyanya lagi sambil membusungkan payudaranya sehingga terlihat semakin membesar. “Wah seksi tante dong, abis bodynya tante bagus sih” kataku. <b style="font-size: x-large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah masa sih?” tanyanya. “Iya benar tante, swear..” kataku. Jarak kami semakin merapat karena tante Lia terus mendekatkan tubuhnya padaku, lalu dia bertanya lagi padaku.. “Kamu mau nggak kalo diajak begituan sama tante”. “Mmaauu tante..” Ah, seperti ketiban durian runtuh, kesempatan ini tidak tentu aku sia-siakan, langsung saja aku memberanikan diri untuk mencoba mendekatkan diri pada tante Lia. “Wahh barang kamu lumayan juga, Lan” katanya. “Ah tante kesepian bisa aja..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tante kok kelihatannya makin lama makin seksi aja sih.. Sampe saya gemes deh ngeliatnya..” kataku. “Ah nakal kamu yah, Lan” jawabnya sambil meletakkan tangannya di atas kemaluanku. “Waahh jangan dipegangin terus tante, ntar bisa tambah gede loh” kataku. “Ah yang benar nih?” tanyanya. “Iya tante.. Ehh.. Ehh aku boleh pegang itu nggak tante?” kataku sambil menunjuk ke arah payudaranya yang besar itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah boleh aja kalo kamu mau” jawabnya. Wah kesempatan besar, tapi aku agak sedikit takut, takut dia marah tapi tangan si tante sekarang malah sudah mengelus-elus kemaluanku sehingga aku memberanikan diri untuk mengelus payudaranya. “Ahh.. Arghh enak Lan.. Kamu nakal ya” kata tante sembari tersenyum manis ke arahku, spontan saja kulepas tanganku. “Loh kok dilepas sih Lan?” tanyanya. “Ah takut tante marah” kataku. “Oohh nggak lah, Lan.. Kemari deh”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanganku digenggam tante kesepian Lia, kemudian diletakkan kembali di payudaranya sehingga aku pun semakin berani meremas-remas payudaranya. “Aarrhh.. Sshh” rintihnya hingga semakin membuatku penasaran. Lalu aku pun mencoba mencium tante Lia, sungguh di luar dugaanku, Tante Lia menyambut ciumanku dengan beringas. Kami pun lalu berciuman dengan nafsu sekali sambil tanganku bergerilya di payudaranya yang sekal sekali itu. “Ahh kamu memang hebat Lan.. Terusin Lan.. Malam ini kamu mesti memberikan kepuasan sama tante yah.. Arhh.. Arrhh”. <b style="font-size: x-large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tante, aku boleh buka baju tante nggak?” tanyaku. “Oohh silakan Lan”, sambutnya. Dengan cepat kubuka bajunya sehingga payudaranya yang besar dengan puting yang kecoklatan sudah berada di depan mataku, langsung saja aku menjilat-jilat payudaranya yang memang aku kagumi itu. “Arrgghh.. Arrgghh..” lagi-lagi tante mengerang-erang keenakan. “Teruuss.. Teerruuss Lan.. Ahh enak sekali..” Lama aku menjilati putingnya sehingga tanpa kusadari batang kemaluanku juga sudah mulai mengeluarkan cairan bening pelumas di atas kepalanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu sekilas kulihat tangan Tante kesepian Lia sedang mengelus-elus bagian klitorisnya sehingga tanganku pun kuarahkan ke arah bagian celananya untuk kulepaskan. “Aahh buka saja Lan.. Ahh” Nafas Tante Lia terengah-engah menahan nafsu. Seperti kesetanan aku langsung membuka CD-nya dan lalu kuciumi. Sekarang Tante kesepian Lia sudah bugil total. Kulihat liang kemaluannya yang penuh dengan bulu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu dengan pelan-pelan kumasukkan jariku untuk menerobos liang kemaluannya yang sudah basah itu. “Arrhh.. Sshh.. Enak Lan.. Enak sekali” jeritnya. Setelah puas jariku bergerilya lalu kudekatkan mukaku ke liang kemaluannya untuk menjilati bibir kemaluannya yang licin dan mengkilap itu. Lalu dengan nafsu kujilati liang kemaluannya dengan lidahku turun naik seperti mengecat saja. <b style="font-size: x-large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tante Lia semakin kelabakan hingga dia menggoyangkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sambil meremas payudaranya. “Aah.. Sshh tante udaahh nggaakk tahaann laaggii.. Tante udaahh maauu kkeeluuaarr.. Ohh”, dengan semakin cepat kujilati klitorisnya dan jariku kucobloskan ke liang kemaluannya yang semakin basah. Beberapa saat kemudian tubuhnya bergerak dengan liar sepertinya akan orgasme. Lalu kupercepat jilatanku dan tusukan jariku sehingga dia merasa keenakkan sekali lalu dia menjerit.. “Oohh.. Aarrhh..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tante udah keeluuaarr Lan.. Ahh” sambil menjerit kecil pantatnya digoyang-goyangkan dan lidahku masih terus menjilati bagian bibir kemaluannya sehingga cairan orgasmenya kujilati sampai habis. Kemudian tubuhnya tenang seperti lemas sekali. “Wah ternyata kamu hebat sekali, tante sudah lama tidak merasakan kepuasan ini loh..” ujarnya sambil mencium bibirku sehingga cairan liang kemaluannya di bibirku ikut belepotan ke bibir Tante Lia. Sementara itu batang kemaluanku yang masih tegang di elus-elus oleh tante Lia dan aku pun masih memilin-milin puting tante yang sudah semakin keras itu. “Aahh..” desahnya sambil terus mencumbu bibirku. “Sekarang giliran tante.. Tante akan buat kamu merasakan nikmatnya tubuh tante”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tangan tante Lia segera menggerayangi batang kemaluanku lalu digenggamnnya batang kemaluanku dengan erat sehingga agak terasa sakit tapi kudiamkan saja karena terasa enak juga diremas-remas oleh tangan tante Lia. Lalu aku juga tidak mau kalah, tanganku juga terus meremas-remas payudaranya yang indah itu. Rupanya tante Lia mulai terangsang kembali ketika tanganku meremas-remas payudaranya dengan sesekali kujilati putingnya yang sudah tegang itu, seakan-akan seperti orang kelaparan, kukulum terus puting susunya sehingga tante Lia menjadi semakin blingsatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aahh kamu suka sekali sama dada tante yah, Lan?” “Iya Tante abis tetek tante bentuknya sangat merangsang sih.. Terus besar tapi masih tetap kencang..” “Aahh kamu memang pandai muji orang, Lan..” Sementara itu tangannya masih terus membelai batang kemaluanku yang kepalanya sudah berwarna kemerahan tetapi tidak dikocok hanya dielus-elus. Lalu tante kesepian Lia mulai menciumi dadaku terus turun ke arah selangkanganku sehingga aku pun mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa sampai akhirnya Tante Lia berjongok di bawah ranjang dengan kepala mendekati batang kemaluanku. <b style="font-size: x-large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sedetik kemudian dia mulai mengecup kepala batang kemaluanku yang telah mengeluarkan cairan bening pelumas dan merata tersebut ke seluruh kepala batang kemaluanku dengan lidahnya. Aku benar-benar merasakan nikmatnya service yang diberikan oleh Tante kesepian Lia. Lalu dia mulai membuka mulutnya dan lalu memasukkan batang kemaluanku ke dalam mulutnya sambil menghisap-hisap dan menjilati seluruh bagian batang kemaluanku sehingga basah oleh ludahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selang beberapa menit setelah tante kesepian melakukan hisapannya, aku mulai merasakan desiran-desiran kenikmatan menjalar di seluruh batang kemaluanku lalu kuangkat Tante Lia kemudian kudorong perlahan sehingga dia telentang di atas ranjang. Dengan penuh nafsu kuangkat kakinya sehingga dia mengangkang tepat di depanku. “Aahh Lan, ayolah masukin batang kemaluan kamu ke tante yah..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tante udah nggak sabar mau ngerasain memek tante disodok-sodok sama batangan kamu itu”. “Iiyaa tante” kataku. Lalu aku mulai membimbing batang kemaluanku ke arah lubang kemaluannya tapi aku tidak langsung memasukkannya tapi aku gesek-gesekan terlebih dulu ke bibir kemaluannya sehingga tante kesepian Lia lagi-lagi menjerit keenakan.. “Aahh.. Aahh.. Ayolah Lan, jangan tanggung-tanggung masukiinn..” Lalu aku mendorong masuk batang kemaluanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Uh, agak sempit rupanya lubang kemaluannya sehingga agak sulit memasukkan batang kemaluanku yang sudah tegang sekali itu. “Aahh.. Sshh.. Oohh pelan-pelan Lan.. Teruss-teruuss.. Aahh” Aku mulai mendorong kepala batang kemaluanku ke dalam liang kemaluan Tante kesepian Lia sehingga dia merasakan kenikmatan yang luar biasa ketika batang kemaluanku sudah masuk semuanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian batang kemaluanku mulai kupompakan dengan perlahan tapi dengan gerakan memutar sehingga pantat Tante Lia juga ikut-ikutan bergoyang. Rasanya nikmat sekali karena goyangan pantat tante Lia menjadikan batang kemaluanku seperti dipilin-pilin oleh dinding liang kemaluannya yang seret itu dan rasanya seperti empotan ayam. Sementara itu aku terus menjilati puting dan menjilati leher yang dibasahi keringatnya. Sementara itu tangan Tante Lia mendekap pantatku keras-keras sehingga kocokan yang kuberikan semakin cepat lagi. <b style="font-size: x-large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oohh.. Sshh.. Lan.. Enak sekali.. Oohh.. Ohh..” mendengar rintihannya aku semakin bernafsu untuk segera menyelesaikan permainan ini. “Aahh.. Cepat Lan, tante mau keluuaarr.. Aahh” Tubuh tante kesepian Lia kembali bergerak liar sehingga pantatnya ikut-ikutan naik. Rupanya dia kembali orgasme, bisa kurasakan cairan hangat menyiram kepala batang kemaluanku yang sedang merojok-rojok liang kemaluannya. “Aahh.. Sshh.. Sshh”, desahnya, lalu tubuhnya kembali tenang menikmati sisa-sisa orgasmenya. “Wahh kamu memang hebaat Lan..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tante sampe keok dua kali sedangkan kamu masih tegar” “Iiyaa tante.. Bentar lagi juga Alan keluar nih..” ujarku sambil terus menyodok liang kemaluannya yang berdenyut-denyut itu. “Aahh enak sekali tante.. Aahh..” “Terusin Lan.. Terus.. Aahh.. Sshh” erangan tante Lia membuatku semakin kuat merojok-rojok batang kemaluanku dalam liang kemaluannya. “Aauuhh pelan-pelan Lan, aahh.. Sshh”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : DE2448E4</a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">WA: +855 964639161</a></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aduh tante bentar lagi aku udah mau keluar nih..” kataku. “Aahh.. Lan.. Keluarin di dalam aja yah.. Aahh.. Tante mau ngerasain.. Ahh.. Shh.. Mau rasain siraman hangat peju kamu..” “Iiyyaa.. Tante..” Lalu aku mengangkat kaki kanan tante sehingga posisi liang kemaluannya lebih menjepit batang kemaluanku. “Aahh.. Oohh.. Aahh.. Sshh.. Tante, Rio mau keluar nih.. Ahh” lalu aku memeluk tante Lia sambil meremas-remas payudaranya. Sementara itu, tante Lia memelukku kuat-kuat sambil menggoyang-goyangkan pantatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aahh tante juga mau keluar lagi aahh.. Sshh..” lalu dengan sekuat tenaga kurojok liang kemaluannya sehingga kumpulan air maniku yang sudah tertahan menyembur dengan dahsyat. Seerr.. Seerr.. Croott.. Croott.. “Aahh enak sekali tante.. Aahh.. Ahh..” Selama dua menitan aku masih menggumuli tubuh Tante kesepian Lia untuk menuntaskan semprotan maniku itu. Lalu Tante kesepian Lia menbelai-belai rambutku. “Ah kamu ternyata seorang jagoan, Lan..” Setelah itu dia mencabut batang kemaluanku dari liang kemaluannya kemudian dimasukkan kembali ke dalam mulutnya untuk dijilati oleh lidahnya. <b style="font-size: x-large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ah, ngilu rasanya batang kemaluanku dihisap olehnya. Dan kemudian kami berdua pun tidur saling berpelukan. Malam itu kami melakukannya sampai tiga kali. Setelah kejadian itu kami sering melakukan hubungan seks yang kadang-kadang meniru gaya-gaya dari film porno. Hubungan kami pun berjalan selama dua tahun dan akhirnya diketahui oleh orang tuaku. Karena merasa malu, Tante kesepian Lia pun pindah ke Jakarta dan menjalankan usahanya di sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku benar-benar sangat kehilangan Tante Lia dan semenjak kepindahannya, tante Lia tidak pernah menghubungiku lagi.a</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com18tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-7300184627816725452018-03-04T02:23:00.000-08:002018-03-04T02:23:25.549-08:00Cerita Dewasa Diperkosa 3 Preman Kampung<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-DFYEE6AI1q0/WpvIwaYyrmI/AAAAAAAAJH4/NIDTYGZ-J8EAOnYSbdPdwaeFJmGNeqR0gCLcBGAs/s1600/y124.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Diperkosa 3 Preman Kampung" border="0" data-original-height="536" data-original-width="534" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-DFYEE6AI1q0/WpvIwaYyrmI/AAAAAAAAJH4/NIDTYGZ-J8EAOnYSbdPdwaeFJmGNeqR0gCLcBGAs/s400/y124.PNG" title="cerita 18+" width="397" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Dewasa Diperkosa 3 Preman Kampung</b></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">CERITA DEWASA -</span> </b>Aku masih berumur 16 tahun entar dalam dua bulan aku menginjak usia ke 17 tahun saat ini aku masih kelas 2 SMA tinggi badanku 160 cm aku memiliki ukuran bra 34 B aku juga terlalu memikirkan besar buah dadaku, aku terlahir di lingkungan yang baik dimana aku belum mengerti soal seks sampai suatu ketika peristiwa itu terjadi pada diriku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya aku sedikit khawatir karena jalan tersebut biasanya cukup sepi apa lagi pada pukul</div>
<div style="text-align: justify;">
5 sore seperti ini. Aku pulang telat karena ada acara osis setelah pulang sekolah tadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“hai neng cantik.” celetuk seorang yang sepertinya preman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak menghiraukannya dan berjalan lebih cepat.</div>
<div style="text-align: justify;">
“yah cantik-cantik kok sombong sih neng ” katanya lagi dan berjalan mengikutiku dari belakang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku berlari menjauhi dia dan setelah beberapa meter aku mencoba menoleh kebelakang untungnya orang itu sudah tidak kelihatan. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“huhh untung aja gak ngikutin.” pikirku</div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi tiba-tiba ada yang membekap mulutku dan kemudian tubuhku juga di tangkapnya sehingga aku tidak dapat bergerak. Aku berusaha meronta ronta tapi apa daya tubuh kecilku tak berpengaruh sama sekali mengahadapi tubuh kekarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia menyeretku menuju sebuah gedung yang sudah tidak terpakai lagi sehingga dan daerah di sekitarnya juga tak ada pemukiman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah memasuki gedung tersebut dia membawaku masuk k sebuah ruangan. Cukup besar juga 5×6 meter dan juga terdapat sofa dan meja meskipun terlihat kotor dan rapuh. Aku di lemparkannya ke sofa tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“aaww..”aku teriak kesakitan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Walaupun itu sofa sudah banyak sobek di sana sini serta cukup keras sehingga membuat badanku kesakitan apa lagi sedari tadi aku d bekap dengan keras oleh dia.</div>
<div style="text-align: justify;">
“tenang aja cantik ga bakal sakit kok kalau kamu ga ngelawan.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“saya mohon pak lepaskan saya, akan saya beri semua uang saya.” sambil terisak menangis</div>
<div style="text-align: justify;">
“aku lagi ga butuh uangmu aku butuh kamu sayang” dia mendekati sofa yang kududuki.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan tubuh kesakitan aku mencoba bangkit berlari tapi refleknya cukup cepat dan mendorongku lg k sofa.</div>
<div style="text-align: justify;">
“jangann pak aku mohon..”</div>
<div style="text-align: justify;">
“tenang aja neng enak kok.” dia memelukku dengan tubuh gelap dan kekarnya serta tato d sebagian tubuhnya. Dia memiliki wajah sangar yang menyeramkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“lepas kan paak..” aku berusaha memberontak. Tapi dia terus memelukku dengan erat serta mencoba menciumiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Emmhhh mhh” aku menutup bibirku erat-erat tapi dia terus menciumiku dan memegang daguku dengan keras sehingga memaksa mulutku terbuka <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
“ehmm mhh..”</div>
<div style="text-align: justify;">
“hsmmm..”</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia terus menciumi bibirku serta menjilati mulutku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku berusaha menolaknya tapi lama kelamaan ada perasaan aneh dalam diriku jantungku berdebar debar perasaan aneh yang blum pernah kurasakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lama kelamaan aku tanpa sengaja menikmati ciuman tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“hmmm ssshh.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Entah kenapa tanpa sadar aku membalas ciumannya. Kami saling melumat aku memejamkan mataku menikmati setiap mili mulutku di jelajahi lidahnya. Lidah Kami saling berpautan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hmm gimana enak kan neng ciumannya..”</div>
<div style="text-align: justify;">
Bagai dismbar petir asetelah mendengar hal tersebut kesdaranku kembali dengan jantung yang masih berdebar aku mendorongnya kemudian lari tapi baru sampai pintu dia menarik kerudungku sehingga aku terjatuh kebelakang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“auuuh..” aku mengalami benturan yang cukup keras di kepala sehingga membuatku sedikit pusing.</div>
<div style="text-align: justify;">
“makanya jangan lari aku gak bakal main kasar kok kalau kamu nurutin aku.” membawaku ke sofa lg.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan benturan di kepala membuat aku tak berdaya. Preman itu mengeluarkan pisau dari pinggangnya dan mengarahkan tepat di depan leherku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“oke sekarang kita rubah aturanya kalau sampe kamu ngelawan lagi jangan salahkan aku kalau pisau ini menancap pada lehermu.”</div>
<div style="text-align: justify;">
aku semakin ketakuan. “hi hihi.. iya pak.” Dengan sedikit menahan air mataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“ohh iya jangan panggil pak panggil aja mas, oh iya nama kamu siapa cantik”</div>
<div style="text-align: justify;">
“hiks.. Na nama saya Nia mas”</div>
<div style="text-align: justify;">
“wah cantik juga ya namanya kayak wajahnya.” preman itu membelai pipiku</div>
<div style="text-align: justify;">
“hiks hiks hiks” aku terus menangis.</div>
<div style="text-align: justify;">
“udah dong cantik jangan nangis apa mau pisau tadi</div>
<div style="text-align: justify;">
lagi” <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“eh eh iya mas” aku berusaha menahan air mataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Nah gitu kan bagus ayo senyum pasti kamu cantik.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan sedikit di paksakan aku berusaha untuk tersenyum.</div>
<div style="text-align: justify;">
“wahh wahh manis banget kamu rejeki nomplok emang nih” katanya tertawa. Dia meraba payudaraku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“wah gede nih gak nyangka dapet bonus toge nih.” lanjutnya</div>
<div style="text-align: justify;">
tertawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“shh hhh..” preman itu mulai meremas remas pada awalnya aku merasa risih tapi lama kelamaan perasaan geli dan aneh mulai muncul.</div>
<div style="text-align: justify;">
“huhh mas udaahh hhh”</div>
<div style="text-align: justify;">
“udah apanya sayang.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“itu tangannya.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“emang knp tanganku?”</div>
<div style="text-align: justify;">
“remas hhh geli masss”</div>
<div style="text-align: justify;">
“tapi enakkan” <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku memejamkan mata dan mendesah tanpa sadar menikmati remasan tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika aku membuka mata ternyata kancing seragamku sudah terbuka semua dengan reflek aku menutup payudaraku yang masih tertutup bra biru muda.</div>
<div style="text-align: justify;">
“eh eh tangannya awas apa km mau pisau”</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan terpaksa aku menurunkan tanganku dan dengan leluasa dia memandangi payudaraku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“ukuran berapa nih neng” preman itu melanjutkan meremas payudaraku dengan hanya terhalangi bra.</div>
<div style="text-align: justify;">
“hhh gatau mass”</div>
<div style="text-align: justify;">
“ayo jujur kalau gak kamu tau kan akibatny”</div>
<div style="text-align: justify;">
“shhh ii.. iya iya emmhh.. 34C.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“wah mantep nih apa lg klu di kenyot.” Dia langsung menyingkap braku ke atas sehingga memperlihatkan pemandangan indah dua buah gunung kembar denag puting yg berwarna sedikit merah muda. Dan dengan puncak yang berdiri tegang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“eneng udah sange ya tegang gini putingnya enak ya?”</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia menghisap puting sebelah kiriku. Terus menghisap dan sesekali menggigit membuatku tak berdaya hanya bisa mendesah dan meremas sofa tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“jawab dong kalau aku tanya!!” perintahnya</div>
<div style="text-align: justify;">
“ehh ii iya bang”</div>
<div style="text-align: justify;">
“iya apanya”</div>
<div style="text-align: justify;">
“shhhh iya enak mas” dengan wajah merah padam dan malu-malu aku berkata seperti itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
“nah gitu dong” dia lanjut mnghisap putingku dan memainkan yg sblah kanan</div>
<div style="text-align: justify;">
Hal tersebut membuatku tak karuan hanya desahan yang keluar dari mulutku. Perasaan aneh yang tak pernah kurasakan. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah puas dengan dadaku dia trus menciumi perutku. Dan kemudian dia menuruhku untuk melepaskan rok abu-abuku. Aku sangat takut karna jika aku lakukan hal itu maka semua hal tersebut akan terjadi. Melihat aku yg sedikit ragu dia ganti menyuruhku untuk mengulum penisnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku kaget bukan kepalang. Aku bahkan tidak tau bagai mana caranya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia menyuruhku jongkok d depan sofa tmpat dia duduk dan menyuruh melepaskan celananya. Aku ragu tp dia menarik tnganku tepat di gundukan yg menyembul di selangkangannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Awalnya mengusap usap kemudian dia mnurunkan clananya sehingga nampak penis hitamnya yg berdiri tegak di hadapanku aku belum pernah melihat benda itu dan membuatku merinding.</div>
<div style="text-align: justify;">
“wah kok takut gitu gak pernah liat ya”</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia menyuruhku mengocok dengan tangannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“sshhh enakk hh ada bakat kamu pinter ngocok”</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku terus mengocoknya</div>
<div style="text-align: justify;">
“sekarang ciumin!” perintahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan ragu aku mencium ujung penisnya yg mengeluarkan cairan bening dengan rasa takut. Aku menciumi seluruh batang itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
” ayo sekarang hisap”</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan tiba-tiba dia memasukkan penisnya kedalam mulutku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“uhhhkk” aku kaget dan bingung.</div>
<div style="text-align: justify;">
“hisap!”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan takut aku mulai mengisapnya. Ada rasa asin dan rasa aneh bercampur. Beberapa menit aku menghisapnya hingga menjadi terbiasa dengan rasa dan bau itu. Aku juga menggerakkn kpalaku maju mundur serta meenjilati ujung penisnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Prasaan jijik dan takut yg sebelumnya kini sirna semua tergantikan dengan prasaan aneh yang membuatku kecanduan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“shhhh dasar lonte ternyata doyan juga lo.”</div>
<div style="text-align: justify;">
Kata kata kasarnya entah kenapa membuatku semakin bergairah menghisap penisnya</div>
<div style="text-align: justify;">
“ahh ahh terus say”</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia memegang kepalaku dang menggerakkan pinggulnya hingga membuatku tersedak.</div>
<div style="text-align: justify;">
“ahh nia gue kelau ahss..” <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cairan kental dan terasa aneh memenuhi mulutku</div>
<div style="text-align: justify;">
“telan semua awas kalau ada yang lo keluarin”</div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar itu dengan terpaksa aku menelan semua carian yang terasa aneh tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“glekk glekk”.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudia menjilati sisa sisa carian di ujung penisnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“wah lu pinter juga ya bakat ngoral jg lu.”</div>
<div style="text-align: justify;">
Saat aku berdiri dia lansung mendorongku duduk d kursi dan jongkok d depanku kemudian menarik keatas rok ku hingga celana dalamku kelihatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“wah wah lo basah juga ya.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“kasian nih kalau cd lo basah mending gue lepas ya” dia menarik trun dan entah kenapa aku reflek menaikkan bokongku saat dia menurunkan cd ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“wah mememku cantik bener nih”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku berusaha menutup kakiku tp lngsung d halanginya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia menciumin pahaku pangkal paha dan d sekitar vaginaku. Dan terakhir dia menciuminya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“ahhhh sshhh..”</div>
<div style="text-align: justify;">
Rasa geli aneh dan nikmat bercampur menjadi satu. Desahanku trus mnjadi jadi karena rasa nikmat yg amat sangt. Aku menggeleng gelengkan kepala merasakan hal itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di ciumi dan di jilati tempat itu</div>
<div style="text-align: justify;">
“slurrrp sllurrpp”</div>
<div style="text-align: justify;">
“ahhhss udah bangg hhh..”</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia terus menjilatinya dan memasukan jari k vaginaku dan mengocoknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“ohh bang udah bangg hh aku udahh”</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku meracau tak karuan</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan akhirnya. “aaaahhhhh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua cairan milikku tersembur keluar. Perasaan yang belum pernah aku rasakan. Badanku terasa ringan. Kenikmatan yang paling nikmat kurasakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Semua cairan milikku tersembur keluar. Perasaan yang belum pernah aku rasakan. Badanku terasa ringan. Kenikmatan yang paling nikmat kurasakan. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua cairanku di telannya tanpa tersisa. Di jilatinya vaginaku</div>
<div style="text-align: justify;">
“huhh ooohhhh..”</div>
<div style="text-align: justify;">
tubuhku langsung terkulai lemas.</div>
<div style="text-align: justify;">
“wah wah wah.. Ternyata lo kluar enakkan?”</div>
<div style="text-align: justify;">
tanyanya smbil tertawa</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menutup wajahku yang merah padam. Aku tidak menyangka bakal menikmati hal memalukan tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba” preman itu melebarkan kakiku yang masih lemas. Dan mendekatkan penisnya ke vaginaku. Dia menggesekkan penisnya hingga membuatku merasa aneh lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“ahh bang udah bang”</div>
<div style="text-align: justify;">
“apanya yg udah an neng”</div>
<div style="text-align: justify;">
“itu emm jgn d gsekin lg bang lepasin saya”</div>
<div style="text-align: justify;">
“wah wah jadi km udah pngen ya oke deh”</div>
<div style="text-align: justify;">
dia menempatkan penisnya tepat d depan lubangku. Perlahan aku merasakan batang penis itu masuk</div>
<div style="text-align: justify;">
“aahhh bangg..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
mulai menyeruak masuk. Hingga setengah. Dia langsung menghentakkan pinggulnya dan *blesss*</div>
<div style="text-align: justify;">
“aaaaww.. Sakittt”</div>
<div style="text-align: justify;">
Batang penis itu mengisi setiap tempat di vaginaku. Benda yang panjang itu merobek selaput dara yg slama ini aku jaga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mencakar punggungnya karena kesakitan dan reflek air mataku menetes menahin sakit tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“udah neng sakitnya cuma bntar kok ntr abang bikin enak” dia menahan penisnya d vaginaku. Terasa penuh dan panas.</div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa saat kemudian dia menggerakkan pinggulnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“ahhh aww ohh…”</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia terus menggerakkan pinggulnya. Sekali dua kali dan kmudian smakin lancar meski pada awalnya agak perih tapi lama kelamaan rasa perih itu hilang dan berganti dengan perasaan aneh dak nikmat. Erangan</div>
<div style="text-align: justify;">
kesakitanku kini berubah menjadi desahan kenikmatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“ahh ahh hahh”</div>
<div style="text-align: justify;">
dia terus menggenjotku dan meciumi bibirku dan ku sambut dengan membalas ciuman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“huhh bener” makjos deh memek lu”</div>
<div style="text-align: justify;">
“sshhh hhh terus bang hhh”</div>
<div style="text-align: justify;">
“ahh kenapa enak ya”</div>
<div style="text-align: justify;">
“ooohhss iya bang terus ahh”</div>
<div style="text-align: justify;">
aku ikut menggerakkan pinggulku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa saat kemudian dia mengajak ganti gaya dengan doggy style.</div>
<div style="text-align: justify;">
“plokk plokk plookk.” suara hentakan pahanya dengan pantatku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan semakin terasa nikmat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">WA : +855 964639161</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
dia menciumi leherku, Meremas dadaku dari blakang.</div>
<div style="text-align: justify;">
“ahhh bang ayo bang truss ahhh…”</div>
<div style="text-align: justify;">
entah kesadaranku hilang kemana, aku menguarkan kata kata yg memalukan aku terus menggoyangkan pinggulku seirama dengan gerakannya</div>
<div style="text-align: justify;">
“assshh bang hh aaahhh..” aku sekali lagi keluar dengan hebatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“aaaaahhh ahh aku juga sayaang”</div>
<div style="text-align: justify;">
Vaginaku terasa penuh dan hangat aku merasa preman itu menyemprot barkali-kali hingga lemas. Walaupun aku awalnya di perkosa entah kenapa aku menikmati kejadian tersebut dan vagina trus berkedut setiap membayangkan hal tersebut.</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com17tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-2667845369226253982018-02-18T01:38:00.000-08:002018-02-18T01:38:31.635-08:00Cerita Dewasa Dipuasin Mbak Wina Setiap Hari<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-dcBeFGGnyNU/WolFYWW6o4I/AAAAAAAAI_s/sBjOI0ypxaMfrI5-woZK65ggSqnhuDD3wCLcBGAs/s1600/y118.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Dipuasin Mbak Wina Setiap Hari" border="0" data-original-height="592" data-original-width="529" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-dcBeFGGnyNU/WolFYWW6o4I/AAAAAAAAI_s/sBjOI0ypxaMfrI5-woZK65ggSqnhuDD3wCLcBGAs/s400/y118.PNG" title="cerita dewasa terbaru" width="355" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Dewasa Dipuasin Mbak Wina Setiap Hari</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">CERITA DEWASA -</span></b> Aku punya seorang kakak ipar, sebut saja Wina namanya. Usianya sudah 32 tahun, lebih tua 5 tahun dari istriku. Mbak Wina, begitu aku memanggilnya, sudah menikah dengan dua anak. Berbeda dengan istriku yang cenderung kurus, Mbak Wina berbody montok dengan dada dan pantat yang lebih besar dibanding istriku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rumah Mbak Wina tidak terlalu jauh dengan rumahku sehingga aku dan istriku sering berkunjung dan juga sebaliknya. Tapi aku lebih suka berkunjung ke rumahnya, karena di rumahnya, Mbak Wina biasa memakai pakaian rumah yang santai bahkan cenderung terbuka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pernah suatu pagi aku berkunjung, dia baru saja bangun tidur dan mengenakan daster tipis tembus pandang yang menampakkan buah dada besarnya tanpa bra. Pernah juga aku suatu waktu Mbak Wina dengan santainya keluar kamar mandi dengan lilitan handuk dan tiba2x handuk itu melorot sehingga aku terpana melihat tubuh montoknya yg bugil. Sayang waktu itu ada istriku sehingga aku berlagak buang muka. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu pagi di hari Minggu, aku diminta istriku mengantarkan makanan yang dibuatnya untuk keponakannya, anak-anak Mbak Wina. Tanpa pikir panjang aku langsung melajukan mobilku ke rumah Mbak Wina, kali ini sendirian saja. Dan satu hal yang membuatku semangat adalah fakta bahwa suami Mbak Wina sedang tidak ada di rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sampai di rumah Mbak Wina, semua masih tidur sehingga yang membukakan pintu adalah pembantunya. Aku masuk ke dalam rumah dan setelah yakin si pembantu naik ke kamarnya di atas, aku mulai bergerilya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan perlahan aku membuka pintu kamar Mbak Wina, dan seperti sudah kuduga, Mbak Wina tidur dengan daster tipisnya yang bagian bawahnya sudah tersingkap hingga paha dan celana dalam warna hitamnya. Aku meneguk ludah dan langsung konak melihat paha montok yang putih mulus itu, apalagi lengkap dengan CD hitam yang kontras dengan kulit putihnya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pagi itu aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk bisa menjajal tubuh montok kakak ipar ku itu. Tekadku sudah bulat untuk menikmati setiap lekukan tubuhnya. Setelah puas melihat pemandangan di kamar, aku kemudian menuju meja makan di mana kulihat dua gelas teh manis sudah terhidang, satu untukku dan satunya pasti untuk Mbak Wina.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan penuh semangat aku meneteskan cairan perangsang yang kubeli beberapa waktu lalu ke dalam teh Mbak Wina. Aku berharap wanita itu akan dipenuhi birahi sehingga tidak menolak untuk aku sentuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dewi keberuntungan memang sedang memihakku pagi itu. Tak berapa lama, Mbak Wina bangun dan seperti biasa, dengan santainya dia berjalan keluar kamar masih dengan daster minim itu yang membuatku semakin tergila-gila. “Eh, ada Farhan, udah lama?”, sapanya dengan suara serak yang terdengar seksi, seseksi tubuhnya. “Barusan kok mbak, antar makanan buatan Rina”, jawabku sambil melihat dengan jelas buah dada besarnya yang no-bra itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mbak Wina memang sangat cuek, dia tidak memperdulikan mataku yang nakal memandangi buah dadanya yang menggelantung di balik daster tipisnya. Dengan gontai ia menuju meja makan dan menghirup teh yang sudah kuberikan cairan perangsang. Menurut teori, dalam waktu 5 sampai 10 menit ke depan, hormon progesteron Mbak Wina akan meningkat dan ia akan terbakar nafsu birahi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah minum teh, Mbak Wina masuk ke kamar mandi untuk cuci muka, pipis dan pastinya cuci meki lah, hehee. Keluar dari kamar mandi, wajah Mbak Wina memang sudah lebih segar. Masih dengan daster tipis yang memberikan informasi maksimal itu, dia memanggil pembantunya dan menyuruh ke pasar. Wah, tambah perfect deh, pikirku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah sedikit beraktivitas di ruang makan, ia kembali ke kamar. Pasti dia akan ganti baju pikirku. Dengan perlahan aku mengikuti di belakangnya. Dan benar juga seperti dugaanku, Mbak Wina tidak menutup dengan baik pintu kamarnya. Dia begitu cuek atau sengaja memberikanku kesempatan mengintipnya berganti baju. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penisku semakin mengeras melihat Mbak Wina menanggalkan dasternya dan … oh, rupanya obat perangsangku sudah mulai bekerja. Mbak Wina tampak gelisah lalu mengusap-usap selangkangannya dengan tangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku seperti diberi berkah pagi itu, Mbak Wina benar2x seperti terangsang hebat. Dia dengan sedikit terburu-buru melepas CD hitamnya sehingga kini ia benar2x bugil di kamar. Kemudian kulihat ia mengusap-usap bagian meki dan sekitarnya dengan tangan. Wah… tak akan kubiarkan dia melakukan masturbasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan semangat 45 dan penuh percaya diri, aku membuka celanaku dan membiarkan penisku yang sudah konak dari tadi mengacung bebas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Walau dengan sedikit canggung, aku beranikan diri membuka pintu kamarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Farhan… kamu…”, Mbak Wina menjerit melihat aku masuk ke kamarnya sementara dia sedang bugil dan lebih kaget lagi melihat aku tanpa celana dan mengacungkan penis ke arahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Daripada pakai tangan, pakai ini aja Mbak…”, pintaku seraya memegang batang penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Gila kamu, jangan kurang ajar”, sergahnya ketika aku mendekati tubuh bugilnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mbak Wina menampik tanganku yang ingin menjamahnya, tapi nafsu birahi yang membakar otaknya membuatnya tak cukup tenaga untuk menolak lebih lanjut sentuhanku. Aku yakin kalau birahinya sudah memuncak dan dia juga menginginkan sex denganku. Ketika tanganku berhasil meraih buah dada dan meremasnya, dia hanya bilang “Gila kamu!”, tapi tak sedikitpun menjauhkan tanganku untuk meremas-remas buah dada dan memilin puting susunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sudah merasa di atas angin. Mbak Wina hanya bersumpah serapah, namun tubuhnya seperti pasrah. Setiap sentuhan dan remasan tanganku di tubuhnya hanya direspon dengan kata “kurang ajar” dan “gila kamu”, namun aku merasa yakin dia menikmatinya. Dugaanku betul, Mbak Wina akhirnya dengan malu memegang batang penisku. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Besar banget punya kamu Farhan”, serunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Pingin masuk memek Mbak tuh…” jawabku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mbak Wina tersenyum manja,”Gila kamu!”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya mbak, saya memang tergila-gila pada Mbak”, rayuku sambil terus memilin puting susunya yang sudah mengeras.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mbak Wina semakin relaks dan pasrah. Kini dengan sangat mudah aku bisa meraih daerah selangkangannya yang berbulu tipis dan mulai meraba-raba vaginanya yang ternyata sudah becek.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kaya’nya memeknya udah minta nih Mbak”, kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Gila kamu!”, entah sudah berapa kali dia mengeluarkan kata itu pagi ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Nungging Mbak, saya masukin dari belakang”, pintaku untuk doggy style.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mbak Wina masih dengan sumpah serapah menuruti kemauanku. Kini pantat bahenolnya terpampang di hadapanku, pantat yang selama ini aku impikan itu akhirnya bisa kuraih dan kuremas-remas. Dengan perlahan, aku memasukkan batang penisku ke dalam liang vaginanya. Tidak sulit tentu saja, maklum sudah punya dua anak dan memang sudah becek pula.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">WA : +855 964639161</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maka adegan selanjutnya sudah bisa ditebak, Mbak Wina yang sudah terbakar birahi tentu saja orgasme lebih dulu akibat pompa penisku pada vaginanya. Namun sekali lagi, pagi itu memang milikku. Meskipun sudah orgasme, kakak ipar ku yang montok itu tetap penuh birahi meladeni permainanku sampai akhirnya kami merasakan orgasme secara bersama. Nikmatnya luar biasaaaa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sembarangan kamu numpahin sperma di memekku ya Farhan…”, jeritnya ketika aku memuncratkan spermaku ke dalam rahimnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Habis memek Mbak enak sih….”, seruku di telinganya. Kakak ipar ku hanya melejat-lejat menikmati orgasmenya juga. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selesai orgasme, seperti sepasang kekasih, kami berciuman.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kamu memang gila Farhan, awas… jangan bilang siapa-siapa ya!”, serunya perlahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya iyalah Mbak, masa’ mau cerita-cerita..”, candaku. Dia pun tertawa lepas.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kapan-kapan lagi ya Mbak…”, pintaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Gila… kamu gila…” jeritnya sambil berjalan ke kamar mandi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku memandang tubuh montok kakak ipar ku dengan senyum puas. Akhirnya tubuh impianku itu dapat kunikmati juga.</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com16tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-54482740003269328392018-02-14T03:11:00.003-08:002018-02-14T03:11:53.045-08:00Cerita Dewasa Kisah ML Dengan Janda Muda Yang Sangat Agresif<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-vWmUbXHvk2M/WoQZURanDcI/AAAAAAAAI8Y/Ibco5MaraR4nzakcODbWPiYAYVffYl-zgCLcBGAs/s1600/y138.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Kisah ML Dengan Janda Muda Yang Sangat Agresif" border="0" data-original-height="540" data-original-width="489" height="640" src="https://2.bp.blogspot.com/-vWmUbXHvk2M/WoQZURanDcI/AAAAAAAAI8Y/Ibco5MaraR4nzakcODbWPiYAYVffYl-zgCLcBGAs/s640/y138.PNG" title="kisah dewasa" width="578" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Dewasa Kisah ML Dengan Janda Muda Yang Sangat Agresif</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">CERITA DEWASA -</span></b> Namaku rudi, usiaku 26 tahun, aku telah berumah tangga, tepat di deket rumahku tinggal seorang wanita cantik berusia sekitar 35 tahunan, tanpa suami tinggal sendiri, namanya irma dia karyawan sebuah bank swasta di kotaku menurut tetangga dia istri simpanan dari seorang pejabat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerita ini bermula ketika suatu pagi aku sekitar pukul 5 aku sedang lari pagi, lewat depan rumah mbaku irma, komplek rumahku memang masi sepi kalau jam segitu, tanpa sengaja aku melihat mbak irma hanya menggunakan pakaian dalam membuka gorden yang menutupi jendelanya, dengan tersipu malu mbak irma langsung lari masuk ke ruangan ternyata dia juga tahu kalau aku melihatnya. sejak saat itu aku selalu memikirkan mbak irma meski aku sudah punya istri, istriku lah yang menjadi pelampiasan ku setiap sehabis melihat mbak irma pulang kerja.<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
suatu hari istriku pergi ke rumah ibu nya di luar kota, aku tidaku bisa menemani karna memang banyak pekerjaan di kantor. aku berpikir inilah kesempatanku mendekati mbak irma, karena istriku akan di rumah ibunya selama seminggu, tapi apa cukup waktu segitu, cara demi cara aku pikirkan namun semuanya bakal buntu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ke esokan harinya aku menyempatkan lari pagi, aku lihat rumah mbak irma masih nyala lampunya, ah sepertinya dia masi tidur aku berputar memutari komplek,, tak lama kemudian aku melihat dia baru saja datang dengan mengendarai sepeda, membuka pagar rumahnya, suasana memang sepi sekali,aku pun berusaha mendekat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“hi mbak, darimana nih??” sapaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“dari rumah temen mas” wajahnya yang menantang menjawabku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“nginep ya mbak?”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“iya mas” sambil gugup dia menjawabku sepertinya dia masi malu waktu itu pernah ku lihat hanya berpakaian dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ya sudah mbak capek kayaknya tuh mata masih merah, aku pulang dulu mbak, bersih2 rumah ga ada istri soalnya”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“hehe iya, emangnya kemana mbak dian nya??”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“lagi ke rumah ibunya mbak, kangen katanya”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ow… berapa hari mas?? kalo butuh bantuan bilang aj mas, sapa tau bisa bantu”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“wah kebetulan tuh mbak” pikirku melayang untuk meminta puaskan nafsuku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“kebetulan apa mas??”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ehhh ga kok mbak bercanda, ya sudah aku pulang dulu ya?? o ya tar kerja kah? kalo capek tar aku anter ga papa kok”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ga mas aku libur, lagi ga enak badan nih”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun pergi menuju rumah, hubungan ini ga aku sia sia kan, sampai di rumah aku sms mbak irma, ternyata nyambung juga hingga akhirnya sms an sampe malem, kata2 ku sudah mulai menjurus pada sex, tenryata mbak irma sedikit ngebales meskipun akhirnya dia takut akan hubungan ku dengan istriku. namun aku jawab mumpung ga ada dia.<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
esok pagi mbaku irma telpn aku ” mas tolong belikan obat donk, bisa kan?? pusing nih mau minta tolong sapa lagi aku ga taw”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ok sayang” jawbku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“idih sayang di bom istrimu baru tau rasa lo”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
hari sabtu adalah hari libur aku pergi membeli obat. setelah dapat aku masuk ke rumah mbak irma.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mbak ini obatnya”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“iya mas bentar”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
jrennnnggggg mbak irma memakai lingerie tapi agak tebal dikit lah berwarna biru muda, serentak senjataku bergejolak melihat tubuhnya yang putih serasa sengaja disuguhkan pada ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“masuk mas, silahkan duduk dulu” celana dalam nya telihat samar2 di balik gaun tipis itu</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
mataku bener2 dimanjakan olehnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“silahkan diminum mas” sambil menyuguhkan teh dia merunduk dan belahan dadanya terlihat jelas. BH yang berwarna hitam telihat membungkus barang indah itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“makasi mbak” mataku kembali terbelalak ketika melihat paha mulus saat mbak irma duduk di depanku, mulailah pikiranku melayang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mas rud… mas rud… malah nglamun” suaranya membangunkanku dari lamunan ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“heh maaf mbak lagi berfantasi”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“hayo fantasi apa? cerita di bbm itu ya ?? mas rudi ini bisa aja” sambil tertawa mbak irma menyingkap rambutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“hhehe iya mbak diitnggal istri seminggu sih gini deh jadinya, apalagi mbak pakaiannya gitu, tambah deh”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“hahhaha cuma kelihat paha aja udah melayang nih mas rudi”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“banget mbak, hahaha”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mas maaf ya, aku sbenarnya sih g sakit, cuma akal akalan ku aja biar mas ke rumah, maaf ya ??.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“wah parah, kirain sakit beneran, kawatir nih, yang lebih parah lagi adek ni berdiri trus ngeliat paha ma dada, tanggung jawab donk?” <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ye mulai deh minta ma bini sono” nadanya marah pada ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“becanda, gitu aja amarah”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“iya ga papa, mas masukin tuh motor, temenin aku donk bentar aja mumpung ga ada bini mas katanya, haha”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku pun memasukkan motor ke garasi mbak irma, lalu aku masuk kembali, aku di ajak ke sebuah ruangan yang bagus sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mas ini aku namain ruangan surga, karna ini khusus kalo suami ku pulang, dia minta berhubungan disini, kedap suara soalnya ruangan ini mas, jadi meski teriak2 ga bakalan ada yang denger”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“wow keren juga ya mbak, boleh dicoba tuh mbak,” sambil duduk di kursi saya memandang ruangan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“itu disana ada kamar mandi, disini lah mas kalo aku lagi pengen puasin diri sendiri” mataku terbelalak ketika mbak irma duduk dengan kaki terbuka, celana dalamnya tipis, shingga terlihat dengan jelas jembut dan kemaluannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“eh iya mbak” sambil menahan aku menjawab.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“liat ini mas? jangan diliat aja dong mas, dari kemaren aku tau kok mas … kalo kamu pengen aku, itu yang lagi berdiri masukin donk kesini” sambil menunjuk ms v nya mbak irma menantangku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“hmmm siap ” saya pun langsung telanjang bulat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“wow gede, enaku tuh, dah lama nih”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku langsung menunduk karna mbak irma duduk sambil membuka kakinya di kursi, langsung kujilat kemaluannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ooughhhh….ssssssssshhhhh mas inget istri…. ahhh enakkkk”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Celana dalam nya aku copot, lidahku tetap bergerilya di kemaluan mbak irma, sesekali dia mencengkeram rambutku sesekali dia menjarit.</div>
<div style="text-align: justify;">
“ooughhhhhhhhhhhhh fuck”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
menit2 demi menit berlalu, jari pun telah aku masukkan, jari yang semula kering kini di lumuri cairan putih dan bening,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mas aku keluar kerasin……..oughhhhhhhhhh” irma mencapai orgasme nya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku naik untuk mencumbu bibirnya, sambil kucopot BH yang menempel di dada nya, namun lingerie yang indah itu aku biarkan menghiasi tubuhnya, kecupan demi kecupan saling kita berikan, tangan ku bergerilya di gunung surganya, ku hisap pentilnya sesekali kugigit secara perlahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ough mas kamu ahli…ahhhhh sayang”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“oouugh mas udah dulu” sambil mengangkat kepalaku irma berdiri dan merunduk di depanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“kumakan ya mas kontolmu ini” sambil mengocok dia mendekatkan mulutnya ke kontolku</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku pun cuma bisa menganggukkan kepala. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ouughhh sayang” desahku ketika kontolku di lumat habis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
menit demi menit aku di kulum nya, aku merasakuan sedikit lagi aku orgasme, aku mengangkat kepala irma, kemudian dia lepaskan kulumannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ada apa mas?”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ga papa aku mau orgasme berhenti bntar, pengen orgasme saat di dalam ini” sambil ku tunjuk vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“itu tar aja, ga adil tadi aku keluar di mulut kamu, sekarang harus di mulut juga” langsung mengulum kembali penisku, di kocok sekeras munngkin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ouughhhhhh,,,, aku kluar… crotzzz” beberapa menit kemudian aku orgasme dalam mulut irma, dia lari ke kamar mandi sambil memuntahkan sperma ku, meski dia menlean dikit tapi masih banyak spermaku yang di mulutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“widih masih siap tempur” sapanya dari kamar mandi, sambil meminum pil KB, kemudian irma berjalan ke tepi kasur, dan membuka kakinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“hehe iya donk barang bagus nih” sambil kudekati irma aku peluk sambil cium.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“buruan sayang ga tahan nih lubang dari tadi nganggur” tanpa pikir panjang langsung aku masukin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ooouughhhh” desahan bersama sambil bercumbu kembali, aku gerakukan maju mundur penis in terasa menghujam lubang sempit yang membuat saraf2 di otaku bekerja dengan senang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mas… oouughhhh ” desah irma.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mass…. kerasin donk…. ahhhhhh… shhhhhhh” desah irma sambil menggoyang badannya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku kerasin doronganku dengan sekali2 aku dorong penuh sehingga rasanya penis ini menyentuh pangkal di dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
oouughhh masssss lov u….. ahhhhhhhhhh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
setelah beberapa menit irma menariku untuk di bawah tancapkan lah penisku kedalam vaginanya .</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ouughhhhhhh”. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selang beberapa menit irma orgasme, gesekan yang dilakukan sangat keras gerakan naik turunnya bener2 ajib, sampai terdengan suara “plok..plok”.</div>
<div style="text-align: justify;">
“aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh maaaaaaaaaaaaassssssssss aku kluar…. cairan sperma ku banyak terasa mengalir di penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
kemudian aku tarik irma untuk berciuman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
setelah itu irma aku ajak dogy style, nafsu yang menyelimuti kita menjadikan gaya ini sedikit brutal berulangkali irma berteriak dan bunyi yang di sebabkan tumbukan antara paha ku dan pantatnya sangat keras……..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
beberapa menit aku angkat tubuh irma menuju tembok, aku hujam di atas pangkuanku</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ouughhhhh luar biasa mas” desahnya sambil tersenyum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
selang beberapa menit aku merasakan hampir orgasme</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“sayang aku beri kamu anak ya?” kataku sambil menggendongnya untuk kembali berbaring.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“kalo bisa coba aja” candanya sambil memegang penisku untuk di arahkan ke lubangnya kembali</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku pun kembali menghujam vaginanya dengan penis ku, keras dan cepat tapi kadang aku menurunkan ritme dengan pelan2 tapi menusuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“oughhhh masssssssss”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku tersenyum sambil meronta keenakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mas aku mau keluar lagi……shhhhhhhhhh….. kerasin……..”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“aku juga sayang….oughhhhhhhhhhhh” tambah cepet aku genjot irma.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa menit kemudian</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“oooouwwwwwwwwwwwwwwwwwhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh 3 kaaaaaaliiiiiiiiiiiiiii…. kumu hebat sayang” desah irma sambil mengejangkan tubuhnya memelukku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ougggggggghhhhhhhh ini bentar lagi”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
plok2 plok2…… suara penisku menghujam memeknya yang basah sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“crotzzzzzzzz…..zrotssssss” spermaku keluar di dalam vagina irma, akhirnya aku bisa menikmati irma dengan penuh…. kupeluk irma dan ku ciumi dan kujilati dad nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mas jangan pulang dulu, aku masih butuh kamu nanti” ucapnya pada ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku pun tersenyum, lalu ku kecup keningnya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
hari itu aku benar2 ga pulang ke rumah sampai keesokan harinya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya waktu istriku telpon … aku bilang lagi di rumah capek mau kemana2, begitu pula irma, padahal setelah telpon itu selesai permainan liar kami berlanjut</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
ketika istriku di rumah, aku dan irma masih sering ketemu dan melakukan hubungan ini di hotel, suatu saat irma memintaku memberinya anak, meski aku tidak usah bertanggung jawab akan hal itu karena dia bilang kalo itu anak dr suaminya yang datang sehari sebelum itu… kini irma sudah pindah dari komplek rumahku bersama anak hasil hubungan kami, namun komunikasi kami masih terjaga, sesekali kami bertemu di suatu kota untuk semata2 melakukan hubungan sex tidak lebih, dia tau aku sangat mencintai istriku.</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com18tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-61147975386998387742018-02-07T20:04:00.001-08:002018-02-07T20:04:59.175-08:00Cerita Dewasa Keperawanan Ku Hilang Karena Om Roby<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-F6n1vStiyrI/WnvLBoAX2TI/AAAAAAAAI3w/wRkutE7Fxi8I-xHKJuNRKzBtS9aAeTK5gCEwYBhgL/s1600/y129.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Keperawanan Ku Hilang Karena Om Roby" border="0" data-original-height="559" data-original-width="592" height="377" src="https://2.bp.blogspot.com/-F6n1vStiyrI/WnvLBoAX2TI/AAAAAAAAI3w/wRkutE7Fxi8I-xHKJuNRKzBtS9aAeTK5gCEwYBhgL/s400/y129.PNG" title="cerita perawan indonesia" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Dewasa Keperawanan Ku Hilang Karena Om Roby</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">CERITA DEWASA -</span></b> Jenuh setiap hari di rumah saja aku memutuskan untuk pergi berlibur ke rumah tanteku. Panggil saja aku Henny usiaku 18 tahun aku gadis muda yang berparas cantik. Badanku kecil mungil rambutku panjang dan berkulit putih. Diusia yang rentan ini aku belum memiliki seorang pacar. Aku masih jomblo sampai saat ini. Pengen sih punya pacar tetapi belum ada yang pas di hati. Kembali ke liburanku di tempat tante. Disana aku diajak pergi setiap hari sama tanteku. Kuliner setiap hari karena itu hobiku, kebetulan tanteku nggak punya anak cewek. Jadi setiap kali aku datang kesana tante seneng sekali. Aku diperlakukan seperti anaknya sendiri dibeliin baju dibeliin sepatu hmm senang deh berlibur disini. Tanteku juga suka sekali pergi ke salon merawat wajah dan rambut. Lah semua hobiku ada pada tanteku. Jadi dia sehati kalau sama aku udah pas dan cocok deh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
liburan kali ini aku mendapat kenalan seorang pria yang jauh lebih tua dari usiaku. Aku dan pria ini terpaut 11 tahun dengannya. Dia adalah teman kerja tanteku namanya Om Roby . Dia berusia 39 tahun seorang pengusaha. Dia belum pernah menikah masih perjaka namun sudah usia. Entah apa yang ada dipikiranku sejak pertama kali bertemu dengannya aku seperti terhipnotis. Tanteku janjian dengan beliau di sebuah café untuk membahas tentang pekerjaan. Aku ikut petemuan itu kenalan dengan pria tua yang wajarnya menjadi bapakku. Aku berjabat tangan dengan dia kau merasakan ada sesuatu ketika menatap wajahnya. Waktu dia ngobrol sama tanteku pandangan pria ini juga terus melihatku. Dia tidak focus dengan tanteku, karena aku dan dia saling berpandangan. Waktu tante ijin sebentar ke kamar mandi aku sempat ngobrol dengan om Roby . Dia meminta no HP aku, ya aku kasih nomor HP ku. Apa salahnya berteman dengan dia toh dia juga masih lajang. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penampilannya yang rapi membuat om Roby tidak terlihat tua saat itu. Orang coll seperti pekerja kantoran gitu terlihat dewasa sekali wajahnya. Yang membuat aku terpesona pertama kali ketika melihat wajahnya yang ganteng. Namun aku melihat ada sedikit uban di rambutnya. Itu tak menyurutkan niatku aku masih tetap terhipnotis dengan om Roby . Setelah selesai pertemuan dengan tante , om Roby pun pamit pulang. Aku dan tante juga pulang ke rumah. Belum juga sampai rumah dia sudah chating aku lwat Whatapps aku. Aku tidak bercerita dengan tanteku, setiap hari setelah pertemuan pertama dengan om Roby aku selalu menghubunginya. Semakin hari akrablah aku dengannya chatingan lalu telfonan. Usia yang sangat terpaut jauh sama sekali tidak menggoyahkan aku. Aku merasa nyaman dengan om Roby perhatiannya, kegantengannya, kedewasaannya semua terasa sangat lengkap ketika aku memandangi semua yang ada pada dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah satu minggu akrab via HP aku pun berniat untuk ketemuan dengan om Roby . Aku pergi sendiri ketika tante bekerja. Om Roby menjemput aku di gang dekat rumah tante. Lalu aku naik mobilnya dan kita jalan berdua menyusuri sepanjang sudut kota. Berasa jalan dengan bapakku namun aku anggap seperti biasa saja. Kami tidak memandang usia kita merasa sama-sama nyaman. Kita berhenti di resto untuk makan siang, ya seperti biasa om Roby banyak gombalin aku. Kita makan siang bareng kemudian melanjutkan jalan-jalan. Rencana aku mau ajak ke taman biar makin romantis jalan berdua. Sayang hujan turun, kita terjebak di Resto mau jalan kemana juga binggung. Kita duduk sejenak menunggu hujan reda walaupun bawa mobil kalau hujan binggung juga mau kemana. Akhirnya kitangobrol sambil ngopi di bar yang udah disediakan resto. Obrolan itu hangat saat om Roby tiba-tiba mengelus rambutku. Dia kayaknya sayang deh sama aku terlihat jelas kok dari raut wajah dan gaya bicaranya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerita Dewasa Keperawanan Ku Hilang Karena Om – Aku sengaja duduk mendekati dia tanganku pegang pundak om Roby . Dengan PD nya aku memeluk erat tom Roby , “ehhh…jangan disini malu dilihat orang…” “ahhhh…nggak papa om habis om gemesin sih Henny kan pengen peluk om….” “kamu ini bisa aja deh, kalau pengen peluk-peluk kita cari tempat yang nyaman yuk… “boleh om…” jawabku dengan raut wajah yang gembira. Kita pergi jalan lagi om Roby membelokkan mobilnya disebuah penginapan. Wah mau ngapain coba sepertinya ada sinyal-sinyal yang kuat. Aku nurut aja sih mau kemana asal sama om Roby.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kita chek-in di kamar no.203 hanya peginapan sih yang penting kita nyaman. Pikiranku tertuju langsung pasti om Roby mau melepas gairahnya. Aku belum pernah melakukan hubungan sex sekalipun sebelumnya, dan baru pertama kali ini aku pergi ke penginapan dengan seorang pria. Sesampainya didepan pintu kamar kami segera masuk ke kamar, saat itu om Roby ke kamar mandi dan aku menunggu cukup lama sekali. Sembari menunggu aku iseng aku baca-baca majalah dewasa, isinya semua tentang kontens kedewasaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gambarnya juga porno semua aku semakin berangan-angan. Om Roby keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk putih tanpa baju. Dada kekar banyak sekali rambutnya keren abis deh om Roby . Dia mendekati aku di sofa lalu kita baca bareng tuh majalah dewasa. Aku makin terangsang ketika om Roby membelai rambut hingga ke telingaku. Badanku serasa gemetar karena baru pertama kali ini aku dibelai seorang pria. Tangannya melingkar di pundakku sepertinya dia ingin memeluk tubuhku. Kepalaku direbahkan di pangkuannya aku nurut saja. Tanpa penolakan aku justru seneng sekali. Ketika kepalaku berada dipangkuannya aku merasakan seperti ada sesuatu yang menonjol dan bergerak-gerak tegang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nyaman sekali tiduran dipangkuan om Roby sambil sembari wajahku dan rambutku dibelai sama om Roby, “ini apa sih om yang gerak-gerak? Geli deh om….” “mau tau nggak apa isinya?” “apaan sih om mau dong buka deh om penasaran nih…” “sabar dong Henny , biar makin gede dulu yah….” Atau mungkin itu kemaluannya om Roby yang semakin membesar ya. Om Roby masih asyik membelai tubuhku. Tangannya membeli dadaku, aku memakai kaos ketat tangannya masuk ke dalam. Dia meraba buah dadaku, “geli om….aaaaahhhh….”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kepala om Roby berada diatasku karena aku merasakan geli tanganku meraih kepalanya hingga saling berdekatan. Wajaku dan wajahnya bertatapan kita memulai ciuman hangat itu. Sementara tangan om Roby masih membelai payudaraku. Aku terangsang gairahku bermunculan dengan cepat. Kemaluan om Roby semakin tegang menegani kepalaku. Handuknya semakin melorot aku balikkan wajahku tepat di depan penis om Roby. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemaluan om Roby besar dan menegangkan, aku binggung mau ngapain. Dia meminta aku untuk mengelus penisnya, “emuut dong sayang pasti nikmat deh….” Ucap om Roby . “iya om…” aku sebenarnya tidak begitu menegrti dengan ucapan dia, namun aku memberanikan diri untuk memasukkan penisnya ke dalam mulutku. Perlahan aku jilat terlebih dahulu batang penisnya dari bawah hingga ke atas. Lidahku terus menjilati hingg ake ujung penis itu. Aku masukkan penisnya ke dalam mulutku keluar masuk. Mulutku yang tipis penis sebesar itu masuk ke dalam mulutku. Aku paksa masuk ke dalam kemudian aku emut keluar masuk. Sembari aku kocok penisnya om Roby pun merintih,3</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ooohh… Henny … Ssssshhh….aaaahhh…..ooohhh…..” desah nikmat Om Roby ketika aku sepong. Sekitar 10 menit aku mengulum penis om Roby perlahan kemudian keras. Aku mulai lincah mengulum penis itu. Keluar masuk ke dalam mulutku aku kocok hingga semakin besar. Setelah om Roby merasa puas dia menidurkan aku di ranjang. Aku tertidur diranjang dia membuka bajuku secara perlahan, mulai dari atas hingga celana jeansku. Sekejap saat itu aku hanya tinggal memakai bra dan celana dalam saja. Perlahan dia mulai membuka pengait braku sehingga kedua payudaraku terlihat sangat jelas. Walaupun badanku kecil tetapi aku memiliki payudara yang lumayan besar. Dia remas-remas payudaraku <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a> </span></b>sampai aku lemas. Lalu dia putar putting susuku sampai menonjol besar sekali. Lidahnya mendekati putting susuku, mulailah jilatan maut itu menjelajahi payudaraku. Lidah panjang Om Roby mulai berputar dan lidahanya menjilati kedua putingku secara bergantian, “mmmmm….Ouhhhh… Sssssshhh.. OM… aaaaaahhhhh……TErus Om….ooohhh………om…enak om…..” desah nikmatku dengan gelingsutanya tubuhku kekanan dan kekiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh luar biasa sekali rasannya bercumbu dengan pria, baru pertama kali ini aku bersetubuh dengan pria. Bagiku pengalaman yang sangat indah dalam hidupku. Kenikmatan yang tiada duanya, remasan payudara jilatan putting susuku. Semua tak ada yang tidak nikmat. Aku enggan berhenti begitu saja aku meminta om Roby terus menikmati payudaraku. Dia menarik CD ku sehingga terlepas dan terbukalah memek temebm perawan miliku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Vagina yang merah merekah dengan sedikit bulu kemaluan membuat om Roby semakin horny saja. Aku nggak bisa bayangin penis sebesar itu bisa masuk ke dalam memekku yang masih perawan. Tanpa basa basi dia langsung menjilati dan menghisap memekku. Dia menjilat dan mengecup vaginaku dari bagian luar hingga ke bagian dalam memekku. Aku amat sangat bergairah saat itu. Beberapa saat dijilati vaginaku, seperti ada cairan kental yang keluar dari memekku karena, dasar om Roby bujang tua ganteng yang hot,hhe. Lidahnya menjilati memekku dan tangan om Roby meremas-remas payudaraku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tubuhku menggelinjang merasakan sensasi seks dari om Roby . Ketika dia terus menjilati memekku tanpa kusadari pantatku terangkat keatas. Sungguh begitu nikmat setiap sentuhan yang dia berikan, “ooohh…Eughhhhh….aaahhh…om…nikmat om…Sssssssshhh….oooohhh……” erang nikmatku merasakn jilatan om Roby pada vaginaku. Karena Vaginaku sudah basah dan becek, jilatan Om Roby pun mulai beralih naik untuk menghisap payudaraku kembali. Rasa gell dan nikmat menjadi satu, rasanya seperti sampai di ubun-ubun ketika hisapan mulut om Roby itu mulai beralih kepayudaraku dengan sangat keras, “mmmmm….ooohh….om…..aaaahhh….oommm…….Aow… Ahhhhhhh….” desah nikmatku. Sambil terus menjilat dan mengemut puttingku, Om Roby mulai mengarahkan Penisnya dan digesek-gesekan dengan memekku. Itu sungguh luar biasa sensasinya, secara spontan akupun ikut menggerakkan tubuhku dan pantatku naik turun. Benar kata orang-orang jika berhubungan intim itu adalah surganya dunia . <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kepala penis Om Roby yang seperti helm tentara itu, digesek-gesekan pada vaginaku secara perlahan namun konstan. Baru digesek-gesekan saja nikmatnya sudah luar biasa, apalagi nanti jika penis itu masuk ke dalam memekku,wow pasti rasanya sampai keangkasa. Aku yakin jika nanti aku nggak bakalan tahan dengan sodokan penis besar om Roby. Puas menggesek-gesekan penisnya pada vagina tembemku, penisnyapun disingkirkan dari hadapan vaginaku. Tadi penis yang menggesek gini berganti tangan OM Roby yang mulai menggantikan posisi penis tadi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
TAngan Om Roby , mulai meraba pada bagian memekku, jari jemarinya kini mencoba masuk ke dalam lubang memekku yang merah merekah dan sudah becek dengan lendir kental berwarna bening, “OM… awwww….sakit om…Uhhhhhhhhhhhhhhh……” erangku kesakitan ketika jari Om Roby mencoba masuk pada liang vaginaku. “nikmat apa sakit Henny , ini baru jari telunjuk loh belum nanti jika penisku yang masuk, nanti jika penisku masuk pasti lebih nikmat deh sayang….” Ucap om Roby genit sembari terus mencoba memasukan telunjuknya pada vaginaku. “Saki-sakit nikmat om rasanya, aku mau dong dikasih yang lebih nikmat Om ,heheehe…….” Jawabku. Tanpa banyak bicara lagi OM Roby segera menyingkirkan jari telunjuknya lalu penisnya diarahkan pada laing vaginaku. Ujung penis OM Roby kembali dia gesek-gesekkan didepan memekku. Karena aku baru pertama kali, saat iotu aku tidak bisa mengendalikan gairah sexsku. Aku terus mendesah dan tubuhku terus mengelincang naik turun ketika vaginaku digesek-gesek oleh kepala penis OM Roby.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semakin kesini, vaginaku semakin becek saja, aku yang sudah nafsu berat, tidak terasa tiba-tiba saja secara perlahan ujungnya penis Om Roby masuk ke dalam memekku, “jjlleeeebbbb….jleeeeeebbb…..aaaakkkkhhhh… aaaahhh…om….” “Aowwww….pelan om….aaaaakkhh…sakit om….pelaaaaann om….Uhhhhhhhh…..” teriaku kesakitan ketika kepala penis OM Roby masuk pada liang senggamaku. Saat ujung penis OM Roby masuk ke dalam memekku, aku menjerit dengan sangat keras saat itu. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b> Rasanya sungguh ngilu dan sakit sekali. OM Roby yang sudah terhanyut dalam nafsu birahinya, dia tidak memperdulikan keluh sakitku. Om Roby tetap menekan penisnya ke dalam memekku dengan kerasnya, “Zlebbbbbbbbbbbbbbb… Krakkkkkkkkkkk…Aowwwwwwwwwwwwwwww….Sakit Om…Ughhhhhhhhhhhhhhh….,” Ketika batang penis OM Roby masuk semua pada vaginaku, terdengar seperti ada suara robekan dari dalam vaginaku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu aku teria kesakitan sambil tanganku mencengkram kuat lengan OM Roby. “Tahan dulu ya Henny , terserah kamu mau cengkram lenganku sampai sobek yang penting kamu tahan dulu yah sakitnya,” ucapnya menenangkanku. Rasanya sungguh sakit,dan perih sekali ketika aku diperawani oleh kontol besar OM Roby . Saat itu Om Roby membiarkan penis besarnya tertanam dalam-dalam di Vaginaku. Dia memebrikan aku waktu untuk menghilangkan rasa sakit karena selaput perawanku baru saja tersobek oleh kontol besar dan panjang milik Om Roby . Tersayang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerita Lendir Keperawanan Ku Hilang Karena Om – Saat itu aku merapatkan pahaku karena memang sakit sekali trasanya. Setelah kira-kira 2 menit om Roby meberikan waktu istirahat, dia mulai menggenjot penisnya Keluar masuk dari dalam vaginaku sembari menjilati leherku dan memilin-milin Putting susuku. Aku tahu sekali kenapa OM Roby berbuat begitu, dia seperti itu agar aku melupakan trasa sakit pada vaginaku. Saat itu aku benar-benar pasrah, rasa sakit dan nikmat menjadi satu rasanya. Disisi lain vaginaku terasa perih dan sisi lain aku merasakan kenikmatan sex yang luar biasa. Om Roby terus menilati leherku dan tangannya juga terus memilin-milin payudaraku untuk mengalihkan rasa sakitku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semakin lama kesakitan itu berubah menajdi nikmat. Tekanan penis om Roby yang tadinya perlahan saat itu mulai sangat keras dan mentok masuk ke dalam memekku. Baru kali ini aku bercumbu dan merasakan kenikmatan sex untuk pertama kalinya Aku nggak tahan menahan birahi itu, sampai-sampai aku menggigit dada om Roby . Tubuhku semakin mengejang sangat kuat karena terus dirangsang. Pantatku kembali keatas dan aku bergoyang ke kanan dan kekiri. Tak ku lepaskan penis itu aku biarkan terus tertancap di dalam memekku. Ketika tekanan itu semakin keras ada aku sempat melihat ada darah yang keluar dari memekku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tahu itu selaput perawanku sudah pecah aku tapi tak menghiraukannya karena sudah terlanjur horny sekali. Pantat om Roby bergerak kesamping dan terus bergoyang. Sementara kepalaku terus bergerak kesamping kanan kiri sambil mataku merem melek. Rasanya aku sepeti pengen pipis, tidak lama kemudian aku merasakan ada cairan yang kembali keluar dali liang vaginaku, “aaaauuuuggghhh…Ssssssshhhh….aaaaahh….Om aku keluar lagi om…..Aaaaaaaaahh…….” desahku puas karena aku mendapatkan klimask pertamaku ketika ML. Tanganku mencengkeram bahu om Roby dengan kuat untuk menahan kenikmatan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wajah om Roby memerah dan keluar keringat bercucuran. Penisnya masih saja asyik keluar masuk ke dalam memekku. Aku terus mengangkat pantatku keatas sembari tanganku bertumpu pada bahunya. Kita berdua sampai pada klimaksnya. Om Roby mengeluarkan sperma, “cccccccccccrrrroooooottt…..cccccrrroooott…..cccccccroooootttt…..” Dia semprotkan didadaku hingga basah dan sangat lengket. Dia menciumi bibirku dan masih saja mencium memek perawanku. Dia masih gemas, karena menjilati memekku lagi. Dia gigit-gigit memekku dia ciumi terus. Aku terdiam merasakan kenikmatan hingg mataku tak bisa lagi terbuka. Om Roby tampaknya tak ingin melepaskan aku begitu saja. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Walaupun saat itu pspermanya sudah keluar namun penisnya masih saja menegang. Karena dia tampak belum puas berhubungan sex denganku maka OM Roby memasukkan penisnya ke dalam memekku, “Slebbbbbbbbbbbb…aaaawww…Sssssssshhh…aaahhh… enak om…….” Desah nikmat setelah penis om Roby masuk lagi didalam vaginaku yang becek sekali. Kembali penis itu menusuk-nusuk di dalam memekku. Dia tekan penisnya dengan sangat keras dan dia benamkan dalam-dalam penisnya sampai batang penisnya tertelan semua didalam liang vaginaku. Lalu dia menggoyangkan penisnya kembali dengan cepatnya sembari tangannya tak henti-hentinya meremas-remas payudaraku hingga aku kembali terangsang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Genjotan penisnya kini brutal, terkadang dia sodokanb penisnya kekanan, terkadang juga dia sodokan kekiri. Nafsu sexs ku semakin bergejolak dan lagi-lagi aku orgasme, “oooohhh….aku keluar lagi om… ahhhhhhhhhhhhhh …..” tubuhku mengejang nikmat. Melihat aku yang sudah orgasme, Om Roby nampak semakin liar, dia merapatkan kakiku, dan tubuhnya sepenuhnya betumpu pada diatas tubuhku. Hal itu membuat OM Roby bertambah nikmat karena saat pahaku merapat otomatis vaginaku juga semakin kuat menghimpit pebnis OM Roby . OM Roby sungguh Pria idamanku, selain dia ganteng dan gagah dia juga pandai dalam berhubunganb sex. Kira-kira sekitar 5 menit aku menghimpit kencang penis OM Roby dengan memek sempitku, dia seprti akan mendapatkan klimaksnya. Sodokannya penisnya semakin cepat dan gerakanya semakin tidak teratur,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Henny aku mau keluar lagi nih Henny , buka mulut kamu Henny , Sssssssssshhhh…,” ucap Om Roby. Tidak lama setelah berkata seperti itu sodkan penisnya berhenti dan dicabutlah penis besar itu dari liang senggamaku. Dengan terburu-buru penisnya diarahkan pada mulutku, dan aku membuka mulut kemudian penisnya dia masukkan ke dalam mulutku, “cccrrrooott…..cccrrroooott….cccrrrooottt…….” Keluar cairan sperma untuk kedua kalinya, walaupun itu sperma keduanya, namun sperma OM Roby tetap kental dan banyak sekali. Sperma Om Roby benar-benar banyak sekali, bahkan mulutku hamper terisi penuh oleh sperma om Roby.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku telan sperma itu dengan perlahan, dan saat itu rasanya aku ingin muntah,maklumlah baru pertama kali aku minum sperma laki-laki,hhe, “telan semua sayang seperma OM, itu bisa buwat kamu awet muda dan kulit kamu juga bakal lebih cerah dan mulus,” ucap OM Roby dengan penisnya yang masih tertancap didalam mulutku. Mendengar ucapan Om Roby membuat aku semangat untuk menelan sperma itu. Sedikit demi sedikit akhirnya sperma itu tertelan habis,bahkan sisa-sisa sperma yangf ada diujung penis OM Roby aku jilati sampai tak ada sisa sedikitpun. Hari itu kita berdua sangat puas seklai dengan hubungan sex itu. Apalagi aku yang baru pertama kali, hal itu sungguh mengesankan. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah kami sama-sama mendapatkan kepuasan sex tubuh kamipun terasa lunglai. Mata kami sayu dan lama-lama kami tertidur dengan lelapnya. Itulah pengalaman pertamaku ngeseks dengan om-om yang usianya 39 tahun, walaupun usia kami terpaut jauh namun status om Roby yang masih lajang membuat aku merelakan keperawananku untuknya. Semenjak kejadian itu, kami berhubungan badan seminggu 3 kali dengan rata-rata 3 kali ngesex pada setiap pertemuan. HUbungan kamipun lama-lama diketahui oleh tanteku, dan pada akhirnya akupun terang-terangan berpacaran dengan Om Roby . Kata Om Roby aku akan dinikahi satu tahun lagi dan aku tidak keberatan, begitu pula orangtuaku dan tanteku. Karena jika setelah menikah aku masih bisa kluliah,hhe. Seperti itulah kisah hilangnya keperawananku. Sekian.</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-63723122223664258112018-02-03T01:10:00.003-08:002018-02-03T01:10:57.451-08:00Cerita Dewasa ML Bersama Janda Muda<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-bLJzoVjG-cg/WnV7ezQiuUI/AAAAAAAAI1k/tQe0im8QLzYSTRlqwa-p-EQ3AZbGxsDUACLcBGAs/s1600/y117.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa ML Bersama Janda Muda" border="0" data-original-height="573" data-original-width="599" height="382" src="https://4.bp.blogspot.com/-bLJzoVjG-cg/WnV7ezQiuUI/AAAAAAAAI1k/tQe0im8QLzYSTRlqwa-p-EQ3AZbGxsDUACLcBGAs/s400/y117.PNG" title="cerita dewasa Janda" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Dewasa ML Bersama Janda Muda</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">CERITA DEWASA -</span></b> Cerita ini bermula ketika suatu pagi aku sekitar pukul 5 aku sedang lari pagi, lewat depan rumah mbaku irma, komplek rumahku memang masi sepi kalau jam segitu, tanpa sengaja aku melihat mbak irma hanya menggunakan pakaian dalam membuka gorden yang menutupi jendelanya, dengan tersipu malu mbak irma langsung lari masuk ke ruangan ternyata dia juga tahu kalau aku melihatnya. sejak saat itu aku selalu memikirkan mbak irma meski aku sudah punya istri, istriku lah yang menjadi pelampiasan ku setiap sehabis melihat mbak irma pulang kerja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu hari istriku pergi ke rumah ibu nya di luar kota, aku tidaku bisa menemani karna memang banyak pekerjaan di kantor. aku berpikir inilah kesempatanku mendekati mbak irma, karena istriku akan di rumah ibunya selama seminggu, tapi apa cukup waktu segitu, cara demi cara aku pikirkan namun semuanya bakal buntu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ke esokan harinya aku menyempatkan lari pagi, aku lihat rumah mbak irma masih nyala lampunya, ah sepertinya dia masi tidur aku berputar memutari komplek,, tak lama kemudian aku melihat dia baru saja datang dengan mengendarai sepeda, membuka pagar rumahnya, suasana memang sepi sekali,aku pun berusaha mendekat. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“hi mbak, darimana nih??” sapaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“dari rumah temen mas” wajahnya yang menantang menjawabku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“nginep ya mbak?”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“iya mas” sambil gugup dia menjawabku sepertinya dia masi malu waktu itu pernah ku lihat hanya berpakaian dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ya sudah mbak capek kayaknya tuh mata masih merah, aku pulang dulu mbak, bersih2 rumah ga ada istri soalnya”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“hehe iya, emangnya kemana mbak dian nya??”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“lagi ke rumah ibunya mbak, kangen katanya”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ow… berapa hari mas?? kalo butuh bantuan bilang aj mas, sapa tau bisa bantu”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“wah kebetulan tuh mbak” pikirku melayang untuk meminta puaskan nafsuku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“kebetulan apa mas??”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ehhh ga kok mbak bercanda, ya sudah aku pulang dulu ya?? o ya tar kerja kah? kalo capek tar aku anter ga papa kok”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ga mas aku libur, lagi ga enak badan nih”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerita Dewasa Kisah ML Dengan Janda Muda Yang Sangat Agresif – aku pun pergi menuju rumah, hubungan ini ga aku sia sia kan, sampai di rumah aku sms mbak irma, ternyata nyambung juga hingga akhirnya sms an sampe malem, kata2 ku sudah mulai menjurus pada sex, tenryata mbak irma sedikit ngebales meskipun akhirnya dia takut akan hubungan ku dengan istriku. namun aku jawab mumpung ga ada dia. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
esok pagi mbaku irma telpn aku ” mas tolong belikan obat donk, bisa kan?? pusing nih mau minta tolong sapa lagi aku ga taw”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ok sayang” jawbku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“idih sayang di bom istrimu baru tau rasa lo”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
hari sabtu adalah hari libur aku pergi membeli obat. setelah dapat aku masuk ke rumah mbak irma.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mbak ini obatnya”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“iya mas bentar”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
jrennnnggggg mbak irma memakai lingerie tapi agak tebal dikit lah berwarna biru muda, serentak senjataku bergejolak melihat tubuhnya yang putih serasa sengaja disuguhkan pada ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“masuk mas, silahkan duduk dulu” celana dalam nya telihat samar2 di balik gaun tipis itu</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
mataku bener2 dimanjakan olehnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“silahkan diminum mas” sambil menyuguhkan teh dia merunduk dan belahan dadanya terlihat jelas. BH yang berwarna hitam telihat membungkus barang indah itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“makasi mbak” mataku kembali terbelalak ketika melihat paha mulus saat mbak irma duduk di depanku, mulailah pikiranku melayang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mas rud… mas rud… malah nglamun” suaranya membangunkanku dari lamunan ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“heh maaf mbak lagi berfantasi”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“hayo fantasi apa? cerita di bbm itu ya ?? mas rudi ini bisa aja” sambil tertawa mbak irma menyingkap rambutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“hhehe iya mbak diitnggal istri seminggu sih gini deh jadinya, apalagi mbak pakaiannya gitu, tambah deh”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“hahhaha cuma kelihat paha aja udah melayang nih mas rudi”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“banget mbak, hahaha”. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mas maaf ya, aku sbenarnya sih g sakit, cuma akal akalan ku aja biar mas ke rumah, maaf ya ??.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“wah parah, kirain sakit beneran, kawatir nih, yang lebih parah lagi adek ni berdiri trus ngeliat paha ma dada, tanggung jawab donk?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ye mulai deh minta ma bini sono” nadanya marah pada ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“becanda, gitu aja amarah”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“iya ga papa, mas masukin tuh motor, temenin aku donk bentar aja mumpung ga ada bini mas katanya, haha”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku pun memasukkan motor ke garasi mbak irma, lalu aku masuk kembali, aku di ajak ke sebuah ruangan yang bagus sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mas ini aku namain ruangan surga, karna ini khusus kalo suami ku pulang, dia minta berhubungan disini, kedap suara soalnya ruangan ini mas, jadi meski teriak2 ga bakalan ada yang denger”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“wow keren juga ya mbak, boleh dicoba tuh mbak,” sambil duduk di kursi saya memandang ruangan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“itu disana ada kamar mandi, disini lah mas kalo aku lagi pengen puasin diri sendiri” mataku terbelalak ketika mbak irma duduk dengan kaki terbuka, celana dalamnya tipis, shingga terlihat dengan jelas jembut dan kemaluannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“eh iya mbak” sambil menahan aku menjawab.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“liat ini mas? jangan diliat aja dong mas, dari kemaren aku tau kok mas … kalo kamu pengen aku, itu yang lagi berdiri masukin donk kesini” sambil menunjuk ms v nya mbak irma menantangku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“hmmm siap ” saya pun langsung telanjang bulat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“wow gede, enaku tuh, dah lama nih”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku langsung menunduk karna mbak irma duduk sambil membuka kakinya di kursi, langsung kujilat kemaluannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ooughhhh….ssssssssshhhhh mas inget istri…. ahhh enakkkk”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerita saru Kisah ML Dengan Janda Muda Yang Sangat Agresif – celana dalam nya aku copot, lidahku tetap bergerilya di kemaluan mbak irma, sesekali dia mencengkeram rambutku sesekali dia menjarit.</div>
<div style="text-align: justify;">
“ooughhhhhhhhhhhhh fuck”. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
menit2 demi menit berlalu, jari pun telah aku masukkan, jari yang semula kering kini di lumuri cairan putih dan bening,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mas aku keluar kerasin……..oughhhhhhhhhh” irma mencapai orgasme nya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku naik untuk mencumbu bibirnya, sambil kucopot BH yang menempel di dada nya, namun lingerie yang indah itu aku biarkan menghiasi tubuhnya, kecupan demi kecupan saling kita berikan, tangan ku bergerilya di gunung surganya, ku hisap pentilnya sesekali kugigit secara perlahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ough mas kamu ahli…ahhhhh sayang”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“oouugh mas udah dulu” sambil mengangkat kepalaku irma berdiri dan merunduk di depanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“kumakan ya mas kontolmu ini” sambil mengocok dia mendekatkan mulutnya ke kontolku</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku pun cuma bisa menganggukkan kepala.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ouughhh sayang” desahku ketika kontolku di lumat habis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
menit demi menit aku di kulum nya, aku merasakuan sedikit lagi aku orgasme, aku mengangkat kepala irma, kemudian dia lepaskan kulumannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ada apa mas?”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ga papa aku mau orgasme berhenti bntar, pengen orgasme saat di dalam ini” sambil ku tunjuk vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“itu tar aja, ga adil tadi aku keluar di mulut kamu, sekarang harus di mulut juga” langsung mengulum kembali penisku, di kocok sekeras munngkin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ouughhhhhh,,,, aku kluar… crotzzz” beberapa menit kemudian aku orgasme dalam mulut irma, dia lari ke kamar mandi sambil memuntahkan sperma ku, meski dia menlean dikit tapi masih banyak spermaku yang di mulutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“widih masih siap tempur” sapanya dari kamar mandi, sambil meminum pil KB, kemudian irma berjalan ke tepi kasur, dan membuka kakinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“hehe iya donk barang bagus nih” sambil kudekati irma aku peluk sambil cium.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“buruan sayang ga tahan nih lubang dari tadi nganggur” tanpa pikir panjang langsung aku masukin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ooouughhhh” desahan bersama sambil bercumbu kembali, aku gerakukan maju mundur penis in terasa menghujam lubang sempit yang membuat saraf2 di otaku bekerja dengan senang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mas… oouughhhh ” desah irma.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mass…. kerasin donk…. ahhhhhh… shhhhhhh” desah irma sambil menggoyang badannya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku kerasin doronganku dengan sekali2 aku dorong penuh sehingga rasanya penis ini menyentuh pangkal di dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
oouughhh masssss lov u….. ahhhhhhhhhh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
setelah beberapa menit irma menariku untuk di bawah tancapkan lah penisku kedalam vaginanya .</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ouughhhhhhh”. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cerita Sex Kisah ML Dengan Janda Muda Yang Sangat Agresif – selang beberapa menit irma orgasme, gesekan yang dilakukan sangat keras gerakan naik turunnya bener2 ajib, sampai terdengan suara “plok..plok”.</div>
<div style="text-align: justify;">
“aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh maaaaaaaaaaaaassssssssss aku kluar…. cairan sperma ku banyak terasa mengalir di penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
kemudian aku tarik irma untuk berciuman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
setelah itu irma aku ajak dogy style, nafsu yang menyelimuti kita menjadikan gaya ini sedikit brutal berulangkali irma berteriak dan bunyi yang di sebabkan tumbukan antara paha ku dan pantatnya sangat keras……..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
beberapa menit aku angkat tubuh irma menuju tembok, aku hujam di atas pangkuanku</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ouughhhhh luar biasa mas” desahnya sambil tersenyum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
selang beberapa menit aku merasakan hampir orgasme</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“sayang aku beri kamu anak ya?” kataku sambil menggendongnya untuk kembali berbaring.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“kalo bisa coba aja” candanya sambil memegang penisku untuk di arahkan ke lubangnya kembali</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku pun kembali menghujam vaginanya dengan penis ku, keras dan cepat tapi kadang aku menurunkan ritme dengan pelan2 tapi menusuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“oughhhh masssssssss”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku tersenyum sambil meronta keenakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mas aku mau keluar lagi……shhhhhhhhhh….. kerasin……..”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“aku juga sayang….oughhhhhhhhhhhh” tambah cepet aku genjot irma.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa menit kemudian</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“oooouwwwwwwwwwwwwwwwwwhhhhhhhhhhhhh ahhhhhhhhhhhaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh 3 kaaaaaaliiiiiiiiiiiiiii…. kumu hebat sayang” desah irma sambil mengejangkan tubuhnya memelukku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ougggggggghhhhhhhh ini bentar lagi”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
plok2 plok2…… suara penisku menghujam memeknya yang basah sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“crotzzzzzzzz…..zrotssssss” spermaku keluar di dalam vagina irma, akhirnya aku bisa menikmati irma dengan penuh…. kupeluk irma dan ku ciumi dan kujilati dad nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“mas jangan pulang dulu, aku masih butuh kamu nanti” ucapnya pada ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
aku pun tersenyum, lalu ku kecup keningnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
hari itu aku benar2 ga pulang ke rumah sampai keesokan harinya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya waktu istriku telpon … aku bilang lagi di rumah capek mau kemana2, begitu pula irma, padahal setelah telpon itu selesai permainan liar kami berlanjut.</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-84108122297198968252018-01-29T01:29:00.002-08:002018-01-29T01:29:15.708-08:00Cerita Dewasa Besarnya Punya Dosenku<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-BtfFQzEp4nw/Wm7oa6Qgq0I/AAAAAAAAIzI/uqWXAqvkODQspOm6xs53i_IFwLmPLJ3jgCLcBGAs/s1600/y110.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Besarnya Punya Dosenku" border="0" data-original-height="585" data-original-width="486" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-BtfFQzEp4nw/Wm7oa6Qgq0I/AAAAAAAAIzI/uqWXAqvkODQspOm6xs53i_IFwLmPLJ3jgCLcBGAs/s400/y110.PNG" title="cerita maksiat" width="331" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Dewasa Besarnya Punya Dosenku</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;">CERITA DEWASA -</span></b> Aku Anita kelahiran Samarinda, kuliah di fakultas Ekonomi sebuah PTS cukup beken di kota Malang saat ini semester 6. Kabarnya temanku kuliah bilang aku cukup manis untuk dipandang, dengan ukuran buah dada 34C, tubuhku seolah tak kuat menyangga buah dadaku. Tinggiku 165 dan beratku 60 Kg, kulitku putih mulus dan pantatku berisi. Tiap kuliah dengan kelebihan yang kupunya aku berusaha menarik perhatian semua orang dengan pakaian ketat dan rok mini aku berjalan melenggang. Semua mata tertuju padaku ada juga beberapa berdecak kagum atas kemolekan</div>
<div style="text-align: justify;">
tubuhku dan,... aku bangga menyaksikan semua itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terus terang aku sudah tidak perawan sejak usia 18 tahun pada waktu aku di SMA, karena bebasnya pergaulan dan longgarnya tatanan keluargaku aku bebas pergi kemana saja kusuka. Keperawananku hilang saat aku melakukan kegiatan camping bersama teman-teman saat perpisahan sekolah disuatu tempat pariwisata. Aku tidak menyesali karena kulakukan atas dasar suka sama suka. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kuliah sore ini adalah dosen favouritku, Faisal namanya wajahnya ganteng atletis dan banyak sekali mahasiswi yang berusaha menarik perhatiannya pada saat dia mengajar. Bahkan aku pernah dengan dari kakak kuliahku walau dia kelihatan alim sebenarnya piawai juga dalam menaklukkan hati wanita yang diincarnya. Pak Faisal sudah berkeluarga tetapi masih banyak juga mahasiswi yang tergila-gila melihat penampilannya termasuk aku sendiri. Aku pilih tempat duduk paling depan lurus dengan tempat duduknya biar aku dapat dengan mudah dan puas memandangnya. Tak lama kemudian pak Faisal memasuki ruangan, setelah memberikan salam dan berbasa-basi pelajaran dilanjutkan. Aku tidak dapat konsentrasi pada kuliah yang diajarkan pikiranku tertuju pada wajah dan bodinya yang tepat berdiri didepanku. Sesekali kugerakkan kakiku untuk meraik perhatiannya dan dia terpancing, diliriknya rokku yang cukup sempit itu sreeet,.... Dan dipalingkan wajahnya pada pandangan lain,... ah dia kena,...pikirku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan,.... Secara tidak sengaja dilemparkan pandangannya pada daerah dadaku, pak Faisal agak terbelalak melihat belahan dadaku yang seolah mau melompat keluar karena ketatnya T shirt yang kukenakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Merah wajahnya seketikan menyadari keadaan ini dan dia pura-pura menulis dipapan. Selang beberapa saat dia melanjutkan membahas materi kuliah dan kini aku yang benar-benar terkejut, kulihat celana pak Faisal ada yang menggembung dibagian depan. Beberapa mahasiswa tersenyum malu memandang bahkan ada yang sempat terhenyak sampai menutup mulutnya. Kubayangkan betapa besar batang kemaluan pak Faisal yang sekarang sembunyi dibalik celananya. Aku semakin</div>
<div style="text-align: justify;">
terkagum dan merinding membayangkan andaikan memekku yang sempit ini sempat disinggahi oleh batang kemaluannya. Ketika kuliah usai mahasiswi ramai membicarakan kejadian yang baru berlangsung yaitu menggembungnya celana pak Faisal.<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Eh,... Neti kamu lihat enggak anunya pak Faisal meradang,.........," tanya Nina sambil berbisik berbicara dan menutup mulutnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
"Iya Nin,.... Aku jadi merinding lho membayangkan, ngeri juga ya,...kalo kamu bagaimana Anita,.. ," Tanyanya padaku,... mereka berdua dengan aku (jadi bertiga) adalah kelompok belajar yang kadang suka ngerumpi hal-hal yang jorok-jorok untuk selingan, dan kedua temanku juga orangnya fair dia mengaku sama-sama tidak perawan dan senang melakukan hubungan sex dengan orang yang di sukai. Yang jelas ketiganya ini memang sedang berburu pak Faisal, Karena konon kabarnya pak Faisal pernah juga terlibat beberapa kali affair dengan mahasiswinya dan semua berjalan santai-santai saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Pasti dong, aku kan duduk depan sendiri jadi aku paling jelas lihat burung raksasanya,... bener juga ya kali. Kakak tingkat kita itu yang pernah ama dia pasti ketagihan dibuatnya,....." cerita Anita berapi-api,... " Dan yang jelas aku pengin mendapatkannya,....," Lanjutnya. Setelah puas ngerumpi kiri kanan muka dan belakang mengupas habis masalah dosen favourit aku berpisah dengan sahabatku untuk janji bertemu besok dan akan berusaha bertemu dengan pak Faisal pada minggu depan, aku berjalan kaki karena kebetulan mobil yang biasa kupakai harus mengalami pemeriksaan medis di bengkel. Tak kurasakan ada mobil berjalan pelan mengikutiku sampai akhirnya kira-kira berjarak 300 meter diluar halaman kampus, kaca jendela mobil terbuka dan kudengarkan suara yang tidak asing menawari untuk mengantarku. Aku menoleh dan,.... DEG,...DEG,....DEG jantungku seakan berhenti pak faisal yang baru saja ku bicarakan senyum manis mengajakku. Tanpa berkata lagi aku langsung membuka pintu kiri dan kuletakkan pantatku pada tempat duduk kiri. Mata pak Faisal tak luput melihat pahaku yang tersingkap dan dengan cepat kututup pintu serta membenahi letak dudukku yang terlalu sembrono itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mobil berjalan lambat kuperhatikan interior didalamnya cukup mewah dengan lapisan karpet halus dan bersih serta wangi aku krasan didalam mobilnya. Sesekali mata pak Faisal mengarah pada belahan dada yang padat berisi, apabila jalan bergelombang tak ayal lagi dadaku ikut turun naik sesuai irama jalan. Tak terasa perjalanan sudah jauh melampaui arah kost-kosanku. Sambil bercerita ringan pak faisal memindahkan persnelling tanpa melihatnya dan,..... secara tidah sengaja dia menyenggol pahaku, cepat-cepat ditarik tangannya sambil mengucapkan maaf berkali-kali. Aku tersenyum saja padahal aku juga kepingin tangannya berlama-lama dipahaku bahkan tidak hanya dipaha saja,........</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak terasa mobil dibelokkan pada Restoran yang mewah dengan fasilitas karaoke. Pak Fasial memilih tempat yang asri dengan lokasi pribadi ruang hanya untuk dua orang. Setelah makanan tersedia pak faisal menikmati sambil bernyanyi. Merdu juga suaranya,... mesra ditelinga. Ruangan ber AC tinggi membuat aku agak dingin sengaja kurapatkan dudukku untuk tidak terlalu dingin, Pak faisal masih terus bernyanyi. Dua lagu telah selesai dinyanyikan dan dengan lembut tangannya mulai memeluk bahuku dan,... gila aku menikmati sekali. Tak lama kemudian dia semakin berani mempermainkan rambutku,... aku tetap terpejam dan,........ disentuh bibirku dengan tangannya akhirnya perlahan dan lembut bibirnya merapat dibibirku. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tidak menyia-nyiakan keadaan ini dengan cekatan pula kujulurkan lidah kecilku untuk dinikmati dan kami saling berpagukan ketat. Kuhisap mulutnya dia juga membalas tangkas sampai aku hampir kehabisan nafas, dia tidak diam dengan perlahan diraihnya payudaraku pertama dari luar kaos dan tangannya mulai menyibak kaosku. Dingin terasa payudaraku disentuh jari yang kokoh. Putingku tak</div>
<div style="text-align: justify;">
luput dari jarinya dan kurasakan pentilku mulai mengeras. Aku masih tetap memeluk dan kuciumi lehernya. Perlahan ditarikknya kaosku keatas hingga tinggal BH dan Rok miniku saja dia makin agresif saja kelihatannya,... Pak Faisal berdecak kagum melihat buah dadaku meyembul besar seakan Bhku tak sanggup menampung semua payudaraku ini. Didekatkan kumisnya pada susuku aku kegelian dan kurasakan hangat lidahnya mengulum pentilku aku kegelian hebat. Rambut pak fFaisal jadi sasaran untuk menahan geli aku mengucek dan menjambak rambutnya, tetapi dia semakin menjadi. Susuku diberi cupang hingga nampak merah pekat ganas sekali dia,... pikirku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perlahan diraihnya leher dan aku ditidurkan diatas sofa, lagu karaoke sendu menambah gairahku semakin tinggi. Pak faisal tak bosan bosan menciumi bagian tubuhku dan,..... kurasakan pahaku bersentukan sama tangan berbulu milik pak Faisal. Rokku disibak dan ditarikknya keras sehingga pengaitku lepas,... gila cing,..... kini tinggal celana dalamku ungu serta BH dengan warna yang sama. Pak Faisal semakin bernafsu mulutnya menjalar kemana-mana aku hanya gelisah dan mengerang,... semakin aku mengerang semakin ganas dia melakukan aksinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
",.... Eeeeeeeeeh,... Pak,... Pak,..... Faisal,..... Aaaaaaah,......" Aku nggak betah saatdia me- mainkan memekku dengan tangannya dan,..... dielus lembut bulu memekku yang mulai basah. Aku kegelian saat jari tengahnya dimasukkan dalam lubangmemekku,... dia semakin bernafsu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
",.....Hhhhhmmmmmmmmmmmm,....Hmmmmmm ," lenguhnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku semakin menjadi tak menentu, kekuatanku hilang saat pak Faisal dengan fasih menaruh lidahnya dalam lubang kemaluanku,... digigit-gigit kecil klentitku yang memanjang dan semakin basah. Bunyi kecipak air kemaluanku menambah pak Fasial semakin berani menjulurkan lidahnya pada bagian dalam. Aku semakin kegelian. Semakin aku menggeliat mengangkat pantat kurasakan sentuhan lidah dalam vaginaku dan tangan pak faisal yang satu juga masih tidak mau lepas pada payudaraku. Lengkap sudah kepuasan saat ini. Semua daerah sensitif milikku telah direngkuhnya. Tangannya sekarang sibuk melepas baju dan kini dia tinggal celana saja. Disuruhnya aku duduk dan dia berdiri, tanganku dituntun kearah celana dan disentuhkannya pada benda yang mengeras dibaliknya. Kuelus lembut,kutempelkan mukaku pada celana tersebut terasa berdenyut keras. Aku mulai tak sabar kubuka retsleting celana pak Faisal,... kulihat putih warna celana dalamnya dan,..... Astaga kepala kemaluan pak faisal ternyata sudah keluar dari kolornya kucoba meraba ujung kemaluan keluar air sedikit agak lengket. Celana Dalam putih kutarik kebawah dan,..... aku kaget setengah mati baru kali ini kulihat kemaluan lelaki kaku mendongak keatas, otot-ototnya kelihatan jelas meradang dan ukurannya maaaaaaakkkkkkk tak terbayangkan. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku was-was,.... Dia merasa, digoyang-goyangkannya kemaluannya kearah mukaku terasa pipiku seperti dipukul palu. Dengan senyum kupegang kemaluan pak Faisal dan,.... Wuuuuiiiihhhhh tanganku tak cukup melingkari bulat kemaluannya dan panjangnya kuperkirakan sekitar 22 CM,... dia juga tersenyum merlihat kebingunganku. Kulihat dia sambil melongo dan dia tidak menyia-nyiakan waktu dengan mendesakkan kemaluan ke mulutku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mulutku yang keci tak muat mengelomoh semuanya banyak tersisa diluar. Aku dengan menganga penuh kuusahan agar kemaluan pak Faisal masuk dalam rongga mulutku, tetapi masih tidak bisa. Akhirnya aku jilati secara merata dia mulai menggelinjang dan melenguh. Mulai dari ujung kegerakkan masuk dan keluar dengan mulutku dia semakin tidak karuan juga geraknya. Dengan susah payah kukelomoh kemaluan pak Faisal yang besarnya seperti botol, semakin cepat dan semakin cepat. Kurasakan aca cairan manis keluar sedikit dimulutku. Kuhisap semakin kuat dan kuat,... pak Faisal pun semakin keras erangannya. Pak faisal mulai ingat tangannya bekerja lagi mengelus memekku yang mulai mengering basah kembali. Mulutku masih penuh kemaluan pak Faisal dengan gerakan keluar masuk seperti penyanyi karaoke.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tersentak merasakan pak faisal menarik kemaluannya agaak keras menjauh dari mulutku dan dengan sigap ditidurkannya aku diatas karpet, kedua kakiku diangkat diletakkan diatas pundaknya kiri kanan sehingga posisiku mengangkang,dia bisa melihat dengan jelas melihat memekku yang kecil namun kelihatan gemuk seperti bakpau. Kulihat dia mengelus kemaluannya dan menyenggol-nyenggolkan pada memekku aku kegelian. Aku bersiap dibukanya kemaluanku dengan tangan kiri dan tangan kanan menuntun kontolnya yang gede menuju lubang memekku. Didorongnya perlahan,..... sreeeettttt,....dia melihatku sambil tersenyum dan dicobanya sekali lagi,... mulai kurasakan ujung kemaluan pak Faisal masuk perlahan. Aku mulai geli tetapi agak sakit sedikit. Pak Faisal melihat aku meringis menahan sakit dia berhenti dan bertanya,.... "Sakit ya,.....," Aku tidak menjawab hanya kupejamkan mataku ingin ceoat merasakan kemaluan besarnya itu. Dogoyangnya </div>
<div style="text-align: justify;">
perlahan dan,.......Bleeesssss digenjotmya kuat pantatnya ke depan hingga aku menjerit,... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Aaaaauuuuuuuu". Kutahan pantat pak faisal utnuk tidak bergerak. Rupanya dia mengerti memekku agak sakit dan dia juga ikut diam sesaat. Kurasakan kemaluan pak Faisal berdenyut dan aku tidak mau ketinggalan. Aku berusaha mengejan sehingga kemaluan pak Faisal merasa kupijit pijit. Selang beberapa saat memekku rupanya sudah dapat menerima semua kemaluan pak Faisal dengan baik</div>
<div style="text-align: justify;">
dan muali berair sehingga ini memudahkan pak Faisal untuk bergerak. Aku mulai basah dan terasa ada kenikmatan melngalir di sela pahaku. Perlahan pak Faiasal menggerakkan pantatnya kebelakang dan kedepan,... aku mulai kegelian dan nikmat. Kubantu pak Faisal dengan ikut menggerakkan pantatakku berputar ,..... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Aduuuuuhhhhh,..... Anita,.........," erang pak Faisal menahan laju perputaran pantatku rupanya dia juga kegelian kalau aku menggerakkan pantatku. Ditahannya pantatku kuat-kuat agar tidak berputar lagi, justru dengan menahan pantatku kuat-kuat itulah aku menjadi geli dan berusaha untuk melepaskannya dengan cara bergerak berputar lagi tapi dia semakin kuat memegangnya. Kulakukan lagi gerakannu berulang dan kurasakan telur kemaluan pak faisal menatap pantatku licin dan geli. Rupanya pak Faisal termasuk kuat juga berkali-kali kemaluannya mengocek mememkku masih tetap saja tidak menunjukkan adanya kelelahan bahkan semakin meradang. Kucoba mempercepat gerakan pantatku berputar semakin tinggi dan cepat kulihat hasilnya pak Faisal mulai kewalahan dia terpengaruh iramaku Yang semakin lancar. Kuturunkan kakiku mengamit pinggangnya dia semakin tidak leluasa untuk bergerak sehingga aku bisa mengaturnya. Aku merasakan sudah 3 (tiga) kali memekku mengeluarkan cairan untuk membasahi kemaluan pak Faisal tetapi pak Faisal belum keluar juga. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Kecepek,.. kecepek,...kecepek,... bunyi kemaluanku saat kemaluan pak Faisal mengucek habis didalamnya aku kegelian hebat,...... ",.... Anita,........ aku mau keluar,.... Tahan ya,.......... Pintanya menyerah. Tanpa membuang waktu kutarik memekku dari kemaluannya kugenggam dan dengan lincah kumasukkan bonggol kemaluan tersebut kedalam mulutku,... kukocok,... sambil kuhisap,.... Kuat-kuat,....kuhisap lagi dan dengan cepat mulutku maju mundur untuk mencoba merangsang agar air maninya cepat keluar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mulutku mulai payah tapi air mani yang kuharapkan tak juga keluar. Kutarik kemaluan dari mulutku pak faisal tersenyum dan sekarang terlentang,. Tanpa menunggu komando kupegang kemaluannya kutuntun kelubangku dengan aku mendudukinya. Aku bergerak naik turun dan dia memegang susuku dengan erat. Tidak lama kemudian ditariknya tubuhku melekat didadanya dan, aku juga terasa panas,....... Sreeeeeeet,... sreeeeettttt,....sreeeeeettttt kuarasakan ada semburan hangat bersamaan dengan kuarnya pelicin dimemekku dia memelukku erat demikian pula aku. Kakunya dijepitkan pada pinggangku kuat-kuat seolah tak bisa lepas. Dia tersenyum puas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"Nita,.... Tak pernah aku merasakan memek kecil seperti punyamu ini, enak gila memijit punyaku sampai nggak karuan rasanya,... aku puas nit". "Aaaaaahhh Bapak bohong,..... berarti sering dong ngerasain yang lain," manjaku Dia tidak menjawab hanya tersenyum dan kembali mengulum bibirku kuat-kuat. Mobil keluar dari karaoke dan menuju kerumah. Kini tangan pak Faisal menempel pada pahaku dan tanganku menempel dicelananya. Sesekali kusandarkan wajahku didadanya dan jari nakal pak Faisal mulai beraksi dengan manja. Kurasakan gumpalan daging kemaluan pak faisal mulai mengeras lagi, dia tersenyum melihatku dan dipinggirkan mobilnya pada tempat yang cukup sepi. Kugosok pelan pelankemaluan pak faisal semakin mengeras,.... Gila baru main udah minta lagi rupanya,... wah gawat ini bisa nggak pulang dong malam ini,.... Pikirku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diciumnya kening dan pipiku dan dia berkata manja,....",..... Kalo sekarang nita boleh ngeluarin punyaku ini dimulut seperti tadi," aku terbelalak rupanya dia mengerti keiinginanku tadi belum kesampaian dan inilah saatnya. Tanpa ba bi bu lagi kuarahkan kebawah retsleting celananya dan,... aku kaget ternyata pak Faisal tidak memakai celana dalam,... gila dia udah ngerti rupanya. ,....Lho Kemana Cd nya pak," tanyaku pura-pura bingung. " Udah tak taruh bagasi kog," jawabnya kalm sambil mendorongkan kepalaku kearah kemaluannya. Aku menurut malam saat ini aku bebas berbuat apa saja terhadap kemaluan pak Faisal. Kuhisap dengan berbagai cara agar aku puas dan puas, kursi ditarik kebelakang jadilah posisi pak Faisal seperti orang setengan terlentang aku semakin leluasa menghisap kemaluan itu. Tangan pak faisalpun tak tinggal diam diselipkan pada memekku yang basah lagi dia juga berusaha memasukkan jari tengahnya penuh pada memekkku, sesekali diremasnya kuat susuku saat dia geli yang hebat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kulepas mulutku kulihat kemaluan itu lagi sambil kugosok naik turun seperti onani, aku kagum melihat ukurannya. Kuhisap lagi berulang sampai aku puas. Aku mulai merasakan adanya cairan manis keluar dari ujung kemaluan. Aku terus berusaha, mulutku mulai payah,... kugoyang-goyangkan telur kemaluan pak Faisal dia kegelian dengan mengucek memekku dalam dalam. ",... eeeeehhhhhh,.... Ssssstttttttt,..... aaaaaahhhhhhh," kudengar erangannnya mulai tidak karuan aku terus melakukan hisapan kuluman dan jilatan pada kemaluan yang membonggol itu dan hasilnya luar biasa,.......",..... Nit,.... Aku mau keluar nih,......." Mendengar perkataan itu aku semakin gencar melakukan hisapan sambil tanganku bergerak naik turun untuk mempercepat rangsangannya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan tak lama kemudian,.... Sreeeettt,..... Srrrreeeeetttt kurasakan dua semburan air warna putih pekat masuk mulutku terasa agak manis asin. Karena kuatnya semprotan dari kemaluan pak Faisak kurasakan ada air mani yang langsung masuk tertelan. Aku bertahan sambil terus menghisap dan dia semakin gak karuan tingkahnya. Kuhisap terus sampai terasa tidak ada lagi air mani yang keluar dari kemaluan pak Faisal. Kubersihkan kemaluan pak Faisal dengan menjilatinya sampai bersih. Aku puas merasakan semuanya dan pak Faisalpun demikian. Masih terus kujilati dan kudorong keluar masuk kemaluan pak Faisal dia terus mengerang tidak karuan. Aku bahagian,... sebentar kemudian kurasakan kemaluannya mulai mengecil dan lemas,pada saat kecil dan lemas tersebut aku merasakan mulutku mampu melahap kemaluannya secara menyeluruh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diciumnya keningku yang basah keringat,...... tepat pukul 22.00 aku sudah nyampe di Kostku dan berharap suatu saat pak Faisal mengajakku kembali. Pada esoknya sahabatku hanya ternganga mendengar ceritaku yang telah berhasil berkencan dengan Pak Faisal sampai keluar air maninya dua kali dia mengatakan aku curang karena tidak memberi tahu bagaimana cara menggaet pak Faisal. Aku cuek aja dan sampai kini walaupun aku sudah berkeluarga aku masih sering membayangkan kemaluan pak Faisal yang tegak menantang itu, hal ini dikarenakan suamiku orangnya pekerja keras sehingga lupa waktu dan jarang memberikan nafkah batin yang cukup, tetapi sayang sejak menikah aku tidak pernah ketemu lagi sama orang yang memiliki kemaluan dan permainan sex yang hebat.</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-54791731026353331212018-01-25T23:20:00.001-08:002018-01-25T23:20:43.761-08:00Cerita Dewasa Menikmati Keperawanan Amel<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://2.bp.blogspot.com/-zkN5cib_2DE/WmrWRXt-ECI/AAAAAAAAIw4/g9vg2_hcEk4MX9wvA92fHr34mpffcB3fQCLcBGAs/s1600/Capturez1231234.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="perawan amel" border="0" data-original-height="592" data-original-width="475" height="400" src="https://2.bp.blogspot.com/-zkN5cib_2DE/WmrWRXt-ECI/AAAAAAAAIw4/g9vg2_hcEk4MX9wvA92fHr34mpffcB3fQCLcBGAs/s400/Capturez1231234.PNG" title="Cerita Dewasa Menikmati Keperawanan Amel" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Dewasa Menikmati Keperawanan Amel</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">CERITA DEWASA -</a></span></b> Saya adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di kota palembang.sekarang duduk di semester 7..saya tinggal di daerah palembang tuntungan.tinggi saya 164 berat 60 kg dan dapat digolongkan gemuk.saya mempunyai tetangga nmaanya Amel seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di palembang dia mengambil jurusan kedokteran.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
sudahlah lupakan siapa saya dan Amel.ini peristiwa terjadi setahun yang lalu begini ceritanya.pada hari sabtu pukul 14;30 saya berdiri didepan rumah saya lalu saya dipanggil oleh Amel"bang kemarilah"kata Amel "ada apa Mel"jawabku 'abang bisa bantu kami " kata Amel "bantu apa kalau bisa pasti aku bantu"jawabku setelah itu aku diajak kedalam rumahnya dan didalam rumahnya talah ada dua orang temannya lalu aku diperkenalkannya rini dan rina (samaran).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
lalu kami bercerita dan bercanda kemudian aku bertanya "kalian mau minta bantu apa nih"kataku begini bang kami dapat tugas dari dosen mata kuliah anatomi.tugas ini sangat berat menurut kami ,kami harus mempelajari anatomi lawan jenis kami"kata Amel sambil menyodorkan kertas yang berisi dafatar yang akan di periksa.alngkah terkejutnya aku begitu aku baca isi daftar tersebut adapun dafatar tersebut adalah tinggi berat panjang lengan panjang kaki ukuran penis ketika tegang dan mengambil sperma itu semua dilakukan dalam keadaan telanjang. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"jadi aku mau kalian jadi kan objeknya ya,maaf ya ini perkerjaan gila"kataku "tolonglah bang"kata Amel di ikuti dengan kawan nya memohon agar aku bisa membantu pekerjaan mereka. 'pokoknya engggak "kataku 'kami kasih Rp 1 juta kaalu abang mau"kata Amel "berapapun kalian kasih aku enggak mau'kataku.dalam hati sebenarnya aku mau dan aku terdiam sejenak dan sambil berpikiri "ok aku mau tapi dengan syrat"kataku 'syaratnya apa bang"kata mereka dengan semangat "syaratnya ialah kalian memeriksaku satu persatu dan dalam keadaan telanjang"kataku "ah jangan lah bang,yang lain aja lah syaratnya"kata Amel "ini mungkin syarat terakhir kalau kalian mau ok kita laksanakan ,kalau enggak ya enggak jadi.syaratnya seperti tadi tapi kalian enggak usah telanjang tapi hanya pakai cd (celana dalam) saja,malu lah aku kalau aku telanjang kalian enggak "kataku</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
kemudian mereka terdiam sejanak dan berpikir dan entah apa yang dipikirkan mereka lalu "oklah bang dari pada tugas kami enggak selesai kami mau denngan syarat tersebut"kata Amel kemudian setelah selesia negosiasi aku pun mandi kekamar mandinya dan masuk kekamar dengan hanya mengunakan handuk,mereka bertiga masih diluar kamar dan berbincang-bincang entah apa yang mereka bincang kan lalu masuk Amel kekamar dengan membawa peralatan yang diperlukan.lalu Amel melepaskan satu persatu pakaiannya dan hanya cd putih yang melekat di tubuh Amel yang putih dan mulus tersebut.lalu didekatinya aku dan terlihat dengan jelas dua buah bukit kenmbar yang besar(tinggi Amel 165 dan berat 60)dan ditengah tengahnya ada putingg berwarna kecoklatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
lalu dilakukanlah tugasnya mengukur tubuhku dan yang paling menegangkan ialah ketika mengukur penisku yang menegang kulihat dengan jelas wajah Amel kemerah-merahan ketika memegang penisku.alangkah nikmatnya penis ini ketika dipegang Amel wow serasa melayang.kemudian saatnya pengambilan sperma aku disuruh Amel untuk menelurkan sperma lalu kuusahakan lah melakukan onani didepanya lalu serasa sulit.kemiudian "Mel payah nih keluarnya tolong dong keluari"kataku "gimana aku bisa bantu'kata Amel "tolonglah kamu kocok kan"kataku dengan berat hati lalu Amel melakukan apa yang aku perintahkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
sudah 3 menit enggak keluar juga itu sperma.lalu aku cari lagi cara yang lain "Mel kamu harus bantu dengan cara lain nih"kataku "cara lain gimana"kata Amel 'kamu harus tidur telentang atau telungkup sama aja'kataku lalu Amel tidurlah dengan cara telungkup.kemudian tubuh indah itu aku tindih. kontolku tepat disela pantanya yang woow tersebut lalu aku gesek-gesekkan ketengah pantatnya yang masih bercd putih tersebut dan tiba-tiba Amel membalikkan tubuhnya.wow 'didepan mataku tersaji buah dada yang indah dan badanku telah menimpa tubuhnya kontolku tepat diatas vagiannya yang masih terbalut cd. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
lalu kuturunkan badanku sedikit aku enggak mau merusak perawan anak tetangga yang beda agama.jadi kontolku tepat dibawah vaginanya dan dijepit oleh dua paha mulusnya.woow dijepit pahanya aja begitu nikmat gimana lagi kalau otot vaginanya menjepit penisku.bibirku menikmati puting dan buah dadanya yang indah.Amel mengerang kenikmatan"ahhhh.....ahhhh bang.......tiba-tiba pusarku terasa basah wehhh ternyata Amel mengalami orgasme.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
lalu kulanjutkan aksiku terhadap Amel dan akhinya "Mel aku mau keluar nih cepet Mel"kataku lalu aku mengangkat tubuhku dari tubuh Amel dan Amel mengambil tabung yang telah steril dan "cret....cret..'wow aku akhirnya mengalami orgasme dan setelah itu Amel lalu mengenakan pakaianya kemnali dengan cd yang masih basah oleh spermanya sendiri dan dengan jelas terbayang vagina yang tebal tersebut terbaluti oleh cd.mungkin inilah pertama sekali aku melihat vagina wanita dewasa walaupun sedikit samar-samar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
lalu Amel keluar dari kamar.cerita dengan rini dan rina akan saya saqmbung nanti.bagi wanita yang ingin melakukan hubungan sex saya siap untuk melayani.hubungi denny_palembang@yahoo.com kirimkan biodata anda dan no telp/hp yang dapat dihubungi kerahasiaan anda akan terjamin</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
MahasisMel Kedokteran (2)</div>
<div style="text-align: justify;">
setelah Amel keluar dari kamar lalu masuk lah si rina.dengan membawa peralatan seperti Amel tadi.kemudian dia melepaskan pakaiannya satu-persatu aku yang tengah terbaring memperhatikan dengan serius ketika dia melepaskan pakaiannya satu persatu Amel tidak cantik dan dapat dikatakan jeleklah tubuhnya agak kurus dan dadanya sepertinya turun tidak seperti Amel yang besar dan menantang.kemudian dia mendekatiku dan melakukan tugasnya seperti Amel tadi,ketika dia memeriksa tubuhku kuperhatikan wajahnya seperti tidak senang dan sedikit cemberut apa semua cewek seperti ini sifatnya seperti ini dalam hati ku berkata.senjataku masih berdiri tetapi tidak setegang ketika diperiksa Amel mungkin perasaan senang dan tidak senang mempengaruhi kondisi senjataku.lalu saatnya pengeluaran sperma sama seperi Amel tadi ku suruh dia mengocokkan senjataku alamak ternyata dia enggak mau lalu aku ancam "kalau kau enggak mau ya udah enggak usah aja aku kan enggak maksa kalian"kataku.eh ternyata dia mau dan dilakaukannya lah eh dalam sekejap saja spermaku keluar.mungkin dapat dikatakan waktu yang dibutuhkan Amel untuk memeriksaku hanya 1/3 dari waktu yang dibutuhkan Amel.entahlah mungkin senjataku sulit mungeluarkan pelurunya kalau melihat cewek cantik kalau cewek jelek dan sombong sebentar aja selesai.kemudian rina mengenakan pakaiannya kembali dan keluar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian masuklah Rini dengan senyum dan sambil menyapa"kini giliranku"katanya dengan semangat.mak ketika aku melihat cewek seperti ini lihat semangatnya aja senjataku langsung spot.lalu dilepaskannya pakaiannya satu persatu alamak indahnya bodi cewek ini dalam hatiku sambil menelan air liur tau enggak pembaca bagaimana ciri-ciri rini orangnya sedikit gemuk dan sintal dengan buah dada mungkin enggak cocock untuk bodi sepertinya buah dadanya besarlah aku enggak tau ukurannya tapi besarlah dan putih walau wajahnya enggak cantik (seperti cewek sunda)tapi pantatnya mak bahenol kali dan aku bilang aja padat dan berisi.dapat anda bayangkan gimanalah dengan rambut sebahu dan orangnya suka senyum walaupun aku baru kenal.lalu di lakukanlah tugasnya seperti temannya tadi ketika masalah ukur-mungukur tubuh dan menimbnang aku turun dari ranjang setelah itu saatnya pengeluaran sperma.aku tidur terlentang.lalau dia berkata "gimana nih bang aku mau mengambil sample sperma" aku menjawab ya terserahkamu lah gimana caranya.senjatku terus menegang karena suasananya menyenangkan hatiku dan orangnya suka ketawa ketika memeriksa.lalu rini duduk dipahaku woow terasa sekali daging empuknya menimpa paha lalu senjataku dikocoknya lalu dikulumnya alamak geli kali rasanya.aku kira rini ini suka oral sek. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
setelah dikocok dan dikulumnya lalu rini berhenti dan tiba-tiba melepaskan cd-nya wowwwwwww aku serasa enggak percaya melihat itu benda dalam hatiku baru saekali ini aku memperhatikan dengan jelas yang namanya 'barang setupuk"dengan sebuah daging kecil seperi kacang di palembang itu di sebut"itil"dan tiba tiba dia menempelkan vaginanya di senjataku.tanpa pikir panjang lalu kubalikkan posisi dia di bawah aku diatas lalu kukulum bibirnya mak dibalasnya dan senjataku kutekan-tekan kedalam senggamanya bibirku setelah mengulum bibirnya beralih kegunung kembarnya wooooow kenyalnya terus kunikmati itu bibir dan kontolku telah mulai masuk kedalam vaginanya yang sempit sedikit demi sedikkit mulutku terus memikmait itu tetek dan tiba-tiba tetek itu terasa mengeras tidak seperti tadi yang begitu lembut dan putinmgnya berkilat kecoklatan dan kemudian kedua kakinya mengapit kakiku dengan posisi aku di atas dan dia dibawah dan tanganya denga erat memeluk tubuhku "ban..bang aku mau ....mau keluar "katanya "sebentar aku juga mau keluar"jawabku ketika hampir puncaknya aku cabut itu senjata dari vagina dan rini langsung mengambil tabung dan menampung spermaku didalam tabung itu.setelah selesai rini bukanya mau keluar mak dia mencium bibrku dan terjadi lagilah persetubuhan tersebut hingga 3 kali dalam 45 menit.entah berapa banyak spermaku terbuah selama 1 jam setengah ketika diperiksa ketiga mahasisMel tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Posted by Kick Jimmy at 2:07 AM 5 comments:</div>
<div style="text-align: justify;">
Labels: Cerita Dewasa, Cerita Panas, Daun Muda</div>
<div style="text-align: justify;">
Nikmatnya Keperawanan Lani, Gadis Bandung</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada tahun 1994 saya tercatat sebagai siswa baru pada SMUN 2 pada waktu itu sebagai siswa baru, yah.. acara sekolahan biasa saja masuk pagi pulang sekitar jam 14:00 sampai pada akhirnya saya dikenalkan oleh teman seorang gadis yang ternyata gadis itu yang bernama Lani yang bernama rani sekolah juga di dekat sekolah saya yaitu di SMPN 3.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika kami saling menjabat tangan, gadis itu yang bernama Lani yang bernama rani masih agak malu-malu, saya lihat juga gadis itu yang bernama Lani yang bernama rani tingginya hanya sekitar 158 cm dan mempunyai dada yang memang kelihatan lebih besar dari anak seumurnya sekitar 34B (kalau tidak salah umurnya 14 tahun), mempunyai wajah yang manis banget dan kulit walaupun tidak terlalu putih tapi sangat mulus, (sekedar info tinggi saya 165 cm dan umur waktu itu 16 tahun), saya berkata siapa namamu?, dia jawab L---- (edited), setelah berkenalan akhirnya kami saling memberikan nomor telepon masing-masing, besoknya setelah saling telepon dan berkenalan akhirnya kami berdua janjian keluar besok harinya jalan pertama sekaligus cinta pertama saya membuat saya deg-degan tetapi namanya lelaki yah..., jalan terus dong.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya malam harinya sekitar jam 19.00 saya telah berdiri didepan rumahnya sambil mengetuk pagarnya tidak lama setelah itu L----muncul dari balik pintu sambil tersenyum manis sekali dia mengenakan kaos ketat dan rok yang kira-kira panjangnya hampir mencapai lutut berwarna hitam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saya tanya, "Mana ortu kamu...", dia bilang kalau di rumah itu dia cuma tinggal bersama papanya dan pembantu, sedangkan kalau kakaknya dan mamanya di kota lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Oohh jawab saya," saya tanya lagi "Terus Papa kamu mana?" dia jawab kalau Papa lagi keluar ada rapat lain di hotel (papanya seorang pejabat kira-kira setingkat dengan wagub) jadi saat itu juga kami langsung jalan naik motorku dan tanpa disuruhpun dia langsung memeluk dari belakang, penis saya selama jalan-jalan langsung tegang, habis dada dia begitu kenyal terasa di belakangku seakan -akan memijit-mijit belakangku (motor waktu itu sangat mendukung, yaitu RGR).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah keliling kota dan singgah makan di tempat makan kami langsung pulang ke rumahnya setelah tiba saya lihat rumahnya masih sepi mobil papanya belum datang. Tiba-tiba dia bilang "Masuk yuk!., Papa saya kayaknya belum datang". Akhirnya setelah menaruh motor saya langsung mengikutinya dari belakang saya langsung melihat pantatnya yang lenggaklenggok berjalan di depanku, saya lihat jam ternyata sudah pukul 21.30, setiba di dalam rumahnya saya lihat tidak ada orang saya bilang "Pembantu kamu mana?", dia bilang kalau kamar pembantu itu terpisah dari bangunan utama rumah ini agak jauh ke belakang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
"oohh...", jawab saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Saya tanya lagi, "jadi kalau sudah bukakan kamu pintu pembantu kamu langsung pergi ke belakang?", dia jawab iya.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Terus Papa kamu yang bukain siapa..."</div>
<div style="text-align: justify;">
"saya..." jawabnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
"Kira-kira Papa kamu pulang jam berapa sih...", tanya saya. Dia bilang paling cepat juga jam</div>
<div style="text-align: justify;">
24.00. (Langsung saja pikiranku ngeres banget)</div>
<div style="text-align: justify;">
Saya tanya lagi "Kamu memang mau jadi pacar saya...".</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia bilang "Iya...".</div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu saya bilang, "kalau gitu sini dong dekat-dekat saya...", belum sampai pantatnya duduk di kursi sebelahku, langsung saya tarik ke dalam pelukanku dan mengulum bibirnya, dia kaget sekali tapi belum sampai ngomong apa-apa tanganku langsung memegang payudaranya yang benar-benar besar itu sambil saya remas-remas dengan kuat sekali (habis sudah kebelet) diapun mengeluh "Ohh.., oohh sakit". katanya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya langsung mengulum telinganya sambil berbisik, "Tahan sedikit yah...", dia cuma mengangguk. Payudaranya saya remas dengan kedua tanganku sambil bibir saya jilati lehernya, kemudian pindah ke bibirnya langsung saya lumat-lumat bibirnya yang agak seksi itu, kamipun berpagutan saling membenamkan lidah kami masing-masing. Penis saya langsung saya rasakan menegang dengan kerasnya. Saya mengambil tangan kirinya dan menuntun memegang penisku dibalik celana saya, dia cuma menurut saja, lalu saya suruh untuk meremasnya. Begitu dia remas, saya langsung mengeluh panjang, "Uuhh..., nikmat sayang", kata saya. "Teruss...", dengan agak keras kedua tanganku langsung mengangkat kaos yang dia kenakan dan membenamkan muka saya di antara payudaranya, tapi masih terhalang BH-nya saya jilati payudaranya sambil saya gigit-gigit kecil di sekitar payudaranya, "aahh..., aahh". Diapun mendesis panjang tanpa melepas BH-nya saya langsung mengangkat BH-nya sehingga BH-nya berada di atas payudaranya, sungguh pemandangan yang amat menakjubkan, dia mempunyai payudara yang besar dan puting yang berwarna kemerahan dan menjulang keluar kira-kira 1/2 cm dan keras, (selama saya main cewek baruku tahu sekarang bahwa tidak semua perempuan nanti menyusui baru keluar putingnya). Saya jilat kedua payudaranya sambil saya gigit dengan keras putingnya. Dia pun mengeluh sambil sedikit marah. "Aahh..., sakkiitt...", tapi saya tidak ambil pusing tetap saya gigit dengan keras. Akhirnya diapun langsung berdiri sambil sedikit melotot kepadaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang payudara dia berada tepat di depan wajah saya. Sambil saya memandangi wajahnya yang sedikit marah, kedua tanganku langsung meremas kedua payudaranya dengan lembut. Diapun kembali mendesis, "Ahh..., aahh...", kemudian saya tarik payudaranya dekat ke wajah saya sambil saya gigit pelan-pelan. Diapun memeluk kepala saya tapi tangannya saya tepiskan. Sekelebat mata saya menangkap bahwa pintu ruang tamunya belum tertutup saya pun menyuruh dia untuk penutup pintunya, dia pun mengangguk sambil berjalan kecil dia pergi menutup pintu dengan mengendap-endap karena bajunya tetap terangkat sambil memperlihatkan kedua bukit kembarnya yang bikin hati siapa saja akan lemas melihat payudara yang seperti itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah mengunci pintu dia pun kembali berjalan menuju saya. Saya pun langsung menyambutnya dengan memegang kembali kedua payudaranya dengan kedua tangan saya tapi tetap dalam keadaan berdiri saya jilati kembali payudaranya. Setelah puas mulut saya pun turun ke perutnya dan tangan saya pelan-pelan saya turunkan menuju liang senggamanya sambil terus menjilati perutnya sesekali mengisap puting payudaranya. Tangan sayapun menggosok-gosok selangkangannya langsung saya angkat pelan-pelan rok yang dia kenakan terlihatlah pahanya yang mulus sekali dan CD-nya yang berwarna putih saya remas-remas liang kewanitaannya dengan terburu buru, dia pun makin keras mendesis, "aahh..., aakkhh... ohh..., nikmat sekali...", dengan pelan-pelan saya turunkan cdnya sambil saya tunggu reaksinya tetapi ternyata dia cuma diam saja, (tiba-tiba di kepala muncul tanda setan). Terlihatnya liang kewanitaannya yang ditumbuhi bulu-bulu tapi sangat sedikit. Sayapun menjilatinya dengan penuh nafsu, diapun makin berteriak, "Aakkhh..., akkhh..., lagi..., lagii..".</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah puas sayapun menyuruhnya duduk di lantai sambil saya membuka kancing celanaku dan saya turunkan sampai lutut terlihatlah CD-ku, saya tuntun tangannya untuk mengelus penis saya yang sudah sangat tegang sehingga sepertinya mau loncat dari CD-ku. Diapun mengelusnya terus mulai memegang penis saya. Saya turunkan CD-ku maka penis saya langsung berkelebat keluar hampir mengenai mukanya. Diapun kaget sambil melotot melihat penis saya yang mempunyai ukuran lumayan besar (diameter 3 cm dan panjang kira-kira 15 cm) saya menyuruhnya untuk melepas kaos yang dia kenakan dan roknya juga seperti dipangut dia menurut saja apa yang saya suruh lakukan. Dengan terburu-buru saya pun melepas semua baju saya dan celana saya kemudian karena dia duduk dilantai sedangkan saya dikursi, saya tuntun penis saya ke wajahnya dia pun cuma melihatnya saja. Saya suruh untuk membuka mulutnya tapi kayaknya dia ragu-ragu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setengah memaksa, saya tarik kepalanya akhirnya penisku masuk juga kedalam mulutnya dengan perlahan dia mulai menjilati penis saya, langsung saya teriak pelan, "Aakkhh..., aakkhh...", sambil ikut membantu dia memaju-mundurkan penis saya di dalam mulutnya. "aakk..., akk..., nikmat sayyaangg...". Setelah agak lama akhirnya saya suruh berdiri dan melepaskan CD-nya tapi muncul keraguan di wajahnya sedikit gombal akhirnya CD dan BH-nya dia lepaskan juga maka telanjang bulatlah dia depanku sambil berdiri. Sayapun tak mau ketinggalan saya langsung berdiri dan langsung melepas CD-ya. Saya langsung menubruknya sambil menjilati wajahnya dan tangan saya meremas -remas kedua payudaranya yang putingnya sudah semakin tegang, diapun mendesis, "Aahh..., aahh..., aahh..., aahh", sewaktu tangan kananku saya turunkan ke liang kemaluannya dan memainkan jari-jariku di sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah agak lama baru saya sadar bahwa jari saya telah basah. Saya pun menyuruhnya untuk membelakangiku dan saya siapkan penis saya. Saya genggam penis saya menuju liang senggamanya dari belakang. Saya sodok pelan -pelan tapi tidak maumasuk-masuk saya sodok lagi terus hingga dia pun terdorong ke tembok tangannyapun berpangku pada tembok sambil mendengar dia mendesis, "Aahh..., ssaayaa..,. ssaayaangg..., kaammuu...", sayapun terus menyodok dari belakang. Mungkin karena kering penis saya nggak mau masuk-masuk juga saya angkat penis saya lalu saya ludahi tangan saya banyak-banyak dan saya oleskan pada kepala penis saya dan batangnya dia cuma memperhatikan dengan mata sayu setelah itu. Saya genggam penis saya menuju liang senggamanya kembali. Pelan -pelan saya cari dulu lubangnya begitu saya sentuh lubang kemaluannya dia pun langsung mendesis kembali, "Ahh..., aahh...", saya tuntun penis saya menuju lubang senggamanya itu tapi saya rasakan baru masuk kepalanya saja diapun langsung menegang tapi saya sudah tidak peduli lagi. Dengan satu hentakan yang keras saya sodok kuat-kuat lalu saya rasa penis saya seperti menyobek sesuatu maka langsung saja dia berontak sambil berteriak setengah menangis, "Ssaakkiitt...". Saya rasakan penis saya sepertinya dijepit oleh dia keras sekali hingga kejantanan saya terasa seperti lecet di dalam kewanitaannya. Saya lalu bertahan dalam posisi saya dan mulai kembali menyiuminya sambil berkata "Tahann.. sayang... cuman sebentar kok..."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya memegang kembali payudaranya dari belakang sambil saya remas-remas secara perlahan dan mulut saya menjilati belakangnya lalu lehernya telinganya dan semua yang bisa dijangkau oleh mulut saya agak lama. Kemudian dia mulai mendesis kembali menikmati ciuman saya dibadan dan remasan tangan saya di payudaranya, "Ahh..., aahh..., ahh..., kamu sayang sama lakukan?" dia berkata sambil melihat kepada saya dengan wajah yang penuh pengharapan. Saya cuma menganggukkan kepala padahal saya lagi sedang menikmati penis saya di dalam liang kewanitaannya yang sangat nikmat sekali seakan-akan saya lagi berada di suatu tempat yang dinamakan surga. "Enak sayang?", kataku. Dia cuma mengangguk pelan sambil tetap mengeluarkan suara-suara kenikmatan, "Aahh..., aahh..." lalu saya mulai bekerja, saya tarik pelan-pelan penis saya lalu saya majukan lagi tarik lagi majukan lagi dia pun makin keras mendesis, "Aahh..., ahh..., ahhkkhh..." akhirnya ketika saya rasakan bahwa dia sudah tidak kesakitan lagi saya pun mengeluar-masukkan penis saya dengan cepat dia pun semakin melenguh menikmati semua yang saya perbuat pada dirinya sambil terus-meremas payudaranya yang besar itu. Dia teriak "Sayaa mauu keeluuarr...". Sayapun berkata "aahhkkssaayyaanggkkuu...", saya langsung saja sodok dengan lebih keras lagi sampai -sampai saya rasakan menyentuh dasar dari liang senggamanya tapi saya benar-benar kesetanan tidak peduli lagi dengan suara-suara, "Ahh..., aahh..., ahh..., akkhh..., akkhh..., truss" langsung dia bilang "Sayyaa kkeelluuaarr..., akkhh..., akhh...", tiba-tiba dia mau jatuh tapi saya tahan dengan tangan saya. Saya pegangi pinggulnya dengan kedua tangan saya sambil saya kocok penis saya lebih cepat lagi, "Akkhh..., akkhh..., ssaayyaa mauu..., kkeelluuaarr..., akkhh...", pegangan saya di pinggulnya saya lepaskan dan langsung saja dia terjatuh terkulai lemas. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari penis saya menyemprotlah air mani sebanyak-banyaknya, "Ccroott..., croott.., ccrroott..., akkhh..., akkhh...", saya melihat air mani saya membasahi sebagian tubuhnya dan rambutnya, "Akhh..., thanks sayangkuu...", sambil berjongkok saya cium pipinya sambil saya suruh jilat lagi penisku. Diapun menjilatinya sampai bersih. Setelah itu saya bilang pakai pakaian kamu dengan malas dia berdiri mengambil bajunya dan memakainya kembali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah kami berdua selesai saya mengecup bibirnya sambil berkata, "Saya pulang dulu yah sampai besok sayang...!". Dia cuma mengangguk tidak berkata-kata lagi mungkin lemas mungkin nyesal tidak tahu ahh. Saya lihat jam saya sudah menunjukkan jam 23.35, saya pulang dengan sejuta kenikmatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Posted by Kick Jimmy at 12:59 AM 2 comments:</div>
<div style="text-align: justify;">
Labels: Cerita Dewasa, Cerita Panas, Daun Muda</div>
<div style="text-align: justify;">
Bercinta Dengan Perawan SMP</div>
<div style="text-align: justify;">
Kring.. Kring.. HP-ku berbunyi. Saat itu aku berada di kantorku sedang membaca surat-surat dan dokumen yang barusan dibawa Lia, sekretarisku, untuk aku setujui. Kulihat di layar tampak sebuah nomor telepon yang sudah kukenal.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hello.. Dita.. Apa kabar” sapaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hi.. Pak Robert.. Kok udah lama nih nggak kontak Dita”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya habis sibuk sih” jawabku sambil terus menandatangani surat-surat di mejaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ini Pak Robert.. Ada barang bagus nih..” terdengar suara Dita di seberang sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dita ini memang kadang-kadang aku hubungi untuk menyediakan wanita untuk aku suguhkan pada tamu atau klienku. Memang terkadang untuk menggolkan proposal, perlu adanya servis semacam itu. Terkadang lebih ampuh daripada memberikan uang di bawah meja.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Bagusnya gimana Dit?” tanyaku penasaran.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Masih anak-anak Pak.. Baru 15 tahun. Kelas 3 SMP. Masih perawan”</div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar hal itu langsung senjataku berontak di sarangnya. Memang sering aku kencan dengan wanita cantik, ABG atupun istri orang. Tetapi jarang-jarang aku mendapatkan yang masih perawan seperti ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Cantik nggak?” tanyaku</div>
<div style="text-align: justify;">
“Cantik dong Pak.. Tampangnya innocent banget. Bapak pasti suka deh..” rayu Mami Dita ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah itu aku tanya lebih lanjut latar belakang gadis itu. Namanya Tari, anak keluarga ekonomi lemah yang perlu biaya untuk melanjutkan sekolahnya. Orang tuanya tidak mampu menyekolahkannya lagi sehabis SMP nanti, sehingga setelah dibujuk Dita, dia mau melakukan hal ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Minta berapa Dit? ” tanyaku</div>
<div style="text-align: justify;">
“Murah kok Pak.. cuma lima juta”</div>
<div style="text-align: justify;">
Wah.. Pikirku. Murah sekali.. Aku pernah dengar ada orang yang beli keperawanan sampai puluhan juta. Singkat kata, akupun setuju dengan tawaran Dita. Aku berjanji untuk menelponnya lagi setelah aku sampai di lokasi nanti.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Lia.. Ke sini sebentar” kutelpon sekretarisku yang sexy itu. Tak lama Lia pun masuk ke ruanganku. Sambil tersenyum manis dia pun duduk di kursi di hadapanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ada apa Pak Robert?” tanyanya sambil menyilangkan kakinya memamerkan pahanya yang putih.</div>
<div style="text-align: justify;">
Belahan buah dadanya tampak ranum terlihat dari balik blousenya yang agak tipis. Ingin rasanya aku nikmati dia saat itu juga, tetapi aku lebih ingin menikmati perawan yang ditawarkan Dita. Toh masih ada hari esok untuk Lia, pikirku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya perlu uang lima juta untuk entertain klien. Tolong minta ke bagian keuangan ya” kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Baik Pak” jawabnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ada lagi yang bisa saya bantu Pak Robert..?” Lia berkata genit sambil menatapku menggoda.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Nggak.. Mungkin lain kali Lia.. Saya sibuk banget nih” kataku pura-pura.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak ingin staminaku habis sebelum bertempur dengan Tari, anak SMP itu. Liapun beranjak pergi dengan raut muka kecewa, dan tak lama dia kembali membawa uang yang aku minta beserta slip tanda terima untuk aku tandatangani.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Nanti kalau perlu lagi, panggil Lia ya Pak” katanya masih mengharap.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Baik Lia.. Saya pergi dulu sekarang. Jangan telepon saya kecuali ada emergency ya” jawabku sambil mengemasi laptopku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak lama akupun sudah meluncur dengan Mercy kesayanganku menuju hotel di kawasan Semanggi. Akupun cek in di hotel yang berdekatan dengan plaza yang baru dibangun di daerah itu. Setelah mendapatkan kunci akupun bergegas menuju kamar suite di hotel itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setiba di kamar, kutelpon Dita untuk memberitahukan lokasiku. Dia berjanji untuk datang sekitar satu jam lagi. Sambil menunggu kunyalakan TV dan menonton siaran CNN di ruang tamu kamarku. Sedang asyik-asyiknya melihat berita perang di Irak tiba-tiba HP-ku berbunyi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sialan Lia. Aku khan sudah bilang jangan telepon.” pikirku sambil mengangkat telepon tanpa melihat caller ID-nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Halo. Pak Robert.. Ini Santi” kata suara di seberang sana. Santi ini adalah istri dari Pak Arief, manajer keuangan di kantorku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh Santi.. Aku pikir sekretarisku. Ada apa San?”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Nggak Pak Robert.. Cuma kangen aja. Pengin ketemu lagi nih Pak.. Aku pengin ulangi kejadian yang di pesta dulu itu. Bisa ketemuan nggak Pak hari ini?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Wah.. Kalau hari ini nggak bisa San.. Aku sedang di tempat klien nih” jawabku mengelak.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Khan minggu depan suamimu sudah pergi.. Jadi kita bisa puas deh nanti seharian” lanjutku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Habis Santi udah kangen banget Pak..” rengeknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sabar ya sayang.. Tinggal beberapa hari lagi kok” hiburku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“OK deh.. Sorry kalau mengganggu ya Pak” katanya menyudahi pembicaraan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Wah, ternyata dia sudah tak sabar kepengin aku kencani, pikirku. Mungkin baru pertama dia bertemu dengan laki-laki jantan sepertiku di pesta perkawinan dulu. Kemudian aku telepon Lia untuk menanyakan kepastian kepergian Pak Arief ke Singapore, yang dijawab bahwa semuanya sudah confirm dan Pak Arief akan berangkat tiga hari lagi. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah satu jam setengah aku menunggu, terdengar bunyi bel kamarku. Kubuka pintu kamarku dan tampak Dita bersama seorang gadis belia, Tari.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Maaf Pak Robert. Tadi Tari baru pulang dari latihan pramuka di sekolahnya” alasan Dita. Mungkin tampak di wajahku kalau aku kesal menunggu mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
“OK nggak apa.. Ayo masuk” kataku sambil memperhatikan Tari.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hari itu dia mengenakan tanktop yang memperlihatkan bahunya yang putih mulus. Juga rok mini jeans yang dikenakan menambah cantik penampilannya. Tubuhnya termasuk bongsor untuk anak seusia dirinya. Dari balik tanktopnya tersembul buah dadanya yang baru tumbuh. Yang membuat aku kagum adalah wajahnya yang cantik dan terkesan innocent.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tari.. Ini Oom Robert” kata Dita memperkenalkanku padanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kuulurkan tanganku dan disambutnya sambil berkata lirih, “Tari..”</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian kami bertiga duduk di sofa, dengan Tari duduk disamping sedangkan Dita berhadapan denganku. Kurengkuh pundak Tari dengan tangan kiriku, sambil kuelus-elus sayang.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Gimana Pak.. OK khan” Dita bertanya</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“OK.. Kamu jemput lagi aja nanti” jawabku sambil mengelus dan meremas lengan Tari yang mulus itu gemas. Setelah itu Dita pamitan, tentu saja setelah menerima pembayarannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kamu lapar nggak Tari? Kita pesan makanan dulu yuk” saranku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia hanya menganggukkan kepalanya. Sekarang memang sudah waktunya makan malam, dan aku tak mau staminaku tidak prima hanya karena perutku yang lapar. Apalagi ternyata gadis yang dibawa Dita ini cantik sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Pesan apa?” tanyaku sambil memberikan room service menu padanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Nasi goreng aja Oom”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Minumnya?”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Minta susu boleh Oom?” jawabnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Langsung aja aku pesan beefsteak dan bir untukku, dan nasi goreng serta susu untuk Tari. Sambil menunggu pesanan datang, kamipun menonton TV.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Channelnya Tari ganti ya Oom” katanya sambil mengambil remote.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh ya.. Oom juga bosen lihat perang terus” jawabku sambil mengagumi keindahan Tari.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah dia duduk, kuelus-elus rambutnya yang berpita dan panjangnya sebahu itu. Tari kemudian mengubah channel TV ke channel Disney. Rupanya dia suka menonton film kartun. Maklum masih anak-anak, pikirku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kamu sudah punya pacar?” tanyaku setelah kami terdiam beberapa saat.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Belum Oom..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kenapa?” tanyaku lagi</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tari khan masih kecil..” katanya sambil terus menatap adegan kartun di TV.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun makin bernafsu mendengar jawabannya. Yah.. Akulah nantinya yang akan menikmatimu untuk pertama kalinya he.. He.. Kuciumi pipinya sambil kuelus-elus pahanya. Tari nampak tak terbiasa dan bergerak agak menghindar. Pahanya yang putih mulus makin tersibak menampakkan pemandangan yang indah. Tanganku kemudian meraba dadanya yang baru tumbuh itu. Kemudian kupegang wajahnya dan kucium bibirnya. Tampak sekali bahwa dia belum berpengalaman dalam hal seperti ini. Tanganku sudah ingin melucuti tanktopnya ketika tiba-tiba bel kamarku berbunyi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Room Service” terdengar suara di depan kamarku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Akupun berdiri meninggalkan Tari untuk membuka pintu. Tampak ada perasaan lega di raut wajah Tari ketika aku beranjak pergi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ada pesanan lagi Pak?” tanya petugas room service setelah meletakkan makanan di meja.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Nggak” jawabku</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mungkin buat anaknya?” tanyanya lagi</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mungkin nanti menyusul” kataku sambil menandatangani bill yang diserahkannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku geli juga mendengar si petugas menyangka Tari adalah anakku. Memang pantas sih dilihat dari perbedaan umur kami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kamipun lalu menyantap makanan kami. Tari menikmati nasi goreng dan segelas susunya sambil terus menonton kartun kesayangannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mau buah Tari?” kataku sambil mengambil buah-buahan dari minibar.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Nggak Oom.. Udah kenyang. Dibungkus aja boleh ya Oom.. Untuk adik di rumah” katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hm.. Benar-benar manis ini anak, pikirku. Dalam hati aku kasihan juga pada dia, tapi aku tak dapat menahan nafsu birahiku untuk menikmati tubuhnya yang muda itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku makan satu buah apel dan kuberikan sisanya padanya. Diterimanya buah-buahan itu dan kemudian dimasukkan dalam tasnya. Akupun kembali duduk disampingnya dan kemudian kuambil remote dan kumatikan TVnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo sayang kita mulai ya..” kataku sambil menciumi pundaknya yang terbuka.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku kemudian beralih menciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas dadanya. Tak ada response darinya. Ketika tangannya yang mungil aku letakkan di atas kemaluanku, dia diam saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kok diam saja sih!!” Bentakku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oom.. Tari nggak pernah Oom.. Belum ngerti” jawabnya lirih ketakutan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya sudah sini kamu..” kataku sambil beranjak ke meja dimana laptopku berada. Tari mengikutiku dari belakang. Langsung kusetel film BF yang aku simpan di dalam harddiskku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo sini duduk Oom pangku” kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Taripun duduk di atas pangkuanku sambil melihat adegan persetubuhan dimana seorang wanita bule cantik sedang dengan rakusnya mengulum kemaluan orang berkulit hitam.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mata Tari tampak takjub melihat adegan yang pasti baru pertama kalinya dia lihat itu. Sementara aku menciumi dan menjilati pundak dan lehernya yang jenjang dari belakang. Tangankupun telah masuk ke dalam tanktopnya dan meremas-remas buah dadanya yang masih tertutup BH itu. Kutarik ke atas cup BHnya sehingga tangankupun leluasa menjelajahi dan meremas buah dadanya yang mulai tumbuh itu. Kupilin perlahan puting dadanya yang mulai mengeras.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oom.. Jangan Oom.. Tari malu” katanya sambil menatap adegan di laptopku dimana si wanita bule sedang mengerang-erang nikmat disetubuhi dari belakang.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Nggak usah malu sayang” jawabku sambil agak memutar tubuhnya sehingga aku leluasa menikmati dadanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kulumat buah dada yang baru tumbuh itu dan kujilat lalu kuisap putingnya yang kecil berwarna merah muda itu. Sementara tanganku yang satu telah merambah paha sampai mengenai celana dalamnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Pelan-pelan Oom.. Sakit” desahnya ketika tanganku mengusap-usap kemaluannya setelah celana dalamnya aku sibak. Mulutku masih sibuk mencari kepuasan dari buah dada anak belia ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kamu cantik sekali Tari.. Ohh yeah..” kataku meracau sambil mengulum dan menjilati buah dadanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanganku mengelus-elus pundaknya yang jernih, sedangkan yang satunya sedang merambah kemaluan anak perawan ini. Kemaluanku tampak memberontak di dalam celanaku, bahkan sudah mengeluarkan cairannya karena sudah sangat terangsang. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kuturunkan Tari dari pangkuanku, dan akupun berdiri didepannya. Kuciumi bibirnya dengan ganas sambil tanganku meremas-remas rambutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Emmhh.. Emmhh..” hanya itu yang terdengar dari mulut Tari.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kumasukkan lidahku dan kujelajahi rongga mulutnya. Sementara kuraih tangan Tari dan kuletakkan ke kemaluanku yang sudah sangat membengkak. Tetapi lagi-lagi dia hanya diam saja. Memang dasar anak-anak, belum tahu cara memuaskan lelaki, pikirku. Dengan agak kesal kutekan pundaknya sehingga dia berlutut di depanku. Dia agak berontak akan bangun lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo.. Berlutut!!” kataku sambil menarik rambutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tampak air mata Tari berlinang di sudut matanya. Dengan cepat aku lepas celana dan celana dalamku, sehingga kemaluanku berdiri dengan gagah di depannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo isap!!” perintahku pada Tari yang tampak ketakutan melihat kemaluanku yang sebesar lengannya itu. Kugenggamkan tangannya pada kemaluanku itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ampun oomm.. Jangan Oom.. Besar sekali.. Nggak muat Oom” katanya mengiba-iba. Terasa tangannya bergetar memegang kemaluanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo!!” bentakku sambil menarik rambutnya sehingga kemaluankupun menyentuh wajahnya yang imut dan innocent itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tampak Tari sambil menahan tangisnya membuka mulutnya dan akupun sambil berkacak pinggang menyorongkan kemaluanku padanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aahh.. Yes.. Make Daddy happy..” desahku ketika kemaluanku mulai memasuki mulutnya yang mungil. Akupun mengelus-elus rambutnya yang berpita itu dengan penuh kasih sayang ketika Tari mulai menghisapi kemaluanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo jilati batangnya.. Sayang” kataku sambil mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Taripun mulai menjilati batang kemaluanku dengan perlahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo isap lagi” instruksiku lagi sambil tanganku mengangkat dagunya dan menyorongkan kemaluanku padanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Taripun mulai lagi mengulum kemaluanku, walaupun hanya ujungnya saja yang masuk ke dalam mulutnya. Kutekan kemaluanku ke dalam mulutnya sehingga hampir separuhnya masuk kedalam mulutnya. Tampak dia tersedak ketika kemaluanku mengenai kerongkongannya. Dikeluarkannya kemaluanku untuk mengambil nafas, sementara aku tertawa geli melihatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sudah. Oom.. Jangan lagi Oom” Tari memohon. Air matanya tampak menetes di pipinya</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oom belum puas. Ayo lagi!!” bentakku sambil menjambak rambutnya, sehingga wajahnya terdongak ke atas menatapku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Taripun terisak menangis, tetapi kemudian dia kembali menjilati dan mengulum kemaluanku. Pemandangan di kamar hotel itu sangatlah indah menurutku. Seorang laki-laki dewasa dengan tubuh tinggi besar sedang berkacak pinggang, sementara seorang anak di bawah umur dengan wajah tanpa dosa sedang mengulum kemaluannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin sekitar 15 sampai 20 menit aku ajari anak perawan itu cara untuk memberikan kepuasan oral pada lelaki. Setelah itu aku merasakan kemaluanku akan meledakkan cairan ejakulasinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Buka mulutmu!!” perintahku pada Tari sambil mengeluarkan kemaluanku dari kulumannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian kukocok-kocok kemaluanku sebentar, dan kemudian muncratlah cairan spermaku ke dalam mulutnya dan sebagian mengenai wajahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh.. Yeahh.. Nikmat.. Kamu hebat Tari..” erangku saat orgasme.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo telan!!” perintahku lagi ketika melihat dia akan memuntahkan spermaku keluar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tampak dia berusaha menelan spermaku, walaupun karena jumlahnya yang banyak, sebagian meleleh keluar dari mulutnya. Diambilnya tisu dan dibersihkannya wajahnya sambil membetulkan pakaiannya sehingga rapi kembali. Dia pun kemudian mengambil dan meminum habis sisa susunya. Sementara aku pergi ke toilet untuk buang air kecil. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekembalinya aku dari toilet, tampak Tari sedang duduk gelisah di sofa. Pandangan matanya tampak kosong dan berubah menjadi takut ketika melihat aku menghampirinya. Aku tersenyum dan duduk disampingnya. Kembali kuelus-elus pundak dan tangannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Omm.. Tari pengin pulang Oom.. Tari capek..” katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Yach kamu istirahat dulu aja sayang” jawabku sambil mencium pipinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kamipun duduk terdiam. Kusetel kembali TV yang masih menayangkan acara kartun kesukaannya itu. Kuusap-usap tubuhnya yang duduk di sampingku sambil sesekali kuciumi. Aku menunggu hingga kejantananku bangkit kembali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku beranjak ke meja dimana laptopku masih menayangkan adegan syur semenjak tadi. Di layar sekarang seorang pria bule sedang dihisap kemaluannya oleh dua wanita cantik. Yang satu bule juga, sedangkan yang lain wanita Asia, kalau tidak salah Asia Carrera namanya. Memang film produksi Vivid ini bagus sehingga aku menyimpannya di harddiskku. Melihat adegan demi adegan di layar, kejantananku pun perlahan bangkit kembali. Kudatangi sofa dimana Tari berada. Tari tampak gelisah ketika aku berlutut di depannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku ingin menikmati memekmu sayang” kataku sambil menyibakkan rok mininya. Kuciumi pahanya dan kujilati sampai mengenai celana dalamnya. Kemudian kulepas celana dalamnya itu sehingga vaginanya yang bersih tak berbulu itu tampak mempesonaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jangan Oom.. Tolong Oom” kata Tari ketika tanganku mulai meraba kemaluannya. Karena gemas, langsung aku jilati dan isap vaginanya. Lidahku menari-nari dan kumasukkan ke dalam liangnya yang perawan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Uhh.. Ampun Oom..” erangnya ketika aku menemukan klitorisnya dan langsung kuhisap. Sementara tanganku naik ke atas meremas buah dadanya. Kupilin-pilin putingnya sehingga mulai mengeras. Sementara vaginanya pun sudah mengeluarkan lendir tanda dia telah siap untuk disetubuhi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo kita lanjutkan di ranjang, manis..” kataku sambil merengkuh tubuhnya dan menggendongnya. Aku ciumi bibirnya sambil badannya tetap aku gendong menuju kamar tempat tidur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kurebahkan tubuhnya di ranjang, dan akupun mulai melucuti pakaianku. Tampak kemaluanku sudah kembali membengkak ingin diberi kenikmatan oleh anak kecil ini. Tari tampak memandangku dengan tatapan mengiba. Matanya menampakkan ketakutan melihat ukuran kemaluanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Langsung kuterkam tubuhnya di ranjang dan kuciumi wajahnya yang manis. Kubuka tanktopnya juga BHnya dan kulempar ke lantai. Langsung kusantap buah dadanya yang masih dalam masa pertumbuhan itu, dan kujilati dan kuisapi putingnya hingga mengeras.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu kubuka rok mininya, sehingga Taripun sudah telanjang bulat pasrah di atas ranjang. Jariku kemudian menari merambah vaginanya dan mengusap-usap klitorisnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tolong jangan Oom.. Aduh.. Oom.. Jangan Oom.. Tari masih perawan Oom.” rengeknya. Aku menghentikan kegiatanku dan menatapnya</div>
<div style="text-align: justify;">
“Memangnya Bu Dita bilang apa?” tanyaku</div>
<div style="text-align: justify;">
“Katanya Tari nggak akan diperawani. Cuma dipegang dan diciumi aja” jawabnya terisak. Mendengar itu timbul perasaan iba karena ternyata dia telah dibohongi oleh Dita.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya sudah..</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kamu hisap lagi aja kontol Oom seperti tadi” perintahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Akupun lalu tidur telentang dan Taripun kutarik hingga wajahnya berada di depan kemaluanku yang sudah berdiri tegak. Kutekan kepalanya perlahan, hingga Taripun kembali memberikan kenikmatan mulutnya pada kemaluanku. Tampak dari tatapanku, kepalanya naik turun menghisapi kemaluanku. Tangankupun mengelus-elus rambutnya penuh rasa sayang seperti rasa sayang bapak kepada anaknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya terus.. Sayang” erangku menahan nikmat yang tiada tara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah beberapa menit, kutarik tubuhnya sehingga wajahnya tepat berada diatas wajahku. Kuciumi bibirnya sambil tanganku meremas-remas pantatnya. Kemudian kubalikkan badannya, sehingga badanku yang tinggi besar menindih tubuh belianya. Kusedot puting buah dadanya dan kugigit-gigit sehingga menimbulkan bekas memerah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu kurenggangkan pahanya, dan kuarahkan kemaluanku ke vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Jangan Oom.. Ampun Oom.. Jangan.. Ampun..” rengek Tari ketika kemaluanku mulai menyentuh bibir vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tambah bernafsu saja mendengar rengekannya, dan kutekan kemaluanku sehingga mulai menerobos liang vagina perawannya. Terasa sesuatu menghalangi kemaluanku, yang pasti adalah selaput daranya</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ahh.. Sakiitt..” jeritnya menahan tangis ketika kutekan kemaluanku merobek selaput daranya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kutahan sebentar menikmati saat aku mengambil keperawanan anak ini, kemudian kugerakkan pantatku maju mundur menyetubuhinya.<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah.. Nikmat.. Ahh.. God.. Memekmu enak Tari.” racauku</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh.. Ampun.. Sakit.. Udah Oom.. Ampun..” Tari merintih kesakitan sambil menangis.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Yes.. You naughty girl.. Daddy must punish you.. Yeah..” aku kembali meracau kenikmatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kugenjot terus kemaluanku, dan aku merasakan nikmatnya jepitan vagina Tari yang sangat sempit itu. Tampak air mata Tari meleleh membasahi pipinya, dan ketika kugenjot kemaluanku tampak wajahnya menyeringai menahan sakit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian kutarik pahanya sehingga melingkari pinggangku, dan sambil duduk di ranjang kugenjot lagi vaginanya. Tanganku sibuk menjelajahi buah dadanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bosan dengan posisi itu, kubalikkan badannya dan kusetubuhi dia dengan gaya “doggy style”. Sudah tak terdengar lagi rengekan Tari, hanya suara erangannya dan isak tangisnya yang memenuhi ruangan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ahh.. Sakit Oom ampun..” rengeknya kembali ketika rambutnya kutarik sehingga wajahnya terdongak ke atas.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sambil kusetubuhi tubuhnya, kadang kuciumi dan kugigiti pundak dan lehernya dari belakang, sambil tanganku memerah buah dadanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah kurang lebih satu jam aku setubuhi dia dengan berbagai macam posisi, akupun tak tahan untuk mengeluarkan cairan ejakulasiku. Kubalikkan badannya dan kugesek-gesekkan kemaluanku di dadanya. Kadang kugesek-gesekkan juga ke seluruh wajahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ahh.. Memang enak perawan kamu Tari..” erangku sambil menumpahkan spermaku di dadanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Akupun kemudian bergegas menuju toilet untuk membersihkan diri. Kemaluanku pun kubersihkan dari sisa sperma bercampur darah perawan Tari. Sekembalinya aku dari toilet, kulihat Tari masih terbaring di ranjang sambil menangis terisak-isak. Kubiarkan saja dia di sana, karena aku sudah merasa puas dan merasa menjadi lebih muda setelah mereguk kenikmatan dari anak itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kuminum sisa birku, dan kutelepon Dita untuk menjemput Tari. Tak lama, Dita pun datang.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Gimana Pak Robert?” tanyanya tersenyum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Wah.. Puas.. Tuh anak enak banget” kataku tertawa kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Syukurlah Pak Robert puas. Sengaja saya pilihin yang bagus kok Pak” katanya lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Percaya deh sama Dita. Tuh anaknya masih di kamar”</div>
<div style="text-align: justify;">
Dita pun masuk ke kamar tidur sedangkan aku nonton TV di sofa. Lagi-lagi masih berita perang di CNN. Sementara itu, terdengar Tari menangis di kamar sedangkan Dita berusaha menghiburnya. Setelah kurang lebih setengah jam, merekapun muncul dari dalam kamar tidur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya permisi dulu Pak Robert” pamit Dita.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh ya Dit.., kalau ada yang bagus lagi telepon ya. Untuk obat awet muda.” jawabku sambil mengedipkan mataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Beres Pak” jawabnya sambil menggandeng Tari keluar.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ini tasnya ketinggalan” kataku sambil menyerahkan tas Tari yang berisi buah-buahan untuk adiknya itu. Kuperhatikan mata Tari masih sembab, dan jalannya pun agak pincang ketika meninggalkan kamar hotelku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak lama akupun cek out dari hotel. Dalam perjalanan pulang ke apartemenku, aku mampir di panti pijat langgananku. Tubuhku agak pegal sehabis menyetubuhi Tari tadi. Setelah dipijat, dan mandi air hangat, tubuhku terasa sangat segar. Akupun bergegas pulang dengan mengendarai Mercy silver metalik kesayanganku. Tak lupa kusetel lagu Al Jarreau kesayanganku.</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com18tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-45421320626675622042018-01-24T21:08:00.000-08:002018-01-24T21:08:38.977-08:00Cerita Dewasa Polwan Disetubui Sembilan Pria<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://1.bp.blogspot.com/-BTqqlcsygM8/WmllrOZyLDI/AAAAAAAAIwU/mQV0iKYYhFgCud1pm4rJlP9BEiFc23-bgCLcBGAs/s1600/097087500_1464250847-20160526-Polwan-Cantik-Bripda-Muthia.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="360" data-original-width="640" height="360" src="https://1.bp.blogspot.com/-BTqqlcsygM8/WmllrOZyLDI/AAAAAAAAIwU/mQV0iKYYhFgCud1pm4rJlP9BEiFc23-bgCLcBGAs/s640/097087500_1464250847-20160526-Polwan-Cantik-Bripda-Muthia.jpg" width="640" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">CERITA DEWASA -</a></span></b> Bripda Handayani, 20 tahun, adalah seorang anggota Bintara Polwan yang baru dilantik beberapa bulan yang lalu dan masih Perawan. Handayani atau sering dipanggil Yani itu memiliki wajah yang cukup cantik, berkulit putih dengan bibir yang merah merekah, tubuhnya kelihatan agak berisi dan sekal. Orang-orang di sekitarnya pun menilai wajahnya mirip dengan artis Desy Ratnasari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak orang menyayangkan dirinya yang lebih memilih profesi sebagai seorang polisi wanita daripada menjadi artis atau seorang foto model. Maklumlah, dengan penampilannya yang cantik itu Handayani memiliki modal yang cukup untuk berprofesi sebagai seorang foto model atau artis sinetron.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tinggi badannya 168 cm dan ukuran bra 36B, membuat penampilannya makin menggairahkan, apalagi ketika ia mengenakan baju seragam dinas Polwan dengan baju dan rok seragam coklatnya yang berukuran ketat sampai-sampai garis celana dalamnya pun terlihat jelas menembus dan menghias kedua buah pantatnya yang sekal. Karena ukuran roknya yang ketat, sehingga saat ia berjalan goyangan pantatnya terlihat aduhai. Semua pria yang berpikiran nakal pastilah ingin mencicipi tubuhnya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada suatu malam sehabis lembur, sekitar jam 10 malam ia berjalan sendirian meninggalkan kantor untuk pulang menuju ke mess yang kebetulan hanya berjarak sekitar 600 meter dari Markas Polda tempatnya berdinas. Dia merasakan badannya amat lelah akibat seharian kerja ditambah lembur tadi, sekujur tubuhnya pun terasa lengket-lengket karena keringat yang juga membasahi seragam dinas yang dikenakannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan berjalan agak lambat, kini tibalah Handayani pada sebuah jalan pintas menuju ke mess yang kini tinggal berjarak 100 meter itu, namun jalan tersebut agak sunyi dan gelap. Tiba-tiba tanpa disadarinya, sebuah mobil Kijang berkaca gelap memotong jalan dan berhenti di depannya. Belum lagi hilang rasa kagetnya, sekonyong-konyong keluar seorang pemuda berbadan kekar dari pintu belakang dan langsung menyeret Bripda Handayani yang tidak sempat memberikan perlawanan itu masuk ke dalam mobil tersebut, dan mobil itu kemudian langsung tancap gas dalam-dalam meninggalkan lokasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di dalam mobil tersebut ada empat orang pria. Bripda Handayani diancam untuk tidak berteriak dan bertindak macam-macam, sementara mobil terus melaju dengan cepat. Handayani yang masih terbengong-bengong pun didudukkan di bagian tengah, diapit 2 orang pria. Sementara mobil melaju, mereka berusaha meremas-remas pahanya. Tangan kedua lelaki tersebut mulai bergantian mengusap-usap kedua paha mulus Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Naluri polisi Handayani kini bangkit dan berontak. Namun belum lagi berbuat banyak, tiba-tiba lelaki yang duduk di belakangnya memukul kepala Handayani beberapa kali hingga akhirnya Handayani pun mengakhiri perlawanannya dan pingsan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua tangan Bripda Handayani diikat ke belakang dengan tali tambang hingga dadanya yang montok dan masih dilapisi seragam Polwan itu mencuat ke depan. Sementara itu selama dalam perjalanan kedua orang pria yang mengapitnya itu memanfaatkan kesempatan dengan bernafsu menyingkap rok seragamnya Handayani sampai sepinggang. Setelah itu kedua belah kakinya dibentangkan lebar-labar ke kiri dan kanan sampai akhirnya tangan-tangan nakal kedua lelaki tersebut dengan leluasa menyeruak ke dalam celana dalam Handayani, kemudian dengan bernafsu mengusap-ngusap kemaluan Bripda Handayani. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya sampailah mereka di sebuah rumah besar yang sudah lama tidak ditempati di suatu daerah sepi. Mobil langsung masuk ke dalam dan garasi langsung ditutup rapat-rapat. Kemudian Handayani yang masih pingsan itu langsung digotong oleh dua orang yang tadi mengapitnya masuk ke dalam rumah tersebut. Rumah tersebut kelihatan sekali tidak terawat dan kosong, namun di tengah-tengahnya terdapat satu sofa besar yang telah lusuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ternyata di sana sudah menunggu kurang lebih sekitar lima orang pria lagi, jadi total di sana ada sekitar sembilan orang lelaki. Mereka semua berperangai sangar, badan mereka rata-rata dipenuhi oleh tatto dan lusuh tidak terawat, sepertinya mereka jarang mandi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bripda Handayani kemudian didudukkan di sebuah kursi sofa panjang di antara mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Waw betapa cantiknya Polwan ini.” guman beberapa lelaki yang menyambut kedatangan rombongan penculik itu sambil memandangi tubuh lunglai Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba-tiba salah seorang dari mereka berujar memerintah, “Jon.., ambilin air..!”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seseorang bernama Joni segera keluar ruangan dan tidak lama kemudian masuk dengan seember air.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ini Frans..,” ujar Joni.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans yang berbadan tegap dan berambut gondrong itu berdiri dan menyiramkan air pelan-pelan ke wajah Bripda Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa saat kemudian, ketika sadar Polwan cantik itu terlihat sangat terkejut melihat suasana di depannya, “Kamu…” katanya seraya menggerakkan tubuhnya, dan dia sadar kalau tangannya terikat erat. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kali ini Frans tersenyum, senyum kemenangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mau apa kamu..!” Bripda Handayani bertanya setengah menghardik kepada Frans.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jangan macam-macam ya, saya anggota polisi..!” lanjutnya lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans hanya tersenyum, “Silakan saja teriak, nggak bakal ada yang dengar kok. Ini rumah jauh dari mana-mana.” kata Frans.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Asal tau aja, begitu urusan gue di Polda waktu itu beres, elo udah jadi incaran gue nomer satu.” sambungnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sadar akan posisinya yang terjepit, keputusasaan pun mulai terlihat di wajah Polwan itu, wajahnya yang cantik sudah mulai terlihat memelas memohon iba. Namun kebencian di hati Frans masih belum padam, terlebih-lebih dia masih ingat ketika Bripda Handayani membekuknya saat dia beraksi melakukan pencopetan di dalam sebuah pasar. Namun karena bukti yang kurang, saat diproses di Polda Frans pun akhirnya dibebaskan. Hal inilah yang membuat Frans mendendam dan bertindak nekat seperti ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang di kalangan dunia kriminal nama Frans cukup terkenal. Pria yang berusia 40-an tahun itu sering keluar masuk penjara lantaran berbagai tindak kriminal yang telah dibuatnya. Tindakannya seperti mencopet di pasar, merampok pengusaha, membunuh sesama penjahat. Kejahatan terakhir yang belum semat terlacak oleh polisi yang dia lakukan beberapa hari yang lalu adalah merampok dan memperkosa korbannya, yaitu seorang ibu muda yang berusia sekitar 25 tahun, istri dari seorang pengusaha muda yang kaya raya. Ibu itu sendirian di rumahnya yang besar dan mewah karena ditinggal suaminya untuk urusan bisnis di Singapura.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ampun Mas, maafkan aku, aku waktu itu terpaksa bersikap begitu.” katanya seolah membela diri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ha.. ha.. ha…” Frans tertawa lepas dan serentak lelaki yang lainnya pun ikut tertawa sambil mengejek Bripda Handayani yang duduk terkulai lemas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hei Polwan goblok, gue ini kepala preman sini tau! Elo nangkep gue sama aja bunuh diri!” ujar Frans sambil mengelus-elus dagunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sekarang elo musti bayar mahal atas tindakan elo itu, dan gue mau kasih elo pelajaran supaya elo tau siapa gue.” sambungnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bripda Handayani pun tertunduk lemas seolah dia menyesali tindakan yang telah diambilnya dulu, airmatanya pun mulai berlinang membasahi wajahnya yang cantik itu. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba-tiba, “BUKK..” sebuah pukulan telak menghantam pipi kanannya, membuat tubuh Handayani terlontar ke belakang seraya menjerit. Seorang lelaki berkepala botak telah menghajar pipinya, dan “BUKK” sekali lagi sebuah pukulan dari si botak menghantam perut Handayani dan membuat badannya meringkuk menahan rasa sakit di perutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aduh.., ampun Bang.. ampunn..,” ujar Handayani dengan suara melemah dan memelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans sambil melepaskan baju yang dikenakannya berjalan mendekati Handayani, badannya yang hitam dan kekar itu semakin terlihat seram dengan banyaknya tatto yang menghiasi sekujur badannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Udah Yon, sekarang gue mau action.” ujar Frans sambil mendorong Yonas si kepala Botak yang menghajar Handayani tadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak perduli dengan pembelaan diri Handayani, Frans dengan kasarnya menyingkapkan rok seragam Polwan Handayani ke atas hingga kedua paha mulus Handayani terlihat jelas, juga celana dalam putihnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Handayani menatap Frans dengan ketakutan, “Jangan, jangan Mas…” ucapnya memelas seakan tahu hal yang lebih buruk akan menimpa dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian, dengan kasar ditariknya celana dalam Handayani sehingga bagian bawah tubuh Handayani telanjang. Kini terlihat gundukan kemaluan Handayani yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang tidak begitu lebat, sementara itu Handayani menangis terisak-isak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Para lelaki yang berada di sekitar Frans itu pun pada terdiam melongo melihat indahnya kemaluan Polwan itu. Untuk sementara ini mereka hanya dapat melihat ketua mereka mengerjai sang Polwan itu untuk melampiaskan dendamnya. Kini Frans memposisikan kepalanya tepat di hadapan selangkangan Handayani yang nampak mengeliat-geliat ketakutan. Tanpa membuang waktu, direntangkannya kedua kaki Handayani hingga selangkangannya agak sedikit terbuka, dan setelah itu dilumatnya kemaluan Handayani dengan bibir Frans.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan rakus bibir dan lidah Frans mengulum, menjilat-jilat lubang vagina Handayani. Badan Handayani pun menggeliat-geliat kerenanya, matanya terpejam, keringat mulai banjir membasahi baju seragam Polwannya, dan rintihan-rintihannya pun mulai keluar dari bibirnya akibat ganasnya serangan bibir Frans di kemaluannya, “Iihh.. iihh.. hhmmh..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak tahan melihat itu, Joni dan seorang yang bernama Fredi yang berdiri di samping langsung meremas-meremas payudara Handayani yang masih terbungkus seragam itu. Bripda Handayani sesekali nampak berusaha meronta, namun hal itu semakin meningkatkan nafsu Frans. Jari-jari Frans juga meraba secara liar daerah liang kemaluan yang telah banjir oleh cairan kewanitaannya dan air liur Frans. Jari telunjuknya mengorek dan berputar-putar dengan lincah dan sekali-sekali mencoba menusuk-nusuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aakkh.. Ooughh…” Bripda Handayani semakin keras mengerang-ngerang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah puas dengan selangkangan Handayani, kini Frans bergeser ke atas ke arah wajah Handayani. Dan kini giliran bibir merah Handayani yang dilumat oleh bibir Frans. Sama ketika melumat kemaluan Handayani, kini bibir Handayani pun dilumat dengan rakusnya, dicium, dikulum dan memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hmmph.. mmph.. hhmmp..” Handayani hanya dapat memejamkan mata dan mendesah-desah karena mulutnya terus diserbu oleh bibir Frans. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bunyi decakan dan kecupan semakin keras terdengar, air liur mereka pun meleleh menetes-netes. Sesekali Frans menjilat-jilat dan menghisap-hisap leher jenjang Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“It?s showtime..!” teriak Frans yang disambut oleh kegembiraan teman-temannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini Frans yang telah puas berciuman berdiri di hadapan Bripda Handayani yang napasnya terengah-engah akibat gempuran Frans tadi, matanya masih terpejam dan kepalanya menoleh ke kiri seolah membuang wajah dari pandangan Frans. Frans pun membuka celana jeans lusuhnya hingga akhirnya telanjang bulat. Kemaluannya yang berukuran besar telah berdiri tegak mengacung siap menelan mangsa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini Frans meluruskan posisi tubuh Handayani dan merentangkan kembali kedua kakinya hingga selangkangannya terkuak sedikit kemudian mengangkat kedua kaki itu serta menekuk hingga bagian paha kedua kaki itu menempel di dada Handayani. Hingga kemaluan Handayani yang berwarna kemerahan itu kini menganga seolah siap menerima serangan. Tangis Handayani semakin keras, badannya terasa gemetaran, dia tahu akan apa-apa yang segera terjadi pada dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Frans pun mulai menindih tubuh Handayani, tangan kanannya menahan kaki Handayani, sementara tangan kirinya memegangi batang kemaluannya membimbing mengarahkan ke lubang vagina Handayani yang telah menganga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ouuhh.. aah.. ampuunn.. Mass..!” rintih Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Badan Handayani menegang keras saat dirasakan olehnya sebuah benda keras dan tumpul berusaha melesak masuk ke dalam lubang vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaakkh..!” Handayani mejerit keras, matanya mendelik, badannya mengejang keras saat Frans dengan kasarnya menghujamkan batang kemaluannya ke dalam lubang vagina Handayani dan melesakkan secara perlahan ke dalam lubang vagina Handayani yang masih kencang dan rapat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keringat pun kembali membasahi seragam Polwan yang masih dikenakannya itu. Badannya semakin menegang dan mengejan keras disertai lolongan ketika kemaluan Frans berhasil menembus selaput dara yang menjadi kehormatan para gadis itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah berhasil menanamkan seluruh batang kemaluannya di dalam lubang vagina Handayani, Frans mulai menggenjotnya mulai dengan irama perlahan-lahan hingga cepat. Darah segar pun mulai mengalir dari sela-sela kemaluan Handayani yang sedang disusupi kemaluan Frans itu. Dengan irama cepat Frans mulai menggenjot tubuh Handayani, rintihan Handayani pun semakin teratur dan berirama mengikuti irama gerakan Frans.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ooh.. oh.. oohh..!” badannya terguncang-guncang keras dan terbanting-banting akibat kerasnya genjotan Frans yang semakin bernafsu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah beberapa menit kemudian badan Frans menegang, kedua tangannya semakin erat mencengkram kepala Handayani, dan akhirnya disertai erangan kenikmatan Frans berejakulasi di rahim Bripda Handayani. Sperma yang dikeluarkannya cukup banyak hingga meluber keluar. Bripda Handayani hanya dapat pasrah menatap wajah Frans dengan panik dan kembali memejamkan mata disaat Frans bergidik untuk menyemburkan sisa spermanya sebelum akhirnya terkulai lemas di atas tubuh Handayani. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tangis Handayani pun kembali merebak, ia nampak sangat shock. Badan Frans yang terkulai di atas tubuh Handayani pun terguncang-guncang jadinya karena isakan tangisan dari Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Gimana rasanya Sayang..? Nikmat kan..?” ujar Frans sambil membelai-belai rambut Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa saat lamanya Frans menikmati kecantikan wajah Handayani sambil membelai-belai rambut dan wajah Handayani yang masih merintih-rintih dan menangis itu, sementara kemaluannya masih tertancap di dalam lubang vagina Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Makanya jangan main-main sama gue lagi ya Sayang..!” sambung Frans sambil bangkit dan mencabut kemaluannya dari vagina Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo siapa yang mau maju, sekarang gil…” ujar Frans kapada teman-temannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Belum lagi Frans selesai bicara, Fredi sedari tadi di sampingnya sudah langsung mengambil posisi di depan Handayani yang masih lemas terkulai di kursi sofa. Beberapa orang yang tadinya maju kini mereka mundur lagi, karena memang Fredi adalah orang kedua dalam geng ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Fredi yang berumur 38 tahun dan berperawakan sedang ini segera melepaskan celana jeans kumalnya, dan kemudian naik ke atas sofa serta berlutut tepat di atas dada Handayani. Kemaluannya yang telah membesar dan tidak kalah gaharnya dengan kemaluan Frans kini tepat mengarah di depan wajah Handayani. Handayani pun kembali membuang wajah sambil memejamkan matanya. Fredi mulai memaksa Handayani untuk mengoral batang kejantanannya. Tangannya yang keras segera meraih kepala Handayani dan menghadapkan wajahnya ke depan kemaluannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah itu kemudian Fredi memaksakan batang kejantanannya masuk ke dalam mulut Handayani hingga masuk sampai pangkal penis dan sepasang buah zakar bergelantungan di depan bibir Handayani, yang kelagapan karena mulutnya kini disumpal oleh kemaluan Fredi yang besar itu. Fredi mulai mengocokkan batang penisnya di dalam mulut Handayani yang megap-megap karena kekurangan oksigen. Dipompanya kemaluannya keluar masuk dangan cepat hingga buah zakarnya memukul-mukul dagu Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bunyi berkecipak karena gesekan bibir Handayani dan batang penis yang sedang dikulumnya tidak dapat dihindarkan lagi. Hal ini membuat Fredi yang sedang mengerjainya makin bernafsu dan makin mempercepat gerakan pinggulnya yang tepat berada di depan wajah Handayani. Batang penisnya juga semakin cepat keluar masuk di mulut Handayani, dan sesekali membuat Handayani tersedak dan ingin muntah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lima menit lamanya batang penis Fredi sudah dikulumnya dan membuat Handayani makin lemas dan pucat. Akhirnya tubuh Fredi pun mengejan keras dan Fredi menumpahkan spermanya di rongga mulut Handayani. Hal ini membuat Handayani tersetak dan kaget, ingin memuntahkannya keluar namun pegangan tangan Fredi di kepalanya sangat keras sekali, sehingga dengan terpaksa Handayani menelan sebagian besar sperma itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaah..,” Fredi pun mendesah lega sambil merebahkan badannya ke samping tubuh Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Segera Handayani meludah dan mencoba memuntahkan sperma dari rongga mulutnya yang nampak dipenuhi oleh cairan lendir putih itu. Belum lagi menumpahkan semuanya, tiba-tiba badannya sudah ditindih oleh Yonas yang dari tadi juga berada di samping.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ouuh..,” Handayani mendesah akibat ditimpa oleh tubuh Yonas yang ternyata telah telanjang bulat itu. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini dengan kasarnya Yonas melucuti baju seragam Polwan yang masih dikenakan Handayani itu. Tetapi karena kedua tangan Handayani masih diikat ke belakang, maka yang terbuka hanya bagian dadanya saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah itu dengan kasarnya Yonas menarik BH yang dikenakan Handayani dan menyembullah kedua buah payudara indah milik Handayani itu. Pemandangan itu segera saja mengundang decak kagum dari para lelaki itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aah.. udah Mass.. ampuunn..!” dengan suara yang lemah dan lirih Handayani mencoba untuk meminta belas kasihan dari para pemerkosanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rupanya hal ini tidak membuahkan hasil sama sekali, terbukti Yonas dengan rakusnya langsung melahap kedua bukit kembar payudara Handayani yang montok itu. Diremas-remas, dikulum dan dihisap-hisapnya kedua payudara indah itu hingga warnanya berubah menjadi kemerah-merahan dan mulai membengkak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah puas mengerjai bagian payudara itu, kini Yonas mulai akan menyetubuhi Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaakkhh…” kembali terdengar rintihan Handayani dimana pada saat itu Yonas telah berhasil menanamkan kemaluannya di dalam vagina Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mata Handayani kembali terbelalak, tubuhnya kembali menegang dan mengeras merasakan lubang kemaluannya kembali disumpal oleh batang kejantanan lelaki pemerkosanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa membuang waktu lagi, Yonas langsung menggenjot memompakan kemaluannya di dalam kemaluan Handayani. Kembali Handayani hanya dapat merintih-rintih seiring dengan irama gerakan persetubuhan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaahh.. aahh.. oohh.. ahh.. ohh..!”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Selang beberapa menit kemudian Yonas pun akhirnya berejakulasi di rahim Handayani. Yonas pun juga tumbang menyusul Frans dan Fredi setelah merasakan kenikmatan berejakulasi di rahim Handayani. Kini giliran seseorang yang juga tidak kalah berwajah garang, seseorang yang bernama Martinus, badannya tegap dan besar serta berotot, kepalanya plontos, kulitnya gelap, penampilannya khas dari daerah timur Indonesia. Usianya sekitar 35 tahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nampak Martinus yang agak santai mulai mencopot bajunya satu persatu hingga telanjang bulat, kemaluannya yang belum disunat itu pun sudah mengacung besar sekali. Handayani yang masih kepayahan hanya dapat menatap dengan wajah yang sendu, seolah airmatanya telah habis terkuras. Kini hanya tinggal senggukan-senggukan kecil yang keluar dari mulutnya, nafasnya masih terengah-engah gara-gara digenjot oleh Yonas tadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah itu dia mendekati Handayani dan menarik tubuhnya dari sofa sampai terjatuh ke lantai. Cengkraman tangannya kuat sekali. Kini dia membalikkan tubuh Handayani hingga telungkup, setelah itu kedua tangan kekarnya memegang pinggul Handayani dan menariknya hingga posisi Handayani kini menungging. Jantung Handayani pun berdebar-debar menanti akan apa yang akan terjadi pada dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan, “Aakkhh.. ja.. jangan di situu.., ough..!” tiba-tiba Handayani menjerit keras, matanya terbelalak dan badannya kembali menegang keras. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ternyata Martinus berusaha menanamkan batang kejantanannya di lubang anus Handayani. Martinus dengan santainya mencoba melesakkan kejantanannya perlahan-lahan ke dalam lubang anus Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaakh.. aahh.. sakit.. ahh..!” Handayani meraung-raung kesakitan, badannya semakin mengejang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan akhirnya Martinus bernapas lega disaat seluruh kemaluannya berhasil tertanam di lubang anus Handayani. Kini mulailah dia menyodomi Handayani dengan kedua tangan memeganggi pinggul Handayani. Dia mulai memaju-mundurkan kemaluannya mulai dari irama pelan kemudian kencang sehingga membuat tubuh Handayani tersodok-sodok dengan kencangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aahh.. aahh.. aah.. oohh.. sudah… oohh.. ampun.. saakiit.. ooh..!” begitulah rintihan Handayani sampai akhirnya Martinus berejakulasi dan menyemburkan spermanya ke dalam lubang dubur Handayani yang juga telah mengalami pendarahan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akan tetapi belum lagi habis sperma yang dikeluarkan oleh Martinus di lubang dubur Handayani, dengan gerakan cepat Martinus membalikkan tubuh Handayani yang masih mengejan kesakitan hingga telentang. Martinus rupanya belum merasakan kepuasan, dan dia tanamkan lagi kejantannya ke dalam lubang vagina Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oouuff.., aahh..!” Handayani kembali merintih saat kemaluan Martinus menusuk dengan keras lubang vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Langsung Martinus kembali menggenjot tubuh lemah itu dengan keras dan kasar sampai-sampai membanting-banting tubuh Handayani membentur-bentur lantai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ouh.. oohh.. ohh..!” Handayani merintih-rintih dengan mata terpejam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan akhirnya beberapa menit kemudian Martinus berejakulasi kembali, yang kali ini di rongga vagina Handayani. Begitu tubuh Martinus ambruk, kini giliran seseorang lagi yang telah antri di belakang untuk menikmati tubuh Polwan yang malang ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Giliran gua. Gue dendam sama yang namanya polisi..!” ujar Jack.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jack, begitulah orang ini sering dipangil, dia adalah residivis keluaran baru yang baru berusia 18 tahun, namun tidaklah kalah sangar dengan Frans atau yang lainnya yang telah berusia 30 sampai 40-an tahun itu. Kejahatannya juga tidak kalah seram, terakhir dia sendirian merampok seorang mahasisiwi yang baru pulang kuliah malam dan kemudian memperkosanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jack memungut topi pet Polwan milik Handayani dan mengenakan ke kepala Handayani yang kini seluruh tubuh lemasnya mulai gemetaran akibat menahan rasa sakit dan pedih di selangkangannya itu. Setelah itu tanpa ragu-ragu Jack memasukkan penisnya langsung menembus vagina Handayani, namun Handayani hanya merintih kecil karena terlalu banyak rasa sakit yang dideritanya. Dan kini seolah semua rasa sakit itu hilang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa menit lamanya Jack memompa tubuh Handayani yang lemah itu. Badan Handayani hanya tersentak-sentak lemah seperti seonggokan daging tanpa tulang. Akhirnya kembali rahim Handayani yang nampak kepayahan itu dibanjiri lagi oleh sperma. Setelah Jack sebagai orang kelima yang memperkosa Handayani tadi, kini empat orang yang lainnya mulai mendekat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka adalah anggota muda dari geng ini, usia mereka juga masih muda. Ada yang baru berusia 15 tahun dan ada pula yang berusia 17 tahun. Namun penampilan mereka tidak kalah seram dengan para seniornya, aksi mereka berempat beberapa hari yang lalu adalah memperkosa seorang gadis cantik berusia 15 tahun, siswi SMU yang baru pulang sekolah. Gadis cantik yang juga berprofesi sebagai foto model pada sebuah majalah remaja itu mereka culik dan mereka gilir ramai-ramai di sebuah rumah kosong sampai pingsan. Tidak lupa setelah mereka puas, mereka pun menjarah dompet, HP, jam tangan serta kalung milik sang gadis malang tadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rata-rata dari mereka yang dari tadi hanya menjadi penonton sudah tidak dapat menahan nafsu, dan mulailah mereka menyetubuhi Handayani satu persatu. Dibuatnya tubuh Polwan itu menjadi mainan mereka. Orang keenam yang menyetubuhi Handayani berejakulasi di rahim Handayani. Namun pada saat orang ke tujuh yang memilih untuk menyodomi Handayani, tiba-tiba Handayani yang telah kepayahan tadi pingsan. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah orang ketujuh tadi berejakulasi di lubang dubur Handayani, kini orang ke delapan dan ke sembilan berpesta di tubuh Handayani yang telah pingsan itu, mereka masing-masing menyemprotkan sperma mereka di rahim dan wajah Handayani serta ada juga yang berejakulasi di mulut Handayani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah keempat orang tadi puas, rupanya penderitan Handayani belumlah usai. Frans dan Martinus kembali bangkit dan mereka satu persatu kembali meyetubuhi tubuh Handayani dan sperma mereka berdua kembali tumpah di rahimnya. Kini semuanya telah menikmati tubuh Bripda Handayani sang Polwan yang cantik itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul 4 pagi, para anggota muda itu diperintah Frans untuk melepas tali yang dari tadi mengikat tangan Handayani. Kemudian mereka disuruh mengenakan dan merapikan seluruh seragam Polwan ke tubuh Handayani, hingga akhirnya Handayani komplit kembali mengenakan seragam Polwannya walau dalam keadaan pingsan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah itu Frans, Martinus dan Yonas menggotong tubuh Handayani ke mobil Kijang. Mereka bertiga membawa tubuh Handayani kembali ke tempatnya diambil tadi malam. Namun selama dalam perjalanan, tiba-tiba nafsu Yonas kembali bangkit, dia pun mengambil kesempatan terakhir ini untuk kembali memperkosa tubuh Handayani sebanyak dua kali. Dia akhirnya berejakulasi di mulut dan di rahim Handayani beberapa meter sebelum sampai pada tujuan. Frans dan Martinus yang duduk di depan hanya dapat memaklumi, karena nafsu sex Yonas memang besar sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah baju seragam Polwan Handayani dirapikan kembali, tubuh lunglai Bripda Handayani dicampakkan begitu saja di pinggir jalan yang sepi di tempat dimana Handayani tadi diciduk. Tanpa diketahui oleh Frans dan Martinus, Yonas diam-diam rupanya menyimpan celana dalam berwarna putih milik Handayani, dan menjadikannya sebagai kenang-kenangan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah itu mereka pun meluncur ke rumah kosong tadi untuk menjemput kawanan geng mereka yang masih berada di sana. Kemudian mereka bersembilan langsung meluncur menuju ke pelabuhan guna menumpang sebuah kapal barang untuk melakukan perjalanan jauh. Mereka pun berharap pada saat sepasukan polisi mulai melacak keberadaan mereka, mereka sudah tenang dalam pelayaran menuju ke suatu pulau di wilayah timur Indonesia.</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-45730888813643496832018-01-18T21:53:00.003-08:002018-01-18T21:53:57.672-08:00Cerita Dewasa Nafsu Birahi Menantuku<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://4.bp.blogspot.com/-mJnWWhTQHrc/WmGHnxLXo9I/AAAAAAAAIsQ/H8a0bXP9o5gC1rkkKXGXRQCdS64hnUecwCLcBGAs/s1600/y106.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Nafsu Birahi Menantuku" border="0" data-original-height="583" data-original-width="594" height="392" src="https://4.bp.blogspot.com/-mJnWWhTQHrc/WmGHnxLXo9I/AAAAAAAAIsQ/H8a0bXP9o5gC1rkkKXGXRQCdS64hnUecwCLcBGAs/s400/y106.PNG" title="menantu nafsu" width="400" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Dewasa Nafsu Birahi Menantuku</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">CERITA DEWASA -</a> </span></b>Berdiri di depan pintu rumahku, menantu permpuanku, Mirna, mendekatkan kepalanya ke arahku dan berbisik, “Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.” Dia memberiku sebuah kecupan ringan di pipi, dan berbalik lalu berjalan menyusul suami dan anaknya yang sudah lebih dulu menuju ke mobil. Yoyok menempatkan bayinya pada dudukan bayi itu, dan seperti biasanya, dia terlalu jauh untuk mendengar apa yang dibisikkan istrinya tercintanya terhadap Ayah kandungnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mirna melenggang di jalan kecil depan rumah dengan riangnya bagai seorang gadis remaja yang menggoda. Yoyok tak mengetahui ini juga, ini semua dilakukan istrinya hanya untukku…</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin kalian mengira aku terlalu mengada-ada soal ini, tapi kenyataannya apa yang Mirna lakukan ini tidak hanya sekali ini saja. Dan sejak aku tak terlalu terkejut lagi, aku merasa ada sesuatu yang hilang jika dia tidak melakukannya saat berkunjung ke rumahku. Aku merasa ada getaran pada penisku, dan sebagai seorang lalaki biasa yang masih normal, pikiran ‘andaikan…A?a,?a"? yang wajar menurutku selalu hadir di benakku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mirna adalah seorang wanita yang bertubuh mungil, tapi meskipun begitu ukuran tubuhnya tersebut tak mampu menutupi daya tarik seksualnya. Sosoknya terlihat tepat dalam ukurannya sendiri. Dia mempunyai rambut hitam pekat yang dipotong sebahu, dia sering mengikatnya dengan bandana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia memiliki energi dan keuletan yang sepengetahuanku tak dimiliki orang lain. Sebuah keindahan nan elok kalau ingin mendiskripsikannya. Dia selalu sibuk, selalu terlihat seakan dikejar waktu tapi tetap selalu terlihat manis. Dia masuk dalam kehidupan keluarga kami sejak dua tahun lalu, tapi dengan cepat sudah terlihat sebagai anggota keluarga kami sekian lamanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Yoyok bertemu dengannya saat masih kuliah di tahun pertama. Mirna baru saja lulus SMU, mendaftar di kampus yang sama dan ikut kegiatan orientasi mahasiswa baru. Kebetulan Yoyok yang bertugas sebagai pengawas dalam kelompoknya Mirna. Seperti yang sering mereka bilang, cinta pada pandangan pertama. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka menikah di usia yang terbilang muda, Yoyok 23 tahun dan Mirna 19 tahun. Setahun kemudian bayi pertama mereka lahir. Aku ingat waktu itu kebahagian terasa sangat menyelimuti keluarga kami. Suasana saat itu semakin membuat kami dekat. Mirna mempunyai selera humor yang sangat bagus, selalu tersenyum riang, dan juga menyukai bola. Dia sering terlihat bercanda dengan Yoyok, mereka benar-benar pasangan serasi. Dia selalu memberi semangat pada Yoyok yang memang memerlukan hal itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Yoyok dan Mirna sering berkunjung kemari, membawa serta bayi meraka. Mereka telah mengontrak rumah sendiri, meskipun tak terlalu besar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pikir mereka merasa kalau aku membutuhkan seorang teman, karena aku seorang lelaki tua yang akan merasa kesepian jika mereka tak sering berkunjung. Disamping itu, aku memang sendirian di rumah tuaku yang besar, dan aku yakin mereka suka bila berada disini, dibandingkan rumah kontrakannya yang sempit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ibunya Yoyok telah meninggal karena kanker sebelum Mirna masuk dalam kehidupan kami. Sebenarnya, tanpa mereka, aku benar-benar akan jadi orang tua yang kesepian. Aku masih sangat merindukan isteriku, dan bila aku terlalu meratapi itu, aku pikir, kesepian itu akan memakanku. Tapi pekerjaanku di perkebunan serta kunjungan mereka, telah menyibukkanku. Terlalu sibuk untuk sekedar patah hati, dan terlalu sibuk untuk mencari wanita untuk mengisi sisa hidupku lagi. Aku tak terlalu memusingkan kerinduanku pada sosok wanita. Tak terlalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bayi mereka lahir, dan menjadi penerus keturunan keluarga kami. Kami sangat menyayanginya. Dan kehidupan terus berjalan, Yoyok melanjutkan pendidikannya untuk gelar MBA, dan Mirna bekerja sebagai Teller di sebuah Bank swasta.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kunjungan mereka padaku tak berubah sedikitpun, cuma bedanya sekarang mereka sering membawa beberapa bingkisan juga. Tentu saja, diasamping itu juga perlengkapan bayi, beberapa popok, mainan dan makanan bayi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa bulan lalu Mirna dan bayi mereka datang saat Yoyok masih di kelasnya. Dia duduk disana menggendong bayinya di lengannya. Dia sedang berusaha untuk menidurkan bayinya. Aku tak tahu caranya, tapi pemandangan itu entah bagaimana telah menggelitik kehidupan seksualku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ngomong-omong… kapan Ayah akan segera menikah lagi?” dia bertanya dengan getaran pada suaranya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku tak tahu. Aku kelihatannya belum terlalu membutuhkan kehadiran seorang wanita dalam hidupku. Lagipula, aku telah memiliki kalian yang menemaniku.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku tidak bicara tentang teman. Aku sedang bicara soal seks.” matanya mengedip kearahku saat dia bicara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Apa?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayah tahu, seks.” dia hampir saja tertawa sekarang. “Ketika seorang lelaki dan wanita sudah telanjang dan memainkan bagiannya masin-masing?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya, aku tahu seks,” aku membela diri. “Lagipula kamu pikir darimana suamimu berasal?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Yah, aku hanya khawatir kalau Ayah sudah melupakannya. Maksudku, apa Ayah tak merindukan hal itu?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Terima kasih atas perhatianmu, tapi aku sudah terlalu tua untuk hal seperti itu.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hei! Lelaki tak pernah bosan dengan hal itu. Setidaknya begitulah dengan putramu.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Anakku jauh lebih muda dariku, dan dia mempunyai seorang istri yang cantik.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Terima kasih, tapi aku masih tetap menganggap Ayah membutuhkannya,” dia menekankan suaranya pada kata ‘Ayah’.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Terima kasih sudah ngobrol,” kataku, masih terdengar sengit. Ada sedikit jeda pada perbincangan itu, saat dia masih menekan kehidupan seksualku. Aku pikir bukanlah urusannya untuk mencampuri hal itu meskipun kadang aku membayangkannya juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dia pandang bayinya, yang akhirnya tertidur, dan memberinya sebuah senyuman rahasia, sepertinya mereka berdua akan berbagi sebuah rahasia besar. Masih memandangnya, tapi dia berbicara padaku, “Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.” <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Apa!!!?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku serius.” Mirna menatapku. “Kalau Ayah menginginkan aku… Ayah adalah seorang lelaki yang tampan. Ayah membutuhkan seks. Disamping itu, aku bersedia, kan?”</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pikir dia sedang bercanda. Tapi wanita yang menggoda ini tidak sedang main-main. Tapi tetap saja tak mungkin aku melakukannya dengan istri dari anak kandungku sendiri. “Terima kasih atas tawarannya, tapi kupikir aku akan menolak tawaranmu.” suaraku terdengar penuh dengan keraguan saat mengucapkannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mirna mencibirkan bibir bawahnya, aku tak bisa menduga apa yang sedang dirasakannya. Dia tetap terlihat menawan, dan aku merasa Yoyok sangat beruntung.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia bicara dengan pelan. “Dengar, Yoyok tak akan tahu. Maksudku, aku tak akan mengatakannya kalau Ayah juga menjaga rahasia. Dan bukan berarti aku menawarkan diriku pada setiap lelaki yang kutemui. Aku bukan wanita seperti itu dan aku bisa mengatur agar sering berkunjung kemari. Dan aku tahu Ayah menganggapku cukup menarik kan, sebab aku sering melihat Ayah memandangi pantatku.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak mungkin menyangkalnya. Mirna mungkin tak terlalu tinggi, tapi dia memiliki bongkahan pantat yang indah diatas kedua kakinya. “Ya, kamu memang memiliki pantat yang indah. Tapi itu bukan berarti kalau aku ingin berselingkuh dengan menantuku sendiri.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia berhenti sejenak, tapi Mirna kelihatannya tak akan menyerah begitu saja. “Yah, tapi jangan lupa. “Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan itulah awal dari semua ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seiring minggu yang berlalu, entah di sengaja atau tidak, dia seakan selalu berusaha untuk menggodaku, membuat puting sususnya menyentuh dadaku saat dia menyerahkan bayinya padaku untuk ku gendong. Atau dia masukkan jarinya di mulutnya saat Yoyok tak melihat, dan menghisapnya dengan pandangan penuh kenikmatan ke arahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu waktu dia duduk di lantai dengan kaki menyilang dan sedang bermain dengan bayinya, dia memandangku tepat di mata, tersenyum, dan menyentuh pangkal paha di balik celana jeansnya. Aku tak akan melupakan hal itu. Dan dia entah bagaimana selalu menemukan cara untuk berduaan denganku walaupun sesaat, dan dia memberiku ciuman singkat yang penuh gairah, tepat di bibir. Itu semua dilakukannya berulang-ulang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kalau Ayah mau… aku nggak menolak,” dia berbisik di belakang Yoyok saat suaminya itu sedang memasukkan DVD pada player.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kalau Ayah mau… aku nggak menolak,” dia berbisik saat mendekat untuk menyodorkan minuman padaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kalau Ayah mau… aku nggak menolak,” dia membisikkannya setiap kali dia berpamitan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan sekarang, aku bukanlah terbuat dari batu, dan aku tak akan bilang tingkah lakunya itu tidak memberikan pengaruh terhadapku. Mirna sangat manis dan mungil, dan meskipun setelah melahirkan bayi pertamanya tak membuat tubuhnya berubah seperti kebanyakan wanita. Dia tetap langsing, dan manis, dan dia menawarkan dirinya untuk kumiliki. Tapi aku tak akan memulai langkah pertama untuk tidur dengan menantuku sendiri, tak perduli semudah apapun itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setidaknya itulah yang tetap kukatakan pada diriku sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa minggu yang lalu kami semua berkumpul di rumahku untuk melihat pertandingan bola. Aku mengambil beberapa kaleng minuman dan sedang berada di dapur untuk menyiapkan beberapa makanan ringan saat Mirna muncul dari balik pintu itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hai!” sapanya, membuka pintu dan masuk ke dapur. “Ayah sudah siap untuk pertandingan nanti?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hampir. Aku sedang membuat makanan untuk keluarga kecil kita, dan aku punya beberapa wortel untuk cucuku. Aku pikir dia akan suka dan warnanya sama dengan kesebelasan yang akan bertanding nanti, kan?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mirna tertawa dan berkata. “Aku rasa dia tak akan perduli. Disamping itu bukankah ada hal lain yang lebih baik yang bisa Ayah kerjakan untukku?” <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jangan menggodaku. Aku seorang kakek dan aku akan lakukan apa yang menurutku akan disukai oleh cucuku.” aku memandangnya. Mirna berdiri di sana memakai bandana merah kesukaannya diatas rambutnya yang sebahu. Dia memakai kaos yang sedikit ketat yang bahkan tak sampai ke pinggangnya, dan pusarnya mengedip padaku dibalik kaosnya. Kancing jeansnya membuatnya kelihatan seperti anak-anak diera bunga tahun 60an, dan dia memakai sandal dengan bagian bawah yang tebal yang menjadikannya lebih tinggi sepuluh centi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kuku kakinya dicat merah senada dengan lipstiknya, dan itu menjadi terlihat dengan sangat menarik dibalik denimnya. Dia selalu suka mengenakan perhiasan, dan dia memakainya pada leher, telinga, pergelangan tangan dan bahkan di jari kakinya. Dia membuatku berandai-andai jika saja aku masih remaja, jadi aku dapat memacari gadis sepertinya. Mungkin suatu waktu nanti aku harus pergi ke kampus dan mencari gadis-gadis. Khayalanku terhenti saat menyadari kalau Yoyok dan bayinya tidak mengikutinya masuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mana anggota keluargamu yang lainnya?” aku bertanya ingin tahu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mereka akan segera datang. Yoyok pergi ke toko perkakas untuk membeli peralatan mesin cuci yang rusak. Dia ingin membawa serta anaknya. ‘Perjalanan ke toko perkakas yang pertama bersama Ayah’ kurasa yang dikatakannya padaku.” dia tersenyum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Apa Ayah mempermasalahkan saat pertama kalinya mengajak Yoyok ke toko perkakas?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku tak ingat,” aku berkata dengan garing.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mirna mendekat padaku, dan menaruh tangannya melingkari leherku. “Ini kesempatan Ayah. Kalau Ayah mau… aku nggak menolak.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mirna memandangku tepat di mata dan mengangkat tubuhnya dan menciumku lama dan liar. Aku ingin mendorongnya, tapi aku tak tahu dimana aku harus menaruh tanganku. Aku tak mau menyentuh pinggang telanjang itu, dan jika aku menaruh tanganku di dadanya aku pasti akan menyentuh puting susunya. Saat aku masih terkejut dan bingung, aku temukan diriku menikmati ciumannya. Ini sudah terlalu lama, dan aku merasa telah lupa akan rasa lapar yang mulai tumbuh dalam diriku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya aku menghentikan ciuman itu dan mundur dan melepaskan tangannya dari leherku. “Kita tak bisa melakukannya.” aku mencoba menyampaikannya dengan lembut, tapi aku takut itu kedengaran seperti rajukan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya kita bisa.” Mirna kembali menaruh lengannya di leherku dan mendorong bibirku ke arahnya. Ada gairah yang lebih lagi dalam ciuman kali ini, dan akhirnya penerimaanku. Kali ini saat kami berhenti, ada sedikit kekurangan udara diantara kami berdua, dan aku semakin merasa sedikit bimbang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mirna memandangku dengan binar di matanya dan sebuah senyuman di bibirnya. “Ayah menginginkanku. Aku bisa merasakannya. Ayah tak mendapatkan wanita setahun belakangan ini, dan Ayah tak mempunyai tempat untuk melampiaskannya. Dan aku menginginkan Ayah. Jadi tunggu apa lagi…”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada sisi ini aku tak mampu berkomentar. Aku menginginkannya. Tapi aku tak dapat meniduri menantuku, bisakah aku? Tapi aku menginginkan dia. Aku merasa pertahananku melemah, dan saat Mirna menciumku lagi, aku jadi sedikit terkejut saat menyadari diriku membalas ciumannya dengan rakus. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mmmmm. Itu lebih baik,” katanya saat kami berhenti untuk mengambil nafas. Mirna menarik tangannya dari leherku dan mulai melepaskan kancing celanaku saat menciumku kembali lalu dia mundur. Jadi dia bisa melihat saat dia melepaskan kancing jeansku, menurunkan resletingnya, dan merogoh ke dalam untuk mengeluarkan barangku. Aku terkejut saat terlihat jadi tampak lebih besar di genggaman tangannya yang kecil. Setahun sudah tak disentuh oleh wanita , dan bereaksi dengan cepat, menjadi keras dan cairan pre-cumnya keluar saat dia mengocoknya dengan lembut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mirna mundur dan duduk. Saat kepalanya turun, dia menempatkan bibirnya di pangkal penisku yang basah. “Aku rasa aku menyukai bentuknya,” bisiknya sambil menatap mataku. Lalu kemudian dia membuka mulutnya dan dengan perlahan memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Ke dalam dan lebih dalam lagi penisku masuk dalam mulutnya yang lembut, hangat dan basah, dan aku merasa berada di dalam vagina yang basah dan kenyal saat lidahnya menari di penisku. Akhirnya aku merasa telah berada sedalam yang ku mampu, bibirnya menyentuh rambut kemaluanku dan kepala penisku berada entah di mana jauh di tenggorokannya. Penisku tanpa terasa mengejang, dan pinggangku bergerak berlawanan arah dengannya, dan bersiap untuk menyetubuhi wajahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi Mirna perlahan menjauhkan mulutnya dariku, menimbulkan suara seperti sedang mengemut permen. Saat dia bangkit untuk menciumku lagi, aku mengarahkan tanganku diantara pahanya. Aku gosok jeansnya dan dia menggeliat karenanya. “Mmmm, itu pasti nikmat,” katanya. “Tapi biar aku membuatnya jadi lebih mudah.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mirna melepaskan kancing celananya dan menurunkan resletingnya, memperlihatkan celana dalam katunnya yang bergambar beruang kecil. Diturunkannya celananya dan melepaskannya dari tubuhnya. Kami melihat ke bawah pada area gelap dibawah sana dimana kewanitaannya bersembunyi, dan kemudian aku sentuh perutnya yang kencang dan terus menurunkan celana dalamnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mirna mengerang dalam kenikmatan saat tanganku mencapai sasarannya dibalik celana dalamnya. Vaginanya serasa selembut pantat bayi, dan aku sadar kalau dia pasti telah mencukurnya sebelum kemari. Terasa basah dan licin oleh cairan kewanitaannya dan membuatku kagum karena itu tak menimbulkan bekas basah di luar jeansnya. Saat tanganku menyelinap dibalik bibir vaginanya dan menyentuh klitorisnya yang mengeras, dia memejamkan matanya dan menekan berlawanan arah dengan jariku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mirna menaruh salah satu tangannya di leherku dan mendorong kami untuk sebuah ciuman intensif berikutnya sedangkan tangannya yang lain mengocok penisku dan tanganku terus bergerak dalam lubang basahnya. Saat kami berhenti untuk bernafas, Mirna mundur dan mengatakan sesuatu yang mengejutkan, “Yoyok datang.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku segera melepasnya dan menuju jendela. Ya, mobil Yoyok terlihat di jalan sedang menuju kemari. Mirna pasti melihatnya dari balik bahuku saat kami saling mencumbui leher. Tiba-tiba perasaan bersalah datang menerkam karena hampir saja ketahuan. Aku tak percaya apa yang hampir saja kami lakukan. Dengan tergesa-gesa aku kenakan kemabali celanaku, tapi Mirna menghentikanku dan menangkap tanganku dan melanjutkan kocokannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hei, tidak boleh. Tak semudah itu Ayah boleh mengakhirinya. Aku telah menunggu terlalu lama untuk ini.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tapi Yoyok hampir datang! Dia akan melihat kita!”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mirna mengeluarkan penisku dan berjalan ke arah meja dapur. “Ini perjanjiannya,” katanya. “Aku tak akan mengadu pada Yoyok tentang apa yang baru saja kita lakukan kalau Ayah dapat dapat mengeluarkan seluruh sperma Ayah dalam vaginaku sebelum dia sampai kemari.” Sambil berkata begitu, dia menurunkan celananya hingga lutut dan membungkuk di meja itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dia segera datang!” hampir saja aku teriak. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak.” Mirna membentangkan kakinya sejauh celananya memungkinkan untuk itu dan dia memandangku lewat bahunya. “Dia harus menggendong bayi dan mengeluarkan semua barangnya. Biasanya dia memerlukan beberapa menit. Sekarang kemarilah dan setubuhi aku.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mirna telah telanjang dari pinggang hingga kaki, dan dia memohon padaku agar segera memasukkan diriku dalam tubuhnya. Aku menatap dua lubang yang mengundang itu. Pantatnya begitu kencang dan aku tak terusik saat melihat lubang anusnya yang berkerut kemerahan, dan di bawahnya, bibir vaginanya yang merah, terlihat mengkilap basah. Kakinya tak sejenjang model, tapi lebih kecil dan terasa pas, dan aku membayangkan bercinta dengannya beberapa jam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tangannya bergerak kebelakang diantara pahanya dan menempatkan tangannya pada vaginanya. Dengan dua jarinya dilebarkannya bibir vaginanya hingga terbuka, dan aku dapat melihat lubang merah mudanya mengundang penisku agar segera masuk. “Ayo,” katanya. “Ambil aku.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak tahu apa dia sedang bercanda saat mengatakannya. Yoyok atau bukan, rangsangan ini lebih dari cukup untuk mereguk birahinya. Aku melangkah ke belakang menantuku dan menempatkan penisku di kewanitaannya. Saat aku mendorong penisku melewati lubang surganya yang sempit, aku dapat merasakan jari Mirna menahan bibir madunya agar tetap terbuka, dan dia melenguh saat aku memegang pinggangnya dan memasukkan diriku padanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mirna telah sangat basah hingga aku dengan mudah melewati vagina mudanya yang sempit. Aku mulai mengayunkan barangku di dalamnya, sebagian didorong oleh nafsu akan tubuh menggairahkannya dan sebagian oleh rasa takut jika Yoyok memergoki kami. Mirna mengerang, dan aku dapat merasakan jarinya menggosok kelentit dan bibir vaginanya sendiri. Nafasnya mulai tersengal, dan setelah beberapa goyangan dariku, dia segera orgasme. Suara rengekan pelan keluar dari bibirnya saat dia mencengkeram pinggiran meja dengan kuat, dan letupan orgasmenya menggoncang kami berdua saat aku menghentaknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Itu cukup untuk menghantarku. Aku tak berhubungan dengan wanita dalam setahun ini, dan aku belum pernah mendapatkan yang sepanas Mirna. Aku menahan nafas dan mendorong seluruh kelaki-lakianku ke dalam dirinya. Kami mematung, dan kemudian spermaku menyemprot dengan hebat jauh di dalam surganya. Serasa aku telah mengguyurnya dengan sperma yang panas dan berlebih. Dia mengerang dalam nikmat, menggetarkan pantatnya di seputar penisku saat aku mengosongkan persediaan benihku. Dia melemah seiring dengan habisnya spermaku, dan kami akhirnya berhenti bergerak, kecuali untuk mengambil nafas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Takut Yoyok akan datang sebelum kami sempat melepaskan diri, aku keluarkan diriku dari tubuhnya dengan bunyi plop yang basah, lalu mundur menjauh dan mengenakan celanaku. Mirna masih tetap berbaring tertelungkup di atas meja merasakan kehangatan campuran cairan birahi kami, pantat telanjangnya masih tetap memanggilku. Aku lihat spermaku dan cairannya mulai meleleh keluar dari bibir surganya. Aku palingkan muka dan melihat Yoyok hampir sampai di pintu belakang, bayi di tangan yang satu dan belanjaan di tangan lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku berbalik dan memohon pada Mirna. ” Ayolah!” kataku. “Kamu telah dapatkan keinginanmu. Dia hampir sampai kemari.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mirna bangkit, tatapan matanya masih kelihatan linglung. Dia bergerak ke depanku, menjadikanku sebagai penghalang dari pandangan suaminya saat dia dengan tergesa-gesa memakai celananya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Apa kalian sudah siap untuk pertandingannya?” tanya Yoyok sambil membuka pintu.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya,” aku menjawab dari balik punggungku saat aku diam untuk menghalangi Mirna yang menaikkan resletingnya. Setelah dia selesai, aku segera berbalik untuk menyambut Yoyok.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ini,” katanya, menyodorkan bayinya padaku dan meletakkan belanjaannya diatas meja dapur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Urus ini, aku akan mengambil popok bayi.” Yoyok melangkah ke pintu yang masih terbuka, dan aku menghampiri Mirna. Dia masih terlihat sedikit linglung.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hampir saja,” kataku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sini, biar aku yang menggendongnya.” <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku berikan bayinya. Mirna memberiku pemandangan seraut wajah dari seorang wanita yang puas sehabis bersetubuh, dan memberiku ciuman hangat yang basah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Masih ada satu hal lagi yang harus kuketahui,”katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Apa itu?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
A?a,?A"Kalau aku ingin, bisakah aku mendapatkannya besok?”</div>
<div style="text-align: justify;">
Dan dia melenggang begitu saja tanpa menunggu jawabanku yang hanya melongo bengong. Dia yakin kalau akan bersedia…</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-24146283149002659022018-01-17T00:22:00.000-08:002018-01-17T00:22:45.873-08:00Cerita Dewasa Sekretaris Cantik, Pelampiasan Nafsuku<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-f2ZT2g-9IDU/Wl8G0ZE6_6I/AAAAAAAAIqw/e8DDL0uto_cJWXD0sNIQOQaEVALo7Vg3QCLcBGAs/s1600/war5.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Sekretaris Cantik, Pelampiasan Nafsuku" border="0" data-original-height="600" data-original-width="581" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/-f2ZT2g-9IDU/Wl8G0ZE6_6I/AAAAAAAAIqw/e8DDL0uto_cJWXD0sNIQOQaEVALo7Vg3QCLcBGAs/s400/war5.PNG" title="pelampiasan nafsuku" width="386" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Dewasa Sekretaris Cantik, Pelampiasan Nafsuku</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
“Iya… masuk.” Terdengar ketukan diluar pintu ruangan saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Maaf pak. Apakah bapak mau memulai untuk menyeleksi calon sekretaris.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hmmm… suruh masuk.” Perintah Dani tanpa menoleh kepada bawahannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa saat kemudian terdengar kembali suara ketukan di pintu ruangan tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Masuk…”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Siang pak…”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hmmm… silahkan perkenalkan siapa kamu.” Sahut Dani tanpa terlalu memperdulikan kehadiran calon pelamar tersebut di hadapannya yang masih berdiri. Saat itu Dani memang sedang asik membaca berita berita fresh news di Forum kecintaannya di Bluefame.com.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tolong sebutkan nama kamu… umur kamu… sekarang kamu tinggal dimana… dan apa pendidikan terakhir kamu serta dari universitas mana.” Tanya kembali Dani yang tak memperdulikan wanita yang kini duduk di depan mejanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Nama saya Sarah Pradipta, saat ini saya berusia 21 tahun. Saya tinggal di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur. Saya merupakan Lulusan D3 jurusan sekretaris pada universitas Swasta Trisakti.” Jawab Sarah dengan lancar tanpa merasa gugup bila sedang interview.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu sarah mengenakan baju yang sungguh menawan. Blazer hitam dipadu kemben putih tanpa memakai Bra yang menahan buah dada yang berukuran 36B hingga terlihat jelas sekali terbentuk puting susunya pada pakainannya. Rok ketat pendek yang memamerkan kemulusan kulit pahanya yang putih, seakan memancing setiap tangan untuk menjamah serta merasakan kehalusannya. Dengan postur tubuh sekitar 170 cm yang cukup tinggi bagi wanita seperti Sarah. Terkadang banyak sahabatnya yang bertanya kepadanya, mengapa ia lebih memilih untuk menjadi seorang sekretaris dibandingkan menjadi seorang model karena Sarah memiliki segala kriteria seorang model papan atas. Paras wanita indo antara Belanda-Jawa. Bola mata coklat dipadu dengan Rambut berombak merah bata sepunggung, kulit putih bersih. Memiliki leher yang jenjang, dengan sedikit rambut halus yang tumbuh di lehernya. Lekukan tubuh yang mengiurkan setiap mata yang memandang. Seakan akan mengundang terjangan setiap laki laki yang memandangnya bila sedang berjalan. Memang selama ini Sarah sangat menjaga kebugaran tubuhnya dengan erobik rutin di sebuah gym Selebritis Fitnnes dibilangan Kelapa Gading, Jakarta Utara. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sepintas Dani tertuguh dengan hadirnya bidadari yang berdiri dihadapannya saat itu. Tanpa kembali memperdulikan fresh news yang paling ia suka bila membuka forum Bluefame.com.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tatapannya bagaikan menelanjang Sarah, menatap dan menilai setiap lekukan tubuh Sarah saat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Pak… apakah ada yang salah dengan pakaian yang sekarang saya kenahkan. Apakah bapak kurang berkenan dengan pakaian ini.” Tutur Sarah setelah menyadari tatapan Dani yang menatapnya dari ujung kaki hingga ujung rambut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ooh… tidak tidak ada yang salah, hmmm… saya suka dengan penampilan kamu… apakah kamu sudah berkeluarga saat ini.” Tanya Dani yang ingin mengetahui status pelamarnya saat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Belum pak… Saat ini saya ingin memfokuskan untuk karier saya, oleh karena itu saya tidak ingin menjalin sebuah hubungan dengan siapapun.” Jawab Sarah dengan menundukkan wajahnya menatap ke bawah karena malu atas pertanyaan itu. Atau mungkin karena malu atas tatapan Dani yang terus menatapnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Selain kemampuan dibidang kesektretarisan. Kamu memiliki kemampuan apa lagi. Mungkin ini agak mengherankan, namun ini sebetulnya sangat diperlukan sekali bagi seorang sekretaris saya.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hmmm… dilain bidang kesekretarisan… mungkin saya juga bisa memberikan sesuatu yang lebih untuk bapak… namun bila bapak juga mengingginkannya.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perlahan Sarah berjalan mendekati tempat Dani, dengan menampilkan paras muka nakalnya Sarah membuka retsleting celana Dani dan mengeluarkan naga saktinya keluar dari sarangnya. Di genggamnya batang kemaluan Dani dengan jari jari lentiknya. Perlahan dikocok kocok batang kemaluan itu naik turun seirama. Sesekian detik kemudian naga yang tertidur itu terbangun dan mengeliak dengan urat urat yang menonjol di tubuhnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan lidah nakalnya Sarah memulai permainannya dengan menjilat kepala kemaluan yang ia genggam itu. Memasukkan kemaluan Dani dengan diameter cukup besar dan panjangnya sekitar 17 – 20 sentimeter itu ke dalam mulutnya. Dengan lahap Sarah menelan habis batang kemaluan itu. Mengoral dengan menaik turunkan sambil tangan sebelah kanannya membelai kantung kemenyan Dani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Merasa kemaluannya sedang di oral oleh Sarah dengan nikmatnya, tangan sebelah kanan Dani pun turun mencari bongkahan buah surga yang menjulang mengemaskan ke dalam genggaman tangannya yang kekar berotot itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Merasa tak ingin sensasi ini terganggu, Dani melepaskan genggaman buah dada Sarah yang kini telah mengelantung di luar baju dalamnya dan mengapai telphonenya serta memberitahukan bawahannya bahwa untuk saat ini ia tak ingin diganggu serta memberitahukan bahwa ia telah menerima Sarah sebagai sekretarisnya yang baru. saat ini ia memberitahukan juga bahwa ia sedang memberikan tugas kepada Sarah tentang tugas tugasnya sebagai sekretarisnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah menaruh kembali gagang telphone tersebut Dani kembali mencari mainannya yang tadi sempat tertunda.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian Sarah melepaskan kulupannya dan menanyakan kemungkinan apakah Dani mengingginkan sensasi yang lebih dari permainan ini dan yang merupakan tanda terima kasih karena ia telah diterima untuk berkerja di perusahaan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sarah duduk di atas meja kerja Dani dan merenggangkan kedua kakinya tepat dihadapan Dani yang menampilkan celana dalam putih dengan model renda. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurunkan celana dalam berendanya yang membungkus lipatan gundukan daging montok itu dihadapan Dani yang mulai terpanah dengan pemandangan yang kini ia saksikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak ingin berlama lama memandangnya. Dani langsung memendamkan kepalanya di dalam selangkangan Sarah dan melahap harumnya liang kemaluan Sarah yang terawat itu. Ternyata selain merawat kebugaran tubuhnya. Sarah juga tak lupa merawat liang kewanitaannya dengan segala ramuan ramuan tradisional yang berasal dari ibunya yang keturunan orang Jawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keharuman terpancar di dalam selangkangannya, memberikan sejuta rangsangan terhadap Dani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sshhhhh…. mmmmm….” rintih Sarah mendahakkan kepalanya menatap ke atas menikmati setiap jengkal jilatan Irawan terhadap vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sluup… sluup… terdengar suara jilatan Dani yang sedang menikmati.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sssshhh…. Pak. Ooohh….” erang kembali Sarah saat Dani memainkan klitorisnya dan mengigit halus serta menekan nekan kepala Dani tanpa memperdulikan bahwa Dani adalah atasannya saat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jilatan demi jilatan menjelajahi vag|na Sarah, hingga tak sanggup lagi Sarah menahan lebih lama rasa yang ingin meledak didalam dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Nafas yang makin memburu… sahut menyahut didalam ruangan yang cukup besar itu. Beruntung ruangan Dani kedap suara, jadi tak kwatir sampai terdengan oleh karyawannya di luar sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa menit kemudian Sarah mengejang sambil mendesah keras serta meluruskan kedua kakinya yang jenjang itu lurus tepat di belakang kepala Dani yang sedang terbenam menjilati bongkahan vag|na Sarah. Akhirnya Sarah mencapainya dengan keringat disekujur tubuhnya. Meskipun ruangan tersebut Full AC namun Sarah masih merasa kepanasan di sekujur tubuhnya saat itu. Mungkin karena pengaruh hawa nafsu yang kini menjalar didalam dirinya atas rasa yang barukali ini ia dapatkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih dengan posisi Sarah duduk di atas mejanya. Dani membuka seluruh celana serta celana dalamnya dan membebaskan sepenuhnya naga sakti yang ia banggakan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menyadari hal itu Sarah menaikan lebih tinggi Rok ketatnya hingga ke pinggangnya yang ramping dan merenggangkan kedua pahanya yang siap akan dinikmati oleh atasan barunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dani mengenggam batang kemaluannya dan mengosokannya diantara bibir vag|na Sarah yang telah basah bercampur liur Dani dan mani Sarah yang tadi keluar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perlahan Dani menekan kepala kemaluannya ke dalam vag|na Sarah yang menantang ingin segera di ganjal oleh batang kemaluaan besar berurat Dani. vag|na yang hanya dihiasi bulu bulu halus berbentuk V diatas liangnya. Semakin membuat gemas Dani yang memandangnya. Dengan dibantu Sarah yang membuka kedua pahanya semakin lebar, mempermudah kemaluan Dani untuk segera menerobos masuk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Pak… plan… pelan Pak. Sakit.” Ujar Sarah ketika merasakan mahkota keperwanannya ini akan segera dilahap oleh atasannya. Dengan mimik muka Sarah yang mengigit bibir sensualnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tahan sebentar yah… setelah ini kamu akan merasakan sebuah sensasi yang tak mungkin kamu dapatkan ditempat lain selain dengan saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sarah hanya mengangguk kecil kepada Dani yang melanjutkan dorongannya untuk segera mendobrak pintu surganya yang masih rapat tertutup itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan kedua tangan yang memegang kedua sisi meja Dani, Sarah menahan dorongan Dani yang terus berusaha.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Kepala kemaluannya memasuki vag|na Sarah perlahan lahan dan semakin dalam. Setelah terasa seluruh dari batang kemaluannya masuk semua. Dani tak langsung menariknya kembali. Sesaat didiamkan dulu batang kemaluannya didalam vag|na sempit Sarah yang perawan itu. Menikmati remasan remasan otot vag|na Sarah terhadap batang kemaluannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sensasi wajah Sarah yang menahan sakit yang dirasakan semakin membuat Dani semakin meluap birahinya untuk lebih lanjut menyetubuhi Sarah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Pelan pelan Dani menarik kembali batang kemaluannya dari dalam vag|na Sarah dan hanya menyisakan kepalanya saja dan kembali menekan masuk terus dan berulang ulang hingga Sarah merasakan birahinya kembali bangkit bersamaan dengan gesekan gesekan yang dibuat oleh Dani kepada liang kewanitaannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Pak… lebih cepat dong pak dorongannya.” Ujar Sarah meminta agar Dani semakin cepat memompa vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap tekanan yang dilakukan Dani terhadap vag|na Sarah, mengakibatkan klitorisnya ikut tergesek dan menimbulkan sensasi nikmat yang begitu indah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Merasa vag|na Sarah telah dapat menerima kehadiran batang kemaluannya yang besar ini, maka pompaan Dani pun semakin genjar keluar masuk kedalam vag|na Sarah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak terasa pergumulan ini berlangsung selama 30 menit lamanya. Hingga Sarah telah keluar sebanyak 4 kali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Pak… sssshhh…. please pak… nikmatnya batang kemaluan bapak ini. Trus pak….” desah Sarah semakin mengila atas rasa yang ia dapatkan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Paaaakkk… Sarah tidak kuat lagi…. Aaakkkhhh…”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar seruhan Sarah yang sedikit lagi mencapai puncaknya, maka Dani pun tak ingin lebih lama lagi. Kali ini Dani ingin mengakhiri dengan bersama sama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tahan sebentar Sarah… kita sama sama keluarinnya. Jangan dikeluarin dulu… tahan.” Perintah Dani yang semakin genjar memompa vag|na sarah yang tak memperdulikan perih yang dirasakan Sarah pada bibir vaginanya yang semakin memerah itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya….</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaaakkkhhh… Saaaarrraaah.” Erang Dani yang bersamaan dengan erangan sarah pada saat itu memanjang sambil saling berpelukan dalam dekapannya masing masing.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anita ( 20 tahun )</div>
<div style="text-align: justify;">
Seusai persenggamahan mereka. Sarah bergegas mengenakan seluruh pakaiannnya dan merapikan pakaian yang agak lesuh itu karena pergumulannya dengan Dani atasan barunya. Tak lupa Sarah mengambil secarik Tissue basah dari tas kecilnya dan membersihkan vaginanya dari bekas bekas sperma yang di muncratkan Dani didalam liang kewanitaannya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sepulang kerja Dani menawarkan untuk mengantar sekretaris barunya Sarah pulang ke rumahnya yang berada di perumahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setibanya Sarah dan Dani didepan rumahnya. Sarah dikejutkan dengan hal yang membuat Sarah untuk meninggalkan Dani sendiri dirumahnya bersama dengan adiknya Anita. Kepergian Sarah yang tiba tiba itu dikarena ada salah satu keluarganya yang sakit keras malam itu juga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan Sarah tak sungkan meminta pertolongan Dani untuk menunggunya di rumahnya bersama Anita adiknya yang masih kuliah di Universitas Gunadarma. Karena mereka hanya tinggal bertiga di rumah itu, sedangkan ayahnya Sarah telah meninggal dunia sekitar 4 tahun yang silam. Bersama dengan ibunya yang kini menjanda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan spontan Dani menawarkan Sarah untuk mengunakan mobil Jaguarnya untuk menemani ibunya ke rumah saudaranya malam itu. Tawaran Dani pun tak sia sia kan. Sarah bersama ibunya berangkat menuju rumah saudaranya yang berada cukup jauh daritempat tinggalnya dengan mengunakan mobil Jaguar yang Dani tawarkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kecantikan Anita tak kalah dengan kecantikan kakaknya. Paras muka Anita mungkin dapat dikatakan lebih menawan dan mempesona dibandingkan dengan kakaknya Sarah. Dengan kulit yang sama putih serta berambut hitam lurus sebahu, dihiasi bibir dan mata yang menantang laki laki disekitar komplek perumahannya. Postur tubuh Anita lebih pendek dibandingkan dengan kakaknya. Sekitar 165 cm dengan sepasang buah dada berukuran 36 C lebih besar diatas kakaknya. Sepasang bongkahan pantat menawan yang dipadu dengan pinggulnya yang langsing.</div>
<div style="text-align: justify;">
Postur tubuh Anita membuat Darah muda Dani kembali terbakar setelah mengetahui kemolekkan tubuh adik Sarah ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mimpi apa aku kemarin malam… hingga hari ini aku dikelilingi oleh bidadari cantik seperti Sarah dan Anita. Sungguh beruntungnya diriku hari ini.” Kata Dani dalam hatinya. Ketika merasa keberuntungan berpihak kepadanya saat ini. Pertama mendapatkan seorang sekretaris secantik Sarah serta mendapatkan kenikmatan menyetubuhi Sarah siang tadi didalam ruangannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“yuk masuk… kita tunggu mama dan kak Sarah didalam saja.” “Oh yah, perkenalkan nama saya Anita, umur saya 20 tahun nanti bulan depan. Anita panggil siapa yah sama….” Oceh Anita yang terus menerus sambil berjalan kedalam rumahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Nama saya Dani Direktur disalah satu Perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang ekspor impor. Sekaligus merupakan atasan baru kakakmu Sarah. Panggil saja kak Dani.” Ujar Dani buru buru karena belum sempat memperkenalkan namanya sebari tadi karena ocehan Anita wanita yang membuat mata Dani terus terpanah dengan goyangan pantatnya ketika berjalan tepat dibelakangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh… jadi boss baru kak Sarah yah… wah kak Sarah beruntung sekali yah memiliki boss yang baik hati serta tampan seperti kak Irrrrwaaan…” “Anita juga mau bila nanti kerja memiliki boss setampan kakak Dani.” Ujar Anita yang panjang lebar. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kak… sebentar yah, Anita mau menyegarkan badan Anita dulu. Bau nih, seharian kena terik matahari. Kak Dani kalau mau minum ambil saja sendiri, jangan malu malu anggap saja seperti rumah kakak sendiri.” Kata Anita sambil memainkan matanya yang nakal ke arah tatapan Dani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gila sungguh mengiurkan tubuh Anita adiknya Sarah ini. Beruntung sekali bila ada pria yang akan menjadi kekasihnya kelak nanti. Tak kalah dengan kakaknya Sarah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Merasa haus… Dani berjalan mencari kulkas untuk mengambil sebotol minuman ringan menghapus dahaganya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sambil kembali duduk di sofa ruang tamu keluarga Sarah. Dani kembali dikagetkan dengan kehadiran Anita yang hanya mengenahkan gaun tidur putih tipis tiga jari dari lututnya, samar samar menampakkan seluruh lekukkan tubuhnya dibalik gaun yang seksi itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu indah pemandangan yang sekarang Dani saksikan, sayang bila matanya harus mengedip meski hanya sekejap. Anita mengunakan gaun putih dengan celana dalamnya hitam model G-String dipadu dengan Bra berwarna hitam segitiga yang hanya menutupi puting susunya saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tak terasa naga yang bersembunyi didalam celana katun Dani kembali mengeliak dengan hebat hingga membentuk tonjolan yang cukup besar pada luar celananya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Loh kok malah bengong sih… apa ada yang salah yah dengan baju tidur yang Anita pakai ini atau mungkin kakak kurang menyukainya.” Ujar Anita setelah melihat tatapan Dani yang kaget melihatnya keluar dari dalam kamarnya yang masih dengan rambutnya yang masih basah karena mandi tadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak… tidak ada yang salah dan saya suka kok dengan gaun tidur kamu… hanya saja hhhmmmm…” jawab Dani dengan gugup karena tertangkap basah melihat kearah buah dadanya serta ke arah selangkangannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hanya saja… apa? Kok diam sih. Atau mungkin karena kakak kaget malihat Anita mengenahkan gaun tidur dengan dalamanya yang terlihat jelas yah.” Sahut Anita sambil mengoda Dani yang merasa malu karena melihatnya begitu seksi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan agak gugup Dani menjawab “Hanya saja kamu terlihat begitu sangat dewasa di bandingkan dengan saat kamu mengenakan kaos dan celana jeans.” Tutur Dani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Trus setelah itu…”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Trus kamu juga sangat seksi sekali mengenahkan gaun tidur itu. Kakak sangat mengagumi keindahan tubuhmu.”</div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba tiba deringan Handphone Anita berbunyi. Ternyata yang menelphone itu adalah kakaknya. Sarah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hallo… kenapa Kak Sarah.” Sahut Anita menjawab panggilan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Anita. Mungkin kakak tidak bisa pulang malam ini karena paman ternyata sedang mengalami pendarahan, saat ini paman sedang dirawat intensif dirumah sakit RSCM, Salemba. Kak Dani masih disana tidak? Suruh saja ia menginap dirumah kita, karena hari semakin malam dan mustahil ada taksi yang berkeliaran jam segini. Kak Dani nanti persilahkan saja untuk tidur di kamar kakak saja.” Ujar Sarah memberitahukan bahwa ia serta ibunya tak dapat pulang malam ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya… kak Dani masih disini sedang ngobrol dengan Anita.” Jawab Anita kembali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Anita ingat yah… kak Dani adalah milik kakak. Jadi jangan kamu sekali kali berbuat yang bukan bukan terhadapnya malam ini. Ingat pesan kakak yah.” Ancam Sarah yang memfokuskan pembicaraannya untuk tidak mengusik kehadiran Dani malam ini disaat ia tak ada disana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oke boss… bagi bagi dong kalau punya cowok setampan ini kak…” ejek Anita kepada Sarah di telphone.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Awas kamu kalau macam macam yah…”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Gimana… apakah Sarah pulang malam ini…” Tanya Dani yang ingin tahu apakah Sarah pulang malam ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kak Sarah tidak dapat pulang malam ini, dan kakak diminta untuk menginap saja disini dan tidur di kamarnya nanti malam.” Ujar Anita sambil meletakkan Handphonenya di atas meja tamu setelah mengakhiri pembicaraan itu. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kak kayaknya ada sesuatu yang menonjol tuh di balik celana kak Dani… kayaknya besar banget!” sambil menhampiri Dani yang duduk depannya dan duduk tepat disampingnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah gak ini bisa lah… kalau liat wanita cantik bergaun tidur sexy serta transparan lagi… yah gini deh akibatnya. Gak bisa kompromi, minta jatah…” canda Dani menutup malunya karena adik kecilnya menonjol dibalik celananya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kayaknya kalau diusap usap sama tangan Anita mungkin bisa lebih besar lagi yah… ih jadi pengen nih liat itunya kak Dani.” Seru Anita sambil memegang batang kemaluan Dani diluar celana panjangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Karena merasa mendapatkan angin segar dari perbincangan yang mulai menjurus ke hubungan badan. Maka tak sungkan sungkan Dani mulai meraba halus paha Anita yang putih mulus itu. perlahan namun semakin berjalan menuju titik temu nikmatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Antara bibir Dani dan Anita saling berpangutan, mendesah, nafas yang memburu karena nafsu yang menjadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak kala desahan Anita semakin menjadi saat tangan kekar Dani mulai menyusup di balik celana dalam G-string yang dikenakan Anita. Mengorek… mencari dimana gerangan daging lebih tersebut… setiap gesekan yang dilakukan Dani membuat Anita mendesah bagaikan setan kepanasan dengan mulut yang engap engapan layaknya manusia yang kekurangan oksigen.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Merasa tak ingin disaingi kegesitannya. Anita pun segera melancarkan serangannya. Membuka gesper yang melingkar pada pinggang Dani dan menurunkan retsleting celana serta langsung membuka seluruh kain yang membalut bagian bawah Dani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan posisi Anita berjongkok di bawah. Anita dengan bebasnya menikmati batang kemaluan Dani bertubi tubi, layaknya seorang anak kecil yang sedang menemukan mainan barunya. Tak henti hentinya Anita mengulup kepala serta batang kemaluan Dani… naik turun keluar masuk mulutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terasa sekali ngilu kepala kemaluan Dani saat Anita mengesikkan batang kemaluannya pada sisi gigi rahangnya, kanan kiri dan terus bergantian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Gila nih cewek… kayaknya Anita lebih berpengalaman dibandingkan dengan kakaknya Sarah… pintar sekali ia mempermainkan batang kemaluanku… sungguh nikmat sekali, meski terkadang rasa ngilu bertubi datang namun nikmatnya gak bisa di utarakan dengan kata kata.” Guyam Dani dalam hati sambil menikmati setiap jengkal batang kemaluaanya di hisap oleh Anita.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu tak ingin akan berakhir sampai disini… Dani menarik tubuh Anita dan disuruhnya mengangkang tepat di atas mukanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan gencar Dani menyapu vag|na Anita yang sama sama nikmatnya dengan Sarah. Namun vag|na Anita seakan menebarkan bau yang sungguh membuat Dani semakin gencar dan lahap menjilati liang kewanitaannya hingga setiap cair yang keluar dari sela bibir kemaluannya yang montok itu, tak dibiarkan sia sia oleh Dani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dibukanya kedua belah bibir kemaluan Anita dengan jari telunjuk Dani, kemudian dengan leluasa lidah Dani bermain… berputar putar… dan menekan nekan menerobos liang kewanitaan Anita yang berwaran merah muda itu. sungguh rasa dan sensasi yang berbeda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Merasa mereka berdua hampir sama sama akan sampai, maka di turunkan tubuh Anita yang semula mengangkang di kepalanya dan berjongkok tepat di atas batang kemaluannya yang tegang menunjuk ke atas tepat dibawah bibir vag|na Anita berada.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya dengan sedikit tekanan pada bibir vag|na Anita. Batang kemaluan Dani berhasil menerobosnya tanpa harus bersusah payah seperti vag|na milik kakaknya Sarah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesaat ketika batang kemaluan Dani telah tertancap penuh didalam vag|na Anita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Uuuuhhh… kak. Mmmmhhh… nikmatnya punya kakak yang besar ini.”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sssshhhh…. mmmmhhh… pantas kak Sarah takut tinggalin kak Dani sendiri di sini dengan Anita. Ternyata kak Sarah tergila gila dengan punya kak Dani yang sungguh perkasa ini…” ujar Anita sambil mengoyangkan pinggulnya maju mundur… berputar putar merangsang batang kemaluan Dani yang mengaduk liang kewanitaannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“kalau begini nikmatnya… Anita mau selama 1 bulan nonstop dient*t setiap hari sama kak Dani yang ganteng dan perkasa ini.” Goda Anita dengan bahasa yang mulai berbicara kotor. Layaknya pelacur yang haus akan sodokan sodokan kejantanan laki laki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenyataannya ternyata Anita sudah tak perawan lagi seperti kakaknya Sarah saat pertama kali Dani menyetubuhinya siang tadi di dalam kantornya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“uuuhh… kak… uuuuhh… kak. Gendong Anita kedalam. Please…” pinta Anita sambil mencium puting susu Dani yang berbulu itu. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dengan senang hati sayang… kak akan memberikan kepuasan yang kamu inginkan. Asal kamu tak memberitahukan kepada kakak mu Sarah.” Sahut Irawan sambil berdiri dengan mengendong Anita di pangkuannya tanpa melepaskan batang kemaluannya keluar dari dalam vag|na Anita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap gerakan langkah yang diambil oleh Dani mengendong Anita menuju kamarnya. Desahan dan erangan Anita semakin menjadi karena hentakan hentakan yang diakibatkan oleh sodokan yang mementok hingga rahim Anita.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun sensasi yang begitu nikmatnya… begitu beringasnya Anita kala bersenggama dengan Dani, tak sungkan sungkan Anita mengigit pundak Dani hingga bertanda…</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga tiba pula didalam kamarnya… Dani merebahkan tubuh Anita diatas ranjang springbednya dan menekukkan salah satu kaki jenjang mulus Anita ke atas dan yang satunya tetap di bawah. Dengan posisi ini batang kemaluan Dani dapat dengan leluasa menhujam keluar masuk vag|na Anita tanpa merasa terhalangi oleh bongkahan pantatnya yang bulat padat berisi itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“plak… plak… plak…” suara yang muncul ketika hentakan yang di lakukan oleh Dani menyodok vag|na Anita bertubi tubi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kak… truuus… beri Anita kenikmata seperti kakak berikan buat kak Sarah…”</div>
<div style="text-align: justify;">
“uuuhhh… kak. Nikmatnya. Uuuhhh….” erang Anita yang mengila sambil mencakar punggung Dani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dani tak memperdulikan Anita. Sekarang yang ada di pikirannya adalah mengalahkan Anita di atas ranjang. Dani ingin merasa selalu perkasa diatas ranjang meski dengan wanita manapun, tentunya masuk kategori seleranya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seakan Dani tak memberi ruang istirahat untuk Anita sesaat. Dani terus menyodok batang kemaluannya tak henti henti… hingga Anita sendiri wanita yang haus akan seks ini merasa heran atas keperkasaan yang ada dalam diri Dani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan postur tubuh yang tegap kekar, tinggi, tampan, serta memiliki kedudukan yang tinggi disalah satu perusahaan swasta.</div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya Anita pun terkapar tak berdaya mengimbangi kekuatan seksual Dani yang hingga saat ini masih terpacu menyetubuhinya tanpa merasa lelah sedikitpun.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Kak… Aaannita tidak tahan lagi… kak. Aaakkkhhh…. Anita sampai….” Erang Anita panjang yang menyatakan ia akan telah mencapai puncak kenikmatannya yang ke 3 semenjak pertama kali vaginanya di aduk aduk oleh tangan Dani yang kekar itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak memperdulikan keadaan Anita yang telah lemas ditindih tubuhnya… Dani tetap terus menhantam vag|na Anita bertubu tubi… masuk keluar tak henti hentinya…</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun tak lama kemudian Dani merasakan denyut denyut yang keras sekali pada pangkal kemaluannya. Lalu Dani pun mencabut batang kemaluannya dari dalam liang vag|na Anita dan sambil tetap mengocok kemaluaannya Dani membimbing batang kemaluaannya ke mulut Anita dan memasukkan kemaluaannya hingga menumpahkan seluruh spermanya. Tak sedikitpun sperma yang tersisa atau tertumpah keluar dari mulut Anita. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena Dani menyuruh Anita untuk menikmati setiap tetes sperma yang keluar dari kemaluannya. Kalau tidak maka Dani tak’kan mengulanggi persetubuhan ini lagi kepada Anita. Meski Dani sendiri memiliki kelebihan dalam hal seks yang lama dengan lawan jenisnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak terasa Dani melirik jam yang masih melekat di lengan tangannya. Hampir selama tiga jam persenggamahan mereka berlangsung. Kelelahan dan keletihan baru terasa setelah ia merebahkan tubuhnya di samping Anita yang tergulai lemas tampa sehelai benangpun</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-760629637152631002018-01-12T01:10:00.000-08:002018-01-12T01:10:39.096-08:00Cerita Dewasa Desahan Seorang Dokter Cantik<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://www.ligautama.net/"><img alt="Cerita Dewasa Desahan Seorang Dokter Cantik" border="0" data-original-height="596" data-original-width="592" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-owj4PIvyQ_o/Wlh6ZsFc-iI/AAAAAAAAIng/6E8USC7lVRMjqvNlrPzP__tNRj6VTbmvgCLcBGAs/s400/y107.PNG" title="www.ligautama.net" width="396" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">Cerita Dewasa Desahan Seorang Dokter Cantik</a></b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">CERITA DEWASA -</a></span></b> Ditanganku saat itu ada hasil pemeriksaan USG yang menunjukkan gambar janin berumur 10 minggu yang sehat. Keputusanku untuk di USG sebenarnya bukan untuk melihat janin ini tetapi untuk memeriksa perutku karena beberapa minggu ini aku merasa sering mual-mual dan tidak sembuh-sembuh dengan obat-obatan biasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tidak menyangka hubungan badanku dengan Ferry akan membuatku hamil dengan cepat, padahal hubungan badan pertamaku dengan Ferry baru menginjak bulan ke-3. Namaku Yunita, seorang dokter di Bandung yang sedang mengambil spesialisasi mata saat cerita ini terjadi. Umurku saat itu sekitar 36 tahun dan berstatus janda cerai dengan satu anak perempuan ABG.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mantan suamiku juga dokter ahli penyakit dalam yang belakangan aku ketahui punya kelainan sex, yaitu bisex (suka perempuan dan laki-laki). Sehingga karena tidak tahan akhirnya aku minta cerai setelah ayahku meninggal. Perceraian dan kehilangan ayah membuat aku menjadi gamang, apalagi bagiku ayahku adalah segala-galanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kegamanganku itu rupanya terbaca dan dimanfaatkan oleh dokter NL, seorang dokter senior yang sangat dihormati di kotaku yang juga sekaligus menjadi dosen pembimbing program spesialisku. Dengan pendekatan kebapakannya dia akhirnya bisa membawaku ke ranjangnya tanpa banyak kesulitan. Affair kami awalnya berlangsung cukup panas karena kami punya banyak kesempatan bersama untuk melakukannya di manapun kami ingin, seperti di tempat praktek, di rumah sakit, di rumah dokter NL (saat ada istrinya) bahkan di dalam pesawat kecil (dokter NL ini adalah juga seorang pilot). <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena alasanku berhubungan dengannya adalah untuk mengisi kekosongan sosok seorang ayah, maka aku pada awalnya tidak begitu peduli dengan kualitas hubungan seks yang aku dapat yaitu jarangnya aku mendapat orgasme. Hubungan kami inipun tidak pernah membuatku sampai hamil walaupun kami sering melakukannya pada periode suburku tanpa pengaman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena perbedaan umur yang cukup jauh, pelan-pelan aku mulai ada rasa bosan setiap kali berhubungan badan dengan pembimbingku ini. Apalagi kedekatanku dengan dokter NL ini membuatku mulai dijauhi oleh teman-teman kuliahku yang secara tidak langsung mulai menghambat program spesialisasiku. Akhirnya pada suatu acara reuni kecil-kecilan SMAku, aku bertemu lagi dengan sahabat-sahabat lamaku, termasuk Ferry.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku dan Ferry sebenarnya sewaktu di SMA bersahabat sangat dekat sehingga beberapa teman menganggap kami pacaran. Tapi setelah lulus SMA, Ferry memilih untuk berpacaran dengan sahabatku yang lain yang kemudian menjadi istrinya. Kalau sebelumnya aku lebih sering berhubungan dengan istrinya Ferry, bahkan kedua anak kami juga bersahabat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi setelah acara reuni itu, aku juga menjadi sering bekomunikasi kembali dengan Ferry, baik lewat telepon maupun SMS. Akhirnya Ferry menjadi teman curhatku, termasuk masalah affairku dengan dokter NL dan entah kenapa aku menceritakannya dengan detail sampai ke setiap kejadian. Ferry adalah pendengar yang baik dan dia sama sekali tidak pernah langsung menghakimi apa yang telah kulakukan, terutama karena tahu persis latar belakangku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Komunikasiku dengan Ferry sebagian besar sepengetahuan istrinya, walaupun detailnya hanya menjadi rahasia kami berdua. Kalau aku sudah suntuk teleponan, kadang-kadang dia mengajakku jalan-jalan untuk ngobrol langsung sehingga pelan-pelan aku mulai bisa melupakan afairku dengan dokter NL dan mencoba membina hubungan yang baru dengan beberapa laki-laki yang dikenalkan oleh teman-temanku. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayangnya aku sering kurang merasa sreg dengan mereka, terutama karena mereka tidak bisa mengerti mengenai jam kerja seorang dokter yang sedang mengambil kualiah spesialisnya. Lagi-lagi kalau ada masalah dengan teman-teman priaku ini aku curhat kepada Ferry yang sebagai anak seorang dokter Ferry memang juga bisa memahami kesulitanku dalam mengatur waktu dengan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
Hingga pada suatu siang aku mengajak Ferry untuk menemaniku ke rumah peristirahatan keluargaku di Lembang yang akan dipakai sebagai tempat reuni akbar SMAku. Aku ingin minta saran Ferry tentang bagaimana pengaturan acaranya nanti disesuaikan dengan fasilitas yang tersedia di sana. Seperti biasa sepanjang jalan kita banyak ngobrol dan bercanda, tapi entah kenapa obrolan dan canda kita berdua kali ini sering menyinggung seputar pengalaman dan fantasi dalam hubungan seks masing-masing.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sekali-sekali kita juga bercanda mengenai “perabot” kita masing-masing dan apa saja yang suka dilakukan dengan</div>
<div style="text-align: justify;">
“perabot” itu saat bersetubuh. Entah kenapa dari obrolan yang sebenarnya lebih banyak bercandanya ini membuat aku mulai sedikit terangsang, putingku kadang-kadang mengeras dan vaginaku mulai terasa sedikit berlendir. Waktu aku lirik celananya Ferry juga terlihat lebih menonjol yang mungkin karena penisnya juga berereksi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam pikiranku mulai terbayangkan kembali beberapa hubungan badan di masa lalu yang paling berkesan kenikmatannya. Tanpa terasa akhirnya kami sampai di rumah peristirahatan keluargaku, perhatianku jadi teralihkan untuk memberi pesan-pesan kepada mamang penjaga rumah dan tukang kebun yang ada di sana untuk mempersiapkan rumah tersebut sebelum akhirnya membawa Ferry berkeliling rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti waktu SMA dulu, obrolan kami kadang-kadang diselingi dengan saling bergandengan tangan, saling peluk dan rangkul atau sekedar mengelus-elus kepala dan pipi. Setelah selesai berkeliling kami kembali ke ruang tengah yang mempunyai perapian yang biasa dipakai menghangatkan ruangan dari udara malam Lembang yang cukup dingin.</div>
<div style="text-align: justify;">
Di sana Ferry kembali memeluk pinggangku dengan kedua tangannya dari depan sehingga kami dalam posisi berhadapan. Pelukannya itu aku balas dengan memeluk leher dan bahunya sehingga kami terlihat seperti pasangan yang sedang berdansa.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mmmmpppphhhh ……” Ferry tiba-tiba memangut bibirku lalu mengulumnya dengan hangat dan lembut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Walaupun saat itu aku benar-benar kaget, tapi entah kenapa aku merasa senang karena dicium oleh orang yang aku anggap sangat dekat denganku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan jantungku berdebar aku kemudian memberanikan diri untuk membalas ciumannya sehingga kami berciuman cukup lama dengan diselingi permainan lidah ringan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ahhh…….” Tanpa sadar aku mendesah saat ciuman perdana kami itu akhirnya berakhir. Sesaat setelah bibir kami lepas, aku masih memejamkan mata dengan muka sedikit menengadah dan bibir yang setengah terbuka untuk menikmati sisa-sisa ciuman tadi yang masih begitu terasa olehku. Aku baru tersadar setelah Ferry menaruh telunjuknya dibibirku yang sedang terbuka dan memandangku dengan lembut sambil tersenyum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian dia menarik kepalaku ke dadanya sehingga sekarang kami saling berpelukan dengan eratnya. Jantungku semakin berdebar dan nafasku mulai tidak teratur, ciuman tadi telah membangkitkan “kebutuhanku” akan kehangatan belaian laki-laki. Tanpa menunggu lama, aku mengambil inisiatif untuk melanjutkan ciuman kami dengan memangut bibir Ferry lebih dulu setelah melakukan beberapa kecupan kecil pada lehernya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kali ini aku menginginkan ciuman yang lebih “panas” sehingga tanpa sadar aku memangut bibirnya lebih agresif. Ferry langsung membalasnya dengan lebih ganas dan agresif, lidahnya langsung menjelahi mulutku, membelit lidahku dan bibirnya melumat bibirku. Ciuman yang bertubi-tubi dan berbalasan membuat tubuh kami berdua akhirnya kehilangan keseimbangan hingga jatuh terduduk di atas sofa. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tangan Ferry mulai bergerilya meremas-remas buah dadaku, mula-mulai masih dari luar baju kaosku tapi tak lama kemudian tangannya sudah masuk ke dalam kaosku. Kedua cup-BHku sudah dibuatnya terangkat ke atas sehingga kedua buah dadaku dengan mudah dijangkaunya langsung. Jari-jarinya juga dengan sangat lihai dalam mempermainkan putting buah dadaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bibir Ferry juga mulai menciumi leher dan kedua kupingku sehingga menimbulkan rasa geli yang amat sangat. Terus terang dengan aksi Ferry itu aku menjadi sangat terangsang dan membankitkan keinginanku untuk bersetubuh. Maklum sejak putus dengan dosen pembimbingku praktis aku tidak pernah lagi tidur dengan laki-laki lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku saat itu sudah sangat berharap Ferry segera memintaku untuk bersetubuh dengannya atau meningkatkan agresifitasnya ke arah persetubuhan. Aku rasakan vaginaku sudah sangat basah dan aku mulai sulit berpikir jernih lagi karena dikendalikan oleh berahi yang semakin memuncak. Sebaliknya Ferry kelihatan masih merasa cukup dengan mencium meremas buah dadaku saja yang membuat aku semakin tersiksa karena semakin terbakar oleh nafsu berahiku sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“To, kamu mau ga ML sama aku sekarang ?” Kata-kata itu meluncur begitu saja dengan ringan dari mulutku di mana dalam kondisi biasa sangat tidak mungkin aku berani memulainya. Hanya dengan melihat Ferry menjawabnya dengan anggukan sambil tersenyum, aku langsung meloncat dari sofa dan berdiri di hadapan Ferry sambil melepas kaos atas dan BHku dengan terburu-buru. Melihat itu, Ferry membantuku dengan melepas kancing dan risleting celana jeansku sehingga memudahkanku untuk mempelorotkannya sendiri ke bawah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ferry sekali lagi membantuku dengan menarik celana dalamku sampai terlepas hingga membuat tubuhku benar-benar telanjang bulat tanpa ada lagi yang menutupi. Tanpa malu-malu, aku kemudian menubruk Ferry di sofa untuk kemudian duduk dipangkuannya dengan posisi kedua kakiku mengangkangi kakinya. Kami lalu berciuman lagi dengan ganasnya sambil kedua tangan Ferry mulai meraba-raba dan meremas-remas tubuh telanjangku sebelah bawah..</div>
<div style="text-align: justify;">
“Akkhhhhhh ….” Aku menjerit pendek saat Ferry memasukkan jari tangannya ke dalam liang senggama dari vaginaku yang sudah mengangkang di pangkuannya. Tanpa menunggu lama mulut Ferry juga langsung menyambar putting payudaraku membuat badanku melenting-lenting kenikmatan yang sudah lama tidak kunikmati. Ferry semakin agresif dengan memasukkan dua jarinya untuk mengocok-ngocok liang senggamaku yang membuat gerakan badanku semakin liar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Gerakanku yang sudah makin tidak terkendali rupanya membuat Ferry kewalahan, lalu dengan perlahan dia mendorongku untuk rebah di karpet tebal yang terhampar di bawah sofa. Kemudian dengan tenang Ferry mulai membuka bajunya satu persatu sambil mengamati tubuh telanjangku dihadapannya yang menggelepar gelisah oleh berahiku yang sudah sangat memuncak.</div>
<div style="text-align: justify;">
Melihat Ferry memandangiku seperti itu, apalagi dengan masih berpakaian lengkap, tiba-tiba aku menjadi sangat malu sehingga aku raih bantal terdekat untuk menutupi muka dan dadaku sedangkan pahaku aku rapatkan supaya kemaluanku tidak terlihat Ferry lagi. Sesaat kemudian aku merasakan Ferry membuka pahaku lebar-lebar dan tanpa menunggu lama-lama kurasakan penisnya mulai melakukan penetrasi. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
BLESSSSSS ……kurasakan penis Ferry meluncur dengan mulus memasuki liang senggamaku yang sudah becek sampai hampir menyentuh leher rahimku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Uhhhhhhmmmm ….” Aku mengeluarkan suara lenguhan dari balik bantal menikmati penetrasi pertama dari penis sahabatku yang sudah aku kenal lebih dari 20 tahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Katanya tadi mau ngajak ML ….” Kata Ferry sambil mengambil bantal yang kupakai menutupi mukaku sambil tersenyum menggoda.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sok atuh dimulai saja ….” Jawabku sekenanya dengan muka memerah karena masih malu CROK … CROK … CROK …CROK …. CROK … ayunan penis Ferry langsung menimbulkan bunyi-bunyian dari cairan vaginaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ferry mengait kedua kakiku dengan tanganya sehingga mengangkang dengansangat lebar untuk membuatnya lebih leluasa menggerakkan pinggulnya dalam melakukan penetrasi selanjutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ferryoo…..ohhhh…ahhhhh….. nikmat sekali …Ferryoo….” Aku mulai meracau kenikmatan. Kedua kakiku kemudian dipindah ke atas bahu Ferry sehingga pinggulku lebih terangkat, sedangkan Ferry sendiri badannya sekarang menjadi setengah berlutut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Posisi ini membuat sodokan penis Ferry lebih banyak mengenai bagian atas dinding liang senggamaku yang ternyata mendatangkan kenikmatan luar biasa yang belum pernah aku dapat dari laki-laki yang pernah meniduriku sebelumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Adduuhhh …. enak sekali … ooohhh…. … kontolnya ….tooo…..kontolmu enak sekaliii …” aku mulai meracau dengan pilihan bahasa yang sudah tidak terkontrol lagi. Aku lihat posisi Ferry kemudian berubah lagi dari berlutut menjadi berjongkok sehingga dia bisa mengayun penisnya lebih panjang dan lebih bertenaga. Badanku mulai terguncang-guncang dengan cukup keras oleh ayunan pinggul Ferry.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ayunan penisnya yang panjang dan dalam seolah-olah menembus sampai ke dalam rahimku secara terus menerus sampai akhirnya aku mulai mencapai orgasmeku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Yanntooooooo ….. aaaak …kkk…kuu…udd…da…aahh…mmaau… dddaaapaaat …” kata-kataku jadi terputus-putus karena guncangan badanku. Ferry merespon dengan mengurangi kecepatan ayunan penisnya sambil menurunkan kakiku dari bahunya. “Aaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh …….” Akhirnya gelombang orgasmeku datang bergulung-gulung, bola mataku terangkat sesaat ke arah atas sehingga tinggal putih matanya saja dan kedua tanganku meremas-remas buah dadaku sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ferry memberikan kecupan-kecupan kecil saat nafasku masih terengah-engah sambil tetap memaju mundurkan dengan pelan penisnya yang masih keras menunggu aku siap kembali karena dia sendiri belum sampai ejakulasi. Setelah nafasku mulai teratur, aku peluk Ferry lalu kami berciuman dengan penuh gairah dan kepuasan untuk babak ke satu ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Yunita, aku boleh minta masuk dari belakang ?” Bisiknya ditelingaku</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tentu saja sayang, kamu boleh minta apa saja dari aku …” Aku menjawab sambil tersenyum manis padanya. Ferry dengan hati-hati bangun dari atas tubuhku sampai berlutut, kemudian dengan pelan-pelan dia cabut penisnya dari vaginaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Uhhhhhhhh ….” Aku medesah karena merasa geli bercampur nikmat saat penisnya dicabut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku lihat penis Ferry masih mengacung keras dan sedikit melengkung ke atas, batang penisnya yang penuh dililit urat-urat terlihat sangat basah oleh cairan vaginaku. Karpet yang tepat di bawah selangkanganku juga sangat basah oleh cairanku yang langsung mengalir ke karpet tanpa terhalang bulu-bulu kemaluanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Vaginaku memang hanya berbulu sedikit seperti anak-anak gadis yang baru mau puber, itupun hanya ada di bagian atas dekat perutku, sehingga aku tidak perlu repot-repot lagi mencukurnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo Lan, balikkan tubuh kamu” Pinta Ferry padaku Setelah berhasil mengankat tubuhku sediri, aku lalu membalikkan badan untuk mengambil posisi menungging sebagai persiapan melakukan persetubuhan doggy style sesuai permintaannya tadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku rasakan Ferry medekat karena penisnya sudah terasa menempel di belahan pantatku dekat liang anus. Posisi kedua kakiku dia betulkan sedikit untuk mempermudahnya melakukan penetrasi. BLESSSSS ………………… untuk kali kedua penisnya masuk ke dalam liang senggamaku dengan mulus “OOOOOHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH …………” Aku melenguh dengan kerasnya mengikuti masuknya penis tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kurasakan penis Ferry mulai bergerak maju mundur, bukan hanya karena gerakan pinggulnya saja tapi juga karena dengan tangannya Ferry juga menarik dan mendorong pinggulku sesuai dengan arah gerakan penisnya dia sehingga aku seperti “ditabrak-tabrak” oleh penisnya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaaarkkkhhh….aaaarrrrrkkkkkhhhh ….aaarrrkkkhhh “ Aku terus-terusan mengerang kenikmatan PLEK … PLEK … PLEK … PLEK … terdengar suara pantatku yang beradu dengan pahanya Ferry. “AUUUUUHHHHHHH…..AHHHHHHHHH …..OOOUUUUUUUHHHHH” Aku mulai melolong-lolong dengan kerasnya. TREK … tiba-tiba kudengar suara pintu yang dibuka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Neng Yunita … ada apa Neng ?” Aku mendengar suara penjaga rumahku bertanya dengan suara gugup. Rupanya dia dikagetkan saat mendengar lolonganku tadi yang membawanya datang kemari, tapi akhirnya menjadi lebih kaget lagi setelah melihat majikannya sedang disetubuhi oleh tamunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lagi pula siapa yang menyangka kami akan nekat bersetubuh siang hari bolong di ruang keluarga yang terbuka dan masih ada penghuni rumah lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ga ada apa-apa kok Pak, saya sedang mijetin Neng Yunita nih …” Kudengar Ferry menjawab dengan tenang tanpa ada nada kaget atau gugup seolah-olah tidak terjadi apa-apa, bahkan tanpa menghentikan pompaan penisnya. Hanya kecepatannya saja dikurangi sehingga tidak terdengar lagi bunyi-bunyian heboh yang berasal dari beradunya kemaluan-kemaluan kami</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ahhhh …aaaahhh …auhhhhh …” Aku tetap tidak mampu menahan erangan nikmatku walaupun aku sangat kaget kepergok sedang bersetubuh oleh Mamang penjaga rumah yang sudah megenalku sejak kecil</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aa..aduh punten Neng Yunita … punten Agan … Mamang tidak tahu Agan-agan sedang sibuk begini, Mamang tadi takut ada apa-apa denger suara Neng Yunita seperti menjerit” Lanjutnya dengan muka pucat setelah sadar apa yang dilihatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya sudah pak, Neng Yunita juga ga apa-apa kok” Kudengar jawaban Ferry “Yaaa Mmmaammang … sayaa gaaaa apa-apa ko..ok….dududddduuuhhhh….ahhhhh ….shhhhh “ Aku coba bantu menjawab tanpa melihat ke arahnya tapi malah jadi bercampur desahan karena aku benar-benar sedang dalam kendali kenikmatan dari gerakan penis Ferry.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Nuhun upami kitu mah, mangga atuh Neng … mangga Agan … mangga lajengkeun deui, Mamang mah mau ke belakang lagi” kata Mamang sebelum kemudian berlalu menghilang di balik pintu. PLEK … PLEK … PLEK …PLEK …PLEK …Ferry kembali menggenjot penisnya dengan kecepatan penuh</div>
<div style="text-align: justify;">
“Addduuuuhh….duhhh…terussss….terrruussss …..arrrrkkkkhhhh “ Aku kembali menjerit-jerit dan bahkan mungkin lebih keras lagi dari sebelumnya CROK … CROK …CROK … CROK….CROK …cairan vaginaku mulai membanjir lagi, sebagian ada mengalir turun lewat kedua pahaku sebagian lagi ada yang naik melalui belahan pantatku karena terpompa oleh penis Ferry.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kepergok oleh penjaga rumah sedang bersetubuh memang menegangkan, tapi sekaligus membuat aku semakin terangsang setelah melihat sendiri Ferry bisa mengatasinya dengan tenang.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Geliiiiii …. Aduuuhh…geli sekaliiiii….uuuhhhhhh ….oohhhhhh….Ferryo….geliii …“ Teriakku saat jari-jari Ferry mulai mempermainkan liang duburku yang telah basah oleh cairan dari vaginaku. “Sakkkiiiiit ….addudduuuh ….</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sakitt….aarrrkkkhhhhh ….” Jeritku ketika Ferry malah memasukkan jari tangannya ke dalam liang duburku setelah dilumasi cairan vaginaku terlebih dahulu. Saking sakitnya aku sampai mencoba mengulurkan tangan kananku ke arah duburku untuk menepis tangannya tapi tidak berhasil.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi seperti waktu pertama kali vaginaku diperawani oleh mantan suamiku dulu, rasa sakit itu lama-lama hilang dan berganti menjadi rasa nikmat yang sangat berbeda. Walaupun tidak senikmat penis Ferry yang ada di liang senggamaku, tapi tambahan gerakan jarinya di liang duburku mulai membuatku semakin bergairah. Tiba-tiba kurasakan gerakan Ferry menjadi tidak teratur lagi, penisnya seperti berdenyut-denyut di dalam liang senggamaku sedangkan nafasnya seperti ditahan-tahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin Ferry akan ejakulasi ? Memikirkan hal itu, aku menjadi tambah bergairah menuju orgasmeku yang kedua.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Lan… Yunita…sepertinya aku sudah akan keluarrrr …. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“ Kata Ferry dengan sedikit tertahan</div>
<div style="text-align: justify;">
“T…ttung…ggguu sebentar lagi To …. Yunita juga sss … sudah …hhhaampir dapppatt lagi” Aku berharap bisa orgasme barengan pada saat Ferry ejakulasi, saat itu tangan kananku sudah kupakai menggesek-gesek klitorisku sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ahhhhh …” aku menjerit tertahan saat Ferry mencabut tangannya dari liang duburku Ferry sekarang memakai kedua tangannya itu untuk menahan pinggulku sambil menekan-nekankan penisnya yang berdenyut makin kencang.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Yunitaaaa …ga bisa aku tahan lagi …. aaaarrkkkkhhhhhhhhhhhhhhhh” Ferry mengerang tertahan saat ejakulasi SSSSSRRRRTTT….SSSSRRRTTTT….SSSSRRRRT…cccrrtt…cccrr r…cccrrtt… aku merasakan ada tiga kali semburan kuat dalam liang senggamaku diikuti belasan semburan kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
Semburan air mani yang hangat akhirnya membuat aku juga segera mendapatkan orgasmeku yang kedua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ferryoo…. Nikmat sekali ….aaaakkkkhhhhh ……duuuuhhh …. benar benar kamu nikmat” aku mulai meracau dengan suara pelan karena sudah sangat lemas. Walaupun penis Ferry masih terasa keras setelah ejakulasi, badanku sudah terlalu lemas untuk bisa menahan tubuhku sendiri dalam posisi menungging. Aku pasrah saja ketika Ferry membalikkan badanku tanpa melepaskan penisnya dari tubuhku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Walaupun kami bersetubuh cukup lama, tapi tidak banyak keringat yang keluar dikarenakan udara Lembang yang cukup sejuk, tapi aku lihat tubuh Ferry tetap agak berkilat oleh keringatnya sendiri. Kami kemudian berciuman dan berpelukan lagi dengan mesra, tidak pernah terlintas dalam pikiranku sampai pagi tadi sebelum berangkat ke sini bahwa aku akan bersetubuh dengan sahabat dekatku sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi aku hampir tidak ada rasa menyesal telah melakukannya, padahal waktu aku pertama kali disetubuhi dosen pembimbingku ada rasa menyesal yang cukup dalam. “Yunita, kamu bisa menikmatinya sayang ?” Ferry berbisik di telingaku</div>
<div style="text-align: justify;">
“Enak sekali To, baru kali ini aku merasakan nikmat yang luar biasa ” Jawabku dengan lembut</div>
<div style="text-align: justify;">
“ Terima kasih ya To” Ferry membalasnya dengan kembali memangut bibirku dengan lembut di sisi lain aku merasakan Ferry mulai menggerakkan penisnya maju mundur lagi walaupun masih dengan perlahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu aku sudah sangat kelelahan dengan persetubuhan dua babak tadi sehingga tidak siap untuk melanjutkan ke babak berikutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“To, aku udah kecapean sekarang … kalau kamu masih mau lagi, kita lanjutkan setelah aku istirahat sebentar. Boleh kan ya sayang ?” Aku coba menolak Ferry melanjutkan niatnya dengan sehalus mungkin.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ferry rupanya bisa mengerti dan menghentikan gerakan penisnya, sebagai gantinya aku melakukan kontraksi pada otot-otot vaginaku untuk “meremas-remas” penis Ferry yang masih keras saja sampai sekarang walaupun sudah berejakulasi. Dia kelihatannya sangat menikmatinya sampai akhirnya berejakulasi lagi walaupun semprotannya jauh lebih lemah dan lebih sedikit dari yang pertama.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Uuuuuuuuhhhhhh ….” Aku kembali melenguh saat Ferry menarik penisnya yang mulai melunak. Kami kemudian melanjutkan obrolan kami tanpa mengenakan pakaian dulu, tapi aku tetap menutup badanku dengan selimut yang disediakan dekat perapian karena walau bagaimanapun aku masih ada sedikit perasaan risi bertelanjang bulat di depan sahabat laki-lakiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ferry ternyata sangat kaget waktu mengetahui aku tidak memakai kontrasepsi dan sangat menyesal sudah mengeluarkan spermanya di dalam tubuhku. Aku coba tenangkan dirinya bahwa akulah yang menginginkan dia berejakulasi di dalam tubuhku, lagi pula selama ini baik mantan suamiku maupun dosen pembimbingku selalu mengeluarkannya di dalam dan aku hanya bisa hamil di tahun pertama pernikahan kami. Aku juga ceritakan bahwa baru dengan Ferry aku bisa dua kali mengalami orgasme dalam sekali bersetubuh sampai aku merasa kepayahan, padahal sebelumnya hanya kadang-kadang saja bisa sampai orgasme.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ferry bilang bahwa dia selalu berusaha mendahulukan pasangan-pasangannya mendapat orgasme duluan, minimal sekali, sebelum dia berejakulasi. Waktu aku balik tanya memangnya sudah pernah meniduri berapa wanita, dia hanya nyengir saja. Sekejap ada perasaan cemburu mengetahui bahwa aku bukan perempuan satu-satunya selain istrinya yang dia tiduri, tapi aku berusaha redam perasaan itu karena tujuan hubungan kami bukan seperti itu. Ferry kemudian memintaku untuk bersedia melakukan variasi hubungan anal dengannya, aku sempat kaget dan menolak permintaannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Apalagi bila mengingat sakitnya liang duburku waktu dia memasukkan jari tangannya, apalagi kalau penisnya yang besar dan keras itu ? Tapi waktu aku melihat pandangan memohonnya, hatiku menjadi luluh dan bilang ke dia bahwa aku tidak mau sering-sering melakukannya karena takut bentuk anusku berubah drastis. Kami kemudian sempat tertawa-tawa waktu membahas tentang peristiwa tertangkap basah oleh Mamang penjaga rumah sedang bersetubuh secara langsung akibat lolongan dan jeritan erotisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku i memang dikenal oleh orang lain sebagai orang yang kalem sehingga kalau sampai menjeri-jerit tentu saja akan mengagetkan mereka. Aku yakinkan Ferry bahwa akan bisa mengatasi Mamang penjaga rumah supaya tidak menceritakan kejadian ini kepada keluargaku atau orang lain. Aku cuma menyesal Mamang itu sudah melihat tubuh telanjangku dalam posisi dan ekspresi yang sangat merangsang pikiran laki-laki. Setelah hampir dua jam beristirahat, aku berkata kepada Ferry bahwa aku belum melihat bentuk persisnya penis dia saat ereksi karena ketika tadi sedang ereksi hampir selalu berada dalam vaginaku. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ferry balas menjawab bahwa dia juga tidak sempat memperhatikan dengan teliti bentuk vaginaku, oleh karena itu dia mengajak aku untuk langsung melakukan foreplay saja dengan posisi 69. Dengansedikit tersipu aku sempat balik bertanya tentang apa yang dimaksud posisi 69 karena soal teknik seks aku sangat awam. Akhirnya kami mulai melakukan posisi 69 itu dengan aku berada di atas karena benar-benar ingin melihat biangnya rasa nikmatku tadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ternyata memang diameter penisnya Ferry sangat besar saat ereksi walaupun biasa saja panjangnya. Tetapi yang istimewa adalah tonjolan urat-urat pembuluh darah yang mengelilinginya sepeti ulir sekrup yang membuat gesekan pada dinding vaginaku lebih terasa nikmat. Tak lama kemudian kami mulai bergumul lagi dengan berahi yang lebih panas karena melakukannya dengan kesadaran penuh bukan lagi karena reaksi spontan seperti sebelumnya. Aku mengambil posisi di atas dia sehingga bisa mengendalikan bagian mana saja dari liang senggamaku yang ingin di sentuh penisnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sedangkan Ferry sendiri selain meremas buah dadaku dan menghisap putingnya, juga mempermainkan kelentitku dengan jari-jarinya. Akhirnya aku mencapai orgasme pertama yang sangat nikmat sekaligus lelahkan untuk babak ke dua ini. Ferry kemudian menagih janjiku untuk berhubungan secara anal sesaat setelah orgasme pertamaku, sehingga aku kembali dalam posisi menungging. Sekarang penis Ferry langsung masuk ke liang duburku setelah dibasahi dulu dengan cairan vaginaku yang menetes.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku benar-benar merasa kesakitan yang luar biasa saat penisnya masuk ke dalam lubang duburku yang ototnya masih kaku. Bahkan aku sempat menjerit jerit kesakitan sebelum akhirnya mulai merasakan nikmatnya hubungan anal bahkan bisa sampai mendapat orgasme walaupun tidak hebat penetrasi di vagina. Setelah orgasme keduaku pada anal, Ferry kembali menyetubuhiku secara konvensional sampai aku mencapai orgasme ketiga padahal Ferry belum juga mendapat ejakulasinya .</div>
<div style="text-align: justify;">
Saat itu aku benar-benar sudah kepayahan menerima serbuanny sehingga akhirnya aku terpaksa memohon untuk berhenti karena vaginaku sudah seperti hampir mati rasa. Dengan penuh pengertian Ferry menghentikan aktivitasnya walaupun terlihat ada rasa kecewa di matanya. Karena hari sudah menjelang malam, setelah beristirahat sebentar sambil berciuman, kami bersiap-siap untuk kembali ke Bandung. Sebelum pulang aku berwanti-wanti kepada Mamang penjaga rumah supaya tidak perlu bercerita tentang apa yang dilihatnya karena kami melakukannya sebagai orang dewasa yang saling membutuhkan dan saling suka satu sama lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Si Mamang bilang dia mengerti sebagai janda tentunya aku butuh laki-laki yang menemani saat kesepian. Dalam perjalanan pulang aku menawarkan ke Ferry untuk melakukan seks oral di mobil sambil berjalan sampai dia bisa ejakulasi. Aku menawarkan itu karena merasa bersalah telah menyia-nyiakan sahabatku yang telah memberikan kenikmatan yang bertubi-tubi ditambah beberapa petualangan seks yang sangat baru buatku termasuk juga petualangan kepergok Mamang yang mendebarkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ferry tentu saja menyambutnya dengan antusias dan dia memintaku untuk melepas BHku supaya sambil di oral dia bisa membalas dengan permainan tangannya pada buah dadaku. Dengan nekat aku lalu mencopot BHku saat mobil berjalan yang artinya aku harus melepas kaosku dahulu sebelum melepaskan BHnya itu. Sebuah mobil sempat memberi lampu jauh saat aku bertelanjang dada, aku tidak tahu apakah pengemudinya sempat melihat kondisiku saat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan sabar aku mulai melakukan seks oral sedangkan Ferry mengemudikam mobil Audi A4 Triptroniknya hanya dengan satu tangan saja karena tangan kirinya dipakai untuk memainkan buah dadaku. Aku sempat bergurau bahwa penisnya dia sangat “yummie” sehingga tidak membosankan untuk dikulum dimulut atau digesek-gesek di vagina.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sekarang aku mengerti kenapa Ferry mau bersusah-susah memainkan buah dadaku sambil mengemudi karena ternyata rangsangannya pada buah dadaku itu membuatku banyak melakukan gerakan spontan pada mulutku saat mengulum penisnya yang membuatnya merasa lebih nikmat. Walaupun aku sudah berusaha maksimal, tapi Ferry belum saja berejakulasi padahal sudah dekat rumahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tepat ketika mobilnya sudah berhenti di depan pintu pagar rumahku, Ferry tiba tiba menekan kepalaku dengan kedua tangannya sampai batang penisnya amblas menyodok masuk ke kerongkonganku dan ….</div>
<div style="text-align: justify;">
CRUT…CRUT…CRUT …CRUT … penisnya memuntahkan air mani yang sangat banyak yang terpaksa aku telan langsung ke perutku “Aaaaahhhh ….” Kudengar suara Ferry mengerang nikmat Aku coba berontak karena hampir tidak bisa bernafas, tapi Ferry hanya melonggarkan sedikit tekanan tangannya Crut …crut …crut …crut … masih ada beberapa semprotan lagi yang keluar dari penisnya berceceran di dalam rongga mulutku, malah ada beberapa yang menempel di bibir, pipi dan hidungku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika aku bangun dari pangkuan Ferry, aku lihat si Bibi sedang membuka pintu pagar dan anakku menunggu di pintu garasi. Dengan terburu-buru aku menyambar tisu yang disodorkan oleh Ferry yang sedang tersenyum nakal. Aku hanya sempat menghapus mukaku sekenanya karena takut anakku datang mendekat dan melihat penisnya Ferry yang tetap mengacung setelah ejakulasi. Saat aku turun dari mobil malah aku lupa membawa BHku yang ada di jok belakang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu aku mencium anakku, dia sempat berkomentar kenapa mamanya lengket-lengket dan mulutnya rada ada bau amis. Ferry memang memberiku banyak petualangan seks yang tidak pernah aku bayangkan sampai umurku yang bisa dibilang matang ini walaupun frekuensi pertemuan kami tidak terlalu sering.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku hanya berhubungan badan dengan dia saat aku benar-benar membutuhkannya atau karena Ferry memang memintanya. Aku ingin tetap hubungan kami hanya sebagai sahabat karena hubungan persahabatanku dengan Ferry jauh lebih berharga dari pada kebutuhanku mencari pasangan hidup.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setiap kali berhubungan badan aku selalu memaksanya untuk ejakulasi di dalam, aku tidak mau ejakulasinya di luar ataupun memakai kondom walaupun dia sangat khawatir karena merasa spermanya sangat subur. Akhirnya kekhawatiran Ferry terbukti karena kemudian aku hamil, bahkan sampai mencapai usia 10 minggu janin yang aku kandung. Asalnya aku tidak percaya sampai diperiksa oleh temanku sesama dokter dengan menggunakan alat USG. Karena hubunganku dengan Ferry belum mencapai 3 bulan, berarti janin itu berasal dari hubungan seks kami yang awal-awal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan umur kandungan yang sudah besar, akhirnya aku minta tolong temanku untuk merekomendasikan dokter koleganya di luar kota untuk membantu menggugurkannya. Aku tidak mau di kuret di kotaku karena dapat menimbulkan kehebohan besar. Dengan pengalaman ini akhirnya aku berinisiatif pasang IUD sehingga Ferry tetap bisa leluasa berejakulasi di dalam tubuhku seperti keinginanku. Petualanganku denga Ferry akhirnya terhenti setelah dua tahun ketika ada dokter yang melamarku dan memboyongku ke luar kota.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukannya aku tidak ingin setia pada suamiku yang baru, tapi sebenarnya aku sering merindukan belaian keintiman khas Ferry mengingat dasar hubungan seks kami yang istimewa. Walaupun dia selalu menjawab komunikasi dariku, tapi dia tidak pernah lagi memintaku untuk melayaninya seperti yang dulu dia lakukan kalau dia sedang membutuhkan seks. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal tinggal dia minta, aku pasti pergi ke kotanya dengan cara apapun hanya untuk melayani kebutuhannya. Tapi kalau kebetulan aku tahu dia sedang ada di kotaku, Ferry tidak pernah menolak kunjunganku ke hotelnya untuk melepas rindu akan siraman air maninya</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-37713537207217964952018-01-07T01:47:00.002-08:002018-01-07T01:47:56.349-08:00Cerita Dewasa Desahan Di Tengah Malam<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://1.bp.blogspot.com/-d22MQ0z9vf0/WlHsWQhOMtI/AAAAAAAAImY/0sjO6yjfAz8O8Riz7T25gO7okV2h4SSqACLcBGAs/s1600/y55.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Desahan Di Tengah Malam" border="0" data-original-height="336" data-original-width="334" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-d22MQ0z9vf0/WlHsWQhOMtI/AAAAAAAAImY/0sjO6yjfAz8O8Riz7T25gO7okV2h4SSqACLcBGAs/s400/y55.PNG" title="www.ligautama.net" width="397" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Dewasa Desahan Di Tengah Malam</b></td></tr>
</tbody></table>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">CERITA DEWASA -</a> </span></b>Ini peristiwa pertamaku yang sebelumnya tidak terbayangkan bahwa di rumah kost itu, aku akan merasakan bagaimana nikmatnya bercumbu dengan seorang gadis demikian bebas penuh gairah serta nikmatnya bercinta waktu mandi bersama. Ketika itu aku baru terbangun pertama kali merasakan tidur siang ditemani Nani dan dengan leluasa menikmati keindahan tubuh gadis yang sudah menunggu untuk kugauli lagi setelah sebelumnya sempat bersamaku menikmati permainan di atas ranjang yang pertama. Dengan segudang perasaan birahi yang tidak terbendung, aku buru-buru untuk segera menemuinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu sampai kamarnya, Nani telah menyambutku dengan tubuhnya yang begitu sensual, sengaja menonjolkan bentuk tubuhnya di balik bajunya yang ketat di atas pusarnya dan celana pendek yang ketat juga, menonjolkan pantatnya yang bulat sintal. Kuperhatikan buah dadanya yang tidak berbalut bra lagi tercetak jelas di bajunya sampai putingnya pun menonjol jelas. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Segera tubuhnya menghambur memeluk tubuhku, bibirnya langsung menyerbu mengulum bibirku dengan ciuman seakan tak mau lepas lagi. Sambil terus Nani menggelayut tubuhku, lidahnya tak hentinya bermain di dalam mulutku semakin ganas.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Maas.. eehmmh.. Nani sudah kangen..” demikian keluh manjanya walau belum lama kutinggal tidur beberapa jam yang lalu, merasakan betapa sepinya dia menungguiku tertidur di sampingnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kenapa tadi nggak bangunin saja..” tanyaku, meskipun badanku masih merasakan lesu baru bangun tidur setelah siang itu menggauli Nani sampai beberapa kali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ahh, nggak enak.. ngeganggu orang lagi pulas tidur.. Mas, sudah lapar belum?” tanyanya dengan manja dengan tetap menggelayut di pundakku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Yaah, lapar juga.. Kenapa?” tanyaku lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya makan dulu, yuk..” seraya dia terus menggayut di pundakku menuju ke meja makan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nani sudah menyiapkan masakan untuk makan siang saat aku sedang istirahat tidur tadi, dan sekarang sudah tersedia di meja. Segera saja aku menghampiri untuk dapat segera mengganjal perutku yang terasa lapar. Begitu aku selesai menuang makananku ke piring untuk kusantap, Nani malah menarikku untuk pindah duduknya di sofa. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas, makannya duduk di sini saja.. biar Nani bisa nemeni lebih enak..” katanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Nani sepertinya tidak mau jauh dariku, dia pun duduk menempel menungguiku makan. Saat aku makan, tangannya aktif memegang batang kejantananku sambil kadang mengocoknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Enak nggak Yaang..?” tanyanya sambil tersenyum menggodaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Apanya yang nggak enak.. orang lagi makan dikocok-kocok begini.. eehmm..” jawabku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan kenekatannya dia malah memintaku lebih dari sekedar mengocok batang penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Yaang.. celananya dilepas saja ya.. Nani mau..” tanpa menunggu persetujuanku celana dalamku sudah ditarik lepas, dan kini bibir mulutnya mengarah ke selangkanganku, mengulum batang kemaluanku yang sedari tadi demikian tegang.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ahh.. cresp.. slepp.. aah.. crespp.. crespp.. sllpp.. aah.. crepp.. crespp.. ahh..”Begitulah yang terdengar sepanjang aku makan hingga selesai. Kunikmati sekali gejolak birahi, Nani menahan gairahnya dengan mengulum batang penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Non, aku sudah selesai nih makannya, kita mandi dulu yuk,” ajakku agar dia menunda dulumerangsangku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ehehh.. biar sampai keluar dulu Yaang..” rengeknya memintaku agar dia tetap mengulum kemaluanku sampai puas.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Nanti sekalian di kamar mandi saja, kan Mas nanti juga bisa ngrasain punya Nani..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akupun segera berdiri mengajaknya menuju kamar mandi. Sore itu kami mandi berdua, bercumbu seolah tidak ada puasnya saling menggosok dan meremas bagian-bagian tubuh Nani atau pun penisku yang selalu tidak lepas dari genggaman tangan maupun belaian lidah dan mulut Nani. Sambil tangan kirinya menekan kepalaku, tangan kanannya menyorongkan putingnya ke mulutku, ditekanbuah dadanya ke dalam mulutku. “Ogghh.. Mas.. adduh Mas.. gelii.. Mas.. Nani kayaak mauu.. ogh.. aduh.. geli Sayang.. mhh.. Mas.. aduh enak.. yach.. tteruss.. sstt.. ehhm..” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mulut Nani terus mengeluarkan desah yang melepaskan gairah dan gelinjang kenikmatan yang sedang diarasakan. Tanganku tidak mau diam, dan dengan penuh kelembutan jari tengahku masuk liang vaginanya yang menganga diantara selangkangan yang terasa licin oleh lendir kenikmatan vaginanya. Aku pun telah merasakan basah karena cairan yang keluar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Enak.. enak.. enak.. lebih enak daripada Nani kocok sendirian Mas.. yach, terus Mas, Nani ingin setiap hari begini Mas..” Mulutnya tak hentinya mengeluarkan kata-kata ungkapanbirahinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ehh.. Mass.. terus teken Sayaang.. Nani.. enaakk aduh Mas.. ogghh.. Maass, gellii.. teruss.. terus..” kian mengharapkan kocokan jariku semakin cepat. Jari tanganku terasa agak pegal juga mengikuti irama kocokan yang Nani inginkan. Matanya terpejam, sambil lidahnya memainkan dan menjilat bibirku disertai goyangan pinggulnya semakin cepat. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ohh Maass.. di situ.. terus.. jangan berhenti.. ohh.. ehh..” Nani mulai bergoyang naik dan turun melawan arah tanganku. Desah suaranya memenuhi kamar mandi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ohh.. Mas.. ahh.. ahh.. ahh.. gelii.. sayaang.. nikmat.. Oh.. Oh.. Oh Mas..” begitu ucapan-ucapan birahinya yang sepertinya tidak kuduga bila melihat kesehariannya tampak biasa-biasa saja. Kubayangkan memang demikianlah apabila sepasang pria dan wanita kalau sedang mengalami gairah bersetubuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pengalaman yang baru bagiku selama beberapa kali menggauli Nani. Ucapannya terus berulang-ulang terdengar merangsang diselingi desah nafas penuh birahi. Nani mengerang dan merangkul leherku dengan erat. Kepalanya bergoyang ke kiri dan kanan. Bibirnya menyentuh bibirku dan kamiberciuman lagi. Kubuka mulutku dan lidah kami saling menjilat entah bibir atau rongga mulut.Kuangkat dia dan kudorong dia ke dinding. Aku berlutut di depannya dan kemudian lidahku bermaindi celah vaginanya. Tangannya menekan kepalaku dan yang satunya merpermainkan payudaranya, Nani memainkan putingnya sendiri untuk menambah kenikmatan birahinya dengan ditandai puting di dada yang montok itu kelihatan semakin tegang. Dia terus meremas buah dadanya dan mulutnya tidak hentinya mengeluarkan desah nafas yang memburu merasakan birahi yang kian memuncak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sss ahh.. enak Mas..” erangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ehm..” matanya setengah tertutup.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas.. eghh putingku teruss.. Mas, mana penismu Mas.. Yach teruss Mas.. Hheegh.. enaak.. eeghh.. yach..”</div>
<div style="text-align: justify;">
Tangan kananku aktif memilin-milin puting susunya yang semakin mengeras sementara tangan kanan Nani meremas puting buah dadanya sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah.. Mas.. kalau begini terus Nani tambah sayang sekali sama Mas.. ohh.. ohh..” Mulutnya terusmengeluarkan suara-suara gairah yang bila kudengarkan, menambah gairah dan semakin merangsang juga. Nafsuku semakin menggebu untuk menyetubuhinya, pelukan ke tubuh Nani semakin erat menjelajahi birahinya yang bergejolak dan terus-menerus menggelinjang hebat. Nani melepaskan desah nafsunya dan memintaku mengulum puting susunya yang demikian tegang karena telah terangsang oleh mulutku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ohh.. ohh.. ohh.. nikmatnya.. ohh.. ah.. nikmat..”</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah puas dengan buah dada yang kanan aku pindah ke yang kiri, putingnya kuisap kuat-kuat diselingi dengan cupangan pada bulatan payudaranya yang montok sehingga nampak beberapa tempat meninggalkan bekas merah. Gerakan tubuhnya membuat kedua bukit payudaranya bergoyang ke kanan dan ke kiri sambil menahan gelinya puting susunya yang kusedot. Terasa nikmat dapat menyelusuri bukit payudara yang membusung indah di dadanya yang nampak mulus bersih itu. Berkali-kalipermintaannya agar rangsanganku pada puting dan cupangan buah dadanya terus kulakukan sepuasnya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ohh.. Mas sayang terus.. terus.. yang keras sedotannya.. ohh..” begitu desahnya di telingaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Non, penisku tambah tegang saja kalau Nani terus-terusan begitu..” bisikku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Rupanya Nani menyadari keinginanku, saatnya menerima batang kejantananku untuk dapat segera diperlakukan semestinya ketika dia merasakan sentuhan penisku yang sudah tegang dari tadi. Dia gantian berlutut di depanku lalu dia menjilati penisku, dan meremas penisku sampai basah oleh jilatannya. Lalu Nani menyambut batang penisku, terasa hangat oleh belaian tangannya, kepala penisku dia jilati lagi, sedikit demi sedikit penisku lenyap di rongga mulutnya, bibirnya dengan lincah menyedot lubang penisku, terasa geli-geli nikmat sampai dengkulku gemetar menahan rasa nikmat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mass.. punyamu menggemaskan lho Mas.. ini yang bikin ketagihan teruss.. enaak.. assiin Mas.. ahh..” Penisku yang masuk ke dalam kerongkongan Nani kucabut dari mulutnya dan kulepaskan, kemudian kupegang lengannya, kuangkat agar dia berdiri menyudahi permainan itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sudah ingin beralih ke vaginanya yang sudah basah oleh lendir kenikmatan, kupegang dengan meraba lembut. “Yaangg.. adiknya bikin ketagihan, aku udah nggak tahan lagi, pingin menjepit penismu.. Yaang, Nani udaahh nggak tahan ngeliat penis Mas ngaceng sebesar itu ayo masukkan Maas..” kata Nani sambil membelai-belai kejantananku yang tegak kaku sambil diusapkan ke pipinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesaat kemudian di atas tubuhku yang rebah di atas ranjang, Nani mengambil posisi jongkok menancapkan liang senggamanya tepat batang kemaluanku. Nani menuntun penisku yang sudah tegang, lalu menempelkan di bibir vaginanya. “Ahh.. ohh.. Yang.. ohh.. emh.. aduhh.. nikmat..Yangg.. teruss.. goyangkan pantatmu Mas iyah.. enak Yaang..” Sengaja pantatku aku goyangkan mengikuti gerakan penisku yang terasa hangat di dalam vaginanya. Bergantian Nani yang aktif bagai menunggang kuda, pantatnya mengayun di atas selangkanganku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kadang maju mundur atau terkadang memutar sambil kedua tangannya merangsang payudaranya dengan meremas dan memilinputingnya. Kuperhatikan matanya kadang terpejam menahan rasa gelinjang yang hebat, hingga tubuhnya melengkung ke belakang dan ketika pantatku kugoyang, buah dadanya berguncang indah ke kanan ke kiri. Ah, beginilah jika gadis ini sedang dilanda gejolak birahi yang tinggi. Sampai tiba saat puncak birahinya menuntut rangsanganku lebih meningkat. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas, aku di bawah.. jangan lepas yahh.. Ughh.. nikmatnya Maas..” Kini Posisiku berubah di atas sementara dengan segera betisnya yang indah dilipatnya ke arah paha dan bersamaan pantatnya yang sintal terangkat menahan dorongan penetrasiku. Tampak keindahan lubangkewanitaannya semakin leluasa ketika Nani semakin membuka kedua pahanya dan mengangkat betisnya tepat di pundakku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Yayangg.. ohh.. ohh.. ahh.. ahh.. terus.. terus.. lebih kuat.. dorong terus.. Yang dalam.. ach.. ohh..” matanya merem-melek menikmati goyangan penisku dan, “Oh.. Mas.. Sayang.. aku mau keluar.. ohh.. ohh.. ohh..” Lalu tiba-tiba dia goyangkan pantatnya keras-keras kiri-kanan kiri-kanan, diangkat tinggi-tinggi sambil mengelinjang agak sedikit teriak panjang. “Maass, tekeen yaang kerraass.. aakkuu mmaauu keelluuaar.. ayo Maas jugaa barreenng..” Liang senggamanya semakin sempit menjepit dan terasa menyedot penisku membuatku tak tahan lagi. “Ohh.. ach.. ach..” pantatnya semakin kuat gerakannya. “Maass.. ohh.. ohh.. hh.. ohh.. oh.. ahh.. aku keluar.. Sayang.. ohh.. aku nggak tahan..” Pantat Nani yang sintal itu kutangkap dengan kedua tanganku dan kutekan agar kenikmatan orgasme liang senggamanya semakin terasa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ohh.. ohh.. ohh.. ohh.. enakk.. ohh.. iya.. iya Mass.. aahh.. makin cepet Mas.. cepetan..” Aku semakin dirangsang bukan saja oleh suaranya, tapi oleh jepitan vaginanya. Penisku betul-betul terasa digenggam erat sambil dikocok-kocok. Nafas kami berdua semakin memburu. Nani kelihatannya sudah hampir orgasme, salah satu tangannya memainkan puting susunya dengan cepat dan tiba-tiba teriaknya, “Ahh.. ahh.. Mas.. Mas.. muncratin di dalem, ayoo Sayang aku sudah siap.. ahh.. aah.. ahh.. sekarang.. oohh.. barengan.. ohh..” Desah Nani semakin keras dan aku pun merasakan kehangatan batang kejantananku di dalam liang senggamanya yang sempit itu, memperoleh kenikmatan cinta Nani yang kian waktu tambah menggairahkan. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Yang.. ohh.. putingku sambil diremas.. ohh.. remas.. pentilku remas.. oogghh.. yaach..” Nikmat sekali sensasi yang kurasakan persetubuhanku dengan Nani di dalam kamar mandi rumah kostku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kamu puas Sayang?”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Puas sekali.. Mas memang hebat.. ntar Mas mau lagi nggak?”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Entar malem kita puaskan lagi ya Yaang.. kita mandi dulu yuk..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu mandiku bersama nani sore itu penuh gelora nafsu birahi yang tidak henti-hentinya. Terkadang kejantananku mulai lemas sengaja dia sabun dan kocok sehingga bangun lagi kemudian dia kemot-kemot, atau gantian kupermainkan kewanitaannya sambil jari tengahku masuk sampai ke dalam vaginanya sehingga Nani menggelinjang hebat, sambil mulutku mencari puting susunya yang mengeras kukulum dan kugigit lembut. Sengaja Nani menekan payudaranya yang montok itu, didorong ke bibirku sambil tangan kirinya menekan kepalaku, sehingga seperti wanita menyusui bayinya, memanjakan buah hatinya sepenuh hati dengan buaian puting susunya, agar selalu nikmat untuk diisap. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara tangan kananku terus saya masuk ke dalam vaginanya kubelai dan kugesek-gesekkan, hingga dia merasakan dan memperoleh kenikmatan juga karena tiba-tiba dia membuka pahanya sehingga semakin memberikan kesempatan tanganku leluasa untuk menggosok vaginanya dan kumasukan jari tengahku ke dalam lubang yang becek dan licin dan tangan Nani kubimbing untuk memegang batang penisku dan mengocok-ngocoknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaaduh.. saya mau keluar.. ohh.. aahh..” sambil mulutnya menganga dan matanya terpejam , diamencapai orgasme. Gairah mandiku bersama Nani kuakhiri persetubuhan di atas ranjang di kamarnya dalam keadaan saling berpelukan tanpa busana sampai waktunya aku makan malam berdua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sore itu aku dan Nani mengenakan pakaian seadanya agar dapat bebas saling memberikan dan memperlihatkan masing-masing bagian tubuh yang dapat dinikmati dan dapat memberikan gairah sambil duduk berdua, untuk istirahat memberikan kesegaran pada tubuh kami masing-masing agar kembali bugar lagi walaupun cukup melelahkan dan terasa ke sendi-sendi tulang tetapi sungguh nikmat yang kami reguk berdua dengan Nani seolah tidak puas sempai disitu saja. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menunggu malamtiba sengaja aku hanya bercumbu di sofa ruang tamu dengan lampu ruangan yang hanya temaram sehingga memberikan suasana semakin romantis percumbuan menjelang malam pertamaku menikmati tubuh yang indah yang untuk kali pertama kucumbu, kusetubuhi sampai ke lekuk likunya yang paling sesitif dimana kenikmatan gairah hubungan kelamin kurasakan. Apalagi Nani yang dengan sengaja dengan bebasnya memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya yang indah semakin lebih mengundang tanganku untuk lebih menikmati keindahan tubuhnya yang hanya dengan sedikit menyingkap baju seadanya yang dia kenakan sore itu. Sengaja malam itu tubuhnya kupeluk dan wajahku terbenam diantara hangatnya jepitan kedua bukit payudaranya yang membusung indah di dada Nani.</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com13tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-21362803482281432192018-01-04T23:28:00.002-08:002018-01-04T23:28:43.902-08:00Cerita Dewasa Nafsu Wanita Jakarta<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://www.ligautama.net/"><img alt="Cerita Dewasa Nafsu Wanita Jakarta" border="0" data-original-height="591" data-original-width="584" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-S1qqpQCiUII/Wk8oqFrr1aI/AAAAAAAAImI/A2OrYOa8WGozxwe9IVKdjDSZZc-TBWFAQCLcBGAs/s400/z1v21.PNG" title="www.ligautama.net" width="395" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">Cerita Dewasa Nafsu Wanita Jakarta</a></b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">CERITA DEWASA -</a> </span></b>Waktu itu aku semester 3 di tahun 2014 aku berkenalan dengan cewek yang bernama Yusii usiaku saat itu 21 tahun sedangkan dia 23 tahun, saat itu Yussi bekerja di salah satu perusahaan swasta sebagai progamer, awal pertemuan kita berasal dari chatroom lam keloamaan kita saling akrab dan pernah ketemuan. Setelah persahabatan kami berjalan 1 tahun akhirnya kami mempunyai kesempatan untuk ber-copy darat. Aku memperoleh kesempatan untuk berlibur di Jakarta. Singkat cerita akupun sampai di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan dengan berbekal beberapa lembar foto kirimannya, aku sore harinya pergi ke Mall Taman Anggrek untuk menemuinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertama sekali kumelihatnya, aku sungguh terpana. Bagiku, Yussi lebih cantik aslinya ketimbang di fotonya. Ditunjang lagi oleh penampilannya yang semakin dewasa yang disesuaikan dengan profesinya kini sebagai programer software di PT JS di kawasan Gatot Subroto Jaksel. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hal ini membuat aku semakin tertarik dengannya dan membuat birahiku naik secara perlahan-lahan. Setelah bertemu, kami berdua mengelilingi Taman Anggrek hingga malam dan dinner disana. Setelah dinner kami berkesempatan mengelilingi Jakarta dan akhirnya kami pulang dan kuantar dia sampai ke rumahnya di kawasan Duri Kepa Jakarta Barat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertemuan itu membawa kenangan tersendiri bagiku dan oleh sebab itu aku kembali mengajak Yussi keluar jalan-jalan keesokan harinya yang bertepatan dengan malam minggu. Keesokan harinya, pagi-pagi benar aku menjemput Yussi setelah itu kami pergi makan pagi bersama dan mengelilingi Jakarta beserta mallnya hingga jam 10 malam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya aku masih sangat ingin bersamanya hingga larut malam, namun Yussi menolak karena katanya tidak ada yang menjaga rumah, sebab Papa, Mama, Koko, Kakak ipar dan Dedenya sedang ke Bogor menghadiri kondangan familinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya aku kecewa juga mendengar penolakannya itu, tapi kekecewaanku ternyata tidak lama. Terbukti Yussi waktu itu langsung mengajakku untuk menginap di rumahnya, karena dia tidak berani tidur sendirian.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akupun tidak mengiyakan secara langsung penawarannya itu, aku berpikir beberapa menit. Setelah berpikir beberapa menit aku pun mengiyakan tawaran Yussi dan tampaknya ia sangat senang sekali. Akhirnya kami sampai di rumahnya pukul 10 lewat 30 malam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Segera setelah turun dari mobil, Yussi membuka pintu pagar dan pintu rumah. Lalu akupun masuk ke dalam rumahnya yang lumayan besar itu dan menempelkan pantatku pada kursi sofa di ruang tamunya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seketika itu pikiranku melayang-layang membayangkan seandainya aku dapat menyalurkan hasratku pada Yussi. Terus terang saja, selama ini aku selalu horny jika mendengar suara dari Yussi dan aku pun selalu beronani membayangkan sedang menyetubuhinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan tidak jarang pada saat kutelepon dia, aku sedang naked dan beronani sambil bertelepon dengan dia dan Yussi pun tahu semuanya itu. Setelah mengunci pintu rumahnya, Yussi permisi padaku untuk mandi dan aku pun mengiyakannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mendengar Yussi mau mandi pikiranku bertambah kotor setelah sebelumnya aku membayangkan bisa menyetubuhinya. Lalu dengan langkah berjingkat-jingkat kuikuti langkah Yussi yang berjalan ke arah kamar mandi di ruang makan hingga aku melihat Yussi masuk ke dalam kamar mandi dan mengunci pintunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akupun segera memutar otakku mencari celah agar dapat mengintip Yussi. Namun belum sempat aku mendapatkan cara mengintip yang pas, tiba-tiba Yussi keluar dari kamar mandi dengan naked dan berteriak karena ada kecoa. Aku yang melihat Yussi keluar dengan naked hanya bisa terpaku dan diam. Mataku langsung tertuju pada dua daging kenyal yang bergantung di dadanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh indah sekali buah dada Yussi yang berukuran 34 A (kuketahui ukurannya, karena aku pernah menanyakan ukuran bra nya lewat SMS dan dia pun memberitahu aku) dengan putingnya yang berwarna kecoklatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ingin rasanya lidahku langsung menyeruput wilayah dadanya itu. Pandangan mataku kini tertuju pada lubang vaginanya yang ditumbuhi oleh ilalang asmara walaupun tidak begitu lebat. Penisku pun langsung bangkit dan berdiri tegak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Waktu itu yang hanya ada di pikiranku hanyalah bagaimana caraku untuk meniduri Yussi. Tanpa pikir panjang akupun mendekati Yussi dan kurangkul tubuhnya lalu kutempelkan bibirku pada bibirnya yang lembut mereka itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yussi tidak memberikan perlawanan bahkan ia pun mengulum bibirku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah..” dia mendesah. Aku pun semakin berani setelah mendengar desahannya itu. Lidahku keluar masuk ke rongga mulutnya yang mungil dan tanganku pun bergerilya meremas-remas dan terkadang meraba-raba onggokan daging kenyal di dadanya sambil memilin-milin putingnya yang sudah mulai mengeras.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu ia juga mulai mencoba menarik resleting celanaku dan tanpa kesulitan dia berhasil menurunkan celanaku dan menarik kaosku serta melemparnya ke lantai kamar mandi. Saat itu, ia sedikit terkejut, ketika tanpa sengaja tangannya menyentuh penisku yang masih dilapisi oleh celdamku. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh.. Very big buanget tongkolmu, Dave” Aku hanya menanggapinya dengan senyum dan tanganku masih bekerja memilin-milin puting susunya. Ciumanku mulai kuarahkan ke lehernya dan terus turun ke bawah dan berhenti di bagian putingnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sini aku permainkan putingnya yang indah itu dengan lidahku. Terkadang kuemut, kuhisap dan kugigit lembut putingnya itu, sehingga membuat Yussi tak kuasa untuk menahan hawa nafsunya yang sudah hampir meledak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tampaknya ia juga sudah tidak sabar untuk melihat dan merasakan penisku karena Yussi sedang berusaha menarik turun sempakku. Dan kemudian tanpa halangan yang berarti Yussi akhirnya berhasil menurunkan celdamku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jangan disini Yos, kita cari tempat yang enak, ok? Gimana kalau kita maen di kamar kamu Yos?” “Oh iya.. Enakan di kamar gue. Kita bisa ngent*t sampe puas”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu kugendong tubuhnya ke loteng dan kubawa ke dalam kamar tidurnya dan selanjutnya kurebahkan tubuh bugilnya diatas ranjang alga yang empuk. Tanpa menunggu lebih lama lagi, segera kuhisap puting susunya yang sudah semakin mengeras lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah.. Dave,” pekiknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Yos.. Toket loe indah buanget. Gue suka buanget sama toket loe,” celetekku dengan penuh nafsu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Terus Dave.. Oh.. Geli..” desahnya. Mendengar desahannya aku semakin bernafsu. Lambat laun ciumanku merambat turun ke pusarnya lalu ke gundukan di selangkangannya. Kemudian kumainkan clitorisnya dengan lidahku dan aku terus memasukkan ujung lidahku ke dalam lubang vaginanya yang harum itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian dia mengangkat pinggulnya dan berseru, “Oh.. My god.. Is very great.. Oh.. God..” Sementara aku masih mempermainkan wilayah vaginanya dengan lidahku, Yussi semakin kencang menggoyang-goyangkan pinggulnya, kemudian dengan tiba-tiba dia berteriak,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Dave.. aku.. ke.. lu.. aarr..” dan seketika itu tubuh Yussi mengejang dan matanya terpejam. Sementara itu di gua keramatnya terlihat cairan kewanitaannya membanjiri vaginanya. Kuhisap cairannya itu dan kurasakan manis bercampur asin dengan aroma yang wangi dan hangat. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kuhisap cairannya dengan rakus sampai habis dan tubuhku kembali merambat ke atas menghisap putingnya kembali yang tampak indah bagiku. Rasanya bibirku masih belum puas menyusui putingnya itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak lama kemudian kulihat Yussi kembali menggeliat-geliat dan mendesah-desah. Ia tampak terangsang kembali dan memintaku untuk segera memasukkan penisku yang berukuran 16 cm dengan diameter 3 cm ke dalam gua keramatnya yang sudah basah sekali.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo.. Dave.. Masukkan tongkolmu ke memiawku. Gue sudah enggak tahan lagi,” pintanya. Tanpa menunggu lebih lama lagi kuarahkan penisku ke dalam lubang vaginanya dan secara perlahan-lahan namun pasti penisku pun mulai menyeruak masuk ke dalam lubang vaginanya yang masih sempit (maklumlah Yussi masih virgin) dan akhirnya penisku berhasil masuk 3/4 ke dalam lubang vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aduh.. Pelan-pelan ya, please,” erangnya sedikit tertahan. Kembali kutekan penisku untuk masuk ke lubang vaginanya secara perlahan sehingga akhirnya aku berhasil memasukkan semua penisku ke dalam lubang vaginanya dan menyentuh dasar vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh.. Nikmat buanget..” katanya yang disertai dengan desahan halus. Aku semakin bernafsu untuk menggenjotnya setelah mendengar desahan dan erangannya. Semakin dia mendesah, aku semakin mempercepat genjotanku di lubang vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh.. Dave.. ak.. uu.. suudahh.. ma.. uu.. kke.. luarr.. rr.. laggii..” “Tahan Yos.. aku juga.. u.. da.. mau.. ke.. luuaarr, keluarkan di.. mana.. Yos?” tanyaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Di.. Da..” Belum sempat ia menjawab, aku sudah tak bisa menahannya lagi, sehingga akibatnya, Crot.. Crot.. Crot.. Crot..! Beberapa kali penisku menembakkan maniku yang banyak ke dalam lubang vaginanya dan saat itu juga aku merasakan cairan hangat Yussi beserta aliran darah perawannya menyelimuti batang penisku yang masih tegak di dalam vaginanya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Terima kasih Yos.. Kamu sudah memberikan aku kenikmatan malam ini..” ujarku sambil mengecup lembut bibirnya dan menarik keluar penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku juga ingin terima kasih ke kamu, karena telah memuaskan nafsuku untuk melakukan hubungan sex denganmu yang selama ini kupendam dalam anganku,” katanya tanpa malu-malu dengan mata yang sayu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo.. Kita mandi berdua,” ajaknya sambil menarik tanganku. Dan di kamar mandi itu, batang penisku kembali bereaksi ketika Yussi mengelus-elusnya. Tanpa malu-malu aku langsung menarik pinggang Yussi dan menyuruhnya menungging ke arahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun secara perlahan lahan memasukkan penisku yang sudah menegang ke sela-sela pantatnya yang tidak begitu besar. Sejenak, Yussi tersentak, namun hal itu hanya berlangsung sebentar saja, karena Yussi kemudian menggerak-gerakkan pinggulnya ketika dirasakan penisku sudah masuk semuanya ke dalam lubangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah.. Dave.. a.. kk.. uu.. ke.. ll.. uu.. aa.. rr.. l.. aa.. g.. ii..” erangnya dengan lembut. “A.. k.. u.. juu.. ggaa..” kataku sambil menyemprotkan maniku ke lubang vaginanya kembali. Setelah itu kami melanjutkan acara mandi kembali dan setelah mandi, sebelum tidur, aku mengent*tnya sekali lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keesokan paginya pada saat aku bangun jam 7 pagi kembali kugenjot dia dan malam harinya kami kembali ber-ML ria.. Sungguh liburan yang berkesan dengan teman chatting. Terima kasih Yussi atas virginmu</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-37774749250658597022017-12-30T01:04:00.000-08:002017-12-30T01:04:00.609-08:00Cerita Dewasa Jeritan Nikmat Tetanggaku<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-IGlKjJb8DuE/WkdWRoVz0pI/AAAAAAAAIl4/OLhMbYcRkQoAmgVJ5icwmRGRrzQP5cDyQCLcBGAs/s1600/b1.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="Cerita Dewasa Jeritan Nikmat Tetanggaku" border="0" data-original-height="554" data-original-width="471" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/-IGlKjJb8DuE/WkdWRoVz0pI/AAAAAAAAIl4/OLhMbYcRkQoAmgVJ5icwmRGRrzQP5cDyQCLcBGAs/s400/b1.PNG" title="www.ligautama.net" width="340" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Dewasa Jeritan Nikmat Tetanggaku</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">CERITA DEWASA</a> - </span></b>Malam semakin larut jam dinding menujukan pukul 23.30.mata ini tak bisa rasanya untuk terpejam membayang kan wajah mbak Anun yang cantik,dengan toket yang membusung yang ingin rasanya aku selalu meremas toket tersebut.tapi malam ini aku hanya sendirian gak ada temen bahkan tetangga idolaku juga gak ada..Akhirnya kulalui malam ini dengan sendiri lagi..dan akhirnya rasa ngantuk menyerangku hingga aku terlelap dan di buai oleh mimpi-mimpi indah bersama mbak Anun..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Matahari tlah terbit,aku terbangun oleh gaduhnya suasana didepan kontrakanku..kucoba untuk bangun dari tmpat tidurku untuk sekedar mengetahui, kucoba untuk mengintip dari celah gorden kaca depan,ternyata mbak anun baru datang..dan eh siapa itu..oo ternyata teman mbak Anun.. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku kembali ketempat tidurku,baru beberapa langkah ..pintu diketuk seseorang “ ardi..ardi kamu sudah bangun.?” Suara itu tak lain adalah suara Mbak Anun. “iya ..Mbak.” kataku kemudian aku melangkah kedepan pintu dan kubuka pintu .” ada apa mbak?”kataku “ kamu hari ini ada rencana mau jalan gak?” katanya..”kayanya gak ,mbak..kenapa” kataku, “ bisa temanin kami gak..itu temanku mau ngajak jalan-jalan keLoksado..”katanya, “kapan, hari ini?”kataku..”tahun depan..ya hari ini lah..rencananya kami mau nginap disana”katanya lagi sambil tersenyum.” Ok ..aku mandi dulu ya mbak..”kataku..”ya sudah kami tunggu kamu..jangan lama-lama “ katanya” ok mbak..”kataku sambil berlalu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah semua siap kami berangkat menuju tempat wisata Loksado,di perjalan kami hanya bertiga aku nyetir dan mbak anun dan temannya duduk diibelakang .mereka asik bercanda dan pembicaraan mereka mengarah pembicaraan sex..aku hanya senyum-senyum aja melihat tigkah laku mereka..kadang-kadang mbak Anun tersenyum padaku..o iya nama teman mbak Anun ini Nita..orangnya gak kalah cantiknya sama mbak Anun ..toketnya lumayan gede tapi yang bikin berbeda sama mbak Anun adalah pantatnya yang besar,sesekali aku melirik dari kaca ..pikiranku sudah kemana-mana memikirkan apa yang akan terjadi di sana. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu jam sudah perjalan menuju Loksado akhirnya kami sampai di tempat wisata tersebut..dan langsung memesan kamar peginapan yang ada disana.”mbak , mau berapa kamar..dua?kataku..</div>
<div style="text-align: justify;">
saja gak papakan..?”katanya “gak papalah..malah aku senang..”sambil tersenyum..terus aku ngambil kunci kamar ,,dan masuk kamar yang sudah tersedia diikuti oleh mbak anun danmbak nita..kubuka pintu kamar dan memasukan barang bawaan kami..mereka langsung merebahkan diri di kasur yang empuk..” eh cape banget nih di, mau gak pijitin aku” kata mbak anun..”boleh, apanya yang dipijit..mbak..?” kataku “punggunku rasanya pegel banget di “ katanya sambil membuka baju nya..dan kini dia hanya pakai BH..”ok ..mbak..” aku mulai memijit dari pundaknya..pijitannku kulakukan sebaik mungkin “ ooh di pijitanmu enak banget ,,rasanya urat-urat pada pundakku yang tdi tegang sudah rada enakan,di kalo Bhnya ngalangin pijitan kamu ..buka aja .gpp kok”katanya..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan cepat kelepaskan bhnya dari tubuh mbak anun..dari pundak pijitanku kuturunkan kepunggung mbak anun.sesekali tanganku menyentuh pinggiran gundukan gunung kembar yang</div>
<div style="text-align: justify;">
masih padat dan kencang..”eeh ardi tangan kamu nakal,ya..”katanya manja..”tapi suka kan mbak” kataku..dan tanganku masih memijat punggungnya..”iya sih abis pijitan kamu enak bgt ,di”</div>
<div style="text-align: justify;">
“mau yang lebih enak lagi ya mbak?” kataku dan tanganku sudah ada di gundukan kembar itu dan sambil meremas gundukan itu terdengar ritihan kecil dari mulut dia”ooh di enak bgt remasan kamu..ooh di terus di “rintihnya..kemudian dia membalikanbadan dan telentang dantampaklah bukit kembar yang mempesona di hadapanku dan langsung saja kulumat gundukan itu dan diapun mengelinjang <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
” ouuh di ..lumat terus isep yang kecang di..ouuhh nikmat banget .”mulutku kuturunkan kebawah dan akhirnya sampai kesela-sela selangkangannya..dan mulai kujulurkan lidahku diantara belahan memeknya yang bersih..”ouuhhh..diii….nikmat baget ya terus terus dii jilat terus ..ya yang itu di nikmat banget…ouuhh…oouughh….dii…aku hmapir gak tahan dii aku mau keluar…”tubuhnya mengejang ngejang…dan akhirnya..menyeburlah cairan bening dari dalam memeknya dengan derasnya dan membasahi muka ku..dan dengan besemangat aku jilat sampai licin cairan itu…” ouuh di..nikmat banget,kamu pintar sekali menjilatnya..” katanya tersenyum..</div>
<div style="text-align: justify;">
Mbak nita yang dari tadi memperhatikan kami hanya senyum-senyum.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
dan akhirnya dia mendekat ke kami dan dia melepaskan seluruh pakaiannya sampai bugil..dan ak terpana akan bodynya yang aduhai..”boleh aku ikutan” katanya” gabung aja ta..”kata mbak anun..” di sekarang giliran kamu..langsung saja mbak anun meraih kontolku yang sedari tadi sudah tegak berdiri di lumatnya dengan ganas tak ketinggalan biji nya dijilat dan di emutnya..”oohhh mbak ..enak bgt “aku hanya bisa terpejam meninkmati jilatan dan isapan mltnya..dan mbak nita sekarang sudah ada di hadapanku sampil mengarahkan memeknya di hadapan mukaku dan langsung saja kuisep dankujilat memek itu…oohh dii…enak bgt nikmat bgt dii…oohhh..terus di” mbak nita meracau..”mbak..memek kamu enak banget,ooh “ memek itu terasa legit dan aku menjilatnya samapi puas … <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Di..aku gak tahan lagi, maikan sodokan kontolmu ke memek ku di..” kata mbak Anun..aku merubah posisi sekarang aku telentang dan mbakanun siap mengangkagi aku dan menuntun kontolku ke lobang kenikmatannya dan akhirnya masuklah kontolku ke lobang itu.”uoohh di nikmat …punyamu keras banget di..dia sambil menaik turunkan tubuhnya..dengan cepat dan sesekali dia gayangkan dan terasa kontolku terputar-putar, tak lama kemudian dia mengejang tubuhnya kelojotan kaya cacing kepanasan “ di aku gak tahan lagi..mau keluar dii.. uooohhhgg nikmat ..di terasa ada yang berdenyut denyut memijit kontolku..sementara itu aku masih asik mengisap memek mabak nita.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di sekarang giliranku ,sodokan punya kamu di aku sudah gak tahan nih..”mbak anun tergolek lemas di samping kami..dan mbak nita siap menerima sodokanku dengan gaya nungging..dan kuarahkan kontolku ke lobangnya dan “ bless” masuklah semua kedalam memeknya dan mulai ku genjot secara pelan pelan dan sesekali ku goyangkan kontolku dalam “ oohhh di..nikmat banget…kontolmu bisa bergerak dalam memekku..oggghhhh nikamat iya terus di sodok yang kencang..”memek mbak juga nikmat banget..”kataku..tidak berapa lama” dii..aku sudah mau keluar..di kamu masih lama kah.” Katanya” iya, mba tapi kalo mbak mau saya keluarin sekarang ayo juga” ok di kita bareng keluarnya ya…” he eh mba” sodokanku kupercepat “ di..sekarang dii…ooohhhggghhh…aku keluar..nikmat di..ouuhhh “ terasa hangat cairan yang keluar dari dalam lobang memek itu” iya mbak sebentar lagi sodokanku semakin kupercepat dan akhirnya” oooohhhhgg mbak aku mau keluar.di keluarin dimana mbak..?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Di luar aja di..aku ingin minum peju kamu” katanya..dan kucabut kontolku dari dalam memeknya dan dia langsung mengulum dan mengisap dengan buasnya..” iya mbak…aku keluar..croot croot dan tumpahlah pejuku dalam mulautnya dan ditelannya sampai habis..” peju kamu enak banget di..banyak lagi..sampai luber di mulutku..”katanya sambil terus sibuk menjilat sisa mani yang masih ada sampai bersih..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akhirnya kami tertidur bersama dan tanpa sehelai benangpun menempel di tubuh kami bertiga..</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-65556284572155909212017-12-27T01:58:00.000-08:002017-12-27T01:58:06.902-08:00Cerita Dewasa ML Bersama Suster Nakal<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://www.ligautama.net/"><img alt="Cerita Dewasa ML Bersama Suster Nakal" border="0" data-original-height="282" data-original-width="500" height="360" src="https://4.bp.blogspot.com/-cjbSxAb54Cc/WkNtdh5tZtI/AAAAAAAAIlo/4MUXB3W0CX0h-q-WV2s6_OsUla7AieK6QCLcBGAs/s640/deomampo1.jpg" title="www.ligautama.net" width="640" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">Cerita Dewasa ML Bersama Suster Nakal</a></b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">CERITA DEWASA -</a></span></b> Perkenalkan namaku ayu, saart ini bekerja sebagai seorang suster atau perawat di sebuah rumah sakit yang berada di jawa barat,Kota ini memank kecil dan jarang sekali pasien yang dirawat lama di sini,Kebanyakan mereka dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap peralatannya,Sebelum kumulai cerita dewasa perselingkuhan saya ini,perlu diketahui tinggi ku 165cm dan berat 48kg,wajahku cukup cantik dengan kulit kuning langsat,ukuran payudara standart,hanya saja bila aku memakai pakaian ketat atau mini,semua mata yang memandang pasti akan nafsu dan teeangsang gairah seksualnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
emudian sebut saja dia dr, Riko, dia lumayan tampan,sudah beristri namun belum dikauruniai anak,mungkin karna dia lebih banyak menghabiskan waktu di rumah sakit,dia juga merupakan idola para suster disini, wibawanya dan tutur bicaranya membuat semua suster selalu menganguminya,kisah dewasa ini terjadi nkira-kira 3 tahun yang lalu,waktu itu aku kebetulan mendapat giliran jaga malam,pada hal besok harinya itu hari libur,karena berdapatan tanggal merah,waktu itu pasien di rumah sakit itu sangat sepi sekali,mungkin karena letaknya juga jauh dari pusat kota,lebih termasuk ke pinggiran kota. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Swetelah aku mengecek kamar pasien yang di diami beberapa pasien,,Aku segera saja membereskan pemukuan,setelah itu aku masuk ke dalam ruang perawat dimana biasanya perawat berkumpul,beristirahat,dan juga ganti baju seragamnya,Karena lelah aku duduk sejenak dikursi empuk yang tidak ada tangannya atau pegangan tangannya,entah karena lupa atau karena lelah aku tidak mengunci pintu,Aku melepas sepatu pantovel ku yang sudah membuat kaki ku sangat pegal. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menyandarkan kepala di kursi,tiba-tiba saja dari belakang ada yang menyentuh pundakku sarakan akan memijitnya,aku kaget dan langsung bangkit dari kursi,dan ternyata..."dr Riko? ucapku kaget..!"capek ya?? habis kerja? tanyanya lembut.. “iya dok, sedikit.” Jawabku. Kemudian dr. Riko duduk di kursi yang aku duduki tadi, aku hanya berdiri diam di depannya, entah kenapa saat dr riko menatapku jantungku berdegub kencang, mungkin suara deguban itu bias terdengar oleh nya. “mau saya pijitin gak, sus?” Tanya nya. “Ah… dokter bisa aja” aku hendak beranjak melangkah, tapi kemudian, tiba-tiba saja tangan ku ditarik oleh dr. riko, dan aku terjatuh tepat dipangkuannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia memelukku sangat erat dari belakang hingga aku tak bisa melepaskan pelukkannya, namun sebenarnya aku juga senang dengan apa yang ia lakukan itu. Dia mencium leherku dari belakang, desah nafasnya dan ciumannya membuat birahi ku naik. Sesaat dia menciumi leherku, kemudian bibirku pun dia kerjai pula, aku pun tak tinggal diam, ku ladeni ciumannya itu, lidah kami beradu, saling mengulum satu sama lain. Entah setan apa yang merasuki ku malam itu, bagiku semuanya sangatlah indah. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tak terasa tiba-tiba tangannya sudah mulai meraba dada ku, dibukanya kancing seragam suster ku itu, hingga beberapa kancingnya terbuka dan mencuatlah buah dadaku yang masih menggunakan bh, lalu ditariknya keluar payudara dari kurungannya, sesaat dr. riko menelan ludah melihat payudara ku itu. “Ayu… ternyata kamu memiliki dada yang sungguh indah ya?” ucapnya sembari mengusap puting ku. Aku hanya bisa mendesah “ah.. dokter suka ya mainin dada Ayu?” ucapku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa menunggu waktu dia langsung mengulum dan menjilati payudara ku dengan penuh nafsu, seperti bayi yang sedang meyusu kepada ibunya. Aku menikmati semuanya, sembari dia terus memainkan dadaku, tangannya mulai bergerak menuju ke bawah perutku, di bukanya kaki ku lebar-lebar, hingga rok mini seragam ku itu pun terangkat ke pahaku, aku mengangkang sembari di pangku dr. Riko, aku masih tetap memunggunginya, dia memainkan jarinya di bibir vaginaku, membuat ku benar-benar melayang, kemudian dia lanjutkan dengan memasukkan jarinya ke dalam vagina ku, di mainkannya vagina ku itu dengan jari-jarinya, sentuhan itu membuat vagina ku mulai basah, tapi rupanya DR. Riko tau kalo aku ingin segera dipuaskan, tiba-tiba saja dia menghentikan perbuatannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia menyuruh ku duduk menghadap dia, aku pun kini seperti berlutut dihadapannya, dibukanya celana dia, nampaklah senjatanya yang sudah berdiri keras, rupanya dia juga ikut terangsang tadi, dia menyuruhku untuk mengulum penisnya, mulanya aku takut, karena ini baru pertama kali buatku, tapi dengan sabar dia menuntunku, yang akhirnya dia pun mulai merasakan hisapan-hisapan mulutku, aku jilat dan ku sedot penisnya itu hingga basah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian tiba-tiba dia menyuruhku menghentikannya dan memintaku untuk duduk menghadapnya, aku pun duduk dihadapannya kini, dia menurunkan cd ku, skandal sex dokter dengan suster yang masih perawan lalu dia memintaku untuk memasukkan penisnya ke dalam vagina ku. Aku sempat takut “dokter, saya takut, saya masih perawan dok…” “justru itu yu.akan terasa enak loch, memang sakit diawal, tapi lama-kelamaan juga enak” ucapnya sambil mencium untuk menenangkan ku, setelah cukup tenang, dia mulai perlahan memasukkan penisnya ke dalam, “ah… ah….. au…”jeritku merintih menahan sakit dan perih. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dr. Riko memang sangat luar biasa, karena takut menyakiti ku dia pun sangat halus dalam melakukannya, dia memasukkan penisnya inchi demi inchi, dan akhirnya blessssssss… penis dr. Riko telah masuk semua ke dalam vagina ku, tapi dia tidak lantas menggenjotku, dia justru membuat ku seperti dimanjakan, menciumi ku, memainkan payudaraku, dan secara perlahan dia menggerakkan badannya naik turun, membuat penis nya juga ikut bergerak menusuk vaginaku, sesaat ku rasakan darah keperawananku mengalir ketika dr. Riko mendorong badannya dengan keras, dan membuat penisnya menusuk terlalu dalam, waktu itu aku hanya menjerit “ah……sa..kittt… dok” rintihku. “gapapa yu, entar lagi juga enak koq sayang” balasnya. Akhirnya selang beberapa menit ku rasakan ada yang menjalar hebat di dalam tubuhku, dr. Riko mempercepat gerakannya menusuk vagina ku, dan “ah… dokter Ayu rasanya pingin pipis nech…ah………” ucapku, “ keluarin aja Yu, itu bikin kamu lebih enak” ucapnya, dan ….”ah………………., keluar dok” ucapku, tubuhku mengejang hebat, ku rasakan ada cairan yang mengalir keluar hingga sepertinya membasahi pahaku. “enak kan sayang?” ucap dr. Riko. “Iyah… dokter pinter banget bikin aku lemes gini ah…………” itu adalah orgasme ku yang pertama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian dr. Riko menyuruhku berdiri, kemudian sedikit menungging, aku menghadap meja yang ada di depanku, dr. Riko kemudian mulai menggenjotku dari belakang, dan ini membuat ku sungguh melayang, benar-benar dokter yang hebat, pikirku dalam hati, dia terus menggenjotku, gerakannya semakin cepat, aku tahu rupanya dia juga akan klimaks, “mau dikeluarin dimana Yu?” “di dalam aja dok, aku lagi gak masa subur koq, lagian aku juga pingin tau rasanya dimasukkin sperma dokter” ucapku waktu itu, dan tiba-tiba.. crot.. crot… sperma dr. Riko keluar, mungkin karena banyak hingga keluar pula dari vagina ku, dan menetes di lantai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dr. Riko kemudian memelukku dari belakang dan mencium bibirku, aku pun membalasnya, kami saling melumat lidah kami, dan setelah itu kami pun membenahi diri kami, aku pun membersihkan ceceran sperma di lantai. Dr. Riko duduk di kursi bersitirahat sejenak, aku pun merapikan pakaian ku, kami juga sempat melakukan beberapa kali frenchkiss sebelum akhirnya dr. Riko keluar dari ruangan itu. Malam itu benar-benar malam yang sangat indah buat ku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan setelah malam itu pun kami sering melakukannya tanpa di ketahui oleh suster yang lain, karena kami selalu berpura-pura tidak pernah terjadi apa-apa di hadapan orang lain. Skandal perselingkuhan itu terjadi selama 3 tahun aku bekerja di rumah sakit itu, dan kini aku sudah pindah juga telah mempunyai seorang suami dan seorang anak, tapi tetap saja aku selalu merindukan saat-saat indah bersama dr. Riko, dokter yang mengajariku sex dan merenggut keperawananku pertama kalinya.</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-88084751060544822982017-12-22T22:52:00.003-08:002017-12-22T22:52:59.140-08:00Cerita Dewasa Diperkosa Oleh Mertuaku Saat Ditinggal Suamiku<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://3.bp.blogspot.com/-En9GOFOq0Cc/Wj38FtbUN2I/AAAAAAAAIkk/Y8kUX9okHI8HWqrEQIf0yUnqIHfXJa1LQCLcBGAs/s1600/y88.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img alt="www.ligautama.net" border="0" data-original-height="499" data-original-width="495" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/-En9GOFOq0Cc/Wj38FtbUN2I/AAAAAAAAIkk/Y8kUX9okHI8HWqrEQIf0yUnqIHfXJa1LQCLcBGAs/s400/y88.PNG" title="Cerita Dewasa Diperkosa Oleh Mertuaku Saat Ditinggal Suamiku" width="396" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b>Cerita Dewasa Diperkosa Oleh Mertuaku Saat Ditinggal Suamiku</b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">CERITA DEWASA</a> -</b></span> Namaku Novianti. Usiaku telah menginjak kepala tiga. Sudah menikah setahun lebih dan baru mempunyai seorang bayi laki-laki. Suamiku berusia hanya lebih tua satu tahun dariku. Kehidupan kami dapat dikatakan sangat bahagia. Memang kami berdua kawin dalam umur agak terlambat sudah diatas 30 tahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
Selewat 40 hari dari melahirkan, suamiku masih takut untuk berhubungan seks. Mungkin dia masih teringat pada waktu aku menjerit-jerit pada saat melahirkan, memang dia juga turut masuk ke ruang persalinan mendampingi saya waktu </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di samping itu aku memang juga sibuk benar dengan si kecil, baik siang maupun malam hari. Si kecil sering bangun malam-malam, nangis dan aku harus menyusuinya sampai dia tidur kembali. Sementara suamiku semakin sibuk saja di kantor, maklum dia bekerja di sebuah kantor Bank Pemerintah di bagian Teknologi, jadi pulangnya sering terlambat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keadaan ini berlangsung dari hari ke hari, hingga suatu saat terjadi hal baru yang mewarnai kehidupan kami, khususnya kehidupan pribadiku sendiri. Ketika itu kami mendapat kabar bahwa ayah mertuaku yang berada di Amerika bermaksud datang ke tempat kami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang selama ini kedua mertuaku tinggal di Amerika bersama dengan anak perempuan mereka yang menikah dengan orang sana. Dia datang kali ini ke Indonesia sendiri untuk menyelesaikan sesuatu urusan. Ibu mertua nggak bisa ikut karena katanya kakinya sakit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ketika sampai waktu kedatangannya, kami menjemput di airport, suamiku langsung mencari-cari ayahnya. Suamiku langsung berteriak gembira ketika menemukan sosok seorang pria yang tengah duduk sendiri di ruang tunggu. Orang itu langsung berdiri dan menghampiri kami. Ia lalu berpelukan dengan suamiku. Saling melepas rindu. Aku memperhatikan mereka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ayah mertuaku masih nampak muda diumurnya menjelang akhir 50-an, meski kulihat ada beberapa helai uban di rambutnya. Tubuhnya yang tinggi besar, dengan kulit gelap masih tegap dan berotot. Kelihatannya ia tidak pernah meninggalkan kebiasaannya berolah raga sejak dulu. Beliau berasal dari belahan Indonesia Timur dan sebelum pensiun ayah mertua adalah seorang perwira.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hei nak Novi. Apa khabar…!”, sapa ayah mertua padaku ketika selesai berpelukan dengan suamiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayah, apa kabar? Sehat-sehat saja kan? Bagaimana keadaan Ibu di Amerika..?” balasku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh…Ibu baik-baik saja. Beliau nggak bisa ikut, karena kakinya agak sakit, mungkin keseleo….”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayo kita ke rumah”, kata suamiku kemudian. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak adanya ayah di rumah, ada perubahan yang cukup berarti dalam kehidupan kami. Sekarang suasana di rumah lebih hangat, penuh canda dan gelak tawa. Ayah mertuaku orangnya memang pandai membawa diri, pandai mengambil hati orang. Dengan adanya ayah mertua, suamiku jadi lebih betah di rumah. Ngobrol bersama, jalan-jalan bersama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akan tetapi pada hari-hari tertentu, tetap saja pekerjaan kantornya menyita waktunya sampai malam, sehingga dia baru sampai kerumah di atas jam 10 malam. Hal ini biasanya pada hari-hari Senin setiap minggu. Sampai terjadilah peristiwa ini pada hari Senin ketiga sejak kedatangan ayah mertua dari Amerika.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sore itu aku habis senam seperti biasanya. Memang sejak sebulan setelah melahirkan, aku mulai giat lagi bersenam kembali, karena memang sebelum hamil aku termasuk salah seorang yang amat giat melakukan senam dan itu biasanya kulakukan pada sore hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah merasa cukup kuat lagi, sekarang aku mulai bersenam lagi, disamping untuk melemaskan tubuh, juga kuharapkan tubuhku bisa cepat kembali ke bentuk semula yang langsing, karena memang postur tubuhku termasuk tinggi kurus akan tetapi padat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah mandi aku langsung makan dan kemudian meneteki si kecil di kamar. Mungkin karena badan terasa penat dan pegal sehabis senam, aku jadi mengantuk dan setelah si kecil kenyang dan tidur, aku menidurkan si kecil di box tempat tidurnya. Kemudian aku berbaring di tempat tidur. Saking sudah sangat mengantuk, tanpa terasa aku langsung tertidur. Bahkan aku pun lupa mengunci pintu kamar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setengah bermimpi, aku merasakan tubuhku begitu nyaman. Rasa penat dan pegal-pegal tadi seperti berangsur hilang… Bahkan aku merasakan tubuhku bereaksi aneh. Rasa nyaman sedikit demi sedikit berubah menjadi sesuatu yang membuatku melayang-layang. Aku seperti dibuai oleh hembusan angin semilir yang menerpa bagian-bagian peka di tubuhku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa sadar aku menggeliat merasakan semua ini sambil melenguh perlahan. Dalam tidurku, aku bermimpi suamiku sedang membelai-belai tubuhku dan kerena memang telah cukup lama kami tidak berhubungan badan, sejak kandunganku berumur 8 bulan, yang berarti sudah hampir 3 bulan lamanya, maka terasa suamiku sangat agresif menjelajahi bagian-bagian sensitif dari sudut tubuhku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba-tiba aku sadar dari tidurku… tapi kayaknya mimpiku masih terus berlanjut. Malah belaian, sentuhan serta remasan suamiku ke tubuhku makin terasa nyata. Kemudian aku mengira ini perbuatan suamiku yang telah kembali dari kantor. Ketika aku membuka mataku, terlihat cahaya terang masih memancar masuk dari lobang angin dikamarku, yang berarti hari masih sore. Lagian ini kan hari Senin, seharusnya dia baru pulang agak malam, jadi siapa ini yang sedang mencumbuku…</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku segera terbangun dan membuka mataku lebar-lebar. Hampir saja aku menjerit sekuat tenaga begitu melihat orang yang sedang menggeluti tubuhku. Ternyata… dia adalah mertuaku sendiri. Melihat aku terbangun, mertuaku sambil tersenyum, terus saja melanjutkan kegiatannya menciumi betisku. Sementara dasterku sudah terangkat tinggi-tinggi hingga memperlihatkan seluruh pahaku yang putih mulus.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Yah…!! Stop….jangan…. Yaaahhhh…!!?” jeritku dengan suara tertahan karena takut terdengar oleh Si Inah pembantuku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Nov, maafkan Bapak…. Kamu jangan marah seperti itu dong, sayang….!!” Ia malah berkata seperti itu, bukannya malu didamprat olehku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ayah nggak boleh begitu, cepat keluar, saya mohon….!!”, pintaku menghiba, karena kulihat tatapan mata mertuaku demikian liar sambil tangannya tak berhenti menggerayang ke sekujur tubuhku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mencoba menggeliat bangun dan buru-buru menurunkan daster untuk menutupi pahaku dan beringsut-ingsut menjauhinya dan mepet ke ujung ranjang. Akan tetapi mertuaku makin mendesak maju menghampiriku dan duduk persis di sampingku. Tubuhnya mepet kepadaku. Aku semakin ketakutan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Nov… Kamu nggak kasihan melihat Bapak seperti ini? Ayolah, Bapak kan sudah lama merindukan untuk bisa bercinta dan menikmati badan Novi yang langsing padat ini….!!!!”, desaknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jangan berbicara begitu. Ingat Yah… aku kan menantumu…. istri Toni anakmu?”, jawabku mencoba menyadarinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Jangan menyebut-nyebut si Toni saat ini, Bapak tahu Toni belum lagi menggauli nak Novi, sejak nak Novi habis melahirkan… Benar-benar keterlaluan tu anak….!!, lanjutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rupanya entah dengan cara bagaimana dia bisa memancing hubungan kita suami istri dari Toni. Ooooh…. benar-benar bodoh si Toni, batinku, nggak tahu kelakuan Bapaknya. Mertuaku sambil terus mendesakku berkata bahwa ia telah bercinta dengan banyak wanita lain selain ibu mertua dan dia tak pernah mendapatkan wanita yang mempunyai tubuh yang semenarik seperti tubuhku ini. Aku setengah tak percaya mendengar omongannya. Ia hanya mencoba merayuku dengan rayuan murahan dan menganggap aku akan merasa tersanjung karena ingin bercinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mencoba menghindar… tapi sudah tidak ada lagi ruang gerak bagiku di sudut tempat tidur. Ketika kutatap wajahnya, aku melihat mimik mukanya yang nampaknya makin hitam karena telah dipenuhi nafsu birahi. Aku mulai berpikir bagaimana caranya untuk menurunkan hasrat birahi mertuaku yang kelihatan sudah menggebu-gebu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Melihat caranya, aku sadar mertuaku akan berbuat apa pun agar maksudnya bercinta kesampaian. Kemudian terlintas dalam pikiranku untuk mengocok kemaluannya saja, sehingga nafsunya bisa tersalurkan tanpa harus memperkosa aku. Akhirnya dengan hati-hati kutawarkan hal itu kepadanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Yahh… biar Novi mengocok Ayah saja ya… karena Novi nggak mau ayah bercinta dengan Novi… Gimana…?”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mertuaku diam dan tampak berpikir sejenak. Raut mukanya kelihatan sedikit kecewa namun bercampur sedikit lega karena aku masih mau bernegosiasi. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Baiklah..”, kata mertuaku seakan tidak punya pilihan lain karena aku ngotot tak akan memberikan apa yang dimintanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mungkin inilah kesalahanku. Aku terlalu yakin bahwa jalan keluar ini akan meredam rasa ingin bercinta nya. Kupikir biasanya lelaki kalau sudah tersalurkan pasti akan surut nafsunya untuk kemudian tertidur. Aku lalu menarik celana pendeknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ugh! Sialan, ternyata dia sudah tidak memakai celana dalam lagi. Begitu celananya kutarik, batangnya langsung melonjak berdiri seperti ada pernya. Aku sangat kaget dan terkesima melihat batang kemaluan mertuaku itu….</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Oooohhhh…… benar-benar panjang dan besar. Jauh lebih besar daripada punya Toni suamiku. Mana hitam lagi, dengan kepalanya yang mengkilap bulat besar sangat tegang berdiri dengan gagah perkasa, padahal usianya sudah tidak muda lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanganku bergerak canggung. Bagaimananpun baru kali ini aku memegang kontol orang selain milik suamiku, mana sangat besar lagi sehingga hampir tak bisa muat dalam tanganku. Perlahan-lahan tanganku menggenggam batangnya. Kudengar lenguhan nikmat keluar dari mulutnya seraya menyebut namaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ooooohhh…..sssshhhh…..Noviii…eee..eeenaaak… betulll..!!!” Aku mendongak melirik kepadanya. Nampak wajah mertuaku meringis menahan remasan lembut tanganku pada batangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mulai bergerak turun naik menyusuri batangnya yang besar panjang dan teramat keras itu. Sekali-sekali ujung telunjukku mengusap moncongnya yang sudah licin oleh cairan yang meleleh dari liangnya. Kudengar mertuaku kembali melenguh merasakan ngilu akibat usapanku. Aku tahu dia sudah sangat bernafsu sekali dan mungkin dalam beberapa kali kocokan ia akan menyemburkan air maninya. Sebentar lagi tentu akan segera selesai sudah, pikirku mulai tenang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dua menit, tiga… sampai lima menit berikutnya mertuaku masih bertahan meski kocokanku sudah semakin cepat. Kurasakan tangan mertuaku menggerayangi ke arah dadaku. Aku kembali mengingatkan agar jangan berbuat macam-macam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Nggak apa-apa …..biar cepet keluar..”, kata mertuaku memberi alasan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tidak mengiyakan dan juga tidak menepisnya karena kupikir ada benarnya juga. Biar cepat selesai, kataku dalam hati. Mertuaku tersenyum melihatku tidak melarangnya lagi. Ia dengan lembut dan hati-hati mulai meremas-remas kedua payudara di balik dasterku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku memang tidak mengenakan kutang kerena habis menyusui si kecil tadi. Jadi remasan tangan mertua langsung terasa karena kain daster itu sangat tipis. Sebagai wanita normal, aku merasakan kenikmatan juga atas remasan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apalagi tanganku masih menggenggam batangnya dengan erat, setidaknya aku mulai terpengaruh oleh keadaan ini. Meski dalam hati aku sudah bertekad untuk menahan diri dan melakukan semua ini demi kebaikan diriku juga. Karena tentunya setelah ini selesai dia tidak akan berbuat lebih jauh lagi padaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Novi sayang.., buka ya? Sedikit aja..”, pinta mertuaku kemudian.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Jangan Yah. Tadi kan sudah janji nggak akan macam-macam..”, ujarku mengingatkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sedikit aja. Ya?” desaknya lagi seraya menggeser tali daster dari pundakku sehingga bagian atas tubuhku terbuka. Aku jadi gamang dan serba salah. Sementara bagian dada hingga ke pinggang sudah telanjang. Nafas mertuaku semakin memburu kencang melihatku setengah telanjang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh.., Novii kamu benar-benar cantik sekali….!!!”, pujinya sambil memilin-milin dengan hati-hati puting susuku, yang mulai basah dengan air susu. Aku terperangah. Situasi sudah mulai mengarah pada hal yang tidak kuinginkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku harus bertindak cepat. Tanpa pikir panjang, langsung kumasukkan batang kemaluan mertuaku ke dalam mulutku dan mengulumnya sebisa mungkin agar ia cepat-cepat selesai dan tidak berlanjut lebih jauh lagi. Aku sudah tidak mempedulikan perbuatan mertuaku pada tubuhku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku biarkan tangannya dengan leluasa menggerayang ke sekujur tubuhku, bahkan ketika kurasakan tangannya mulai mengelus-elus bagian kemaluanku pun aku tak berusaha mencegahnya. Aku lebih berkonsentrasi untuk segera menyelesaikan semua ini secepatnya. Jilatan dan kulumanku pada batang kontolnya semakin mengganas sampai-sampai mertuaku terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutku. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tambah bersemangat dan semakin yakin dengan kemampuanku untuk membuatnya segera selesai. Keyakinanku ini ternyata berakibat fatal bagiku. Sudah hampir setengah jam, aku belum melihat tanda-tanda apapun dari mertuaku. Aku jadi penasaran, sekaligus merasa tertantang. Suamiku pun yang sudah terbiasa denganku, bila sudah kukeluarkan kemampuan seperti ini pasti takkan bertahan lama. Tapi kenapa dengan mertuaku ini? Apa ia memakai obat kuat untuk bercinta ?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saking penasarannya, aku jadi kurang memperhatikan perbuatan mertuaku padaku. Entah sejak kapan daster tidurku sudah terlepas dari tubuhku. Aku baru sadar ketika mertuaku berusaha menarik celana dalamku dan itu pun terlambat!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu menengok ke bawah, celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku. Aku sudah telanjang bulat! Ya ampun, kenapa kubiarkan semua ini terjadi. Aku menyesal kenapa memulainya. Ternyata kejadiannya tidak seperti yang kurencanakan. Aku terlalu sombong dengan keyakinanku. Kini semuanya sudah terlambat. Berantakan semuanya! Pekikku dalam hati penuh penyesalan. Situasi semakin tak terkendali. Lagi-lagi aku kecolongan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mertuaku dengan lihainya dan tanpa kusadari sudah membalikkan tubuhku hingga berlawanan dengan posisi tubuhnya. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku. Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Tak lama kemudian kurasakan sentuhan lembut di seputar selangkanganku. Tubuhku langsung bereaksi dan tanpa sadar aku menjerit lirih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Suka tidak suka, mau tidak mau, kurasakan kenikmatan cumbuan mertuaku di sekitar itu. Akh luar biasa! Aku menjerit dalam hati sambil menyesali diri. Aku marah pada diriku sendiri, terutama pada tubuhku sendiri yang sudah tidak mau mengikuti perintah pikiran sehatku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tubuhku meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidah mertuaku. Kedua pahaku mengempit kepalanya seolah ingin membenamkan wajah itu ke dalam selangkanganku. Kuakui ia memang pandai membuat birahiku memuncak. Kini aku sudah lupa dengan siasat semula. Aku sudah terbawa arus bercinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku malah ingin mengimbangi permainan bercinta nya. Mulutku bermain dengan lincah. Batangnya kukempit dengan buah dadaku yang membusung penuh dan kenyal. Maklum, masih menyusui. Sementara kontol itu bergerak di antara buah dadaku, mulutku tak pernah lepas mengulumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa kusadari kami saling mencumbu bagian vital masing-masing selama lima belas menit. Aku semakin yakin kalau mertuaku memakai obat kuat. Ia sama sekali belum memperlihatkan tanda-tanda akan keluar, sementara aku sudah mulai merasakan desiran-desiran kuat bergerak cepat ke arah pusat kewanitaanku. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jilatan dan hisapan mulut mertuaku benar-benar membuatku tak berdaya. Aku semakin tak terkendali. Pinggulku meliuk-liuk liar. Tubuhku mengejang, seluruh aliran darah serasa terhenti dan aku tak kuasa untuk menahan desakan kuat gelombang lahar panas yang mengalir begitu cepat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oooohhhhh…….aaaa….aaaaa……aaauugghhhhhhhhh..!!!!!” aku menjerit lirih begitu aliran itu mendobrak pertahananku. Kurasakan cairan kewanitaanku menyembur tak tertahankan. Tubuhku menggelepar seperti ikan terlempar ke darat merasakan kenikmatan ini. Aku terkulai lemas sementara batang kontol mertuaku masih berada dalam genggamanku dan masih mengacung dengan gagahnya, bahkan terasa makin kencang saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mengeluh karena tak punya pilihan lain. Sudah kepalang basah. Aku sudah tidak mempunyai cukup tenaga lagi untuk mempertahankan kehormatanku, aku hanya tergolek lemah tak berdaya saat mertuaku mulai menindih tubuhku. Dengan lembut ia mengusap wajahku dan berkata betapa cantiknya aku sekarang ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Noviii…..kau sungguh cantik. Tubuhmu indah dan langsing tapi padat berisi.., mmpphh..!!!”, katanya sambil menciumi bibirku, mencoba membuka bibirku dengan lidahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku seakan terpesona oleh pujiannya. Cumbu rayunya begitu menggairahkanku. Aku diperlakukan bagai sebuah porselen yang mudah pecah. Begitu lembut dan hati-hati. Hatiku entah mengapa semakin melambung tinggi mendengar semua kekagumannya terhadap tubuhku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Wajahku yang cantik, tubuhku yang indah dan berisi. Payudaraku yang membusung penuh dan menggantung indah di dada. Permukaan agak menggembung, pinggul yang membulat padat berisi menyambung dengan buah pantatku yang `bahenol’.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diwajah mertuaku kulihat memperlihatkan ekspresi kekaguman yang tak terhingga saat matanya menatap nanar ke arah lembah bukit di sekitar selangkanganku yang baru numbuh bulu-bulu hitam pendek, dengan warna kultiku yang putih mulus. Kurasakan tangannya mengelus paha bagian dalam. Aku mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakiku yang tadinya merapat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mertuaku menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar. Kurasakan kepala kontolnya yang besar ditempelkan pada bibir kemaluanku. Digesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. Cairan yang masih tersisa di sekitar itu membuat gesekannya semakin lancar karena licin.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku terengah-engah merasakannya. Kelihatannya ia sengaja melakukan itu. Apalagi saat moncong kontolnya itu menggesek-gesek kelentitku yang sudah menegang. Mertuaku menatap tajam melihat reaksiku. Aku balas menatap seolah memintanya untuk segera memasuki diriku secepatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia tahu persis apa yang kurasakan saat itu. Namun kelihatannya ia ingin melihatku menderita oleh siksaan nafsuku sendiri. Kuakui memang aku sudah tak tahan untuk segera menikmati batang kontolnya dalam memekku. Aku ingin segera membuatnya `KO’ dalam bercinta. Terus terang aku sangat penasaran dengan keperkasaannya dalam bercinta. Kuingin buktikan bahwa aku bisa membuatnya cepat-cepat mencapai puncak kenikmatan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Yah..?” panggilku menghiba.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Apa sayang…”, jawabnya seraya tersenyum melihatku tersiksa.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Cepetan..yaaahhhhh…….!!!”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sabar sayang. Kamu ingin Bapak berbuat apa…….?” tanyanya pura-pura tak mengerti.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak menjawab. Tentu saja aku malu mengatakannya secara terbuka apa keinginanku saat itu. Namun mertuaku sepertinya ingin mendengarnya langsung dari bibirku. Ia sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan kontolnya. Sementara aku benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Novii….iiii… iiiingiiinnnn aaa…aaayahhhh….se….se.. seeegeeeraaaa ma… masukin..!!!”, kataku terbata-bata dengan terpaksa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku sebenarnya sangat malu mengatakan ini. Aku yang tadi begitu ngotot tidak akan memberikan tubuhku padanya, kini malah meminta bercinta. Perempuan macam apa aku ini!?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Apanya yang dimasukin…….!!”, tanyanya lagi seperti mengejek.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaaaaaggggkkkkkhhhhh…..ya…yaaaahhhh. Ja…..ja….Jaaangan siksa Noviiii..!!!”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Bapak tidak bermaksud menyiksa kamu sayang……!!”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oooooohhhhhh.., Yaaaahhhh… Noviii ingin dimasukin kontol ayah ke dalam memek Novi…… uugghhhh..!!!”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku kali ini sudah tak malu-malu lagi mengatakannya dengan vulgar saking tak tahannya menanggung gelombang birahi yang menggebu-gebu. Aku merasa seperti wanita jalang yang haus seks. Aku hampir tak percaya mendengar ucapan itu keluar dari bibirku sendiri. Tapi apa mau dikata, memang aku sangat menginginkan bercinta segera.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Baiklah sayang. Tapi pelan-pelan ya”, kata mertuaku dengan penuh kemenangan telah berhasil menaklukan diriku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Uugghh..”, aku melenguh merasakan desakan batang kontolnya yang besar itu. Aku menunggu cukup lama gerakan kontol mertuaku memasuki diriku. Serasa tak sampai-sampai. Selain besar, kontol mertuaku sangat panjang juga. Aku sampai menahan nafas saat batangnya terasa mentok di dalam. Rasanya sampai ke ulu hati. Aku baru bernafas lega ketika seluruh batangnya amblas di dalam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mertuaku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan. Satu, dua dan tiga tusukan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam liang memekku membuat kontol mertuaku keluar masuk dengan lancarnya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama tusukannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting bagiku tusukan itu mencapai bagian-bagian peka di dalam relung kewanitaanku. Dia tahu persis apa yang kuinginkan. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ia bisa mengarahkan batangnya dengan tepat ke sasaran. Aku bagaikan berada di awang-awang merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. Batang mertuaku menjejal penuh seluruh isi liangku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan batang itu sangat terasa di seluruh dinding vaginaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aduuhh.. auuffhh.., nngghh..!!!”, aku merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali aku mengakui keperkasaan dan kelihaian mertuaku di atas ranjang. Ia begitu hebat, jantan dan entah apalagi sebutan yang pantas kuberikan padanya. Toni suamiku tidak ada apa-apanya dibandingkan ayahnya yang bejat ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yang pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga bercinta dengannya meski kusadari perbuatan ini sangat terlarang dan akan mengakibatkan permasalahan besar nantinya. Tetapi saat itu aku sudah tak perduli dan takkan menyesali kenikmatan yang kualami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mertuaku bergerak semakin cepat. Kontolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitive. Aku meregang tak kuasa menahan desiran-desiran yang mulai berdatangan seperti gelombang mendobrak pertahananku. Sementara mertuaku dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras terdengar seiring dengan gelombang dahsyat yang semakin mendekati puncaknya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Melihat reaksiku, mertuaku mempercepat gerakannya. Batang kontolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya seakan tak memperdulikan liangku yang sempit itu akan terkoyak akibatnya. Kulihat tubuh mertuaku sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Tubuhku yang berkeringat nampak mengkilat terkena sinar lampu kamar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mencoba meraih tubuh mertuaku untuk mendekapnya. Dan disaat-saat kritis, aku berhasil memeluknya dengan erat. Kurengkuh seluruh tubuhnya sehingga menindih tubuhku dengan erat. Kurasakan tonjolan otot-ototnya yang masih keras dan pejal di sekujur tubuhku. Kubenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku menggapai buah pantatnya dan menarik kuat-kuat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kurasakan semburan demi semburan memancar kencang dari dalam diriku. Aku meregang seperti ayam yang baru dipotong. Tubuhku mengejang-ngejang di atas puncak kenikmatan yang kualami untuk kedua kalinya saat itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Yaaaah.., ooooohhhhhhh.., Yaaaahhhhh..eeee…eeennnaaaakkkkkkkk…!!!”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Sayang nikmatilah semua ini. Bapak ingin kamu dapat merasakan kepuasan yang sesungguhnya belum pernah kamu alami….”, bisik ayah dengan mesranya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Bapak sayang padamu, Bapak cinta padamu…. Bapak ingin melampiaskan kerinduan yang menyesak selama ini..”, lanjutnya tak henti-henti membisikan untaian kata-kata indah yang terdengar begitu romantis. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mendengarnya dengan perasaan tak menentu. Kenapa ini datangnya dari lelaki yang bukan semestinya kusayangi. Mengapa kenikmatan ini kualami bersama mertuaku sendiri, bukan dari anaknya yang menjadi suamiku…????. Tanpa terasa air mata menitik jatuh ke pipi. Mertuaku terkejut melihat ini. Ia nampak begitu khawatir melihatku menangis.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Novi sayang, kenapa menangis?” bisiknya buru-buru.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Maafkan Bapak kalau telah membuatmu menderita..”, lanjutnya seraya memeluk dan mengelus-elus rambutku dengan penuh kasih sayang. Aku semakin sedih merasakan ini. Tetapi ini bukan hanya salahnya. Aku pun berandil besar dalam kesalahan ini. Aku tidak bisa menyalahkannya saja. Aku harus jujur dan adil menyikapinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Bapak tidak salah. Novi yang salah..”, kataku kemudian.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tidak sayang. Bapak yang salah…”, katanya besikeras.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kita, Yah. Kita sama-sama salah”, kataku sekaligus memintanya untuk tidak memperdebatkan masalah ini lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Terima kasih sayang”, kata mertuaku seraya menciumi wajah dan bibirku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kurasakan ciumannya di bibirku berhasil membangkitkan kembali gairahku. Aku masih penasaran dengannya. Sampai saat ini mertuaku belum juga mencapai puncaknya. Aku seperti mempunyai utang yang belum terbayar. Kali ini aku bertekad keras untuk membuatnya mengalami kenikmatan seperti apa yang telah ia berikan kepadaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak sadar kenapa diriku jadi begitu antusias untuk melakukannya dengan sepenuh hati. Biarlah terjadi seperti ini, toh mertuaku tidak akan selamanya berada di sini. Ia harus pulang ke Amerika. Aku berjanji pada diriku sendiri, ini merupakan yang terakhir kalinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Timbulnya pikiran ini membuatku semakin bergairah. Apalagi sejak tadi mertuaku terus-terusan menggerakan kontolnya di dalam memekku. Tiba-tiba saja aku jadi beringas. Kudorong tubuh mertuaku hingga terlentang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku langsung menindihnya dan menicumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. Kembali kuselomoti batang kontolnya yang tegak bagai tiang pancang beton itu. Lidahku menjilat-jilat, mulutku mengemut-emut. Tanganku mengocok-ngocok batangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kulirik kewajah mertuaku kelihatannya menyukai perubahanku ini. Belum sempat ia akan mengucapkan sesuatu, aku langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuh mertuaku. Selangkanganku berada persis di atas batangnya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Akh sayang!” pekik mertuaku tertahan ketika batangnya kubimbing memasuki liang memekku. Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan habis seluruh batangnya. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak seperti kuda binal yang sedang birahi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku tak ubahnya seperti pelacur yang sedang memberikan kepuasan kepada hidung belang. Tetapi aku tak perduli. Aku terus berpacu. Pinggulku bergerak turun naik, sambil sekali-sekali meliuk seperti ular. Gerakan pinggulku persis seperti penyanyi dangdut dengan gaya ngebor, ngecor, patah-patah, bergetar dan entah gaya apalagi. Pokoknya malam itu aku mengeluarkan semua jurus yang kumiliki dan khusus kupersembahkan kepada ayah mertuaku sendiri!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ooohh… oohhhh… oooouugghh.. Noviiiii.., luar biasa…..!!!” jerit mertuaku merasakan hebatnya permainanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangan mertuaku mencengkeram kedua buah dadaku, diremas dan dipilin-pilin, sehingga air susuku keluar jatuh membasahi dadanya. Ia lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan ke atas dadaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menjilat-jilat seluruh permukaan dadaku yang berlumuran air susuku dan akhirnya menciumi putting susuku. Menghisapnya kuat-kuat sambil meremas-remas menyedot air susuku sebanyak-banyaknya. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan dinginnya udara meski kamarku menggunakan AC.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Aku berkutat mengaduk-aduk pinggulku. Mertuaku menggoyangkan pantatnya. Kurasakan tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan liukan pinggulku yang tak kalah cepatnya. Permain kami semakin meningkat dahsyat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sprei ranjangku sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. Kurasakan mertuaku mulai memperlihatkan tanda-tanda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang. Mungkin goyangan pinggulku akan membuat iri para penyanyi dangdut saat ini. Tak selang beberapa detik kemudian, aku pun merasakan desakan yang sama. Aku tak ingin terkalahkan kali ini. Kuingin ia pun merasakannya. Tekadku semakin kuat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku terus memacu sambil menjerit-jerit histeris. Aku sudah tak perduli suaraku akan terdengar kemana-mana. Kali ini aku harus menang! Upayaku ternyata tidak percuma. Kurasakan tubuh mertuaku mulai mengejang-ngejang. Ia mengerang panjang. Menggeram seperti harimau terluka. Aku pun merintih persis kuda betina binal yang sedang birahi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Eerrgghh.. ooooo….ooooooo…..oooooouugghhhhhh..!!!!” mertuaku berteriak panjang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tubuhnya menghentak-hentak liar. Tubuhku terbawa goncangannya. Aku memeluknya erat-erat agar jangan sampai terpental oleh goncangannya. Mendadak aku merasakan semburan dahsyat menyirami seluruh relung vaginaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semprotannya begitu kuat dan banyak membanjiri liangku. Akupun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku. Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan dengan ayah mertuaku.<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. Saking dahsyatnya, tubuh kami terjatuh dari ranjang. Untunglah ranjang itu tidak terlalu tinggi dan permukaan lantainya tertutup permadani tebal yang empuk sehingga kami tidak sampai terkilir atau terluka.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oooooogggghhhhhhh.. yaahh..,nik….nikkkk nikmaatthh…. yaaahhhh..!!!!” jeritku tak tertahankan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tulang-tulangku serasa lolos dari persendiannya. Tubuhku lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 2 jam! Gila! Jeritku dalam hati. Belum pernah rasanya aku bercinta sampai sedemikian lamanya. Aku hanya bisa memeluknya menikmati sisa-sisa kepuasan. Perasaanku tiba-tiba terusik.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sepertinya aku mendengar sesuatu dari luar pintu kamar, kayaknya si Inah…. Karena mendengar suara ribut-ribut dari kamar, rupanya ia datang untuk mengintip…. tapi aku sudah terlalu lelah untuk memperhatikannya dan akhirnya tertidur dalam pelukan mertuaku, melupakan semua konsekuensi dari peristiwa di sore ini di kemudian hari…..</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-87616748826273427052017-12-17T02:46:00.000-08:002017-12-17T02:46:22.748-08:00Cerita Dewasa Nikmat Syurga Bertukar Istri PART II<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://www.ligautama.net/"><img alt="Cerita Dewasa Nikmat Syurga Bertukar Istri PART II" border="0" data-original-height="588" data-original-width="463" height="400" src="https://4.bp.blogspot.com/-qk4ZqeWbAjg/WjZImOpD-eI/AAAAAAAAIiQ/-_tmP0mriu02fmQuQViwMmryaRwfK8pGgCLcBGAs/s400/f58.PNG" title="www.ligautama.net" width="313" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">Cerita Dewasa Nikmat Syurga Bertukar Istri PART II</a></b></td></tr>
</tbody></table>
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">CERITA DEWASA - </a></span></b>Dia berusaha melepaskan diri dari himpitan tubuhku yang sedang menekan pinggulku dalam-dalam hingga seluruh batang penisku amblas hingga ke pangkalnya di dalam vaginanya. Tapi urung dilakukan karena ternyata suaminya masuk bukan untuk menghentikan kami yang sedang berpacu meraih nikmatnya persetubuhan. Dia menggandeng tangan istriku, dan menuju sofa dimana aku dan istrinya sedang bercumbu. Betapa besar rasa cemburunya ketika dia melihat bagaimana istrinya dengan lincah dan ganas melonjak-lonjak di atas tubuhku. Namun baik istriku dan Anton tak berdaya untuk menghentikan apa yang sedang kami lakukan. Mereka hanya melihat apa yang kami lakukan dengan perasaan yang tak menentu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi perasaan cemburu dan bersalah yang melanda hati Anton dan istriku secara perlahan tergantikan oleh rangsangan berahi yang menjalar di seluruh pembuluh darah mereka melihat bagaimana aku dan istrinya melonjak-lonja meraih nikmat serta mendengar erangan-erangan istrinya yang membuat nafsu berahi keduanya naik dengan cepat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sambil melihat apa yang kami lakukan, mereka saling meremas dan meraba membuat nafsu mereka membumbung tinggi., Dan mereka bercumbu di depan pintu sambil memperhatikan kami, pakaian yang istriku kenakan sudah setengah terbuka. Buah dada istriku yang besar membusung indah sudah terbuka dan diremas-remas oleh Anton sambil melihat yang kami lakukan Dan pada saat aku sedang di atas tubuh istrinya, nampaknya nafsu mereka sudah tak tertahankan lagi, mereka langsung melepaskan semua pakaian hingga akhirnya bugil. Istriku dibimbingnya agar berbaring dibagian kosong di sofa lain di ruang tamu itu, namun kaki istriku masih terjulur di lantai. Tanpa memperhatikan kami yang sedang bengong melihat kedatangannya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anton langsung mengangkat paha istriku hingga terkangkang, meletakkan kedua lututnya ke pinggir sofa dan mengarahkan batang penisnya yang sangat tegang dan keras ke mulut liang vagina istriku yang basah menunggu dimasuki oleh batang penis yang keras. Lalu dia mulai menggenjot tubuh istriku dengan cepat hingga tubuh istriku melonjak-lonjak dan mengerang nikmat. Rangsangan nafsu begitu menguasai istriku dan Anton, sehingga mereka langsung merasa berada di awang-awang dilambungkan oleh kenikmatan yang tak terhingga. Rangsangan kembali menjalar di tubuh istri Anton melihat suaminya tidak mempedulikan dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku.. akan melayanimu Mas…., aku akan memuaskanmu mas…., kalau Mas Anton aja bisa dan sangat bersemangat memberikan kenikmatan pada istrimu. Mengapa aku harus merasa terpaksa melayanimu Mas ?. Ayo mas …aku akan membuatmu melayang-layang…” demikian katanya sambil kedua tangannya memeluk erat tengkukku. Ciuman yang istri Anton berikan pada bibirku demikian ganas dan panas membara memberikan rasa nikmat yang membuat diriku melayang. Kemudian dengan liarnya, bibir dan lidahnya menciumi serta menjilati sekujur bidang dadaku sampai ke perut kemudian naik lagi kearah puting susuku yang kiri dan kanan secara bergantian. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dihisap-hisapnya dengan penuh nafsu kedua puting susuku sehingga aku melayang nikmat. ”Ouhhhh… ” keluhku. Kemudian tangan istri Anton dengan cekatan memegang pangkal penisku dan mengocoknya, sementara bibirnya langsung mengemut, menghisap dan menjilati penisku membuat aku semakin melayang diterpa nikmat yang luar biasa ”Akh…..hoohhh…..hoh… Aduh jeng….enak….ohhh…” kata-kataku keluar dari mulutku secara terpotong-potong. Secara sekilas kulihat bahwa posisi istriku dan Anton sudah berubah. Mereka sudah tidak lagi berdiri dipinggir sofa melainkan sudah berbaring diatas karpet. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Anton terlentang dalam keadaan telanjang bulat . Tangan kanan istriku memegang pangkal penis Anton dan tangan kirinya mengusap-ngusap dada Anton, sementara mulut dan bibir istriku sibuk mengemut, menghisap dan menjilati kepala penis Anton membuat badan Anton terlonjak-lonjak dan kedua kakinya terkejang-kejang menahan nikmat yang diberikan istriku. Aku disinipun tak mau kalah… kuangkat badan mungil istri temanku ini, kuciumi seluruh bagian leher jenjang yang menggairahkan ini kejilat dan kuhisap-hisap hingga mata istri temanku ini terbeliak-beliak menahan nikmat dan mulut yang megap-megap serta keluarlah suara desisannya.. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
”Hsssstttt….hhssstt..” Tanganku segera bekerja untuk meremas buah dada indah ini dan memilin-milin puting susunya sedang mulutku langsung menghisap dan menjilati puting susu yang sebelahnya. Desahan istri temanku sudah berubah menjadi erangan kenikmatan : ”Euh…euh… ouh…ouh….” dengan mata yang kadang terpejam rapat dan terkadang terbeliak-beliak menahan nikmat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu kedua tanganku langsung meraih pantat indahnya dan bibirku langsung menuju selangmasan istri temanku ini dan dengan rakus aku menciumi, menjilati bahkan menghisap-hisap dan menggigit-gigit gemas vagina istri temanku ini. Perbuatanku ini membuat kaki istriku terjinjit-jinjit didera rasa nikmat dan kedua tangannya bertahan pada pundakku dan erangannya sudah berubah menjadi jeritan-jeritan serta teriakan nafas tertahan ”Auw…auw… ouhh…ouh enak mas…makasih mas….ouh…enak…mas…auw …” demikian ucapnya tiada henti seiring dengan ciuman dan jilatan lidahku pada vaginanya. Sampai akhirnya ia menjinjitkan kakinya tinggi-tinggi dan lurus kaku,</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua tangannya mencengkram pundakku dengan keras bagaikan cakar burung elang yang menangkap mangsa dan badannya melenting bagaikan busur panah, pantatnya ditekankan ke wajahku keras-keras sambil berteriak..”Aaaakkkhhhh……” kemudian badannya melonjak-lonjak dengan pantat yang berkedut-kedut dan setelah itu badannya terjengkang kebelakang hingga hampir jatuh telentang jika tidak kutahan.. Kubangunkan dia dan kubawa ke atas sofa, kulihat matanya basah oleh air mata yang keluar akibat menahan nikmat yang teramat sangat sambil berucap terbata-bata .. ”Makasih mas…enak banget…aku sangat melayang dan terhempas kehilangan keseimbangan…” kemudian ia memeluk erat diriku sambil merasakan sisa-sisa kenikmatan yang masih datang menghampirinya. Sementara itu Anton telah diguncang-guncang kenikmatan yang diberikan oleh istriku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tubuh istriku sedang menduduki selangkangan Anton dan dia bergerak sangat lincah dan erotis memberikan segala kenikmatan yang ada. Buah dadanya berguncang-guncang menggairahkan akibat gerakannya yang sangat liar. Mata Anton terbeliak-beliak menahan nikmat sementara dari mulut istriku keluar teriakan-teriakan seperti orang yang sedang berolah raga dengan nafas yang tersengal-sengal. ”Hhoh…Hhohh.. ..hessshhh ….heshhh ” seiring dengan gerakan pantatnya yang maju-mundur, keatas kebawah, kekiri-kekanan dan diputar-putar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Teriakan-teriakan istriku rupanya cepat membangkitkan kembali nafsu istri Anton untuk melanjutkan persetubuhan denganku. Badannya berdiri diatas sofa, kedua kakinya diletakkan dikiri dan kanan pinggulku , kemudian dia berjongkok mengarahkan liang vagina yang telah basah dan licin tepat di depan kepala penisku yang sedang tegak berdiri dengan gagahnya. ”Aku akan memberikan kenikmatan yang belum pernah mas rasakan sebelumnya, percayalah..!” katanya tersenyum manis berpromosi.. Tangan mungilnya mengarahkan kepala penisku ke depan liang vaginanya, kemudian pantatnya menekan ke bawah. Dan….blessshhh…penisku telah masuk ke liang kenikmatan istri temanku secara perlahan-lahan. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sepanjang perjalanan kepala penisku menerobos liang vagina istri temanku, kepala dan batang penisku seperti disambut dengan jilatan-jilatan beribu-ribu lidah kecil yang menjilati seluruh permukaan syaraf nikmat yang terdapat diseluruh permukaan penisku. Membuat mulutku ternganga dan mata melotot menahan nikmat yang amat sangat yang tidak pernah kualami selama bersetubuh dengan istriku. Janji istri temanku ini memang benar. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Istri temanku ini tersenyum manja melihat aku melotot dan ternganga menahan nikmat yang diberikan oleh vaginanya.. ”Itu tadi baru permulaan…” katanya dilanjutkan dengan mencium bibirku penuh nafsu, kemudian secara perlahan-lahan pantatnya mulai bergerak secara teratur keatas-kebawah, kedepan-kebelamas, dan diputar-putar.. Gerakan-gerakan tersebut secara periodik terus dilakukan oleh secara konstan, memberikan kenikmatan yang sangat bagi penisku. Aku sampai mabuk kepayang dan melayang-layang didera oleh angin topan kenikmatan yang diberikan oleh vagina istri temanku yang luar biasa ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sepertinya istri temanku ini merasa heran, kenapa aku belum juga mencapai puncak, padahal biasanya bila jurus yang barusan saja dia peragakan padaku dia berikan pada suaminya, maka tak menunggu banyak waktu suaminya akan sampai menuju puncak dan menjerit nikmat sambil melepaskan sperma yang deras. Sementara dirasakan olehnya bahwa penisku masih tetap tegang dan keras padahal dia melihat aku terbeliak-beliak menahan nikmat Istriku temanku semakin ganas menggerakkan pantatnya, dan mulai memperdengarkan suara dengusan dan erangan yang memburu ”Aaah…hekhs…heks… ouh…ouh….auw…” jeritannya berulang-ulang. Dan akhirnya gerakannya sudah mulai sangat cepat dan tak teratur. Denyutan , kedutan dan jilatan lidah-lidah kecil di rongga vagina istri temanku semakin keras dan akhirnya… ”Aaaaahhh…..” istri temanku menjerit sangat keras sambil melentingkan badan dan mencakar dadaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Vaginanya ditekan kuat-kuat ke selangmasanku sehingga penisku amblas sampai dalam sekali dan kakinya kaku dan BRUK…. dia ambruk menindih tubuhku yang sudah hampir menuju puncak tapi Istri temanku ini keburu ambruk dan terdiam sehingga orgasmeku kembali surut ”Oooh…mas…benar-benar nikmat banget… mas benar-benar hebat” katanya memujiku sambil membaringkan kepalanya di dadaku menikmati sisa-sisa orgasme. Sementara di ruang tengah, posisi sudah berubah lagi. Anton diatas istriku sedang memompa pantatnya ke selengkangan istriku. Penisnya dengan cepat keluar-masuk vagina istriku. Tangannya seperti biasa selalu bermain dibuah dada istriku yang sangat digandrunginya. Matanya melotot seperti mau copot seolah sedang mengejar sesuatu yang akan segera dia raih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gerakan pinggul istriku dibawah tubuh Anton sangat cepat dan tidak teratur, teriakan-terikan istriku keluar menunjukkan bahwa dia sedang didera kenikmatan yang teramat sangat yang sebentar lagi akan menuju puncak ”Auw..auw…auw…oh…ouh……” Dan akhirnya secara bersamaan gerakan mereka berdua sangat keras dan tak terkendali dan …. ”Aaahhh…….” teriakan Anton dan istriku berbarengan. Lalu kedua tubuh mereka menegang kaku dan akhirnya terhempas lemas dengan diakhiri dengan kedutan-kedutan pantat mereka untuk saling menekan selangmasan masing-masing. Dan diakhiri dengan menggelosornya tubuh Anton dari atas tubuh istriku kesamping tubuh istriku. Dan mereka tertidur kelelahan sambil berpelukan damai. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara aku sudah mulai merangsang kembali istri Anton yang masih telungkup diatas tubuhku yang terduduk di sofa ruang tamu. Kubelai rambutnya yang indah, kukecup lembut bibirnya yang tipis dan matanya yang indah lalu kembali mengulum dan menghisap-hisap bibir istri temanku dengan penuh nafsu. Dia membuka matanya dan membalas ciumanku dengan tak kalah ganasnya. Tanganku kembali mempermainkan buahdada indah milik istri temanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perlahan-lahan kembali pantatnya bergerak mengucek penisku yang masih berada didalam vaginanya. Tetapi nampaknya gerakan pantatnya masih kurasakan lemah, karena mungkin masih lelah karena telah dua kali merasakan puncak orgasme yang sangat hebat yang menguras banyak energinya. Akhirnya kupegangi pantatnya, kemudian aku berdiri dari dudukku sehingga posisi saat ini menjadi aku yang sedang memangku istri temanku yang mungil dan menggairahkan. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kedua kakinya dia ikatkan ke pinggangku dan kedua tangannya merangkul tengkukku sebagai gantungan, sementara selangmasannya menekan keras selangmasanku sehingga penisku menusuk vaginanya hingga ke pangkalnya. ”Ouhh…. nikmatnya…” erangku. ”Ouhmmh… mas…. aku juga enak….euh….” sahutnya sambil mendekapku seperti orang yang sedang memanjat pohon kelapa. Kemudian aku mulai melonjak-lonjakan tubuhnya dengan melurus-luruskan kakiku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Istri temankupun ikut melonjak-lonjakan tubuhnya sehingga persetubuhan yang kulakukan sangat berat dan melelahkan namun juga sangat nikmat sehingga erangan kenikmatan kami saling bersahutan… ”Ouh….ouh….” erangannya ”Euh….hek….hek hsssttt..” Keluhku Lututku semakin kurasakan leklok. Akhirnya kupangku istri temanku ini memepet kan punggungnya ke dinding ruang tamu dan kakinya aku turunkan sehingga kakinya terjinjit tertahan vagina yang diganjal oleh penisku yang sangat tegang. Bebanku berkurang dan pantatku dapat bergerak bebas untuk maju-mundur mengocok penisku didalam vagina dengan beribu-ribu lidah kecil yang terus menerus menjilati seluruh permukaan penisku disertai dengan kedutan dinding yang memijit-mijit nikmat penisku. Kenikmatan ini semakin tak terlukiskan dan akupun tanpa sadar terus-menerus mendengus dan melenguh menahan nikmat ”Ouh…heh…heh……ouh….hekss…” dengusku keras.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba-tiba gerakan pantat istri temanku ini semakin liar dan dia mulai menjerit-jerit kembali…”Auw…auw…auw…ohhhh….hoh…..hoh….hhhssstttt… ” Dan akhirnya ”Aaaahhhhh…” Istri temanku kembali menjerit panjang badannya melenting kaku.. giginya menggigit dadaku dan tangannya mencakar punggungku. Beberapa detik kemudian kembali pantatnya berkedut-kedut dan vaginanya berkontraksi sangat hebat memijit-mijit batang penisku dengan ketat.. ”Oohhh…….” aku melenguh menahan nikmat. Sejurus kemudian badannya lemas tak berdaya hampir mengelosor jatuh terduduk jika tak ditahan oleh pelukanku ”Ouhh…hssss makasih mas… kenikmatan orgasme ini benar-benar melelahkanku…” katanya lemah …. Aku bimbing kembali istri temanku ke sofa dan kubaringkan. Badannya sudah sangat basah kuyup oleh keringat. Benar-benar suatu persetubuhan yang sangat luar biasa menguras tenaga…</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku biarkan dia terbaring beberapa saat sambil kubelai-belai rambutnya yang indah. Aku tak bosan-bosan menikmati keindahan tubuh mungil istri temanku ini. Rupanya istri temanku ini merupakan tipe wanita penikmat sex, karena walaupun telah beberapa kali meraih orgasme yang hebatpun gairahnya cepat kembali bangkit untuk meraih kepuasan orgasme berikutnya., ditambah lagi keistimewaan kedutan vagina miliknya yang bagaikan memiliki ribuah lidah kecil yang selalu menjilat dan memeras penis yang menjelajahinya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kuarahkan dia agar kepalanya berbantalkan pegangan tangan sofa, kemudian kaki kanannya kuturankan kelantai dan kaki kiri terlipat di atas sofa, sehingga posisi istri temanku sekarang menjadi nungging dengan kaki kanan menahan di lantai dan dengkul kaki kiri menahan di sofa. Kemudian kedekati pantat seksi yang menggairahkanku ini. Kuarahkan penis tegangku ke vagina istriku dari belamas, kemudian blesss…. kembali batang penisku merasakan jepitan liang vagina yang memiliki ribuan lidah menjilat ini.. ”Ouhh…ouhh,…..” keluhku dan erangan istri temanku berbarengan. Aku memulai mengocok penisku ke vagina istri temanku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ku maju mundurkan pantatku hingga menekan pantatnya sehingga terdengar suara yang keras akibat tumbukan antara selangmasanku dan pantat istri temanku. Plok…plok…plok Gerakanku mulai cepat-cepat tapi tetap teratur disertai dengan tolakan yang kejang-kejang. Hingga akhirnya pinggul istri temanku bergerak-gerak liar sehinga bunyi benturan itu semakin keras. PLOK…PLOK…PLOK Dan akhirnya kembali dia menjerit dan melenguh keras… ”Aaakhhh….” jerit istri temanku ini… ”Hhhooohhhhh…..” dengus napasku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tubuhnya kaku beberapa saat dan kemudian terjadi kontraksi pada vaginanya dengan berkedut-kedut beberapa kali sangat keras. Lalu…BRUKK… kami jatuh telungkup di atas sofa ”Ouhh… kenapa selalu enak begini, mas..? ” pertanyaan yang tak perlu dijawab dilontarkan lemah oleh mulutnya .. Tapi saat ini aku tidak akan membiarkannya lama-lama beristirahat karena kurasakan orgasme bagi diriku sudah sangat dekat karena mataku sudah berkunang-kunang dan perasaan sudah tak menentu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian kubalikkan badannya dan langsung menindih badannya kurahkan venisku ke liang vaginanya yang sudah sangat banjir dan kemerahan dan … Blesss… kembali kurasakan liang vagina dengan ribuan lidah menjilat ini. Aku mulai memompakan pantatku mengocok dan mengaduk-ngaduk vagina istri temanku dengan penisku. Gairah istri temanku ini kembali meninggi dan dia mulai mengeluh dan mengerang menahan nikmat.. Erangan istri temanku semakin keras…”Euh..euh..” Dan tiba-tiba gerakan pantatnya menjadi liar dan cepat. Erangannyapun telah berubah menjadi teriakan-teriakan yang merangsang</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaah…aahhh…aaahhh” Dan diakhiri dengan jeritan panjang melepas nikmat “AAAaaaaahhhhhh…..”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tubuhnya kaku, badannya melenting dan vagina berkonstraksi sangat hebat membuat penisku tidak mampu bertahan. Dan aku pun menjerit melepaskan beban nikmat “Aahhhh…” Tubuhku tegang, pantatku kutekan dalam-dalam dan.. cret…cret…cret spermaku terpancar sangat deras dan kental menyemprot dinding vagina istri temanku yang sedang berkonstraksi. Akhirnyanya tubuh kami pun berkedut-kedut menghabiskan sisa-sisa kenikmatan yang masih bisa terasakan. Kemudian…Bruk…. kali ini ..tubuhku benar-benar ambruk menindih tubuh mungil istri temanku, tapi aku gelosorkan kesamping tubuhnya, kemudian aku memeluknya sambil mata terpejam menikmati sisa-sisa orgasme yang sangat luar biasa… dan tanpa sadar kamipun tertidur. Dini hari aku dan istri temanku terbangun karena terganggu oleh erangan dan jeritan-jeritan nikmat yang keluar dari mulut Anton dan istriku. Rupanya Anton dan istriku kembali mengayuh berahi menggapai nikmat membuat aku dan terutama istri Anton menjadi terangsang kembali. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku merangsang gairah istri Anton dengan cara menciumi leher, dada dan akhirnya menjilati, mengulum dan menghisap puting susu istri Anton yang sudah menonjol keras, Istri Anton hanya mengerang nikmat mendapat rangsangan dariku dan akhirnya kubisikan agar pindah ke ruangan dimana suaminya dan istriku sedang menagyuh nikmat, Istri Anton memandangku sejenak, namun akhirnya mengangguk dan secara bersamaan kami berdiri dan berjalan beriringan menuju ruang tengah dengan telanjang bulat. Aku dan istri Anton semakin terangsang, begitu masuk ke ruang tengah kami lihat istriku dan Anton sedang bersetubuh dengan nafsu yang bergelora, kulihat Anton begitu semangat mengayunkan pantatnya agar batang penisnya mengaduk-ngaduk liang vagina istriku, tangan Anton tak henti-hentinya meremas-remas buah dada istriku yang montok.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu, kepala istriku tergeleng-geleng ke kiri dan kekanan menikmati genjotan Anton sambil terus menerus mengerang nikmat, pantat istriku bergerak lincah menyambut setiap helaan pantat Anton. Anton dan istriku yang sedang seru mengayuh nikmat hanya menoleh selintas padaku dan istri Anton ketika kami datang dan mengambil posisi disamping mereka, kemudian tanpa mempedulikan kehadiran kami mereka melanjutkan pergulatan mereka merengkuh nikmat disertai dengan suara erangan dan keluhan nikmat yang bersahutan.Aku dan istri Anton pun tidak mempedulikan kondisi mereka. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami mulai bercumbu mengayuh nikmat yang jauh lebih seru dan lebih panas dibanding tadi, karena saat ini kami dapat melakukan dengan bebas karena kami lakukan di atas karpet yang luas. Geliat tubuh istri Anton semakin liar dan ganas seperti mendapat tambahan tenaga baru ketika dia lihat disampingnya suaminya dengan liar dan ganas sedang menghentak-hentakan pinggulnya dia atas tubuh istriku Dengan tiada lelah Aku terus memberikan kenikmatan yang sensasional pada istri Anton dengan cara dan variasi yang berbeda-beda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Demikian pula nampaknya dengan istri Anton, Dia mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk memberikan kenikmatan yang dalam beberapa hal belum pernah kudapatkan dari istriku. Entah berapa puluh kali istri temanku ini mengalami orgasme dan entah berapa ronde kami melakukan pertarungan yang sangat melelahkan dan menguras banyak tenaga. Pertarunganku dan istri Anton baru selesai ketika kokok ayam jago terdengar, sementara Anton dan istriku sudah cukup lama tertidur kelelahan setelah mereka selesai melakukan pertarungan babak kedua dini hari tadi..</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akibat kejadian semalam, keakraban kami menjadi sangat lain, orang lain akan bingung bila meperhatikan kemesraan kami, bingung untuk menentukan mana yang merupakan pasangan suami istri. Sebab aku menjadi sangat mesra dengan istriku dan istri Anton, demikian juga dengan Anton menjadi sangat mesra terhadap istrinya dan istriku. Sejak saat itu sering kali aku pulang siang-siang bukan ke rumahku tapi ke rumah Anton dan bersetubuh dengan istrinya Anton. Demikian pula dengan Anton sering kali siang-siang ke rumahku dan bersetubuh dengan istriku. Pernah beberapa kali aku memergoki Anton sedang bergulat meraih nikmat di atas tubuh seksi istriku. Aku tidak marah tapi langsung aja kubilang akan kerumah Anton. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mereka maklum dan terus melanjutkan pergulatan yang sempat terganggu atas kedatanganku. Kejadian hari ini adalah pengalaman pertama yang tak terlupakan, dimana kami main berempat. Dan sejak saat itu seolah-olah telah diresmikan oleh kami berempat, aku boleh meniduri istrinya kapan saja aku mau dan akupun merelakan istriku digaulinya kapankun dia mau. Sampai saat ini status perkawinan kami tidak terganggu. Aku dan istriku tetap saling mencinta demikian juga dengan Anton dan istrinya. Dan kami tetap melakukan hubungan suami istri dengan pasangan perkawinan masing-masing. Hanya saja sampai saat ini kami belum pernah melakukan keroyokan. Dan nampaknya tidak akan pernah kami lakukan. Tetapi kalau menukar pasangan ditengah permainan beberapa kali pernah kami lakukan. Pada saat kami melakukan acara kumpul bersama.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>TAMAT !!</b></div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-39691477881618029572017-12-14T02:05:00.002-08:002017-12-14T02:05:39.791-08:00Cerita Dewasa Nikmat Syurga Bertukar Istri<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><span style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><a href="http://www.ligautama.net/"><img alt="Cerita Dewasa Nikmat Syurga Bertukar Istri" border="0" data-original-height="598" data-original-width="593" height="400" src="https://1.bp.blogspot.com/-lVB3zaRG2-M/WjJI_CDKeFI/AAAAAAAAIgI/7mPra2llX185tSYfuo0GxQufRI2LBR0KgCLcBGAs/s400/war3.PNG" title="www.ligautama.net" width="396" /></a></span></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><b><a href="http://www.ligautama.net/">Cerita Dewasa Nikmat Syurga Bertukar Istri</a></b></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">CERITA DEWASA</a> - </span></b>Pagi itu, Aku akan mengolah data-data penting milik klien perusahaanku. Data-data itu ada di komputerku di rumah dan aku lupa mengcopykannya ke flashdisk, sehingga aku segera pulang ke rumah untuk mengcopy data. Aku tiba di rumahku sekitar jam 9 pagi. Sesampai di rumah, kudapati ruangan tengah rumah berantakan dengan mainan anak-anak yang sedang dimainkan oleh anakku dan anak Anton, tapi tak kutemukan istriku, barangkali istriku sedang pergi ke warung atau ngerumpi sesama ibu rumah tangga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Karena aku ada perlu ke istriku, maka aku berusaha mencari istriku ke rumah Anton. Terlihat seperti sendal istriku tergeletak di depan pintu, namun pintu depan tertutup rapat. Kuintip dari jendela ruang tamu, terlihat ada berkas-berkas MLM yang belum dirapihkan serta 2 gelas kosong serta sisa makanan ringan atas meja, tapi istriku tak tampak. Aku mencoba berjalan ke pinggir rumah, ketika aku melewati kamar tidur Anton yang kaca nakonya terbuka. Kudengar desahan-desahan khas orang yang sedang bercumbu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memuaskan rasa penasaranku, kuintip dari celah-celah yang terbuka , mataku langsung tertarik pada apa yang kulihat, gairahku muncul seketika menyaksikan apa yang terjadi di kamar itu. Kulihat Anton dalam keadaan bugil sedang menghentak-hentakan pantatnya menyetubuhi seorang wanita yang kuyakini sebagai istrinya. Tapi tubuh istrinya tak terlihat karena terhalang oleh tubuh Anton, yang terlihat hanyalah tangan mulus seorang wanita yang bergerak-gerak penuh gairah serta dua bilah betis yang terayun-ayun dipinggir pinggang Anton yang sedang asyik menghentak-hentakan pinggul dan pantatnya. Aku semakin penasaran, terbayang tubuh bugil istri Anton yang selama ini selalu jadi obsesiku, terutama ingin sekali kudengar desahan nikmat dari mulut istri Anton bila sedang disetubuhi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Diam-diam kuambil camera digital yang selalu kubawa-bawa di dalam tas pinggangku. Kuaktifkan tombol rekaman agar persetubuhan mereka terekam. Rangsangan demikian kuat mengalir di pembuluh darahku dan aku jadi teringat sudah seminggu aku tak bercumbu dengan istriku. Aku ingin istriku segera pulang dan mengajaknya bercinta seperti yang sedang dilakukan oleh Anton. Nafasku semakin tersengal-sengal menahan gairah nafsu sambil menyaksikan apa yang Anton lakukan. Kulihat Anton menghentikan gerakannya dan mencabut penisnya. Istrinya memutarkan badannya kepinggir sehingga aku dapat melihat wajahnya. Tiba-tiba nafasku sesak, mulutku ternganga tak percaya, pandangan serasa gelap. Kukucek-kucekan mataku dengan jari tanganku seolah aku tak percaya dengan apa yang kulihat. Badanku semakin lemas…., ternyata yang sedang disetubuhi Anton itu bukan istrinya melainkan istriku yang sedang kutunggu. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Darahku mendidih….., terbakar amarah… Ingin aku melabrak masuk ke rumah Anton ini dan menghajar mereka, namun apa daya…. Tangan dan kakiku lemas tak berdaya serta tak mampu kugerakkan. Selama beberapa menit aku terpaku diam, lemas dengan nafas yang semakin sesak serta pikiran yang berkecamuk dan akhirnya buntu tak mampu berpikir bagaikan orang yang kehilangan kesadaran. Sementara mataku melotot tak berkedip…., serta tak mampu mengalihkan pandangan dari celah yang memperlihatkan apa yang terjadi di dalam kamar.. Tubuh istriku yang sangat seksi sedang dalam posisi merangkak dengan pinggang yang ditarik kebawah sedang digenjot dengan liar oleh Anton dari belakang. Buahdadaku istriku yang besar dan montok terayun-ayun akibat sodokan yang dilakukan oleh tetangaku. Istriku terlihat begitu menikmati…, matanya terpejam dan mulut yang teranganga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara perlahan rangsangan gairah yang tadi melanda diriku, kembali menjalar diseluruh pembuluh darah dan hatiku. Rangsangan itu perlahan-lahan mengalihkan rasa marah yang membludak di dalam dada. Semakin lama, rangsangan yang kurasakan semakin menggeser rasa marah yang melanda dada ini. Sehingga ada dorongan untuk terus menyaksikan perselingkuhan yang dilakukan oleh istriku dengan Anton. Penisku kembali mengeras dan tegang menyaksikan adegan yang sangat merangsang itu, nafasku semakin sesak dan terengah-engah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Beberapa menit kemudian kulihat tubuh mereka berkelojotan bersamaan dengan erangan dan dengusan yang semakin keras dan akhirnya mengejang kaku dan mengalami orgasme secara bersamaan Tanpa terasa akupun mengejang dan cret…. cret…. cret … spermakupun muncrat membasahi celana. Badanku terasa lemas namun nyaman, nafasku tersengal-sengal menikmati sensasi orgasme yang sangat aneh ini. Kumatikan kameraku, secara perlahan aku meninggalkan tempat itu dan kembali menuju rumahku dengan perasaan tak menentu. Sesampai di rumah, kulihat anakku dan anak Anton tertidur kelelahan di ruang tengah yang berantakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku langsung menuju ruang kerjaku dan menyalakan komputer untuk menyalin file yang berisi bukti adegan persetubuhan istriku dan Anton ke dalam flashdisk. Kumatikan komputerku dan dengan gontai aku melangkah menuju ruang tamu dan duduk di kursi sambil melamun dengan pikiran yang berkecamuk. Di dalam keheningan itu, perlahan-lahan otakku dapat berpikir kembali. Rasa cemburu, marah dan kecewa bercampur menjadi satu, ingin rasanya kuceraikan istriku saat ini juga, tapi rasa cintaku demikian besar pada istriku dan aku tak sanggup berpisah dengannya. Walaupun aku selalu membayangkan dapat menyetubuhi istri Anton, tetapi aku sama sekali tak berniat untuk meninggalkan istriku,karena aku sangat mencintainya. Pikiranku seperti diarahkan agar membiarkan saja ini terjadi, demi menjaga keutuhan rumah tanggaku dan rumah tangganya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi sebagai pembalasan atas apa yang mereka lakukan aku akan balas menyetubuhi istri Anton dengan seijin istriku dan Anton.. Biarkan saja perselingkuhan itu sebagai bumbu kehidupan berumah tangga yang dapat menambah gairah kami dalam meningkatkan kemesraan hubungan suami istri. Bahkan ada bisikan-bisikan yang menganjurkan agar masing-masing kami pernah menyaksikan istri atau suaminya bercinta dengan tetangganya. Dan akhirnya lamunanku lebih terarah ke bagaimana caranya agar semuanya bisa setuju dengan kondisi yang kuhayalkan tadi. Tapi apakah istri Anton yang solehah ini dapat menyetujuinya ? </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
————- Ketika aku termenung itulah, istriku pulang dari rumah Anton setelah mereguk kenikmatan bercinta dari Anton. ————- Istriku menangis sesegukan di kakiku…., sambil berkata “maafkan Mamah, Pah!… Ampuni Mamah…! Mamah rela melakukan apa saja untuk menebus kesalahan yang Mamah lakukan….asal Papah mau memaafkan Mamah…..Huu.huuu..huu” kata istriku sambil terus menangis “Betul…? Mamah akan melakukan apa saja ?” Tanyaku menekannya “Betul.., Pah !” jawab istriku tanpa pikir panjang sambil terus menangis di kakiku. “Udah… bangun… “ kataku menyuruhnya bangun “Maafkan dulu Mamah…hu..hu..” kata istriku belum berani beranjak dari kakiku. “Udah…. Bangun…., Mamah akan Papah maafkan…. Asal…!” kataku terpotong “Asal apa, Pah ?” tanya istriku lagi sambil menengadahkan wajahnya menatap wajahku., matanya merah berlinangan air mata penyesalan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Asal Mamah rela, bila Papah menyetubuhi istri tetangga kita dan Papah ingin Mamah mengintip Papah yang sedang menyetubuhi istri tetangga kita, sebagaimana Papah lihat, bagaimana Mamah menjerit-jerit nikmat disetubuhi oleh tetangga kita, seperti yang terdapat pada rekaman ini.” Kataku kalem sambil menunjukkan kamera yang berisikan rekaman perselingkuhan istriku. “Papah.. merekamnya..?” tanya istriku terbelalak kaget “Ya… sebagai bukti perselingkuhan kalian.” Jawabku ketus. “Tapi…Pah…!” Kata istriku menyanggah.. “Tapi , apa..?” “Adakah cara lain…?”istriku berusaha menawar “Hanya itu syarat dari Papah…, agar Papah memaafkan perbuatan Mamah. Kalau tidak…, terpaksa kita bercerai dan rekaman ini dapat menjadi bukti perselingkuhan kalian. Dan untuk memuaskan dendam Papah kepada kalian berdua yang telah menghianati Papah, maka akan Papah sebarkan rekaman ini di internet…” Ancamku. “Jangan, Pah…, jangan ceraikan Mamah…., Mamah sangat cinta pada Papah. Lakukan saja yang ingin Papah lakukan , kalau memang itu merupakan syarat dari Papah untuk memaafkan penghianatan Mamah….” Kata istriku menyerah. Kurengkuh tubuh istriku yang masih terduduk di lantai , kucium mesra bibirnya sambil berkata “Papah sangat mencintai Mamah…”. Istriku membalas dengan ragu ciuman mesra penuh rasa cinta yang kuberikan. Kuangkat tubuhnya agar duduk disampingku. Istriku memeluk diriku erat-erat dan kepalanya dia sisipkan di dadaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cukup lama dia memelukku. Kemudian wajahnya menghadap wajahku dan bertanya “Bagaimana, Papah bisa memiliki rekaman itu ?” “Papah merekamnya, waktu mengintip apa yang sedang mamah lakukan dengan tetangga kita” kataku. Istriku terdiam dan percaya akan apa yang kuceritakan, kemudian dia bertanya lagi “Bagaimana caranya agar istri tetangga kita mau bercinta dengan Papah, bukankah dia wanita yang solehah dan taat beribadah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan lagi apakah suaminya setuju jika istrinya digauli oleh Papah..” “Suaminya pasti setuju dan harus setuju, kalau tidak…… ancaman Papah untuk menyebarkan rekaman ini akan dilaksanakan. Oleh sebab itu…. tugas Mamah merayunya agar dia setuju.” Kataku lagi “Bagaimana caranya Papah bisa menggauli istri tetangga kita yang solehah itu ?” kembali istriku menanyakan hal yang tadi dia tanyakan. “Akan kuperlihatkan rekaman ini padanya….., dia pasti marah dan dendam pada kalian berdua…., Sehingga dengan mudah Papah bisa mempengararuhinya dan merayunya agar dia mau melayani Papah..” kataku lagi. Istriku hanya bengong mendengar rencanaku. Dia tidak bisa berbuat apa-apa mendengarucapanku itu. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hayooo…. Mengapa bengong ! Sudah sana pergi temui tetangga kita dan perlihatkan rekaman ini, serta ceritakan syarat dari Papah. Rayu dia agar setuju dengan syarat dari Papah, biar posisi kita menjadi seri.” Suruhku pada istriku untuk menemui Anton. Dengan langkah berat, istriku kembali menemui Anton di rumahnya. Cukup lama aku menunggu istrku kembali. Aku sudah tak peduli dengan apa yang mereka lakukan, yang ada di pikiranku adalah malam ini aku bisa menikmati tubuh istri Anton yang menjadi obsesiku selama ini. Lama kutunggu-tunggu, istriku belum pulang juga. Hingga akhirnya istriku datang dibuntuti oleh Anton.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tampak sekali Anton merasa rikuh menatapku, tatapan mata orang yang merasa sangat bersalah, karena tertangkap basah perselingkuhannya dengan istriku terekam oleh kamera. Dengan terbungkuk-bungkuk dia menyembah diriku sambil meminta ampun dan memohon agar aku tidak melaporkan tindakannya ke polisi serta memohon dengan sangat agar rekaman itu tidak disebarkan ke internet. Dia menyanggupi syarat yang kuajukan sebagai balasan atas apa yang dia lakukan terhadap istriku. Aku bilang padanya bahwa nanti malam aku akan mengunjungi rumahnya, kemudian dia harus meninggalkan aku dan istrinya berdua di rumahnya Dan kuminta dia dan istriku mengintip apa yang kulakukan dengan pada istrinya sehingga dia merasakan bagaimana perasaannya jika istrinya digauli oleh laki-laki lain. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan berat hati dan terpaksa, Anton menyetujui usulku. Dan akhirnya dengan gontai ia kembali ke rumahnya. Sisa hari itu kugunakan dengan menunggu kejadian mendebarkan yang akan terjadi dan akan merubah suasana perkawinan keluarga kami, dan akhirnya waktu yang kutunggu itupun tiba. Sekitar jam 9 malam, Aku segera mendatangi rumah Anton dan mengetuk pintu. Tak lama kemudian, istriku Anton membukakan pintu, dan seperti biasa dia mengenakan baju longgar dan panjang serta kepala dan dadanya ditutup oleh jilbab yang lebar. “Ehhh….bapak ! Ada apa Pak ?” katanya kaget. Aku berusaha bertindak tenang seolah-olah orang yang sedang benar-benar bertamu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“’Ngga apa-apa, Bu ! Bapak ada ?” Jawabku. Dia mempersilahkanku duduk di kursi tamu, dan menutup pintu. “Pah…! Pah..! Ada tamu…” teriak istri Anton memanggil suaminya. “Ada siapa Mah ? “ jawab Anton sambil keluar dari kamar. “Aihh…, Bapak…., ada apa Pak ?” tanya Anton bersandiwara. “Ahh…, pingin silaturahmi aja Pak…, Mana si kecil ? sudah tidur ?” jawabku berbasa basi. Kemudian kami ngobrol berbasa-basi, sebelum akhirnya dia bilang akan meninggalkanku sejenak, dengan alasan mau ke warung untuk beli rokok. Setelah Anton meninggalkan rumah, aku mulai bertanya pada istri Anton yang selalu menggoda hatiku ini. “Bu !, Ngomong-gomong…, saya ingin bertanya…!” kataku “Mau nanya apa sich ?” balasnya sambil menatapku. “Bagaimana, perasaan ibu, kalau ibu tahu suami ibu berselingkuh ?” tanyaku langsung pada persoalan. “Kenapa, Bapak menanyakan hal yang tidak sopan seperti itu ?” jawab istri Anton dengan nada tersinggung. “Jawab saja pertanyaan saya !” desakku padanya “Tentu saja saya sangat kecewa dan marah padanya. Saya minta Bapak jangan memfitnah suami saya dan sebaiknya bapak pulang sekarang, saya tersinggung dengan ucapan Bapak” jawabnya istri Anton tersinggung dan mulai emosi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Bagaimana kalau ternyata, dia berselingkuh dengan istriku ?” kataku lagi tanpa menghiraukan kata-kata pengusiran yang dilontarkannya. Dia terhenyak dan menatapku tajam “Kenapa bapak berkata begitu ? Apakah dia berselingkuh dengan istri bapak ?” katanya mulai melemah dan terhenyak lemas. “Itulah sebabnya saya tanyakan pada Ibu, apa reaksi ibu kalau ternyata suami ibu berselingkuh dengan istriku ?” tanyaku tanpa memperdulikan pertanyaannya. “Bapak jangan memfitnah suami saya, suami saya orang baik-baik…, mana buktinya ?” emosi istri Anton mulai naik kembali. “Saya punya rekaman perselingkuhan suami ibu dengan istri saya..” jawabku tegas sambil memperlihatkan flashdisk padanya, “Jadi…, apa reaksi ibu, kalau tahu suami ibu selingkuh dengan istri saya ?” desakku lagi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Saya sangat kecewa, tapi tak bisa apa-apa….. karena saya sangat mencintai suami saya, dan tak mungkin saya minta cerai padanya. Karena saya sudah sebatang kara, tidak punya sanak saudara.. Tapi…… apakah benar seperti itu ? dari mana bapak dapatkan rekaman itu ? dan apakah benar isi rekaman itu adalah suami saya?” berondongan pertanyaan dia lontarkan padaku dengan penasaran dan rasa khawatir. Aku tak menjawabnya, tapi langsung menuju meja komputer yang ada di ruang tengah. Lalu kunyalakan komputernya sambil berkata “Saya punya bukti perselingkuhan mereka di flashdisk ini…”. Dia termenung dan menanti dengan tak sabar apa tindakanku selanjutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kupersilahkan dia duduk di kursi yang ada di depan komputer sementara aku berdiri di sampingnya sambil memasang flashdsk pada CPU. Kemudian aku membuka file rekaman yang berisi adegan persetubuhan yang dilakukan suaminya. “Aihhhh…” mulutnya menjerit tertahan, dan kedua tangannya menutup mulutnya yang menganga, jantungnya seolah berhenti berdetak, nafasnya sesak serta matanya melotot tak berkedip ketika dia menyaksikan tubuh seorang lelaki yang mirip tubuh suaminya dalam keadaan bugil sedang menghentak-hentakan pantatnya pada selengkangan seorang wanita yang tak tampak pada layar karena terhalang oleh tubuhlelaki itu. Hanya terdengar samar-samar suara erangan dari seorang wanita yang sedang meraih nikmat… <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Benarkah….. itu suami saya…? Wajahnya kan tak terlihat, tapi……, itu ‘khan kamar kami…!” keringat dingin keluar dari pori-porinya dan sorot matanya memperlihatkan bahwa dia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tapi suasana kamar yang diperlihatkan pada layar memang menunjukkan kamarnya….. “Kapan gambar ini direkam ?” disela-sela nafasnya yang tersengal “Tadi pagi sekitar jam 9 pagi..” jawabku. Nafasnya semakin sesak….., sementara erangan-erangan nikmat yang terdengar mulai merangsang gairahnya. Berbagai macam perasaan berkecamuk di kepalanya. Membuat pikirannya buntu. Mulutnya menjerit tertahan ketika lelaki itu berpindah posisi sehingga wajah lelaki dan wajah wanita yang ada dalam itu jelas memperlihat wajah suaminya dan wajah istriku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dia memalingkan wajahnya seolah tak percaya dan tak mau melihat apa yang tampak di layar monitor. Tapi tak lama kemudian dia mengintip dari sudut matanya untuk melihat kejadian selanjutnya yang ditampilkan dari layar monitor. “Bu…, saya sangat cemburu dan marah luar biasa pada saat saya pulang dan mencari istri saya ternyata istri saya sedang asyik bercinta dengan suami ibu. Ingin rasanya saya melabrak masuk dan membunuh mereka berdua. Tapi keinginan itu kutahan karena saya sangat mencintai istri saya. Dan tak ingin lingkungan kita menjadi gempar karena saya memergoki istri saya dan suami ibu berselingkuh.” </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Keluarga kita berdua bisa malu…,kasihan anak-anak. Itu sebabnya saya merekam perbuatan mereka supaya mereka tidak bisa mungkir.” Lalu lanjutku lagi “Untuk membalas perbuatan mereka agar impas dan mambalas rasa sakit hati saya, maka saya sudah minta pada suami ibu agar saya bisa mengauli ibu dan suami ibu menyetujuinya agar kita bisa membalas perbuatan mereka. Itulah sebabnya suami ibu meninggalkan kita berdua sekarang” Istri Anton mulai terpengaruh oleh ucapanku, sebab diapun sakit hati terhadap apa yang dilakukan suaminya dengan istriku. Timbul dendam didalam hatinya untuk membalas apa yang dilakukan oleh suaminya dan istriku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sementara itu di layar, terlihat bahwa istriku dalam posisi merangkak sedang digenjot oleh suaminya dengan hentkan-hentakan yang membuat mata istriku terpejam menahan nikmat dari dari mulut istriku kembali terdengar erangan-erangan nikmat. Cemburu, kecewa dan amarah yang berkecamuk di dalam dada istri Anton menimbulkan dorongan untuk membalas perbuatan suaminya dengan berselingkuh denganku. Apalagi dilihatnya istriku begitu terlonjak-lonjak menikmati sodokan penis suaminya, Istri Anton iri dengan kenikmatan yang di dapat istriku dari suaminya Disamping itu apa yang dilihatnya itu menimbulkan rangsangan berahi yang mulai menggeser rasa marah dan kecewanya. Tangannya mulai meremas-remas pegangan kursi dengan keras, terlihat bulu-bulu halus ditangannya berdiri yang menunjukkan bahwa dirinya sudah terangsang. Gairahkupun sebenarnya sudah meninggi menyaksikan persetubuhan yang mengairahkan yang dilakukan istriku dan suaminya. Semakin lama tampaknya gairah nafsu berahi semakin menguasai diri istri Anton, dadanya turun naik terpompa gairah yang semakin membumbung tinggi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Keinginan untuk segera membalas dendam semakin besar. Duduknya gelisah dan mulai menggeliat, hingga pada saat tayangan menampilkan kondisi dimana istriku dan suaminya melonjak-lonjak dan mengejang kaku mencapai orgasme, rupanya nafsu istri tetangga sudah tak tertahankan lagi dia langsung berdiri dan berkata “Kalau suami saya berselingkuh dengan istri bapak, mengapa saya tidak boleh? Saya juga mampu melakukan seperti apa yang mereka lakukan, bahkan saya akan melakukannya lebih dari apa yang mereka lakukan. Apalagi seperti yang bapak bilang bahwa suami saya mengijinkan bapak menggauli saya. Ayo Pak! Tunggu apa lagi ?” katanya parau. Cemburu , marah dan gairah bercampur menjadi satu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tangannya merengkuh leherku dan bibirnya langsung melumat bibirku dengan penuh nafsu birahi yang meronta-ronta ingin menemukan pelampiasan. Rupanya ia ingin membalas sakit hati yang dirasakannya dan berharap suaminya melihat apa yang dilakukannya padaku. Begitu ganas istri Anton yang berjilbab lebar ini mnciumiku, hawa dari mulutnya terasa panas menandakan gairah nafsu yang membara, kakinya terjinjit agar wajahnya semakin mendekat dan rapat ke wajahku, pelukannya sangat erat dan kepalanya bergerak lincah sambil bibirnya menghisap dan mengecup bibirku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kembali istri Anton ini merasa sakit hati akan kelakuan suaminya. Dan rasa sakit hatinya ini membuatnya ingin segera membalas rasa sakit hati pada suaminya. Dia langsung membuka seluruh pakaiannya hingga tak ada selembar benangpun yang menempel pada tubuhnya, aku terpana memandang mulusnya tubuh istri Anton yang selama ini hanya ada dalam lamunanku saja. Sekarang secara nyata ada di hadapanku. Yang kuhayalkan selama ini memang benar, kulit tubuh istri tetangga ini demikian putih, mulus dan halus bak pualam. Ohhhh… ‘the dream come true’. Rangsangan yang merasuk ke aliran darahku semakin deras. Terutama saat kupandangi buahdadanya yang masih mengacung montok sangat indah. Aku tak tahan menikmati pemandangan indah ini. Kuhampiri tubuh bugil istri Anton ini, kupeluk dengan nafsu yang menggebu-gebu, kuciumi seluruh pundak, leher dan buah dadanya dengan nafas yang berat dan terengah-engah. Tanganku tak tinggal diam, turut meremas-remas buah dada yang montok dan menggemaskan. Nafsu istri Anton semakin terbakar, tubuhnya menggelinjang menikmati cumbuanku, erangan nikmat keluar dari mulutnya yang mungil. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ouh… euhh… auhhh….”. Kepalanya terdongak sambil mengerang dengan mata terpejam. Buah dadanya semakin membusung, mulutku langsung menjilati dan menghisap putting susu yang semakin menonjol keras. Penisku semakin keras dan tegak, mendorong celana yang kukenakan, terasa sakit terjepit oleh celana yang seolah tak mampu membendung membengkaknya batang penisku. Aku melepaskan seluruh pakaian yang kukenakan. Melihat apa yang kulakukan, gairah istri Anton semakin tak tertahankan, dia menarik lenganku agar bersama-sama naik ke sofa. Nampaknya nafsu istri Anton sudah tak tertahankan, vaginanya terasa basah dan sangat gatal ingin segera digaruk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan rasa gatal itu semakin meronta-ronta melanda vaginanya ketika matanya melihat batang penisku yang mengacung keras dan tegang. Dia membanting tubuhku agar telentang, dengan tergesa-gesa dia mengangkangi pinggangku, meraih batang penisku dan mengarahkannya pada liang vaginanya yang semakin basah, berdenyut dan gatal. Pantatnya ditekan sambil memejamkan mata menanti kenikmatan yang datang menjelang Lalu bleessshhh…….”Ahhhkk……” erangan nikmat dan merangsang keluar dari bibirnya yang tipis. Matakupun mendelik merasakan kepala penisku menerobos liang vaginanya yang sempit menjempit namun panas membara. Rasa nikmat yang luar biasa menjalar ke seluruh penjuru urat nadiku. “Oohhhh…..” akupun melenguh nikmat. Rasa nikmat dan puas semakin bertambah, karena mimpiku jadi kenyataan. Dan diluar dugaanku ternyata istri Anton ini demikian liar dalam bercinta bertolak belakang dengan prilakunya sehari-hari yang lembut dan anggun.Aku semakin puas dan nikmat menghadapi kenyataan ini. Dinding vaginanya berdenyut keras seolah menghisap kepala dan batang penisku, lalu dia melonjak-lonjakan tubuhnya dengan hebat dan tak lama kemudian dia menjerit panjang sambil tubuhnya mengejang kaku “Aaaaaaakkkhhhhh…….”.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dendam dan Gairah nafsu yang begitu meronta-ronta mengakibatkan orgasmenya begitu cepat datang menjemput. Beberapa saat kemudian dia ambruk menimpa tubuhku, kepalanya diletakkan di atas dadaku. Dinding vaginanya berdenyut kuat dan cepat dan dasar liang vaginanya meremas dan menghisap-hisap kepala penisku memberikan kenikmatan yang tak terhingga padaku. “Ouhhhh…..” keluar nikmat tanpa terasa keluar dari mulutku merasakan nikmatnya vagina istri Anton ini. Vaginanya memang lain dari yang biasa kurasakan dari istriku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Remasan dan hisapan yang dilakukan vagina istri Anton ini demikian kuat menyentuh simpul-simpul syarat kenikmatan yang ada di sekeliling batang dan kepala penisku.Uuuhhh….. luar biasa Denyutan dinding vaginanya semakin lama semakin melemah namun terasa semakin basah dan licin. Setelah denyutan dinding vaginanya menghilang dan nafasnya teratur kembali, dia mulai menggerakan pinggulnya ke atas ke bawah agar batang penisku yang masih ditelan oleh vaginanya mengocok dan menggaruk seluruh dinding vaginanya dan masih gatal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Gerakan pinggulnya kadan-kadang berubah ke kiri dan kekanan bahkan diputar agar sambil menekannya dalam-dalam agar penisku masuk semakin dalam menggaruk dinding vaginanya. Rasa nikmat yang teramat sangat kembali menjalar di tubuh kami, aku membalas gerakan pinggulnya dengan menghentak-hentakan pantatku ke atas dan kebawah agar garukan batang penis semakin lebih terasa nikmat. Pinggulnya bergerak demikian lincah dan liar, tubuhnya melonjak-lonjak, sehingga mataku terpana melihat buahdadanya yang montok dan sekal berayun dan berguncang-gucang. Kujulurkan kedua tanganku untuk meremas dengan gemas dan penuh nafsu kedua buahdada indah itu. Kepuasan dan kenikmatan semakin menjalar di seantero pembuluh darah kami. Kedua tangannya memegangi kedua pergelanganku yang sedang memberikan kenikmatan tambahan dengan meremas dan memilin buahdadanya sebagai pegangan pada saat lonjakannya semakin keras meronta-ronta. Lonjakan tubuhnya semakin liar dan pinggulnya menghentak-hentak kaku, sementara itu, penisku terasa seperti dijepit kuat dan dipelintir oleh mesin penggilingan yang sangat nikmat hingga mataku melotot dan melenguh “ouhhhhhhh…..” Pinggulnya menghentak sangat keras dan dalam, <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
cengkraman kedua tangannya pada pergelangan tanganku sangat kuat, punggungnya menjauh, tubuhnya melenting kaku dengan mata mendelik dan berteriak cukup nyaring “Aaaaaaakkkhhhhh…….” Kembali istri Anton ini mengalami orgasme yang lebih luarbiasa dibandingkan dengan orgasme pertamanya, sesaat kemudian tubuhnya melayang dan ambruk kembali di atas tubuhku. Sensasi orgasme yang kedua darinya kembali dirasakan penisku, kali ini remasan dan kedutan dinding baginanya terasa lebih kuat dan lebih cepat dibandingkan yang pertama, sehingga akupun merasa lebih nikmat. Sambil telungkup lemah di atas tubuhku, dengan lemas dia julurkan kakinya sehingga berada di samping luar kedua kakiku yang agak terbuka, kedua tangannya dia susupkan ke bawah bahuku dan merengkuh pundakku dari bawah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kemudian mulutnya menciumi dadaku, merayap ke atas , ke leher , ke pipi hingga kembali bibir kami bertautan dengan hisapan yang dalam dan panjang. Sambil berciuman, pantatnya kembali bergerak ke atas dan ke bawah agar batang penisku yang masih keras kembali menggaruk rasa gatal pada dinding vaginanya yang kembali datang walaupun telah terpuaskan. Helaan pantatnya yang terkadang diselingi dengan gerakan memutar dan menekan, semakin cepat dan bertenaga, buahdadanya menggesek-gesek dadaku akibat gerakan pinggulnya yang memelintir nikmat batang penisku yang masih kuat dicengkram oleh dinding vaginanya. Gerakan melonjak yang kejang dan kaku kembali dialami oleh istri Anton setelah beberapa saat dia menghela batang penisku. Kepala terangkat menjau dari wajahku, matanya terpejam rapat dan “Aaaaaakkkkhhhhh…..” kembali dia meraih orgasme yang semakin cepat dapat diraihnya. Dan kembali tubuhnya lunglai lemas di atas tubuhku. Rasa dendam pada suaminya membuat dirinya demikian lincah dan binal. Sehingga Berkali-kali dia meraih orgasme di atas tubuhku dalam posisi dia diatas tubuhku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berbagai gaya goyangan pinggul dia peragakan mulai dari menaik-turunkan pantatnya, memutar pinggulnya hingga memaju-mundurkan pantatnya. Batang penisku seperti dipelintir, dijepit dan dihisap-hisap luar biasa nikmat. Teriakan dan erangan nikmat yang keluar dari mulutnya semakin keras dan merangsang, seolah ingin di dengar oleh suaminya bahwa dia juga bisa selingkuh seperti suaminya. Akhirnya istri Anton betul-betul ambruk dan tak mampu menggerakkan pinggulnya beberapa saat. Namun tampaknya rasa gatal yang menyerang dinding vaginanya belum juga hilang sepenuhnya. Dia menggulingkan tubuhnya hingga telentang di sampingku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dan tangannya menarik tubuhku agar aku di atas. Aku paham dengan apa yang diinginkannya. Tubuhku bangkit, kukangkangkan pahanya, lalu aku meletakan kedua lututku tepat dibawah pahanya, kuarahkan penisku yang semakin bengkak dan keras pada mulut liang vaginanya yang mengkilat basah oleh cairan kenikmatan. Dan blessshhh…… penisku menerobos liang vagina yang semakin basah , namun tetap terasa sempit dan menjepit serta memijit-mijit batang penisku. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">LINE : @ogn5682v</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mulai memompa pantatku hingga batang penisku mengocok-ngocok dan mengaduk-aduk liang nikmat itu. Setelah sekian lama aku menggenjotnya, dia mulai membalas dengan menghentak-hentakan pinggulnya menyambut setiap sodokan batang penisku dengan erangan-erangan nikmat yang kembali dia perdengarkan. Pada saat istri Anton sedang melonjak-lonjak merasakan nikmat atas sodokan-sodokan batang penisku, tiba-tiba suaminya dan istriku masuk melalui pintu yang tadi lupa tidak ditutup. Istri tetangaku terperanjat dan terpekik kaget “Awww….”. Dan kekagetannya semakin bertambah setelah melihat bahwa suaminya dan istriku langsung melepaskan pakaian yang sudah setengah terbuka...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lanjut Di PART II yaaa teman-teman... </div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-2089984604574354834.post-56316142637469722692017-12-12T21:14:00.002-08:002017-12-12T21:14:46.381-08:00Cerita Dewasa ML di Atas Motor<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-Mdy8sk0XmdE/WjC3BpjRzmI/AAAAAAAAIe0/1M6uWac8JcMEvLHzX51LGGLA0FfQHL6ggCLcBGAs/s1600/y84.PNG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="597" data-original-width="594" height="400" src="https://3.bp.blogspot.com/-Mdy8sk0XmdE/WjC3BpjRzmI/AAAAAAAAIe0/1M6uWac8JcMEvLHzX51LGGLA0FfQHL6ggCLcBGAs/s400/y84.PNG" width="397" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">CERITA DEWASA</a> - </span></b>Baru saja pulang bekerja sambil memacu motorku pelan pelan. Hujan rintik tidak menghentikan jalanku menuju kosan. “Ujan gak berenti-berenti. Masuk angin deh nih…” Gerutuku dalam hati. Tujuanku masih cukup jauh, tapi si kuda besi yang ku tunggangi sudah haus meminta jatah minumnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ku pinggirkan motorku ke pom bensin terdekat sebelum motor kesayanganku ini ngambek dan berhenti di tengah jalan. Hujan sedikit lebih deras dari sebelumnya saat aku sedang mengisi bensin, tapi itu tidak menghentikan langkahku untuk bisa sesegera mungkin sampai rumah. Memang hari ini hari Jumat dan besok aku tidak perlu bangun pagi untuk ke kantor, tapi cuaca dan pekerjaan yang melelahkan hari ini membuatku ingin bergegas menyelimuti diri dan tidur sampai siang hari esok. Selesai membeli bensin, kembali ku pacu motor bebekku yang sudah cukup berumur. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat hendak memasuki jalan utama, sebuah dompet di pinggir jalan mencuri perhatianku. Dompet panjang berwarna hitam dengan keadaan terbuka memperlihatkan isinya yang cukup banyak tergeletak begitu saja tanpa pemilik. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Langsung saja ku dekati dan ku ambil dompet tersebut. Ku perhatikan sekitar, tampak sepi tak ada orang yang sedang berjalan, atau orang yang terlihat sedang bingung mencari sesuatu. Ku lihat isinya, uangnya masih ada dan kartu-karu seperti ATM dan lainnya cukup banyak. Tanpa pikir panjang, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
segera ku ambil tersebut. Ku berniat mencari tempat lain untuk melihat identitas si pemilik dan berniat mengembalikannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak jauh dari situ ada warung kopi yang cukup sepi. Segera saja ku sambangi warkop tersebut. Pesan kopi segelas, ku pilih tempat dibelakang yang tidak terlihat orang. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Meski aku menemukan dompet tersebut dan berniat mengembalikannya, tetap saja aku khawatir terlihat seperti orang yang baru saja mencopet.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ku buka dompet tersebut, ku cari KTP tanpa memedulikan uang pecahan seratus ribuan cukup banyak yang ada di dalamnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu aku menemukan KTPnya, ku perhatikan dengan seksama wajah dan identitas si pemilik. Sinta, wajahnya terlihat manis dengan rambut hitam panjang. Usianya ternyata lebih muda 2 tahun dariku, dan alamatnya tidak jauh dari tempat ku berada. Aku tahu persis jalan tempat tinggalnya tersebut. Setelah menyerap informasi yang cukup, aku pun menghabiskan kopi dan membayar lantas kembali menaiki sepeda motorku. Aku segera menuju rumah si empunya dompet tersebut untuk mengembalikannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Duh sial banget sih nih cewek, pasti pusing banget keilangan dompet.” Gumamku dalam hati. Aku pernah mengalami hal serupa seperti ini dan tau seperti apa pusingnya. Harus mengurus KTP, ATM, belum lagi SIM dan STNK, selain memakan biaya, juga memakan tenaga dan waktu, bukan hanya perkara uang yang ada di dalam dompetnya saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak sampai 15 menit, aku sudah tiba di jalan yang tertera di KTP. Aku memang tahu jalannya, namun tidak tahu rumahnya. Alhasil aku harus tetap mencari rumahnya. Cukup sulit karena daerah tersebut bukan perumahan, sehingga mencari nomer rumahnya menjadi tidak semudah yang dibayangkan. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun bertanya dengan pemilik warung rokok di pinggir jalan yang masih buka.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Pak, maaf mau tumpang tanya. Tau alamat sama pemiliki KTP ini pak?” Tanyaku sambil menunjukan KTP.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ohhh, ini Neng Sinta, Mas. Itu rumahnya yang itu tuh. Yang pager warna ijo. Tuh liat gak?” Si pemilik warung menunjukan tangannya ke arah rumah yang letaknya tidak jauh dari warung tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun mengangguk.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Makasih ya, Pak…” Jawabku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ku datangi rumah tersebut. Rumahnya besar sekali, pagar hijaunya yang tinggi menghalangi pandangan untuk melihat ke dalam rumahnya. Tanpa menunggu lama karena hujan yang semakin deras, ku tekan saja tombol bell yang ada di depan dan berharap ada orang di rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
Bell ku tekan tiga kali, tidak juga ada jawaban. Aku hampir putus asa dan berniat menitipkan dompet ke warung tadi, meski khawatir uang yang ada di dalamnya akan diambil si pemilik warung.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Yaudahlah, yang penting niatnya sudah baik…” Pikir ku dalam hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baru saja aku menaiki motor ku kembali, tiba-tiba pintu pagar terbuka. Seorang wanita keluar, dengan pakaian putih ketat, celana pendek berwarna krem dan sendal jepit sambil memegangi payung.“Cari siapa, Mas?” Tanya wanita tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hmm, Sintanya ada?” Balasku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya, saya Sinta. Siapa ya? Ada perlu apa, Mas?”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh mbak yang namanya Sinta? Ini mbak, saya tadi nemuin dompet mbak di deket pom bensin…” Kata ku sambil menyodorkan dompetnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Matanya terbelak melihat dompetnya, ia pun langsung histeris. “Ya ampun! Akhirnyaaaaa! Aduhhh, makasih ya masss…” Teriaknya sambil meraih dompet yang aku berikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ia pun segera membuka dan memeriksa isi dompetnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Di cek aja dulu, mbak. Ada yang ilang apa enggak.”</div>
<div style="text-align: justify;">
Ia menggeleng, “Enggak ada, Mas. Uangnya masih ada semua…” Jawabnya sambil menutup dompet.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Mas, masuk dulu yuk. Hujan, Mas….” Tawar Sinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Ah, gak usah mbak. Sudah malam. Saya langsung pulang saja…” Kilahku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hujannya deras, Mas. Baju mas juga basah, lebih baik masuk dulu untuk mengeringkan badan. Anggap saja untuk rasa terima kasih saya…” Pintanya memelas.</div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah ku pikir-pikir, jalan menuju rumahku masih terbilang jauh. Di rumah pun tidak ada orang tua yang menunggu karena orang tuaku sedang bepergian ke luar kota. Aku pun berpikir panjang, dan menyetujui tawarannya. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
“Oke deh, Mbak, numpang neduh dulu kalau gitu…” Jawabku,</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun memasukan motorku dan mengikuti Sinta masuk ke dalam rumahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku terperangah melihat isi rumahnya. Ruang tamunya saja besar sekali dengan sofa kulit yang terlihat mahal. Aku jadi cukup canggung masuk ke dalamnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Silakan duduk, Mas. Anggap saja rumah sendiri…” Ujar Sinta memersilahkan ku duduk.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya, Mbak..” Jawabku sambil duduk di sofa.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sebentar ya, Mas…” Sinta berlalu masuk, sepertinya ia ke kamarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Rumahnya cukup besar, ruang tamunya dipenuhi beberapa hiasan antik. Lukisan pedesaan berukuran cukup besar tergantung di dinding tepat di hadapanku. Di sudut ruangan terdapat guci berukuran besar, dan hiasan lain yang menambah suasana mewah rumah tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ini mas minum dulu…” Aku sedikit kaget karena ternyata Sinta sudah kembali, membawa dua gelas teh hangat dan menyodorkannya kepada ku. “Ini ada handuk, bisa dipakai untuk mengeringkan badan, Mas. Mau aku pinjamkan baju ganti?”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Wah makasih banyak, mbak. Ga usah, ini aja cukup kok.”</div>
<div style="text-align: justify;">
Sinta lalu duduk di samping sofa ku. Aku pun meminum teh hangat yang diberikannya, terasa nikmat menghangatkan tubuhku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Makasih banyak ya, Mas sudah ngembaliin dompet. Tadi kayanya jatoh pas aku abis beli bensin. Aku juga gak ngerti kenapa bisa jatoh gituuu…”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya mbak sama-sama, lebih hati-hati aja…” Jawabku kikuk. “Sepi sekali rumahnya, sudah pada tidur ya?” Tanyaku untuk memecah kekakuan. Mungkin obrolan ringan seperti ini bisa membantu.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh, enggak kok. Emang aku tinggal sendiri, Mas. Ini rumah orang tua, tapi orang tua aku pindah ke Inggris. Jadi ya sendiri deh…” Jelasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oh gitu, gak punya saudara emangnya? Adek? Atau kakak gitu?”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Punya adik satu, tapi kuliah di Inggris juga. Kakak ku sudah nikah dan tinggal sama suaminya. Jadi ya tinggal aku deh sendiri hehehe.”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku hanya menganggukan kepala tanda kalau aku memahami situasinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ku perhatikan Sinta dengan seksama kali ini. Tubuhnya begitu sintal dengan pakaian ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan sempurna, rambut hitam panjangnya yang dikuncir, tercium harum bersamaan dengan aroma tubuhnya yang begitu memikat. Sesekali ku curi pandang, payudaranya tampak kencang dan menggoda. Pikiranku pun mulai macam-macam.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Gak takut emang tinggal di rumah segede gini sendirian?” Tanyaku untuk mengalihkan fokus agar tidak memikirkan yang aneh-aneh.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya takut sih, tapi mau gimana? Itung-itung belajar mandiri aja hehehe…”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya bener, tapi tetep aja kalo cewek sendirian kan lebih beresiko. Kenapa gak ajak pacarnya aja tinggal disini?” Tanyaku memancing, ingin tahu apakah ia punya pacar atau tidak.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hahaha, maunya sih gitu mas tapi pacarnya aja gak punya…” Jawab Sinta sambil tertawa. Aku pun hanya ikut tertawa kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
Obrolan semakin larut, aku pun tahu bahwa Sinta ini masih kuliah, kampus yang sama denganku dulu. Bisa dibilang ia juniorku di kampus, tapi sayangnya tidak pernah ketemu karena berbeda jurusan apalagi sekarang aku pun sudah lulus dan bekerja.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sinta juga bercerita sedikit tentang pacarnya dahulu. Bagaimana ia dan pacarnya menghabiskan waktu di rumah itu berdua. Mereka sudah seperti sepasang suami istri dulu, tinggal berdua di rumah yang besar. Namun sayang, pacarnya mata keranjang dan selingkuh dengan teman baik Sinta. Mata Sinta terlihat sedikit berkaca saat ia menceritakan tentang pacarnya tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ya sudah, paling gak sekarang kan kamu tau kalau pacar kamu memang gak jodoh sama kamu, dan kamu tau ternyata temen kamu pun gak semuanya bisa dipercaya…” Nasihatku kepada Sinta mendengar curhatnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ia pun mengangguk pelan. “Mas sendiri, punya pacar gak?”</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menggelengkan kepala, “Sama nasib kita..” Jawabku diiringi tawa renyah Sinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Udah berapa lama, Mas?”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hmm…” Sejenak ku menghitung berapa bulan semenjak aku putus dengan pacar ku sebelumnya, “Udah hampir setahun lah…”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Wah lumayan juga, udah kering lah ya mas?” Ledek Sinta sambil tertawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Hahaha, kayak kamu enggak aja…” Balas ku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya sih…” Jawab Sinta, mendadak ia menghilangkan tawanya dan menjadi serius. “Sudah mau jam 1 mas, hujan belum berhenti. Gimana kalau mas menginap saja dulu? Itung-itung nemenin aku. Besok kan libur, jadi gak harus ke kantor kan?” Tanya Sinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Waduh, jangan deh. Gak enak nanti diliat tetangga. Ntar dikira macem-macem…” Ujarku, menolak halus tawaran Sinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Tenang aja, Mas. Tetangga disini cuek kok. Kalo macem-macem juga kenapa? Udah gede ini, macem-macemnya enak juga…” Jawab Sinta santai.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perkataan Sinta sejujurnya membuat pikiran kotorku semakin menjalar tak karuan. Ingin rasanya menergap badannya, melumat bibir dan menggerayangi tubuhnya yang menggiurkan tersebut. Tapi ku coba untuk menahannya, menghormati dirinya sebagai tuan rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Oke deh kalau gitu, aku numpang tidur di sofa ya…” Pintaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Eh, jangannn. Dingin dong tidur disini, mana enak juga. Ayo di kamar aja. Sini aku anterin…” Kata Sinta sambil menarik tanganku. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti kerbau yang dicocok hidungnya, aku menurut saja dan mengikuti Sinta ke kamar yang terletak di bagian belakang rumahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dibukanya pintu kamar, dan dinyalakan lampunya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Kamar tersebut cukup besar, bisa dibilang lebih besar dari kamarku di rumah. Kasurnya king size, cukup untuk tidur 4 orang sepertinya. Lampu kuning yang temaram, menambah kenyamanan kamar tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Nih, tidur disini aja mas…” Ujar Sinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun mengangguk, lalu meletakan tas ku di samping kasur tersebut. Sinta tampak mengambil sesuatu dari lemari.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Nah, ini. Ada baju sepertinya muat sama kamu. Pake nih, daripada masuk angin….” Sinta menyodorkan pakaian.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun mengambilnya, “Kamar mandinya dimana?”</div>
<div style="text-align: justify;">
“Udah, ganti disini aja emang kenapa sih?” Kata Sinta nyeleneh. Mendengar perkataan Sinta seperti itu, dengan santainya ku buka saja pakaianku di depan Sinta dan menggantinya dengan pakaian yang ia berikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Ini celananya juga.” Ucap Sinta. Kali ini aku sedikit ragu untuk mengganti celanaku di hadapannya. Penisku sedang berdiri sedang, tidak terlalu tegang, tapi pasti terlihat jelas bila ku tanggalkan celanaku dan tersisa celana dalamnya saja.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Gak berani ya? Cupu dehhh..” Ledek Sinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Berani kok, kamu yang berani gak liatnya?” Ledek ku balik ke Sinta. Ia hanya tertawa.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun nekat, dengan pasti ku buka kancing celana dan reseletingnya. Ku turunkan celanaku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sinta sedikit terbelak melihat cetakan penisku yang menyumbul dibalik celana dalam. Aku yang mengetahui hal tersebut, sengaja mengulur waktu untuk memakai celana.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kenapa? Udah lama ya gak liat?” Aku kembali meledek Sinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tanpa ku duga, Sinta langsung menghampiri dan menarik turun celana dalamku. Penisku yang baru setengah berdiri itu langsung digenggamnya dengan kuat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Iya, dan ini sekarang jadi punyaku!” Kata Sinta tegas. Ia pun berjongkok dan memasukan penisku ke dalam mulutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mendapat perlakuan seperti itu, aku hanya meringis menahan nikmat. Sinta buas sekali melahap penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Awalnya ia memasukkan penisku seluruhnya ke dalam mulut, lalu ia menjilati batangnya dengan pelan, menghisap kepala penisku, lalu menjilati zakarku dengan rakusnya. Penisku semakin tegang, kali ini tegang dengan kekuatan penuh.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Uhhhh, pelan-pelan donggg Sinnn…” Desisku sambil memegangi kepala dan rambutnya agar tidak menghalangi pemandangan indah yang ku saksikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sinta tidak menjawab, ia semakin asik memasukan penisku ke dalam mulutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak mau tinggal diam, aku pun menarik pakaian Sinta agar terlepas. Sinta menaikan tangannya untuk memudahkan ku. Tubuhnya begitu putih dan bersih. Branya yang berwarna biru muda masih tertinggal di badannya, menutupi dua gundukan payudara indah yang siap kunikmati sesaat lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun menarik tubuh Sinta agar kembali berdiri. Langsung ku lumat bibirnya yang cukup tebal tersebut. Lidah kami saling berpagutan, sesekali ia menggigit bibirku dengan gemas, dan menghisap lidahku dengan kuat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu aku mendorong tubuh Sinta ke kasur. Ku tarik celananya turun, kini celana dalam mininya yang berwarna senada dengan branya terlihat jelas. Wanita cantik yang baru saja ku kenal kurang dari tiga jam, kini sedang berbaring hampir telanjang di hadapanku, menunggu untuk ku nikmati sampai pagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan tidak sabar, aku pun membuka celana dalam Sinta. Kali ini giliranku menikmati kemaluannya. Bulu bulu tampak tercukur rapih, ku buka kaki Sinta dan ku dekatkan wajahku ke arah vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tercium aroma sedap khas dari vagina basah yang penuh gairah. Ku usapkan jariku di bibir vaginanya yang membuat Sinta menggelinjang.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aaaaaaaaahhhh, geliiiiii masssssss……” teriak Sinta. Aku tidak memedulikannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun menjulurkan lidahku dan menjilati klitorisnya yang merekah basah. Jari telunjuk dan jari tengahku kususupkan masuk ke dalam vaginanya, perlahan ku keluar masukan jariku untuk menambah kenikmatan Sinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Uuuuuuuuughhhhh, enak massss, enakkkkkk…..”</div>
<div style="text-align: justify;">
Semakin Sinta berteriak, semakin liar pula permainan lidahku di vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tangan kiri ku arahkan ke payudaranya, ku remas remas dan ku pilih putingnya. Ku serang habis vagina dan payudaranya di saat yang bersamaan. Perasaan nikmat kini menjalar di seluruh tubuh Sinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Uhh uhhh ohhh, massss, terus massss, aku mau keluar masssss….” Erang Sinta sambil menjambak rambutku kencang. Aku pun menambah frekuensi serangan. Kali ini kocokan jari di lubang vagina Sinta semakin cepat, jilatanku pun semakin jadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
“MAASSSSSS KELUAR AKU MASSSSSS…” teriak Sinta kencang. Benar saja, cairan putih cair hangat keluar dari dalam vaginanya. Ku hisap dan ku jilat habis tak bersisa.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sinta terengah-engah setelah klimaks yang ia dapatkan. Tubuhnya sudah dipenuhi keringat meski udara masih terasa dingin karena hujan yang semakin deras di luar.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun merebahkan tubuhku di samping Sinta. Aku ingin membiarkannya menikmati sisa-sisa kenikmatan sambil mengumpulkan tenaga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Huh huh, aku suka banget gaya permainan kamu masss…” Ujar Sinta, matanya masih terpejam, mulutnya masih terbuka untuk mencari nafas yang tersengal.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku hanya diam tersenyum. Ku peluk tubuh Sinta dari samping, sambil ku mainkan payudaranya yang cukup besar itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kamu belum keluar kan, mas?” Tanya Sinta. <b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“Belum dong, belum diapa apain juga…” Jawabku santai.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sinta lalu bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju lemari yang ada di pojok ruangan. Ia buka pintu lemari tersebut dan mencari sesuatu di laci yang ada di dalamnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tidak lama ia kembali menghampiri. Rupanya ia mencari kondom.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Kalau mau, kamu harus pake ini. Gimana?” Tanya Sinta sambil menunjukan kondom yang ia miliki.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku mengangguk. Sinta pun membuka kotak kondom berwarna merah tersebut dan mengeluarkan isinya. Masih ada dua kondom tersisa di dalamnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan pasti Sinta memasangkan kondom di penisku yang masih tegang. Aku hanya berbaring menyaksikan Sinta yang terlihat tidak sabar ingin menghujani vaginanya dengan serangan dari penisku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Begitu kondom terpasang, Sinta memosisikan dirinya diatasku. Ia duduk sambil mengarahkan penisku ke lubang vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
BLESSSS</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sinta menduduki diriku dengan penisku yang tertanam seluruhnya di dalam vaginanya. Mulutnya terbuka begitu penisku menghujam ujung vagina. “Ahhhhh…” Desahnya nikmat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Perlahan Sinta memaju mundurkan tubuhnya diatasku. Penisku terasa ditarik begitu Sinta menggerakan pinggulnya. Tubuhnya yang indah bergerak seluruhnya mengiringi kenikmatan yang ia rasakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Hmmm, hmmmm, uhhhh” Desis Sinta sambil menggigit bibirnya sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun meremas payudara Sinta untuk menambah kenikmatan. Begitu tanganku menyentuh payudaranya, Sinta seakan berubah menjadi binatang yang haus dan liar. Ia langsung menggoyangkan pinggulnya dengan kencang dan cepat seolah tidak ingin membiarkan sedikitpun penisku keluar dari dalam vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“AAAAAAH MAASSSS AAARGGGHHHHH” Teriak Sinta sambil memainkan rambutnya, matanya terpejam, wajahnya mendongak ke atas. Rumah Sinta yang besar tentu membuat kami berdua semakin santai dan leluasa untuk berteriak dan merintih merasakan nikmat yang sedang kami ciptakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
“TRUS MASSSSS, NIKMAATTTT MASSSSS. KONTOL KAMU NIKMATTTTTTTT”</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun memegangi pinggul Sinta agar berhenti bergoyang, kali ini aku yang menggerakan pinggulku naik turun. Sinta semakin menikmati penisku yang sedang melayani vaginanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“MASSSS AKKKUU MAUU KELUARRR LAAAAGIIIII MASSSSSSSSS…..” Sintapun mencengkram dadaku dengan kuat, tidak lama berselang vaginanya terasa mengencang, menarik penisku sampai terasa ngilu.</div>
<div style="text-align: justify;">
“AAAAARRRRRGGGHHHHH MASSSSSSSSSS….” Sinta mencapai orgasmenya sekali lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tubuhnya terkulai diatasku seketika itu juga. Ia pun berbisik dengan lemah, “Terusin sampai kamu keluar, mas…”</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun mencium kening Sinta lalu mendorong tubuhnya. Kali ini aku ada di atasnya. Ku arahkan penisku lagi dan ku masukan sekali lagi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untungnya, kondom yang Sinta berikan sangat tipis sehingga tidak mengurangi kenikmatan penisku yang dilayani vagina Sinta. Bulir di dalam vaginanya terasa langsung di penisku seperti aku tidak menggunakan kondom.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ku genjot vagina Sinta sambil tanganku sesekali meraba payudaranya. Ku percepat genjotannya agar bisa cepat keluar, karena Sintapun terlihat sudah cukup lelah. Akhirnya ku rasakan dorongan yang kuat dari dalam penisku yang memaksa untuk keluar. Tanpa menunggu lama, ku muncratkan air mani yang sudah begitu lama tertahan di dalam buah zakar ku tersebut. CROT CROT CROOTTTT</div>
<div style="text-align: justify;">
“AAAHHHHHHHHHH!!” Teriakku saat kenikmatan menjalar di seluruh tubuhku.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aku pun merasa lemas bukan kepalang, tubuhku langsung ambruk disamping Sinta yang sedang kelelahan. Malam itu kami pun tertidur berdua, tanpa busana. Ku rasakan ada sesuatu yang hangat di penisku. Aku yang masih mengantuk berusaha untuk membuka mata. Rupanya Sinta sedang menyambut penisku yang berdiri di pagi hari. Ku lihat jam dinding yang ada di depanku, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
waktu sudah pukul 9 pagi, dan aku terbangun karena hisapan Sinta di penisku yang terasa sangat nikmat. Aku pun segar dengan cepat, dan menikmati kegiatan Sinta. Dijilatinya dengan pelan batang penisku, dan dimainkan sesekali lidahnya di kepala penisku. Terasa begitu nikmat di pagi hari. Membuatku ingin melakukannya seharian tanpa henti. Sinta lalu menarik tanganku agar ku bangun.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sambil mandi yuk! Biar seger…” Ajak Sinta. Aku menyetujuinya dan lekas bangun dari tidurku.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku berjalan mengikuti Sinta. Ia menuntun penisku agar tetap berdiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sesampainya di kamar mandi, Sinta menyalakan shower dan membasahi dirinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Sini, mass…” Sinta memintaku agar mendekat.</div>
<div style="text-align: justify;">
Ia lalu berjongkok dan menghisap kembali penisku. Diremasnya buah zakarku dengan gemas. Aku tidak merasakan dingin air sama sekali, sebaliknya, yang kurasakan hanya hangat menyelimuti penisku dari mulut Sinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sinta lalu bangkit, mengambil kondom yang tersisa, memasangkan kondom pada penisku, dan memunggungi diriku. Tubuhnya dicondongkan ke depan, aku mengerti maksudnya. Sinta menyandarkan kedua tangannya ke tembok, aku mengarahkan penisku ke vaginanya dari belakang.</div>
<div style="text-align: justify;">
Dengan sekali hentakan, penisku pun kembali menghujam vagina Sinta. Tanganku meraih payudaranya dan meremas ke duanya sambil pinggulku bergoyang mengeluar-masukan penisku dari dalam vagina Sinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
“UHHHHH AAAHHHHH IYA GITU MASSSSS….” Sinta mengerang kencang. Aku semakin terangsang mendengarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Tangan Sinta menahan tubuhku sebagai tanda untuk aku menghentikan genjotannya. Lalu ia menggerakan pinggulnya naik turun, sensasi kenikmatan yang tiada duanya.</div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh nikmat vagina Sinta, kenikmatan terus menjalar diseluruh tubuhku tanpa henti.</div>
<div style="text-align: justify;">
Lalu Sinta berteriak, “MASSS AKU KELUAR MASSSSSSSSSSS…..” Dan crot crot! Sinta orgasme di pagi hari ini. Vaginanya yang mengejang dan menegang membuatku ingin mengikuti orgasmenya.</div>
<div style="text-align: justify;">
“Aku juga nih, sebentar lagiii..” Kata ku sambil menggenjot vagina Sinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BANDAR BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BOLA JALAN ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PASARAN BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">HANDICAP ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">OVER / UNDER ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">PREDIKSI BOLA ?</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><span style="font-size: large;"><a href="http://www.ligautama.net/">BBM : 55657439</a></span></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sinta lalu menarik penisku, ia kembali berjongkok, melepas kondom yang sebelumnya terpasang lalu memasukan penisku ke dalam mulutnya. Aku tidak bisa menahan lagi, ku tumpahkan sperma ku semuanya ke mulut Sinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
“AAAAAAARRRRGGGGHHHH!” Teriakku. Crot crot crot.</div>
<div style="text-align: justify;">
Mulut Sinta dipenuhi sperma ku yang kental dan banyak itu, tanpa menunggu lama, ia langsung menelannya habis, lalu membersihkan penisku dengan lidahnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami pun menyelesaikan acara mandi kami, lalu berpakaian dengan rapih. Setelah sarapan, aku pun pamit pulang, namun Sinta menahanku. Ia masih ingin bersama ku. Aku tak kuasa dan menuruti permintaan Sinta.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sejak saat itu, kami berdua resmi berpacaran. Sinta bisa memuaskan hasratku dengan luar biasa, dan aku bisa meyakinkan Sinta bahwa aku tidak akan meninggalkannya karena ia memang benar-benar sesuai dengan apa yang aku cari selama ini. Petualangan cintaku dengan Sinta tidak hanya sampai situ, beberapa kali aku dengan Sinta melakukan hal gila, seperti Sinta yang memintaku untuk menggoda temannya yang merebut kekasihnya dulu lalu ia memintaku untuk menidurinya. Sungguh gila, namun hal itu membuatku semakin menyukainya.</div>
Situs Judi Bolahttp://www.blogger.com/profile/09420125669933180774noreply@blogger.com6